Pertemanan Leonard Dengan Theo Si Anak Indigo

Raymond pun memicingkan matanya tak kala melihat seorang anak yang tersesat dengan berseragam sekolah lain itu sembari menahan rasa takut akibat dari tatapan mata para makhluk tak kasat mata.

Kemudian ia pun mengajak putranya untuk mendekati anak lelaki tersebut seraya mempertanyakan dari mana ia bersekolah.

“Boy,” panggil Raymond. “Kamu lihat yang ada di sana tidak?”

Leonard pun hanya mengangguk pertanda bahwa sedari tadi ia pun juga melihat anak lelaki yang seusia dengannya tengah menahan rasa takut.

“Bagaimana kalau aku saja yang menghampirinya. Apa papa tak keberatan?” tawar Leonard seraya bertanya pada sang papa.

“Tidak sayang ... Temuilah dan tanyakan kepadanya apa yang sedang di takuti olehnya,” jawab Raymond seraya memberi Leonard perintah.

Tanpa di perintah oleh Raymond akhirnya Leonard pun menghampirinya yang sedang ketakutan dengan berjalan santai sembari memasukkan kedua tangannya di dalam saku celana seragam sekolahnya.

Namun ia merasa ada yang sedang tidak beres dengan anak lelaki seusianya tersebut.

Ia pun mulai menebak apakah anak lelaki itu memiliki sebuah kelebihan seperti mamanya yang memang terlahir sebagai orang yang istimewa.

‘Tak mungkin dia seperti mama, kalau pun begitu berarti ketakutannya itu pasti ia telah melihat sesuatu yang tak bisa aku lihat dan aku harus memastikannya sendiri’

Kembali lagi pada anak lelaki seusai Leonard itu pun makin di buat ketakutan setelah ia menyadari bahwa ia telah terpisah dari rombongan sekolahnya seraya menahan air mata yang mulai berkaca-kaca itu.

Hingga kemudian tepukan halus mengunyah pundaknya, keringat dingin berkucur dengan mengalir deras, sambil berkomat-kamit bibir mulutnya tersebut berdoa untuk di selamatkan dari para makhluk tak kasat mata itu.

“Tidak ... Pergi jangan mendekatiku, aku tak mau melihatmu! Kau sangat menakutkan, jangan pernah menggangguku. Karena aku ...” cicitnya dengan halus seraya mengusir makhluk itu yang ternyata tepukan halus tersebut berasal dari Leonard.

“Aku apa?” potong Leonard sambil terkekeh geli dengan seorang anak lelaki di sampingnya itu ternyata menganggapnya sebagai hantu.

Ketakutannya sedikit mereda lantarkan tepukan di bahunya itu merupakan tepukan dari Leonard yang sengaja ingin mengobrol dan memastikan sesuatu yang sedang mengganggu pikirannya.

“Siapa kau?” tanya anak lelaki itu yang bernama Theo pada Leonard. “Jangan terlalu mendekat.”

“Kenapa?” beo Leonard. “Aku kan hanya ingin menyapamu.”

“Aku Leonard.” Menjawab ucapan pertanyaan yang diberikan oleh Theo tersebut. “Kau sendiri siapa? Mengapa bisa sendirian berada di sini sambil menangis?” tanya Leonard balik pada Theo.

“Aku terpisah dengan rombongan dari sekolahku, makanya aku menangis seperti ini dan juga kau bisa memanggilku Theo,” ucap Theo dengan sengaja berbohong untuk menutupi bahwa ia seorang indigo.

Mendengar hal tersebut membuat Leonard semakin mencurigai anak lelaki itu, bahwa ia memang sengaja berbohong untuk menutupi semua rasa takutnya pada orang lain.

Leonard pun bertekad akan tetap menyelidiki apa yang sedang di takutkan oleh Theo tersebut dengan terus mendesaknya untuk memberikan sebuah jawaban yang mampu membuatnya merasa puas.

“Aku ingin bertanya padamu?” ucap Leonard dengan serius. “Apa kau bisa melihat hantu?” tanya Leonard pada Theo tanpa berbasa-basi.

Deg---Tubuhnya menegang saat mendengar pertanyaan yang terlontar dari orang baru saja di kenal olehnya.

“Ka---u dari mana tahu hal ini?” jawab Theo dengan terbata-bata akibat pertanyaan yang langsung ia dapat dari Leonard itu. “Bahwa aku bisa melihat mereka?”

Tebakan Leonard pun tak salah, secara jelas bahwa orang sedang ia datangi itu memanglah seorang yang sangat istimewa seperti sang mama tercinta.

