Malam hari pun tiba, Setelah mengetahui bahwa kondisi Azkadina sangat kritis. Raihan dan Amira pun pulang sebentar ke rumah untuk menidurkan Affandra dan membereskan beberapa keperluan Azkadina.
Raihan masih terlihat sangat kecewa dan kesal dengan Amira. Ia bahkan tidak berbicara satu katapun sejak tadi dengan Amira.
"Raihan,"
"Affandra sayang, kamu ke kamar duluan ya,"
"Iya, Pa,"
Affandra pun berlari menuju ke kamarnya meninggalkan Raihan dan Amira.
"Raihan, kamu masih marah padaku,"
"Apakah kamu tidak bisa melihat ekspresi wajahku saat menatapmu, Amira,"
"Aku minta maaf Raihan. Aku tidak bermaksud untuk meninggalkan Affandra dan Azkadina. Dan aku juga gak tau kalau jadinya akan seperti ini,"
"Jangan menangis di hadapanku, Amira,"
"Aku adalah Raihan Mahendra. Aku bisa saja sayang padamu dan aku bisa saja tegas padamu. Anak kita itu cuma dua, Amira. Cuma dua. Bukan banyak sekali. Apa salah jika kamu membawa mereka saat kamu ingin membeli tiket,"
"Raihan, kondisi antriannya itu sangat ramai. Aku gak mungkin membawa mereka, kasihan mereka,"
"Terserahlah, aku tidak mau mendengar alasanmu lagi Amira,"
"Raihan, kamu kenapa jadi kayak gini sih,"
"Kamu masih bertanya lagi kenapa aku jadi seperti ini,"
"Amira, Anak kita Azkadina itu adalah anak perempuan kesayanganku. Aku bahkan rela melakukan apapun untuk dia,"
"Kamu lihat sekarang Azkadina sedang terbaring kritis di rumah sakit dan itu karena siapa,"
"Karena dirimu yang gak bisa menjaganya,"
"Raihan, Amira, ada apa ini. Kenapa kalian ribut - ribut begini," Ucap Monica yang datang menghampiri Raihan dan Amira.
Monica berjalan terlebih dahulu mendekati Raihan dan Amira di susul lagi di belakangnya oleh Ryan, Michael, dan juga Clara.
"Mama," Ucap Amira.
Amira pun langsung berlari ke arah Monica dan memeluknya.
"Hey, kamu kenapa menangis Amira,"
"Raihan, kamu apain istri kamu sampai menangis seperti ini. Mama tidak pernah ya Raihan mengajari kamu untuk menyakiti perasaan istri kamu seperti ini,"
"Mama, ini urusan rumah tangga Raihan dan Amira. Raihan mohon Mama jangan ikut campur dalam rumah tangga Raihan dan juga Amira,"
"Raihan, Kamu berani sekali berbicara seperti pada Mamamu,"
"Papa, Raihan mohon. Raihan itu lagi pusing karena Azkadina sekarang lagi kritis di rumah sakit. Bahkan dia membutuhkan dua kantung darah untuk mengembalikan kondisinya. Anak Raihan, Anak perempuan kesayangan Raihan ada di rumah sakit sekarang. Raihan gak bisa berfikir jernih untuk saat ini, jadi Raihan mohon jangan terus menekan Raihan seperti itu,"
Raihan pun pergi begitu saja meninggalkan mereka semua.
"Semuanya tenang dulu ya, biarkan saya saja yang berbicara dengan Raihan,"
"Sayang, kamu yakin mau berbicara berdua saja dengan kak Raihan. Aku takut kalau kak Raihan semakin marah,"
"Kamu tenang aja ya sayang, aku yakin kok kakak kamu pasti gak akan marah jika aku berbicara berdua dengannya. Kamu harus ingat kalau suami kamu ini adalah mantan Bodyguard dari kakak kamu,"
"Baiklah kalau begitu, terserah kamu deh sayang,"
Michael pun mulai berjalan meninggalkan Ryan, Amira, Monica, dan juga Clara.
...*****************...
Michael masuk ke dalam ruang kerja Raihan dan melihat Raihan sedang duduk dengan kepalanya yang menunduk. Kedua tangan Raihan Memegang kepalanya. Raihan benar - benar terlihat tidak bisa berfikir sekarang. Ia benar - benar sangat kecewa dan sedih karena Amira tidak bisa menjaga Azkadina dengan baik.
"Raihan,"
"Ada apa?,"
"Sudah lama kita berdua tidak bertemu, aku dan yang lainnya pulang setelah mendengar kabar buruk itu,"
"Langsung saja bicara ke intinya, tidak perlu basa - basi,"
"Kamu tidak pernah berubah, Raihan,"
"Kamu dulu sangat mencintai Amira tapi kenapa kamu sekarang seperti ini padanya Raihan,"
"Ini masalah nyawa anak aku Michael, coba aja kalau sampai Azkadina tidak tertolong,"
"Kamu tau aku memang terkenal kejam dan tidak berperasaan saat ingin membunuh seseorang tapi aku juga hanyalah seorang manusia biasa. Aku seorang ayah, Kamu gak tau betapa sakitnya ketika seorang ayah melihat anaknya dalam keadaan kritis di rumah sakit karena kesalahan dari ibunya yang tidak bisa menjaganya dengan baik,"
"Raihan, Amira itu sudah menjadi seorang ibu sejak dia mengandung Affandra dan juga Azkadina. Amira sudah menjaga mereka dengan baik sejak mereka berdua dalam kandungannya. Jika Azkadina sekarang celaka karena kecerobohan dari Amira, kamu tidak perlu sampai seperti ini. Tanya sama Amira baik - baik, apa alasannya dia sampai Azkadina celaka seperti ini,"
"Jadi seorang ibu itu tidak mudah, Raihan,"
"Kamu juga harus ingat Raihan, gak ada satupun ibu yang dengan sengaja mau mencelakai anaknya,"
...*******************...
Amira, Ryan, Monica, dan Clara sedang duduk di sebuah sofa yang berada di ruang tamu.
"Amira, Mama mau tanya sama kamu. Kenapa Cucu Mama - Azkadina sampai bisa tertabrak mobil seperti itu,"
"Amira gak tau, Ma. Amira cuma meninggalkan Affandra dan Azkadina sebentar aja untuk beli tiket masuk ke Taman Bermain. Amira gak mau mereka ikut mengantri karena Amira takut mereka akan capek atau mereka terdorong hingga jatuh di antara banyaknya antrian,"
"Kak Amira, Clara mungkin sedikit lancang tapi Clara berpendapat bahwa sepertinya Kak Amira mulai sekarang harus menjadikan ini sebuah pelajaran karena apa yang Kak Amira pikirkan itu baik belum tentu akan berakhir menjadi baik juga,"
"Benar kata Clara, Amira. Papa sangat setuju dengan apa yang Clara katakan. Kamu harus bisa lebih banyak belajar lagi bagaimana caranya menjadi seorang ibu yang lebih baik lagi,"
"Maafin, Amira,"
"Tidak apa - apa semuanya sudah terjadi, tapi ingat jangan pernah kamu ulangin hal ini lagi ya Amira. Kita semua akan sangat marah besar sekali padamu jika sampai hal ini terulang kembali,"
"Iya, Ma,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments