Pagi hari telah tiba, Echa mengerjapkan matanya, menyesuaikan sinar matahari yang masuk lewat jendela.
Echa langsung bangun dari tidurnya, melihat Aira dan Bara yang masih tertidur pulas.
Semalam Aira memaksa Bara untuk tidur di tempat tidur Echa, Aira berada ditengah-tengah mereka berdua.
Pada saat Echa menyingkap selimutnya, dia melihat darah di sprei putihnya itu. Echa langsung melihat tanggal yang ada di ponselnya.
"Pantesan." Ucap Echa yang melihat sudah akhir bulan, waktunya Echa datang bulan.
Pantas saja semalam dia merasakan sakit di perutnya, ini waktunya Echa datang bulan.
"Yah.. Caca gak beli pembalut." Ucap Echa yang masih belum beranjak dari tempat tidurnya.
Echa langsung membuka layar ponselnya dan memberi pesan singkat ke grup yang berisi, dirinya, Hanin, Ivy dan Shiren.
...Otw Nikah....
^^^Hanin, Vivi atau Shiren ^^^
^^^ada yang punya pembalut gak? ^^^
^^^Kalau ada tolong anterin ^^^
^^^ke apartemen Caca ya, ^^^
^^^Caca kemarin lupa beli.^^^
Di Hanin gak ada, udah abis kemarin.
Vivi belum beli lagi Ca.
Di Shiren ada Ca.
Shiren, Caca minta tolong anterin ya.
Iya, Shiren kesana sekarang.
Jika kalian bertanya siapa yang memberi nama grup tersebut, jawabannya adalah Ivy.
Entahlah kenapa dia memberi nama grup nya seperti itu, Echa dan yang lainnya tidak terlalu memusingkan hal yang seperti itu.
Echa langsung berdiri dari tidurnya, menutup darah yang ada di kasurnya dengan selimut, sambil membawa handuk untuk menutupi belakang celananya.
Echa menuruni anak tangga, sambil menunggu Shiren yang akan mengantarkan pembalut kepadanya.
Cklek..
Tak lama kemudian, Echa langsung melihat kearah pintu yang menampilkan Shiren sambil membawa kantung plastik berisi pembalut.
"Ini Ca." Ucap Echa sambil memberikan kantung plastik tersebut.
"Makasih ya Ren, nanti Caca ganti" Ujar Echa sambil mengambil kantung plastik tersebut.
"Sama-sama, gak usah Ca, ambil aja, nanti Shiren beli lagi." Ucap Shiren. Echa hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.
"Shiren pergi dulu ya, belum beres-beres apartemen." Ujar Shiren.
"Iya," Ucap Echa, Shiren yang mendapat perkataan seperti itu langsung melangkahkan kakinya keluar dari apartemen Echa sambil menutup kembali pintunya.
Sedangkan Echa langsung masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
...----------------...
30 menit telah berlalu, Echa sudah selesai dengan acara mandinya itu, dia langsung menjemur pakaian yang sudah Echa cuci dan kini Echa harus mencuci sprainya.
Setelah menjemur pakaiannya itu, dia langsung menuju kamar, Echa melihat Bara dan Aira yang masih tertidur pulas.
Echa langsung melepas sprai miliknya secara perlahan, dia tidak terlalu kesusahan untuk membukanya, karena sprainya itu sudah acak-acakan.
Setelah mendapat sprainya, Echa langsung mencuci dan membersihkan kasurnya menggunakan sabun.
Ketika sudah dirasa bersih di kasurnya itu, Echa langsung membangunkan Bara dan Aira.
"Kak bangun.." ucap Echa sambil mencari sprai di dalam lemari.
"Ra.. bangun.." sambung Echa yang kini sudah menemukan sprai berwarna putih tulang yang dia bawa dari rumahnya.
"Kak Caca udah bangun?" Tanya Aira sambil mengucek matanya.
"Udah.. Aira bangun yuk, mau mandi apa mau langsung sarapan?" Tanya Echa.
"Mau mandi dulu." Jawab Aira sambil bangun dari tidurnya.
"Yaudah sana mandi, kita pulang sekarang, nanti bunda marah, Aira mau sarapan apa?" Tanya Echa.
"Nasi goreng aja," Jawab Aira sambil mengambil handuk dan turun kebawah untuk mandi.
Echa kembali merasakan sakit di perut nya, biasanya dia tidak seperti ini jika datang bulan.
"Kak bangun.." ucap Echa yang mengesampingkan rasa sakitnya.
"Hm.." gumam Bara.
"Bangun, udah pagi. Anterin Aira, nanti dimarahin bunda." Ucap Echa sambil memegang perutnya.
"Iya, bentar lagi." Ujar Bara yang masih memejamkan matanya.
Echa yang mendapat perkataan seperti itu membiarkan Bara tertidur lagi, sambil menunggu Aira yang selesai mandi, dia akan memasak nasi goreng untuk sarapan.
Echa melangkahkan kakinya menuju dapur dengan perut yang kembali merasakan sakit yang hebat.
"Sakit banget.." ucap Echa sambil memegang perutnya dan mengambil teflon untuk memasak nasi goreng.
Echa tetap memaksakan diri untuk memasak sarapan, di saat sedang memasak dan menahan rasa sakit di perutnya itu sayup-sayuo mendengar suara tangisan anak kecil dari luar apartemen.
Padahal tidak ada suara langkah kaki ataupun suara orang.
Echa menajamkan pendengarannya, namun tiba-tiba saja suara tangisan itu langsung lenyap bagaikan di telan bumi.
Mungkin perasaan aja kali ya. Ucap Echa dalam hati.
Tak lama kemudian Aira keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melekat di tubuhnya.
"Wangi banget kak." Ucap Aira sambil melangkahkan kakinya menuju kearah Echa yang sedang menyajikan nasi goreng di meja makan.
"Pake baju dulu, nanti kak Caca suapin." Ujar Echa yang menyembunyikan rasa sakit di perutnya.
"Ayo kak." Ajak Aira sambil menggenggam tangan Echa untuk menuju kamarnya.
Pada saat Echa tiba di kamarnya, dia kembali melihat Bara yang masih saja tertidur pulas.
"Kak.. bangun. Udah lebih lima menit." Ucap Echa sambil memberi minyak kayu putih kepada Aira.
"Hm.. iya.." gumam Bara.
"Kak, cepetan bangun." Ujar Echa yang sedang memakaikan baju kepada Aira.
"Iya Ca.." Ucap Bara sambil membuka matanya secara perlahan.
"Masih sakit perutnya?" Tanya Bara sambil melihat kearah Echa yang sudah selesai memakaikan baju kepada Aira.
"Kemarin malam udah gak sakit tapi sekarang kerasa lagi sakitnya." Jawab Echa sambil menyisir rambut Aira.
"Mau kerumah sakit?" Tanya Bara sambil duduk dari tidurnya.
"Enggak usah, ini cuman efek sakit dari datang bulan kak," Jawab Echa.
"Jangan terlalu banyak makan cabe, biasanya gak separah kayak malem." Ucap Bara.
"Iya kak.." ujar Echa.
"Kakak kan udah bilang jangan banyak-banyak, tapi Caca malah gak denger." Ucap Bara.
"Iya, nanti gak banyak-banyak." Ujar Echa.
"Sana mandi. Caca sama Aira sarapan duluan." Sambung Echa.
Bara mengambil handuk bekas Aira dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
"Aira sarapan dulu yu.." ajak Echa sambil berdiri dari duduknya. Aira menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
Mereka berdua melangkahkan kakinya menuju meja makan, namun saat di tengah-tengah tangga, Echa merasakan sakit lagi di perutnya.
"Kak Caca gak apa-apa kan?" Tanya Aira yang melihat Echa memberhentikan langkahnya dan memegang perutnya.
"Enggak, Aira duluan ke meja makan ya." Jawab Echa sambil tersenyum di sela-sela rasa sakitnya.
"Tapi Kak Caca gimana?" Tanya Aira.
"Biarin Kak Caca duduk disini dulu." Jawab Echa.
"Yaudah, Aira ke meja makan dulu." Ucap Aira.
...----------------...
10 menit telah berlalu, rasa sakit di perutnya sudah agak menghilang, Echa melangkahkan kakinya menuju meja makan.
Namun saat berada di ujung tangga, pandangannya mulai kabur, tubuhnya mulai kehilangan keseimbangan.
"Kak Caca!!" Teriak Aira yang melihat tubuh Echa kehilangan keseimbangannya.
Hampir saja Echa jatuh kelantai, untung saja Bara yang baru keluar kamar mandi dengan baju yang sudah melekat di tubuhnya langsung sigap menerima tubuh Echa yang kehilangan keseimbangan itu.
"Ra, ambilin air minum yang anget." Ucap Bara sambil mengendong tubuh Echa menuju kamar.
Aira yang mendapat perkataan seperti itu langsung melangkahkan kakinya menuju dapur untuk mengambil air minum hangat.
Dia melangkahkan kakinya menuju kamar Echa yang sedang duduk di kasurnya, menyadarkan kepala ke dinding.
"Ini kak, minum dulu." Ucap Aira sambil memberikan air minum yang hangat.
"Makasih.." ujar Echa sambil mengambil air minum itu dan meminumnya.
"Kita kerumah sakit aja ya Ca," ucap Bara khawatir yang melihat Echa tidak biasanya seperti ini.
"Enggak usah kak, ini udah biasa kok kalau Caca terlalu banyak makan yang pedes." Ujar Echa.
"Nanti jangan lagi makan yang pedes." Ucap Bara yang masih saja khawatir dengan keadaan Echa.
"Mau kakak beliin obat?" Tanya Bara.
"Nanti aja sekalian ke rumah bunda." Jawab Echa.
"Kakak sarapan dulu gih.." Ujar Echa. Bara hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Eda Ridha
semoga di season 3 ini happy ending... semua yang sudah ada psangan menikah... dan devan juga menemukan tambatan hatinya.., jadi g banyak seasonya dech... biarg kyk sinetron...
maaf ya thor...
2021-12-21
2
Minni Minni
kira² siapa yg kmbli mU bls dndam yaa?
masak namira, kan jasad nya di peti,n sama bara dan kawan²
2021-11-02
0
Seledri
duh, echa ngeri dateng bulannya, bisa sampe mau jatoh gitu
btw, kalo lagi datang bulan gitu ngundang mahluk halus gak? mereka kan suka darah
2021-07-10
1