Setelah kejadian di apartemen nomer 33 itu kini Echa dan Hanin sudah berada di apartemen milik Mutiara yang terkesan feminim dan minimalis.
Sedangkan keadaan Tania masih saja dalam keadaan stress dan trauma, anehnya Tania memutuskan tidak melapor kepada polisi padahal itu sudah termasuk tindak kekerasan.
Tania berkata agar meninggalkan dirinya sendiri di apartemen itu, dia ingin menikmati kesendiriannya, meskipun pegawai apartemen mengajukan diri untuk menemani Tania menceritakan masalahnya, terlihat dari matanya yang sayu seperti memikul banyak beban di kepalanya.
Namun Tania tetap ingin di tinggal sendirian, tidak ingin di temani dengan siapapun, sikapnya yang manis kepada Echa pun kini sudah berubah menjadi sikap yang pemarah padahal Echa dan Hanin tidak melakukan apapun.
"Dari kapan datang ke apartemen Ca?" tanya Mutiara yang sedang duduk di sofa di temani Echa dan Hanin di sampingnya. Sedangkan Alvero menemui Bara yang sedang berada di apartemen Echa.
"Dari jam 10." Jawab Echa.
"Vivi sama Shiren belum kesini?" tanya Mutiara.
"Belum kayaknya, tadi Hanin liat apartemennya masih sepi." Jawab Hanin.
Di tengah-tengah pembicaraan Hanin dan Mutiara tiba-tiba saja Ivy dan Shiren masuk kedalam apartemen Mutiara dengan wajah yang panik sekaligus kaget.
"Kenapa?" tanya Echa bingung melihat wajah Ivy dan Shiren yang seperti itu.
"Kaget banget ya ampun." Ucap Ivy yang langsung menutup pintu apartemen Mutiara
"Ada apaan si?" tanya Hanin penasaran.
"Tadi pas Vivi ngelewat apartemen nomor 33 ada cewek lagi ngamuk-ngamuk gitu di tangan pegawai apartemen." Jawab Ivy.
"Apartemen nomor 33?" tanya Echa.
"Iya, kaget banget sumpah, ngamuk nya gak main sampai Jambak rambut pegawai perempuan, padahal gak salah apa-apa." Jawab Shiren.
"Tiba-tiba aja di tarik gitu sambil bilang ‘jangan bermain-main dengan ku’ gitu badannnya juga penuh luka, tapi keliatan kayak depresi gitu." Sambung Ivy.
"Caca sama Hanin juga tadi liat ke apartemen 33 itu," ucap Echa.
"Serius?" tanya Ivy.
Echa menceritakan semuanya tentang apa yang dia alami ketika melewati apartemen nomor 33 itu, di mulai dari suara teriakan, hantaman, seorang pria bertubuh kekar, tubuh lebam-lebam, penuh luka, depresi, pemarah, kadang bisa menjadi baik kadang juga bisa menjadi pemarah dalam waktu beberapa menit.
"Apa dia punya kepribadian ganda?" tanya Shiren tiba-tiba.
"Kepribadian ganda?" tanya Ivy bingung.
"Iya semacam punya dua identitas gitu, kadang orang yang punya gangguan disosiatif itu suka lupa sama dirinya sendiri, punya dua indentitas yang setiap masing-masing identitas itu beda, ngerasa lupa sama yang baru aja yang dia lakuin." Jawab Mutiara.
"Emang ada ya yang kayak gitu?" tanya Echa.
"Ada, di Indonesia aja hampir 150 ribu orang yang kena gangguan disosiatif ini." Jawab Mutiara.
"Dan yang paling mengerikannya lagi gangguan disosiatif ini susah buat sembuh." Sambung Mutiara.
"Kenapa bisa punya dua kepribadian kayak gitu?" tanya Hanin.
"Karena punya trauma yang paling buruk di kehidupannya, dan diantara dua kepribadian ini bakalan saling bertolak belakang, contohnya nih yang satu baik yang dua jahat, bisa aja yang punya gangguan disosiatif melukai dirinya sendiri karena si identitas kedua ini dan ketika udah celakain diri sendiri si identitas pertama ini bakalan masuk, dia gak bakalan inget kalau dirinya udah ngelukain diri sendiri." Jelas Mutiara.
"Apa jangan-jangan cowok yang ada di apartemen nomor 33 itu bukan yang nyelakain Tania?" tanya Hanin beralibi.
"Iya, bisa jadi karena dengan munculnya identitas kedua itu bisa aja melukai dirinya sendiri atau orang lain tapi yang salah seolah-olah orang yang bersama dia." Jawab Mutiara.
"Serem juga ya, pantes tadi Caca kaget pas tiba-tiba marah ke Hanin sama Caca padahal awalnya baik banget," ucap Echa.
"Kurang lebih dia punya trauma yang menghantui dirinya sampai kayak gitu," ujar Mutiara.
"Udah ah jangan ngomongin yang kayak gitu, jadi serem sendiri, apalagi Hanin sama Caca tau Tania." Ucap Hanin mengidikkan bahunya takut.
"Kak Tiara katanya mau nikah ya?" Tanya Ivy tiba-tiba.
Pertanyaan itu baru saja ingin Echa keluarkan dari mulutnya namun sudah terlanjur di tanyakan oleh Ivy.
"Iya tanggal 5 Agustus." Jawab Mutiara.
"Wah, pantesan aja muka nya ada cahaya-cahaya gitu," ucap Shiren menggoda Tiara.
"Tunangannya kapan kak?" Tanya Echa.
"Tanggal 27," jawab Mutiara.
"Wah, satu Minggu lagi dong." Jawab Ivy antusias.
"Iya," ucap Mutiara.
"Mau pake pesta? Atau cuman keluarga aja?" Tanya Hanin.
"Mau jadi pesta, undang semua temen-temen." Jawab Mutiara.
"Berarti dua kali dong?" Tanya Shiren.
"Iya," jawab Mutiara.
"Pokoknya nanti kalian harus jadi Bridesmaidnya Tiara," sambung Tiara dengan senyuman manisnya.
"Serius kak?" Tanya Echa, Hanin, Ivy, Shiren kompak.
"Iya serius ngapain kan bohong soal kayak gini?" Tanya Mutiara.
"Iya juga sih," jawab Hanin.
"Persiapannya mau dari H- berapa kak?" Tanya Echa.
"Sekitar H-3 aja," jawab Mutiara.
"Selamat ya kak, semoga Vivi bisa nyusul kakak," ucap Ivy.
"Iya, semoga Azka nya peka ya," ujar Mutiara.
"Ah kak Azka hak seru, harus to the point banget." Ucap Ivy kesal.
"Sebenernya Azka itu peka tapi dia mau denger dari Vivinya langsung." Ujar Mutiara.
"Ya tapi kan malu kak," ucap Ivy. Mutiara hanya menggelengkan kepalanya mendapat perkataan seperti itu.
Azka dan Ivy adalah pasangan paling sering dalam masalah besar namun tidak ada yang pernah memutuskan hubungan. Seberapa besar masalahnya dalam beberapa jam saja mereka sudah akur kembali. Aneh bukan?
"Kalian jangan kasih tau kesiapa-siapa ya, Tiara mau langsung kasih surat undangannya." Ucap Mutiara.
"Siap kak," ujar mereka kompak.
Di tengah-tengah percakapan antara Echa dan teman-temannya itu, tiba-tiba saja Bara dan Alvero datang ke apartemen Mutiara.
"Ca." panggil Bara.
"Kenapa?" tanya Echa sambil melihat kearah Bara yang sedang berada di ambang pintu.
"Mau ikut liat apartemen kakak?" tanya Bara.
"Boleh." jawab Echa sambil berdiri dari duduknya.
"Caca pamit dulu ya," pamit Echa pada teman-temannya.
"Enak ya yang di jemput sama pacarnya sendiri kesini." ucap Ivy.
"Enak banget Vi," ujar Echa sambil melangkahkan kakinya menuju ke arah Bara.
"Ayo," ajak Echa sambil menutup pintu apartemen Mutiara. Bara hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
Mereka berdua melangkahkan kaki menuju apartemen Bara yang letaknya tidak terlalu jauh dengan apartemen milik Mutiara.
Sesampainya di pintu apartemen Bara, dia membuka pintu tersebut yang langsung menampilkan nuansa minimalis, elegan dan menenangkan.
Bara sangat menyukai desain ruangan seperti ini, minimalis yang lebih dominan daripada elegan. Echa dan Bara masuk kedalam apartemen tersebut.
"Ca, mau makan." ucap Bara yang sedang menaiki anak tangga.
"Mau makan apa?" tanya Echa.
"Apa aja," jawab Bara.
"Emang udah ada bahan-bahannya?" tanya Echa sambil.melangkahkan kakinya menuju dapur.
"Ada," jawab Bara yang mungkin saat ini sedang melepaskan hoodie nya dan melempar kesembarang arah.
"Hoodie nya gantungin kak jangan di lempar." ucap Echa yang sedang mengambil bahan di kulkas.
"Hm.." gumam Bara.
"Tiara udah ngasih tau tanggal tunangan?" tanya Bara.
"Udah." jawab Echa.
"Kapan?" tanya Bara.
"Tanggal 27 katanya," jawab Echa.
"H- berapa persiapannya?" tanya Bara.
"H-3 kak." jawab Echa yang sedang menyalakan api kompor.
Bara tidak menjawab perkataan Echa lagi, dia menuruni anak tangga dan melangkahkan kaki mendekat kearah Echa yang sedang membuat nasi goreng.
"Awas pisaunya kena tangan." ucap Bara yang melihat Echa sedang memotong bawang merah.
"Iyaa," ujar Echa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Dtyas Aldric
boleh tukeran GK sih. .. bara sama suami ku🤣🤣🤣🤣🤣biyar romantis dikit 🤣🤣🤭🙏
2023-08-09
1
elia♡
aduhhh romantis bngttt siii
2022-09-30
1
~R@tryChayankNov4n~
suka model apartnya hanin🥰
2021-10-10
0