Dengan senyumnya yang manis tersebut Leonard pun akhirnya bisa mempunyai teman untuk sekedar bertanya tentang kelebihan yang di punyai oleh Theo itu.

“Oh itu aku bisa melihat dengan jelas di sorotan tatapan matamu,” ucap Leonard. “Tapi mengapa kau selalu takut dengan mereka?” tanyanya pada Theo.

“Maaf ... Kalau sampai saat ini aku masih terlalu takut melihat mereka tiap kali pergi ke mana pun,” jawab Theo.

“Bukankah mereka juga tak pernah mengganggu dan mengusik kita!” ujar Leonard.

“Ya kau benar,” sahut Theo. “Meski pun mereka tak mengusik, akan tetapi aku tetap merasa takut setiap bertemu dengan mereka. Dan juga hanya aku yang memiliki kelebihan ini.”

Sembari menyimak cerita dari Theo, Leonard pun mulai sedikit memahami bahwa keistimewaan yang di punya oleh Theo itu pastinya berasal dari keluarga, entah itu keluarga pihak orang tua Theo.

Bahkan Leonard pun menyadari bahwa adik kembar mereka yang masih berada di dalam perut mamanya tersebut, nantinya mereka akan terlahir sebagai anak yang istimewa.

Dan karena itu Leonard pun sengaja mendekati Theo bukanlah untuk memanfaatkannya, akan tetapi akan ia ajarkan untuk menghadapi kenyataan bahwa kelebihan yang di punyai olehnya tak perlu di bebankan di benak Theo itu.

“Apa kau mau tahu suatu hal?” tanya Leonard sembari menawarkan pada Theo.

“Maksudmu apa? Aku pun tak mengerti dengan perkataanmu itu!”

“Aku hanya ingin menawarkanmu suatu hal, mau mendengarkan apa yang ingin aku ceritakan padamu?” ucap Leonard dengan serius. “Mamaku juga sama sepertimu yang bisa melihat hantu.”

Bola mata Theo membulat tak kala mendengar bahwa ada orang yang bisa memiliki kelebihan seperti dirinya.

“Mama kau juga bisa melihat hantu?” tanya Theo.

“Iya!” jawab Leonard. “Jadi untuk apa kamu takut dengan para hantu itu, justru yang ada kamu akan di manfaatkan oleh hantu lain yang lebih jahat, dari yang saat ini kau lihat ada di sekitar sini!” peringat Leonard dengan serius.

“Tapi aku harus bagaimana? Setiap melihat mereka rasanya bulu kudukku selalu berdiri,” sahut Theo dengan tatapan yang sendu.

“Aku tak terlalu menahu dengan apa yang kau punya itu, akan tetapi aku hanya bisa memberimu nasihat untukmu, agar ke depannya kau harus selalu berhati-hati jika melihat salah satu di antara mereka.”

“Terima kasih banyak sudah mau menghiburku,” ucap Theo mulai sedikit tenang setelah mendengar penjelasan dari Leonard. “Ngomong-ngomong kau sendiri ke sini dengan siapa?” tanya Theo.

“Oh itu aku ke sini tidak sendiri,” jawab Leonard. “Aku ke sini dengan papa dan mamaku untuk menghabiskan waktu bermain denganku, itu papaku ada di sana,” sahut Leonard seraya menunjuk ke arah sang papa yang sedang berjalan menghampirinya dengan Theo.

“Papa,” teriak Leonard dengan melambaikan tangan ke arah sang papa yang sedang menghampirinya. “Ke sini dulu pa.”

Setelah Raymond menghampiri putranya seraya memberi kecupan singkat di kedua pipi putranya yang membuat Leonard mengerucut kesal.

“Papa,” Memprotes sang papa yang mengecup pipinya dan hal tersebut di depan teman yang baru saja ia kenal. “Jangan suka mencuri ciumanku di tengah keramaian, karena aku sangat tak menyukainya,” rengeknya dengan bibir yang cemberut itu.

Tak tahan menahan tawa untuk tidak menertawai putranya, ia pun tertawa terpingkal-pingkal saat putranya merengek dengan bibir yang mengerucut itu.

“Hai boy,” sapa Raymond dengan menormalkan ekspresinya akibat tak kuasa menahan tawanya itu. “Maaf ya Boy! Papa itu enggak enak kalau tidak mencium kedua pipimu yang gembul itu,” Sahutnya dengan usil seraya memohon maaf pada putranya.

