Seminggu kemudian....
Azkadina akhirnya sudah boleh diizinkan pulang oleh dokter karena kondisinya yang sudah mulai membaik. Affandra terlihat sangat senang karena akhirnya Azkadina pulang ke rumah juga.
Kepulangan Azkadina ke rumah di sambut meriah oleh Ryan, Monica, Clara, dan Michael. Kebahagiaan menyelimuti Rumah Keluarga Mahendra.
"Welcome Back To Home, Azkadina,"
"Wah, pesta. Ada kuenya juga,"
"Dina, Aku senang akhirnya kamu pulang juga ke rumah ini jadi aku punya temen berantem lagi,"
"Mama, papa, Lihatlah Andra jahat masa Dina baru sembuh udah mau di ajak berantem sama dia,"
"Aku tidak mengajaknya berantem sekarang kok, Ma, Pa. Nanti kalau Dina udah sembuh baru Andra ajak dia berantem,"
"Kalian berdua ini kan saudara gak boleh dong berantem,"
"Bener itu kata Mama kalian, Kalian itu harus akur dan gak boleh berantem. Papa gak suka loh kalau lihat anak Papa yang ganteng dan cantik ini saling berantem. Pokoknya kalian berdua harus saling menyayangi,"
"Baiklah, Pa,"
"Yauda kalau begitu sekarang Mama mau antar Azkadina ke kamar dulu ya soalnya Azkadina kan masih harus lebih banyak istirahat lagi,"
"Iya, Ma,"
Amira pun mengantarkan Azkadina ke kamarnya. Sementara Michael tiba - tiba saja berjalan mendekati Raihan dan seperti membisikan sesuatu yang membuat Raihan sangat terkejut.
"Apakah kamu yakin dengan apa yang kamu lihat itu Michael,"
"Saya tidak yakin juga sih, Raihan. Tapi orang itu benar - benar sangat mirip sekali,"
"Itu artinya kita harus mulai waspada karena takutnya dia kembali untuk membalaskan dendam,"
"Itulah yang saya takutkan juga, Raihan. Apalagi sekarang kamu sudah memiliki anak, kita harus lebih memperketat lagi penjagaan terhadap rumah ini termasuk juga penjagaan untuk anak - anak kamu,"
"Kamu benar, Michael. Saya mau kamu urus semuanya dengan baik ya,"
"Baik, Raihan,"
...****************...
Sementara itu di sebuah Rumah sakit terlihat seorang pria yang seluruh wajahnya sedang di perban. Pria itu terduduk di atas ranjang Rumah Sakit hingga tiba - tiba seorang dokter dan beberapa perawat datang menghampirinya.
"Bagaimana Pak Sandy, apakah anda siap untuk melihat hasil dari operasi plastik yang telah anda lakukan,"
Tenyata Pria yang tengah terduduk di atas ranjang Rumah Sakit itu adalah Sandy yang telah berhasil melakukan operasi plastik untuk mendapatkan wajah baru agar dirinya tidak terlihat menakutkan lagi.
Sandy menganggukan kepalanya yang menandakan dirinya telah siap untuk membuka perban yang menutupi seluruh wajahnya itu. Sandy benar - benar sudah tidak sabar untuk melihat wajah barunya.
"Baiklah kalau Pak Sandy telah siap untuk melihat wajah baru bapak, Kita mulai buka sekarang ya perbannya,"
Dokter pun mulai membuka perban yang membalut seluruh wajah Sandy secara perlahan, sedikit demi sedikit wajah baru Sandy sudah mulai terlihat. Setengah perban yang telah di buka saja telah menunjukan bahwa Sandy telah mendapatkan wajah baru yang sangat tampan. Akhirnya setelah beberapa perban telah di lepas, Wajah baru Sandy yang sangat tampan pun telah terlihat.
"Perawat, tolong berikan cerminnya,"
"Baik, Dok,"
Seorang perawat pun memegang sebuah cermin dan mengarahkannya ke wajah Sandy yang baru. Sandy yang masih menutup matanya pun perlahan membuka matanya dan betapa terkejutnya dirinya melihat wajah barunya yang membuat dirinya terlihat lebih tampan dari sebelumnya.
"Apakah ini benar - benar aku,"
"Iya, Pak Sandy. Ini adalah wajah baru Pak Sandy sekarang,"
"Dengan wajah seperti ini, aku yakin aku pasti akan bisa mendapatkan kembali anakku. Anakku - Claudia,"
"Dia pasti tidak akan takut padaku,"
"Aku akan kembali, Alicia,"
"Tunggu aku kembali,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments