Hans mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi hingga hanya membutuhkan waktu 10 menit mereka sudah sampai di rumah sakit.
Zain menggendong tubuh Angela menuju ke ruangan ugd sedangkan Hans menghubungi bagian ruangan cctv perusahaan dan meminta mengirimkan rekaman video cctv ke dirinya.
Hans dan Zain duduk di ruang tunggu ugd dan berharap agar tidak terjadi sesuatu yang membahayakan Angela.
Setengah jam kemudian ponsel milik Hans berbunyi sekali tanda ada pesan masuk. Hans membuka ponselnya dan menerima kiriman rekaman video cctv.
" Tuan, ini rekaman video cctv nya." ucap Zain memberikan ponsel miliknya.
Zain menerima ponsel milik Hans dan menonton video rekaman cctv bersama Hans. Mata Zain dan Hans membulat sempurna melihat rekaman video cctv yang menyiksa Angela membuat rahang Zain dan Hans mengeras.
" Kurang ajar, Hans tangkap ke tiga gadis itu dan bawa ke mansion sekarang." printah Zain
" Baik tuan." ucap Hans
Hans pun menghubungi anak buahnya untuk menangkap ke tiga gadis tersebut dan di bawa ke mansion sesuai perintah Zain.
Hans pun berpamitan untuk pergi ke mansion milik tuan Zain. Sedangkan Zain menunggu Angela yang masih di rawat di ruangan ugd .
ceklek
Pintu terbuka, tampak dokter datang dengan muka lesu. Zain pun mendekati dokter itu untuk menanyakan keadaan istrinya.
" Dokter bagaimana keadaan istriku?" tanya Zain dengan nada kuatir.
" Bisa bicara di ruangan ku tuan? " pinta dokter itu.
" Bisa." ucap Zain singkat hatinya dipenuhi tanda tanya.
Dokter itu pun berjalan melewati tubuh Zain menuju ke ruangan pribadinya diikuti oleh Zain. Sampai di dalam ruangan dokter itu pun masuk ke dalam ruangan bersama Zain.
" Silahkan duduk tuan." pinta dokter tersebut.
Zain pun duduk dan menatap ke arah dokter tersebut.
" Apa sebenarnya yang terjadi dok?" tanya Zain dengan nada agak cemas.
Dokter itu menghembuskan nafas dengan kasar kemudian menatap wajah tuan Zain.
" Maaf tuan, pukulan yang di terima istri tuan mengakibatkan berpengaruh pada janinnya. Kemungkinan memiliki mempunyai anak sangat sedikit." ucap dokter itu.
" Apa???" tanya Zain terkejut
" Benar tuan, ini akibat benturan yang sangat keras di perut istri tuan dan di tambah tendangan di perutnya sepertinya dilakukan secara berulang - ulang karena itulah isteri tuan sulit mempunyai anak dan kalau pun bisa hamil hanya kemungkinan 10 persen." ucap dokter tersebut.
deg
Jantung Zain berdetak kencang, dirinya teringat waktu Zain menyiksa Angela hingga tanpa sengaja mendorong Angela dari arah belakang hingga Angela terjatuh ke depan dan perutnya terkena ujung meja membuat Angela berteriak kesakitan dan kemudian pingsan.
" Istriku tanpa sengaja perutnya terkena ujung meja dan pingsan apakah itu juga berpengaruh dengan istriku dok?" tanya Zain kuatir.
" Bisa jadi tuan dan di tambah tendangan yang diarahkan ke perutnya secara bertubi - tubi membuat istri tuan sulit mendapatkan anak." ucap dokter tersebut.
Zain hanya bisa menghembuskan nafasnya secara kasar hatinya sangat terluka karena Zain ingin sekali mempunyai anak.
" Istri tuan sudah bisa di bawa ke ruang perawatan." sambung dokter tersebut.
" Baik dok." ucap Zain dengan nada lemah.
Impian memiliki anak hanya sekedar mimpi membuat Zain dendam dan ingin membalas ke tiga gadis tersebut. Zain berjalan ke luar menuju ke ruang perawatan di mana Angela di rawat.
Kini Zain berada di ruang perawatan dan duduk di samping ranjang istrinya. Hatinya terasa sakit melihat luka - luka lebam di seluruh tubuhnya. Zain menghubungi seseorang untuk menjaga istrinya.
ceklek
Seorang dokter cantik masuk ke dalam ruangan dimana Angela di rawat.
" Ada apa tuan?" tanya dokter cantik itu
" Diana kamu adalah dokter pribadiku tolong jaga istriku." printah Zain
" Tuan Zain sudah menikah sejak kapan? kenapa tidak mengundangku?" tanya Diana kesal.
" Ceritanya panjang, sekarang jaga istriku jika terjadi sesuatu maka kamu harus bertanggung jawab." ucap Zain sarkas
" Baiklah tuan." ucap Diana pasrah.
Zain pergi meninggalkan Angela bersama dokter Diana menuju ke mansion untuk menemui 3 gadis tersebut. Zain lebih mempercayai sahabatnya untuk menjaga istri tercintanya.
xxxxx
Zain kini sudah sampai di mansion dan berada di ruang penyiksaan. Tampak ke tiga gadis yang tidak lain anak buahnya masing - masing duduk terpisah dengan kondisi ke dua tangannya dan kakinya terikat.
Ke tiga gadis itu melihat bosnya datang langsung tersenyum dan berusaha mencari simpati.
" Tuan tolong kami, kami tidak tahu kenapa kami diikat." ucap gadis pertama dengan nada manja
" Benar tuan, tangkap mereka yang telah menculik kami." pinta gadis ke dua sambil mengedipkan matanya dan mengarahkan dagunya ke 3 orang bodyguard milik Zain
" Tuan tolonglah bebaskan kami." ucap gadis ke tiga dengan nada menggoda.
Zain hanya diam dan kakinya melangkah menuju sebuah kotak dan mengambil sebuah pisau kecil tapi sangat tajam. Zain berjalan mendekati gadis pertama.
" Hans." panggil Zain
Hans yang berjaga di luar mendengar suara bosnya memanggil dirinya masuk ke dalam ruangan.
" Tuan Hans, untung tuan datang tolong kami." pinta gadis pertama
" Iya tuan tolong bebaskan kami." ucap Gadis ke dua dan gadis ke tiga bersamaan.
Hans tidak menjawab hanya melepaskan ikatan gadis pertama membuat gadis pertama tersenyum bahagia menatap wajah Hans kemudian menatap wajah Zain tapi senyuman itu berubah pucat karena melihat senyuman Hans dan Zain berubah menjadi senyuman yang sangat menakutkan.
" Hans tangan mana yang tadi menampar istriku?" tanya Zain dengan nada dingin.
Hans yang mengerti hukuman yang di terima gadis itu langsung memegang tangan kanan gadis itu.
" Istri, apakah tuan Zain sudah menikah? saya tidak menampar istri tuan?" tanya gadis pertama dengan penuh ketakutan.
" Apakah kalian bertiga di kantor tidak ingat telah menyiksa nyonya Zain di pantri?" tanya Hans dengan nada dingin
" Maksud tuan, nona yang jalang tadi itu istri tuan Zain?" ucap ke tiga polos itu tanpa sadar.
plak
plak
plak
Hans menampar ke tiga gadis tersebut dengan sangat kencang membuat ke dua sudut bibir ke tiga gadis tersebut berdarah.
" Jangan sekali - kali bilang Nyonya Zain seorang jalang tapi kalianlah yang jalang.!!" bentak Zain sarkas
deg
deg
deg
Ke tiga gadis jantungnya berdetak kencang mendengar ucapan Zain yang membentak mereka. Mereka tidak mengira perbuatannya membuat amarah Zain sangat menakutkan.
" Maafkan kami tuan, kami tidak tahu." ucap ke tiga gadis tersebut bersamaan sambil kakinya gemetaran menahan rasa takut.
" Hans." panggil Zain dengan nada dingin.
Hans memegang tangan kanan gadis itu dan di arahkan ke meja. Tangan gadis itu gemetar dan sekaligus bingung apa yang akan dilakukan oleh asisten tersebut.
srettt
akhhh
akhhh
akhhh
Tangan kanan gadis itu di potong hingga putus membuat gadis tersebut berteriak kesakitan sedangkan ke dua temannya berteriak karena ketakutan.
" Hans" panggil Zain ulang
Hans melepaskan ikatan tali gadis yang ke dua membuat gadis ke dua dan ke tiga ketakutan sedangkan gadis pertama masih berteriak kesakitan karena tangan kanannya putus.
" Tuan, kami mohon maafkan kami. Kami bersedia melakukan apa saja asalkan kami bebas." pinta gadis ke dua sambil menangis meminta pengampunan.
" Benar tuan, kami juga bersedia berlutut meminta maaf sama nyonya Zain." pinta gadis ke tiga sambil menangis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
Nur Ckhanela
jiwa psikopat nya meronta-ronta
2021-11-23
2