“Kenapa papa suka sekali mengusiliku,” sahut Leonard dengan bersungut-sungut.

“Sudahlah Boy jangan cemberut begitu,” ucap Raymond. “Apa kamu tidak malu dengan teman yang ada di sampingmu itu hem?”

“Habisnya papa nakal,” gerutu Leonard. “Oh iya papa ternyata dia terpisah dari rombongan sekolahnya, apa papa mau membantuku untuk mencarikan informasi sekolah mana yang sedang ada kegiatan di sini?” tanya Leonard dengan serius.

“Tapi Boy!”

“Tapi apa papa? Kenapa tidak menjawab pertanyaanku!” todong Leonard dengan cepat.

“Begini boy,” ujar sang papa seraya memperhatikan penampilan seorang anak lelaki yang berdiri di sebelah putranya itu. “Kamu antar temanmu itu ke kamar mandi, untuk mengganti celana seragam sekolahnya yang masih agak basah, tadi papamu ini sempat mencium bau pesing yang berasal dari celana seragamnya.”

Bisik Raymond dengan pelan tanpa menyinggung perasaan dari seorang anak lelaki tersebut.

Tanpa banyak bicara Leonard pun menarik lengan anak lelaki itu dan membawanya masuk ke dalam kamar mandi untuk mengganti celana seragam sekolah yang basah akibat air kencing yang mengalir dengan sendirinya akibat ketakutannya pada makhluk tak kasat mata yang di sebut hantu.

Dan setelah itu akhirnya baik Theo maupun Leonard berteman dengan baik sejak pertemuan yang tak terduga.

Setelah Theo bertemu dengan Leonard, ia pun mulai berjanji pada diri sendirinya untuk melawan rasa takut yang selalu menghinggapinya.

Nasihat dari Leonard itu akan selalu ia ingat sampai kapan pun bahwa ia sebagai seorang yang terlahir .....

Terpopuler

Comments

L𝖎𝖓𝖆 𝕯𝖆𝖓𝖎𝖊𝖑🧢

L𝖎𝖓𝖆 𝕯𝖆𝖓𝖎𝖊𝖑🧢

next

2021-11-21

0

Ri¢@🍇

Ri¢@🍇

ponakanku jg bisa lihat kayak gituan...hii...serem ihhh

2021-09-27

0

☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R🍾⃝ͩRᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈

☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R🍾⃝ͩRᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈

ayoooo Theo....kamu pasti bs

2021-09-27

0

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan tokoh dan visual karakter
2 Kemampuan Yang Terbuka Kembali
3 Albert Van Derk Wijk Dan Angel Van Derk Wijk
4 Sesempurna Ini Dalam Mencintaimu
5 Wanita Yang Sangat Berambisi Besar
6 Garis Takdir Yang Sudah Di Gariskan Untuk Siska
7 Percobaan Pembunuhan
8 Pria Asing Yang Menderita Kelumpuhan
9 Pria Lumpuh Itu Kevin Morgan Adhitya
10 Permintaan Dari Seorang Dukun Untuk Kesembuhan Kevin Morgan Adhitya
11 Kesedihan Yang Melanda Siska
12 Sean Sang Asisten Pribadi Sekaligus Sahabat Karib Raymond
13 Istri Yang Memiliki Sebuah Hati Yang Sangat Tulus
14 Permintaan Siska Pada Sean Sang Asisten Pribadi Suami
15 Bangkitnya Kevin Morgan Adhitya
16 Tekad Bulat Seorang Kevin
17 Permintaan Dukun Untuk Putranya
18 Pertemuan Yang Tak Terduga
19 Pertemanan Leonard Dengan Theo Si Anak Indigo
20 Janji Theo Pada Leonard & Rahasia Kakek Theo
21 Rencana Marista Untuk Membunuh Dukun & Resah Hati Angel
22 Tak Ada Yang Bisa Menyalahi Takdir Yang Sudah Di Gariskan
23 Marista Mayang Wanita Yang Berbahaya Yang Penuh Ambisius
24 Persiapan Kematian Dukun Itu
25 Akhir Hidup Seorang Dukun, Kakek Dari Theo
26 Tujuh Belas Tahun Berlalu
27 Kehidupan Araxi, Alexa, Alex Dengan Segala Kemampuan Yang Di Milikinya
28 Benang Yang Mulai Terurai
29 Memasuki Dimensi Ruang Waktu
30 Dimensi Ruang Waktu Milik Minerva Arwah Penasaran Yang Mati Terbunuh
31 Mimpi Araxi Yang Mengganjal & Kematian Yang Merenggut Nyawa Minerva
32 Perasaan Yang Terlarang
33 Akhir Kehidupan Arwah Minerva
34 Dimanakah Kalian Berada?
35 Temuan Yang Tak Terduga
36 Keadilan Untuk Arwah Minerva
37 Keadilan Untuk Arwah Minerva Bag II
38 Akhir Hidup Sherly Si Pembuat Manekin Manusia
39 Pocong Yang Tersial
40 Merindukan Sentuhan Senyumanmu Wahai Mama
41 Perasaan Yang Saling Terhubung
42 Kesedihan Yang Melanda Kevin Morgan Adhitya
43 Flashback 17 Tahun Yang Lalu
44 Flashback 17 Tahun Yang Lalu Bag II
45 Flashback 17 Tahun Yang Lalu Bag III
46 Flashback 17 Tahun Yang Lalu Bag IV
47 Menemukan Petunjuk Melalui Lamunan Andra Yang Di Pekai Oleh Araxi
48 Takdir Yang Kejam Di Jalani Oleh Putri Kevin Selama Puluhan Tahun
49 Bolehkah Aku Bertemu Adik Tiriku?
50 Menolong Hantu Arwah Sumarni & Terungkap Petunjuk Tentang Kematian Mama Leonard
51 Kecurigaan Theo Tentang Sesosok Gadis Tomboi Yang Secara Tak Sengaja Bertemu
52 Dimensi Ruang Waktu Milik Arwah Sumarni
53 Sisi Lain Dari Araxi Si Gadis Tomboi Nan Dingin
54 Juragan Yang Tamak (Masih Flashback Tentang Sumarni)
55 Bukan UP + Pengenalan Visual Kembar Tiga Indigo
56 Dua Wanita Yang Mematikan
57 Theo Yang Kecewa Dengan Andra Sang Ayah Tercinta
58 Albert Si Hantu Tampan Yang Terpikat Pesona Si Gadis Tomboi Dingin
59 Kelicikan Jamilah Adik Sumarni (Flashback Arwah Sumarni)
60 Sifat Yang Bertolak Belakang (Flashback Jamilah & Sumarni)
61 Kematian & Dendam Arwah Sumarni
62 Kemampuan Ketiga Kembar Yang Saling Terhubung
63 Tak Akan Pernah Bisa Menggantikannya
64 Rencana Yang Gagal Akibat Pertemuan Yang Tak Terduga
65 Mengalir Darah Yang Sama
66 Sisi Rapuh Kevin Morgan Adhitya
67 Seseorang Yang Merasuki Tubuh Araxi
68 Orang Itu Merupakan Pasukan Dari Leluhur Ketiga Kembar
69 Memasuki Dunia Alam Ghaib
70 Melawan Penghuni Hutan Alam Ghaib
71 Kedatangan Angel dan Kemunculan Leluhur Ketiga Kembar Indigo
72 Permintaan Leluhur Ketiga Kembar Indigo
73 Pertarungan Araxi Alex VS Penghuni Hutan Alam Gaib
74 Lenyapnya Penghuni Hutan Alam Gaib Makhluk Yang Sombong
75 Bertemu Dengan Mama Tercinta
76 Pertemuan Yang Sangat Singkat
77 Kevin dan Ivone Seperti Keluarga Bagi Ketiga Kembar Indigo
78 Permintaan Alexa Untuk Menjaga Dan Melindungi Kevin Pada Pocong Itu
79 Bertemu Preman Desa
80 Firasat Buruk Alexa & Alex
81 Misteri Sebuah Desa Tempat Tinggal Arwah Sumarni
82 Bahaya Yang Sedang Mengintai
83 Menyusul Ke Desa Itu
84 Di Serang Oleh Sesosok Makhluk Kecil
85 Pertemuan Yang Tak Terduga
86 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama Antara Alexa & Theo
87 Laporan Pocong Tentang Jenglot Yang Menyerang Araxi
88 Rencana Angel & Albert
89 Kembali Ke Desa Misteri Untuk Melawan Makhluk Kecil Yang Di sebut
90 Perasaan Asing Antara Raymond & Leonard Pada Triplets
91 Rahasia Raymond Wesley Wiratmaja
92 Leonard Menyusul Theo Ke Desa Itu
93 Kebimbangan Kevin Morgan Adhitya
94 Marista Mayang Wanita Yang Sangat Ambisius
95 Perasaan Asing Untuk Leonard
96 Alex Yang Merasa Tersaingi Karena Cinta
97 Tak Sengaja Mencuri Ciuman Pertama Araxi
98 Bertemu Si Pemilik Jenglot
99 Di Bawah Alam Sadar Araxi Bertemu Kakek & Mama Tercinta
100 Darah Yang Diturunkan Oleh Mendiang Kakek Theo
101 Akhir Hidup Si Pemilik Jenglot
102 Makamkanlah Aku Di Dekat Mendiang Istriku
103 Bertemu Kedua Kalinya
104 Melakukan Tes DNA Secara Diam-diam
105 Akhir Hidup Yang Begitu Tragis Pemilik Jenglot
106 Kemampuan Alex Yang Masih Menjadi Misteri
107 Sesosok Yang Memberi Amanat Pada Theo
108 Tingkah Laku Albert Membuat Araxi Merasa Risih
109 Sikap Dingin Araxi Akibat Ulah Albert
110 Misteri Inisial Dari Ketiga Kembar Indigo
111 Gambaran Araxi Tentang Raymond
112 Sesosok Misterius Yang Mendiami Tubuh Alex
113 Sisi Rapuh Araxi & Sebuah Rahasia Yang Disembunyikan Albert
114 Sesosok Iblis Misterius Yang Berada Ditubuh Marista Mayang
115 Janji Raymond Pada Ketiga Anak Kembarnya
116 Persahabatan Antara Leonard & Theo
117 Perdebatan Araxi Yang Membuat Albert Merasa Cemburu
118 Araxi Yang Mulai Memahami Pengorbanan Mendiang Siska
119 Ivone Yang Tangguh
120 Peringat Andra Terhadap Kevin
