Di sebuah rumah sakit yang sama dengan tempat dimana Azkadina sedang di rawat, Sandy terlihat duduk di hadapan seorang dokter dengan mengenakan jaket hoodie berwarna hitam dan masker berwarna hitam yang menutupi separuh wajahnya sehingga hanya terlihat mata dari Sandy saja.
"Ada keperluan apa bapak menemui saya?,"
"Saya ingin dokter mengobati wajah saya,"
"Maksudnya?,"
Sandy membuka penutup kepala jaket hoodienya dan membuka masker yang menutupi separuh wajahnya tersebut.
"Saya ingin dokter membuat wajah saya kembali seperti semula,"
"Saya akan bayar berapapun harganya. Asalkan wajah saya kembali seperti semula,"
"Saya sudah bosan di hina orang karena buruk rupa,"
"Saya tidak bisa merubah wajah kamu menjadi bagus seperti semula. Tapi saya bisa memberikan wajah baru untukmu,"
"Wajah baru?,"
'"Iya, wajah baru. Jika kamu mau untuk menjalani operasi plastik maka kamu akan memiliki wajah baru yang bisa sesuai dengan apa yang kamu inginkan. Tapi kamu harus siap menanggung segala risiko dari operasi tersebut,"
"Saya siap menanggung semua risikonya asalkan saya bisa memiliki wajah baru,"
"Baiklah kalau begitu kita akan membuat janji secepatnya melakukan operasi plastik untuk wajah kamu,"
"Baik, Dok,"
...****************...
Di ruang rawat Azkadina, seluruh anggota keluarga sedang tersenyum melihat Affandra dan Azkadina yang sedang bermain bersama.
"Aku pikir mereka selalu bertengkar tapi mereka begitu sangat akur ya,"
"Clara, Mereka berdua ini akur hanya karena salah satu dari mereka sedang sakit coba aja udah pada sehat semuanya pasti rumah akan sangat berisik tiada hari tanpa terdengar suara keributan dari mereka berdua,"
"Sayang kayaknya sudah waktunya deh kita untuk ikut program hamil biar kita cepat - cepat punya anak,"
"Kamu bener sih sayang, yauda besok kita datangin dokter Andre ya untuk konsultasi tentang program kehamilan,"
"Siap sayang, aku akan selalu siap siaga menemani dirimu,"
"Jadi sekarang kamu sudah beralih jadi Bodyguardnya Clara ya Michael,"
"Tidak kok Pak Raihan, saya juga akan tetap selalu siap melindungi Pak Raihan karena saya berhutang budi sama Pak Raihan. Andai Pak Raihan dulu tidak menolong saya mungkin saya tidak akan pernah bertemu dengan istri saya ini,"
"Hmmm...mulai bisa merayu ya kamu sayang,"
Raihan, Amira, Monica, Ryan, Michael, dan Clara pun tertawa. Sementara Azkadina dan Affandra bingung dengan apa yang mereka semua tertawakan.
"Andra, apakah yang semuanya tertawakan,"
"Aku juga tidak tau Dina, aku kan juga hanya seorang anak kecil seperti dirimu jadi aku tidak akan mungkin tau urusan orang dewasa,"
"Ah, Andra sudah terlihat tua lihat dari cara kamu berbicara padaku,"
"Kan sudah aku bilang aku ini mirip dengan Papa,"
"Gak ah, Andra sama sekali tidak mirip dengan Papa,"
"Sepertinya Papa mendengar ada yang sedang membicarakan Papa nih,"
"Papa, Andra bilang dia mirip dengan Papa dan Dina tidak setuju dengan itu karena Andra memang sama sekali tidak mirip dengan Papa,"
"Hmmm....tapi jika Papa lihat - lihat memang Andra itu sangat mirip dengan Papa,"
"Tidak, Dina tidak setuju dengan itu,"
"Kenapa kamu tidak setuju jika Andra mirip dengan Papa Dina kan Andra juga anaknya Papa sama seperti kamu,"
"Iya sih tapi Dina tidak suka saja kan Papa lebih ganteng daripada Andra,"
"Udah, Udah, Udah jangan bertengkar pokoknya disini Om Michael lah yang paling tampan,"
"Nah kalau yang ini Dina setuju,"
Ryan, Monica, Clara, Michael, Raihan, dan Amira pun tertawa terbahak - bahak.
"Sayang, aku mau permisi keluar bentar ya,"
"Mau kemana?,"
"Aku mau ke toilet bentar nih,"
"Owh, yauda,"
Michael pun langsung keluar dari ruang rawat Azkadina dan terus berjalan mencari toilet rumah sakit terdekat. Ketika Michael sedang berjalan di lorong - lorong rumah sakit tanpa dia sadari dirinya berpapasan dengan Sandy yang pada saat itu telah melepaskan maskernya dan hanya menggunakan jaket hoodie.
Sandy pun melewati Michael begitu saja. Tetapi Michael yang seperti mengenali Sandy pun membalikan tubuhnya ke arah belakang.
"Kenapa aku seperti mengenali pria itu,"
"Wajahnya terlihat tidak asing tapi siapa dia ya,"
"Apa jangan - jangan itu Sandy Syalendra tapi bagaimana mungkin dia bisa ada disini,"
"Ah, sepertinya aku hanya salah lihat saja,"
Michael yang berfikiran mungkin dia salah mengenali seseorang sebagai Sandy pun langsung kembali berjalan mencari toilet terdekat di rumah sakit tersebut tanpa mau mencari tahu apakah yang dia lihat itu benar - benar Sandy atau bukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments