Setelah selesai sarapan, Amira pun mengantarkan Raihan hingga sampai ke depan rumah. Sementara si kembar, Affandra dan Azkadina berlari ke ruang bermain untuk bermain bersama dengan semua mainan mereka yang telah di belikan oleh Raihan untuk mereka berdua.
"Andra, maukah kau bermain boneka bersamaku,"
"Bisa tidak kau panggil aku dengan sebutan abang, aku ini abangmu dan aku lebih tua darimu,"
"Kau hanya lebih tua 5 menit saja dari aku, kita kan kembar,"
"Tapi aku lahir lebih dulu daripada kamu. Lagipula kan aku laki - laki, aku ingin jadi laki - laki seperti Papa yang tampan dan gagah jadi mana mungkin aku bermain boneka bersama denganmu, Dina,"
"Kalau kamu tidak ingin bermain denganku tidak apa - apa, dasar tua," Azkadina menunjukan ekspresi mengejaknya, ia menjulurkan lidahnya keluar dan mengejek Affandra dengan sebutan tua.
"Dasar adik yang tidak bisa di ajari,"
"Biarin, dasar tua,"
"Abang Andra tua,"
"Ihhhh...Dinaaaa...Jangan sampai aku marah padamu,"
"Nanti kamu menangis lagi dan akan mengadu ke Mama,"
"I can't possibly cry because I'm a strong woman like Mama," ( Aku tidak mungkin menangis karena aku wanita yang kuat seperti Mama )
"Who said you were a strong woman, you just fell yesterday and cried non-stop," ( Siapa bilang kamu wanita yang kuat, kamu baru saja jatuh kemarin dan menangis tanpa henti )
"Kamu jangan terlalu terlihat seperti Papa, Andra. Karena kamu tidak akan terlihat seperti Papa dari segi manapun,"
"Papa adalah Papa. Dan kamu tidak akan terlihat seperti Papa,"
"Are you sure about it?," ( apakah kamu yakin tentang hal itu )
"Ya, aku yakin dengan hal itu,"
"Kalau begitu kamu juga tidak akan terlihat seperti Mama,"
"Kamu tidak lihat Andra, wajahku lucu seperti Mama,"
"Wajah aku juga tampan seperti Papa,"
"Aku tidak setuju dengan hal itu,"
"Why?," ( Mengapa )
"Because Papa is the most handsome," ( Karena Papa yang paling tampan )
...****************...
Di luar rumah, Raihan dan Amira mendengarkan keributan dari ruang bermain dan mereka berdua tau pasti si kembar anak mereka itu sedang bertengkar seperti biasanya.
"Did you hear it?," ( Apakah kamu mendengarnya )
"Ya, aku yakin itu pasti mereka sedang bertengkar lagi jika tidak soal mainan pasti soal mereka yang berbeda pendapat,"
"Apakah anak kita terlihat lebih dewasa dari standar umur mereka,"
"yes, You are absolutely right Raihan," ( Ya, kamu benar sekali Raihan )
"I see the two of them are getting more and more very similar to you, I don't know if it's just my feelings but that's what happened. I think those two will be small versions of you, Raihan," ( Aku melihat mereka berdua semakin hari semakin sangat mirip sekali denganmu, aku tidak tau apakah ini cuma perasaanku saja tapi itulah yang terjadi. Aku rasa mereka berdua akan menjadi versi kecil dari dirimu, Raihan )
"Bagus dong jika mereka berdua menjadi seperti aku. Apalagi Azkadina, aku sangat yakin nantinya dia akan menjadi wanita dewasa yang kuat,"
"Tapi aku takut nantinya Azkadina malah menjadi wanita yang seperti aku, Raihan,"
"Maksud kamu?,"
"Aku pernah menjadi wanita yang kuat sampai akhirnya aku dibodohi oleh cinta dan dibutakan oleh perasaanku sendiri,"
"Hey, you are my best woman. Azkadina is our daughter, if she looks like you. I'm sure she will be as smart and strong as you dear," ( Hey, kamu adalah wanita terbaikku. Azkadina adalah anak kita, jika dia mirip denganmu. Aku yakin dia akan menjadi sepintar dan sekuat dirimu sayang )
Amira pun hanya tersenyum mendengar perkataan manis yang terucap dari mulut Raihan.
"Yasudah kalau begitu, aku pergi ke kantor dulu ya,"
"Iya, Raihan. Kamu hati - hati ya,"
"Iya sayang," Raihan pun mencium kening Amira. Lalu, masuk ke dalam mobilnya dan melajukan mobilnya meninggalkan Rumah.
Setelah Raihan pergi, Amira pun langsung masuk kembali ke dalam Rumah untuk mengecek keadaan Affandra dan Azkadina di ruang bermain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Astri Desi
lanjut
2021-06-26
0