121 Tinggal Selangkah Lagi Berdekatan Dengan Kembar Tiga Indigo
122 Mengungkap Perasaan Pada Gadis Tomboi Dingin Itu
123 Leonard Bertemu Dengan Mendiang Mama Tercinta
124 Curahan Hati Mendiang Siska Pada Leonard
125 Jangan Sia-siakan Kemampuan Yang Kau Punya
126 Saling Merindukan
127 Kesantunan Yang Di Ajarkan Oleh Alexa Pada Ivone
128 Sejak DiLahirkan Aku Tak Pernah Diinginkan Kehadiranku
129 Benang Merah Yang Sedikit Terurai
130 DNA Yang Tak Perlu Diragukan Lagi
131 Pergi Menemui Dukun
132 Wanita Iblis Yang Tak Mempunyai Hati Nurani
133 Gambaran Yang Di Perlihatkan Oleh Ruh Siska
134 Gambaran Tentang Sang Mama Terlihat oleh Alex & Araxi
135 Reunian Antara Leonard, Theo, Ivone
136 Sudah Waktunya Tiba Untuk Bersiap Menghadapinya
137 Obrolan Tentang Hasil Tes DNA Tak Di Curi Dengar Oleh Ivone
138 Tetap Bawa Hasil Itu Seminggu Ke Depan
139 Perasaan Resah Leonard Terhadap Mendiang Mamanya Tercinta
140 Pertemuan Yang Sangat Mengharukan
141 Memperkenalkan Diri Masing-masing Di depan Leonard
142 Penjelasan Leonard Untuk Mengurai Benang Yang Sedikit Terurai
143 Kecemasan Andra Untuk Theo
144 Kebencian Yang Mendalam Dari Ivone Untuk Mama Kandungnya
145 Kilas Masa Kelam Kevin
146 Seorang Ibu Kandung Yang Sangat Kejam
147 Terima Kasih Telah Menerimaku Apa Adanya
148 Siapakah Sebenarnya Gadis Kecil Itu
149 Kembar Tiga Indigo Punya Pawang
150 Seorang Ibu Yang Tak Berhati Nurani
151 Para Penjilat Di Kantor Milik Raymond
152 Kemarahan Seorang Raymond Wesley Wiratmaja
153 Aku Seorang Pria Yang Mandul
154 Berharap Bisa Melihat Wajah Kalian
155 Rencana Alexa & Alex Tentang Kunjungan Ke Makam Mama Tercinta
156 Persiapan Alex dan Alexa Menyelamatkan Tulang Milik Mendiang Mama
157 Kematian Siska Yang Diusik kembali
158 Ambisi Marista Yang Ingin Membunuh Ketiga Kembar Indigo
159 Laporan Mata-mata Kevin Tentang Rencana Marista
160 Pengkhianat Itu Adalah Mata-mata Kevin Morgan Adhitya
161 Sekadar Puisi (CINTA RUMINI) bukan UP
162 Alexa Tempat Ivone Berbagi Curahan Hati
163 Kebungkaman Araxi
164 Cerita Kevin Tentang Rencana Marista
165 Cegahlah Rencana Itu Sebelum Semuanya Terjadi
166 Part 166
167 Part 167
168 Part 168
169 Part 169
170 Part 170
171 Part 171
172 Part 172
173 Part 173
174 Part 174
175 Part 175
176 Part 176
177 Part 177
178 Pengumuman
179 Part 178
180 Part 179
181 Part 180
182 Part 181
183 Part 182
184 Part 183
185 Part 184
186 Part 185
187 Part 186
188 Part 187
189 Part 188
190 Part 189
191 Part 190
192 Akhir Kisah Kasih, Cinta Yang Hilang, Menggapai Mimpi.
193 Part 191
194 Part 192
195 Part 193
196 Part 194
197 Part 195
198 Part 196
199 Part 197
200 Part 198
201 Part 199
202 Part 200
203 Part 201
204 Part 202
205 Part 203
206 Part 204
207 Part 205
208 Part 206
209 Part 207
210 Part 208
Episodes

