Masih Flash black ya.
Anggun menyusul sang putri ke kamarnya. Dia tau putrinya itu sangat terluka mendengar ucapan dari orang yang dia cintai.
Tok.
Tok.
Tok.
" Sayang, mommy masuk ya"
Anggun membuka handle pintu kamar sang putri dengan hati-hati. Dia bisa mendengar tangisan putrinya itu. Walaupun putrinya itu menyembunyikan diri di dalam selimut. Dia berjalan menghampiri bed sang putri.
" Sayang"
Kiran masih diam dalam tangisnya. Dia tidak ingin bicara sama siapapun saat ini. Hatinya sungguh sakit saat ini. Lelaki yang dulu juga sangat mencintainya kini telah berubah.
Ya, waktu kecil dulu Daffin memang sangat mencintainya. Bahkan dia juga berkata kalau dirinya harus menikah dengan dia, dan tidak boleh dengan yang lain. Dia juga cemburu setiap dia dekat dengan abangnya dan juga Abang Tristan. Tapi sekarang janji di masa kecil itu sudah tidak ada lagi. Daffin sudah menggoreskan luka di hatinya.
Sedih?
Tentu saja.
Kecewa?
Apalagi.
Mungkin benar kata orang, kalau ucapan masa kecil dulu tidak perlu di simpan di dalam hati. Karena disaat dewasa nanti, kita akan banyak bertemu dengan orang lain bukan terpaku pada kita seorang lagi. Mungkin Daffin sedang dalam fase itu. Dimana dia sudah banyak bertemu dengan wanita-wanita cantik saat di sekolah dulu.
Dia juga masih ingat saat SMA Daffin banyak digilai siswi wanita di sekolahnya. Bahkan Daffin tidak punya waktu lagi untuk bermain dengan dirinya. Miris bukan?. Mungkin sekarang Daffin tidak ingat lagi kalau dulu dia pernah meminta dirinya untuk berjanji, jika dewasa nanti, hanya dia yang akan jadi suaminya.
Sekarang dirinya harus bangkit. Dia akan buktikan pada lelaki yang telah menyakitinya itu, kalau dia bukanlah cewek yang manja yang tidak bisa apa-apa. Dia keturunan dari keluarga Wiguna dan juga Dwipangga. Dalam keluarga besarnya tidak ada kata wanita manja.
" Mommy" lirih Kiran.
" Ia sayang"
" Adek mau ke London"
Anggun kaget mendengar ucapan putri kecilnya itu. Dia tidak ingin berpisah dengan putri kesayangan keluarganya itu.
" Kenapa harus ke London sayang"
Kiran membuka selimut yang dia pakai untuk menutupi seluruh tubuhnya. Dia membuka sampai leher.
" Adek mau melanjutkan sekolah dan kuliah di sana?"
" Kenapa harus jauh-jauh, lagi pula di sini juga banyak sekolah dan universitas yang bagus"
" Tapi adek nggak mau ketemu lelaki itu lagi Mom?"
" Adek bisa pindah sekolah aja ya?"
" Tidak Mom. Adek cuma ingin membuktikan kalau adek bukanlah gadis manja yang tak bisa apa-apa seperti yang dia tuduhkan pada adek. Jadi adek mohon, izinkan adek pergi ke London"
Anggun menatap putrinya itu. Dia bisa melihat tekad sang putri. Setelah beberapa menit dia menganggukkan kepalanya.
" Mommy ngizinin adek pergi"
" Ia sayang. Pergilah, raih mimpi dan cita-cita kamu. Doa mommy selalu menyertai kamu sayang"
" Terima kasih mommy"
Di malam itu juga Daddy-nya memberikan hadiah satu perusahaan untuk hadiah ulang tahunnya. Tepat di umur 17 tahun dia melepaskan cinta masa kecilnya.
Di umur 17 tahun juga dia meninggalkan rumah dan keluarga besarnya. Pergi ke London dengan menggunakan identitas baru. Dia pergi dengan membawa nama Zanna Kirania, tanpa nama besar keluarga di belakang namanya.
Hubungan pertemanan Anggun dan Sinta juga sempat merenggang. Tapi sekarang sudah membaik, bahkan sudah seperti dulu lagi.
Flash Off.
Nadia masih memeluk tubuh sahabatnya itu. Dia membiarkan sahabatnya itu mengeluarkan semua yang ada di dalam hatinya.
" Kenapa dia harus muncul lagi Nad?" tanya Kiran dalam tangisnya.
" Kamu tidak akan bisa menghindari dia terus menerus. Cepat atau lambat kamu pasti akan bertemu dengan dia. Bukankah kita datang ke sini untuk menghindari pesta pernikahan kakaknya"
" Hhmm"
" Inilah saatnya kamu untuk membuktikan, kalau kamu bukan gadis manja yang mencintainya dulu. Sekarang kamu adalah Presiden direktur perusahaan Black pearl "
" Benar, sekarang bukan saatnya untuk bersedih lagi. Sekarang saatnya untuk pembuktian, kalau aku Zanna Kirania Dwipangga bukanlah wanita manja"
" Nah itu baru bos yang aku kenal"
" Ck.. emang tadi aku bukan terlihat seperti bos kamu"
" Tidak, kamu terlihat seperti anak ABG yang di putuskan sama kekasihnya"
" Wah.. kamu sekarang sudah berani ya sama aku"
" Hehe.. ampun bos, mana berani aku sama Dewi kematian"
" Tau takut juga kamu"
" Aku masih ingin hidup. Lagipula aku belum tau rasanya surga dunia yang di bilang orang-orang di luar sana"
Kiran hanya menggelengkan kepalanya. Sahabatnya itu belum pernah pacaran sekalipun. Tapi udah sok-sokan bilang surga dunia. Padahal apa bedanya dengan dirinya. Bukankah dia juga tidak pernah pacaran?.
" Sekarang kita mau kemana?" tanya Nadia.
" Karena besok adalah hari pernikahan Abang Tian dan kak Key. Bagaimana kalau kita cari kado untuk mereka?"
" Ok, let's go "
" Dengar kata belanja, cepat kali kamu itu"
" Ia dong, kapan lagi bisa kuras ATM bos"
" Dasar, asisten matre"
" Bukan matre"
" Terus"
" Menikmati rezeki yang ada"
" Yuk ah cabut"
Kedua cewek cantik itu pergi dari taman itu. Mereka akan pergi membeli kado, sekalian belanja untuk keperluan pribadi.
Daffin hanya mengaduk-aduk makanannya. Dia masih teringat jelas tatapan mata Kiran sewaktu mata mereka bertemu tadi. Tidak ada tatapan cinta lagi melainkan tatapan yang penuh kebencian.
Apa se benci itu kamu sama aku princess.
" Kok makanannya cuma diaduk-aduk aja?" tanya Monica.
" Nggak selera"
" Apa karena Kiran?"
" Bukan"
" Terus?"
" Nggak selera aja"
" Apa kamu sudah mulai mencintai dia?"
" Nggak, kamu jangan mengada-ada deh"
" Ia siapa tau kami sudah mulai suka sama dia"
" Nggak mungkinlah aku cinta sama cewek manja itu"
" Baguslah"
Daffin mencoba memasukkan makanan itu kedalam mulutnya. Walaupun susah, dia tetap memaksa makanan itu masuk kedalam mulutnya. Setelah bersusah payah akhirnya makanan yang dia pesan tadi habis juga.
🍃🍃🍃
Darren dan asistennya kembali ke perusahaannya. Pagi ini moodnya benar-benar kacau. Ini dikarenakan kerjasamanya dengan perusahaan black pearl gagal.
" Berani sekali wanita itu menolak kerja sama dengan ku, hanya karena aku terlambat 5 menit"
" Karena perusahaan mereka sangat menghargai waktu tuan"
" Kau kan tau sendiri kenapa kita terlambat"
Ya karena lo yang telat bangun! karena memikirkan gadis kecil yang tak tau entah dimana itu.
" Rom, berani sekali kau mengumpat ku! apa kau sudah tidak sayang lagi dengan nyawa mu"
Gleg.
Romy susah paya menelan ludahnya, karena mendengar ucapan bos sekaligus sahabatnya itu.
" Tapi aku seperti pernah mendengar nama wanita itu. Siapa nama Presiden direkturnya itu?" tanya Darren pada asistennya.
" Ck.. katanya pernah denger. Tapi sekarang malah nanya"
" Sudah cepat kasih liat gue, siapa nama wanita itu"
Romy menyerahkan dokumen kerjasama yang belum sempat di tanda tangani oleh kedua belah pihak itu.
Darren membuka dokumen yang diberikan asistennya itu. " Zanna Kirania?"
" Ia itu namanya"
" Diam lha, gue sedang mengingat-ingat nama yang cantik ini"
" Bukan namanya aja yang cantik, orang yang punya nama itu juga cantik" puji Romy.
" Sejak kapan lo tau wanita cantik?"
" Apa maksud pertanyaan lo" kata Romy.
" Gue pikir, lo cuma tau lelaki tampan aja"
" Sialan! lo pikir gue nggak normal"
" Gue nggak bilang gitu. Tapi kalau lo merasa, baguslah" kata Darren sambil tertawa.
" Dasar muka datar" kata Romy sambil membanting pintu ruangan Darren dengan sangat kencang.
" Romy! dasar asisten nggak ada akhlak lo"
Romy tidak mendengarkan umpatan sahabatnya itu. Dia terus berjalan menuju ruangannya.
To be continue.
Masih ada yang baca nggak ya🤭
Happy Reading 😚😚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
Masy Udah
memangnya harus dg cinta ya.....buat apa juga megang laki yg lupa sama janji sendiri
2022-08-23
0
andi hastutty
ayo Darren kejar Kiran gadis kecilmu
2022-08-18
0
Wanda Everdine Kambey
Lanjut Thor
2022-07-09
0