Updated 210 Episodes

1
Pengenalan tokoh dan visual karakter
2
Kemampuan Yang Terbuka Kembali
3
Albert Van Derk Wijk Dan Angel Van Derk Wijk
4
Sesempurna Ini Dalam Mencintaimu
5
Wanita Yang Sangat Berambisi Besar
6
Garis Takdir Yang Sudah Di Gariskan Untuk Siska
7
Percobaan Pembunuhan
8
Pria Asing Yang Menderita Kelumpuhan
9
Pria Lumpuh Itu Kevin Morgan Adhitya
10
Permintaan Dari Seorang Dukun Untuk Kesembuhan Kevin Morgan Adhitya
11
Kesedihan Yang Melanda Siska
12
Sean Sang Asisten Pribadi Sekaligus Sahabat Karib Raymond
13
Istri Yang Memiliki Sebuah Hati Yang Sangat Tulus
14
Permintaan Siska Pada Sean Sang Asisten Pribadi Suami
15
Bangkitnya Kevin Morgan Adhitya
16
Tekad Bulat Seorang Kevin
17
Permintaan Dukun Untuk Putranya
18
Pertemuan Yang Tak Terduga
19
Pertemanan Leonard Dengan Theo Si Anak Indigo
20
Janji Theo Pada Leonard & Rahasia Kakek Theo
21
Rencana Marista Untuk Membunuh Dukun & Resah Hati Angel
22
Tak Ada Yang Bisa Menyalahi Takdir Yang Sudah Di Gariskan
23
Marista Mayang Wanita Yang Berbahaya Yang Penuh Ambisius
24
Persiapan Kematian Dukun Itu
25
Akhir Hidup Seorang Dukun, Kakek Dari Theo
26
Tujuh Belas Tahun Berlalu
27
Kehidupan Araxi, Alexa, Alex Dengan Segala Kemampuan Yang Di Milikinya
28
Benang Yang Mulai Terurai
29
Memasuki Dimensi Ruang Waktu
30
Dimensi Ruang Waktu Milik Minerva Arwah Penasaran Yang Mati Terbunuh
31
Mimpi Araxi Yang Mengganjal & Kematian Yang Merenggut Nyawa Minerva
32
Perasaan Yang Terlarang
33
Akhir Kehidupan Arwah Minerva
34
Dimanakah Kalian Berada?
35
Temuan Yang Tak Terduga
36
Keadilan Untuk Arwah Minerva
37
Keadilan Untuk Arwah Minerva Bag II
38
Akhir Hidup Sherly Si Pembuat Manekin Manusia
39
Pocong Yang Tersial
40
Merindukan Sentuhan Senyumanmu Wahai Mama
41
Perasaan Yang Saling Terhubung
42
Kesedihan Yang Melanda Kevin Morgan Adhitya
43
Flashback 17 Tahun Yang Lalu
44
Flashback 17 Tahun Yang Lalu Bag II
45
Flashback 17 Tahun Yang Lalu Bag III
46
Flashback 17 Tahun Yang Lalu Bag IV
47
Menemukan Petunjuk Melalui Lamunan Andra Yang Di Pekai Oleh Araxi
48
Takdir Yang Kejam Di Jalani Oleh Putri Kevin Selama Puluhan Tahun
49
Bolehkah Aku Bertemu Adik Tiriku?
50
Menolong Hantu Arwah Sumarni & Terungkap Petunjuk Tentang Kematian Mama Leonard
51
Kecurigaan Theo Tentang Sesosok Gadis Tomboi Yang Secara Tak Sengaja Bertemu
52
Dimensi Ruang Waktu Milik Arwah Sumarni
53
Sisi Lain Dari Araxi Si Gadis Tomboi Nan Dingin
54
Juragan Yang Tamak (Masih Flashback Tentang Sumarni)
55
Bukan UP + Pengenalan Visual Kembar Tiga Indigo
56
Dua Wanita Yang Mematikan
57
Theo Yang Kecewa Dengan Andra Sang Ayah Tercinta
58
Albert Si Hantu Tampan Yang Terpikat Pesona Si Gadis Tomboi Dingin
59
Kelicikan Jamilah Adik Sumarni (Flashback Arwah Sumarni)
60
Sifat Yang Bertolak Belakang (Flashback Jamilah & Sumarni)
61
Kematian & Dendam Arwah Sumarni
62
Kemampuan Ketiga Kembar Yang Saling Terhubung
63
Tak Akan Pernah Bisa Menggantikannya
64
Rencana Yang Gagal Akibat Pertemuan Yang Tak Terduga
65
Mengalir Darah Yang Sama
66
Sisi Rapuh Kevin Morgan Adhitya
67
Seseorang Yang Merasuki Tubuh Araxi
68
Orang Itu Merupakan Pasukan Dari Leluhur Ketiga Kembar
69
Memasuki Dunia Alam Ghaib
70
Melawan Penghuni Hutan Alam Ghaib
71
Kedatangan Angel dan Kemunculan Leluhur Ketiga Kembar Indigo
72
Permintaan Leluhur Ketiga Kembar Indigo
73
Pertarungan Araxi Alex VS Penghuni Hutan Alam Gaib
74
Lenyapnya Penghuni Hutan Alam Gaib Makhluk Yang Sombong
75
Bertemu Dengan Mama Tercinta
76
Pertemuan Yang Sangat Singkat
77
Kevin dan Ivone Seperti Keluarga Bagi Ketiga Kembar Indigo
78
Permintaan Alexa Untuk Menjaga Dan Melindungi Kevin Pada Pocong Itu
79
Bertemu Preman Desa
80
Firasat Buruk Alexa & Alex
81
Misteri Sebuah Desa Tempat Tinggal Arwah Sumarni
82
Bahaya Yang Sedang Mengintai
83
Menyusul Ke Desa Itu
84
Di Serang Oleh Sesosok Makhluk Kecil
85
Pertemuan Yang Tak Terduga
86
Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama Antara Alexa & Theo
87
Laporan Pocong Tentang Jenglot Yang Menyerang Araxi
88
Rencana Angel & Albert
89
Kembali Ke Desa Misteri Untuk Melawan Makhluk Kecil Yang Di sebut
90
Perasaan Asing Antara Raymond & Leonard Pada Triplets
91
Rahasia Raymond Wesley Wiratmaja
92
Leonard Menyusul Theo Ke Desa Itu
93
Kebimbangan Kevin Morgan Adhitya
94
Marista Mayang Wanita Yang Sangat Ambisius
95
Perasaan Asing Untuk Leonard
96
Alex Yang Merasa Tersaingi Karena Cinta
97
Tak Sengaja Mencuri Ciuman Pertama Araxi
98
Bertemu Si Pemilik Jenglot
99
Di Bawah Alam Sadar Araxi Bertemu Kakek & Mama Tercinta
100
Darah Yang Diturunkan Oleh Mendiang Kakek Theo
101
Akhir Hidup Si Pemilik Jenglot
102
Makamkanlah Aku Di Dekat Mendiang Istriku
103
Bertemu Kedua Kalinya
104
Melakukan Tes DNA Secara Diam-diam
105
Akhir Hidup Yang Begitu Tragis Pemilik Jenglot
106
Kemampuan Alex Yang Masih Menjadi Misteri
107
Sesosok Yang Memberi Amanat Pada Theo
108
Tingkah Laku Albert Membuat Araxi Merasa Risih
109
Sikap Dingin Araxi Akibat Ulah Albert
110
Misteri Inisial Dari Ketiga Kembar Indigo
111
Gambaran Araxi Tentang Raymond
112
Sesosok Misterius Yang Mendiami Tubuh Alex
113
Sisi Rapuh Araxi & Sebuah Rahasia Yang Disembunyikan Albert
114
Sesosok Iblis Misterius Yang Berada Ditubuh Marista Mayang
115
Janji Raymond Pada Ketiga Anak Kembarnya
116
Persahabatan Antara Leonard & Theo
117
Perdebatan Araxi Yang Membuat Albert Merasa Cemburu
118
Araxi Yang Mulai Memahami Pengorbanan Mendiang Siska
119
Ivone Yang Tangguh
120
Peringat Andra Terhadap Kevin
121
Tinggal Selangkah Lagi Berdekatan Dengan Kembar Tiga Indigo
122
Mengungkap Perasaan Pada Gadis Tomboi Dingin Itu
123
Leonard Bertemu Dengan Mendiang Mama Tercinta
124
Curahan Hati Mendiang Siska Pada Leonard
125
Jangan Sia-siakan Kemampuan Yang Kau Punya
126
Saling Merindukan
127
Kesantunan Yang Di Ajarkan Oleh Alexa Pada Ivone
128
Sejak DiLahirkan Aku Tak Pernah Diinginkan Kehadiranku
129
Benang Merah Yang Sedikit Terurai
130
DNA Yang Tak Perlu Diragukan Lagi
131
Pergi Menemui Dukun
132
Wanita Iblis Yang Tak Mempunyai Hati Nurani
133
Gambaran Yang Di Perlihatkan Oleh Ruh Siska
134
Gambaran Tentang Sang Mama Terlihat oleh Alex & Araxi
135
Reunian Antara Leonard, Theo, Ivone
136
Sudah Waktunya Tiba Untuk Bersiap Menghadapinya
137
Obrolan Tentang Hasil Tes DNA Tak Di Curi Dengar Oleh Ivone
138
Tetap Bawa Hasil Itu Seminggu Ke Depan
139
Perasaan Resah Leonard Terhadap Mendiang Mamanya Tercinta
140
Pertemuan Yang Sangat Mengharukan
141
Memperkenalkan Diri Masing-masing Di depan Leonard
142
Penjelasan Leonard Untuk Mengurai Benang Yang Sedikit Terurai
143
Kecemasan Andra Untuk Theo
144
Kebencian Yang Mendalam Dari Ivone Untuk Mama Kandungnya
145
Kilas Masa Kelam Kevin
146
Seorang Ibu Kandung Yang Sangat Kejam
147
Terima Kasih Telah Menerimaku Apa Adanya
148
Siapakah Sebenarnya Gadis Kecil Itu
149
Kembar Tiga Indigo Punya Pawang
150
Seorang Ibu Yang Tak Berhati Nurani
151
Para Penjilat Di Kantor Milik Raymond
152
Kemarahan Seorang Raymond Wesley Wiratmaja
153
Aku Seorang Pria Yang Mandul
154
Berharap Bisa Melihat Wajah Kalian
155
Rencana Alexa & Alex Tentang Kunjungan Ke Makam Mama Tercinta
156
Persiapan Alex dan Alexa Menyelamatkan Tulang Milik Mendiang Mama
157
Kematian Siska Yang Diusik kembali
158
Ambisi Marista Yang Ingin Membunuh Ketiga Kembar Indigo
159
Laporan Mata-mata Kevin Tentang Rencana Marista
160
Pengkhianat Itu Adalah Mata-mata Kevin Morgan Adhitya
161
Sekadar Puisi (CINTA RUMINI) bukan UP
162
Alexa Tempat Ivone Berbagi Curahan Hati
163
Kebungkaman Araxi
164
Cerita Kevin Tentang Rencana Marista
165
Cegahlah Rencana Itu Sebelum Semuanya Terjadi
166
Part 166
167
Part 167
168
Part 168
169
Part 169
170
Part 170
171
Part 171
172
Part 172
173
Part 173
174
Part 174
175
Part 175
176
Part 176
177
Part 177
178
Pengumuman
179
Part 178
180
Part 179
181
Part 180
182
Part 181
183
Part 182
184
Part 183
185
Part 184
186
Part 185
187
Part 186
188
Part 187
189
Part 188
190
Part 189
191
Part 190
192
Akhir Kisah Kasih, Cinta Yang Hilang, Menggapai Mimpi.
193
Part 191
194
Part 192
195
Part 193
196
Part 194
197
Part 195
198
Part 196
199
Part 197
200
Part 198
201
Part 199
202
Part 200
203
Part 201
204
Part 202
205
Part 203
206
Part 204
207
Part 205
208
Part 206
209
Part 207
210
Part 208

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!