Setelah kejadian di apartemen milik Tania, Echa dan Hanin sudah menetralisir energi negatif di apartemen tersebut. Hanya energi saja, belum sosok nya. Dan saat ini Echa sedang berada di pintu parkiran menunggu Bara.
Tak lama kemudian Bara menghampiri Echa dengan motor sport kesayangannya sambil.menatap kearah Echa, Echa yang melihat itu langsung naik keatas motor Bara.
Bara melajukan motornya dengan kecepatan standar membelah kota Jakarta yang udara nya lumayan dingin dari biasanya.
"Apartemen Caca udah di kunci?" Tanya Echa sambil melingkarkan tangannya di pinggang Bara.
"Udah," Jawab Bara.
"Caca kemarin gak ketemu sama Dev, dia udah ke apartemen nya belum?" Tanya Echa.
"Belum." Jawab Bara.
"Pantesan aja," Ucap Echa. Tidak ada percakapan lagi diantara bara dan Echa, mereka berdua menikmati udara yang lumayan dingin di tengah kemacetan Jakarta.
45 menit telah berlalu, kini Bara telah sampai di halaman rumahnya, Echa langsung turun dari motor Bara sambil melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah Bara.
"Permisi bunda.." ucap Echa yang melihat Bunda An dan Aira sedang asyik menonton.
"Eh Caca, sini duduk." Ujar Bunda An.
"Kak Caca." Teriak Aira sambil berlari kearah Echa dan memeluknya dengan erat seolah melepas rasa rindu.
Pelukan Aira terlalu bersemangat hingga membuat telapak kaki Echa berdarah kembali dan terasa linu.
Sedangkan si pemilik kaki itu menutupi rasa sakitnya, membalas pelukan Aira sambil tersenyum manis.
Bara yang baru masuk kedalam rumah melihat telapak kaki Echa kembali berdarah itu langsung mendekat kearah Aira.
"Udah dulu." Ucap Bara menatap Aira yang sedang memeluk Echa.
"Engga. Kak Bara apaan si. Aira gak mau lepasin," Ujar Aira yang kini sudah berumur 6 tahun.
"Ra, sebentar aja." Ucap Bara.
"Gak Kak.." Ujar Aira sambil menggelengkan kepalanya tanpa dia sadari telapak kaki Echa berdarah karena terlalu antusias memeluk Echa.
"Gak apa-apa kak, biarin aja." Ucap Echa.
"Tuh kan Kak Caca nya aja gak marah." Ucap Aira.
"Ambilin minum buat kak Caca, tadi Kak Caca sarapan tapi gak minum." Ujar Bara berbohong.
"Serius?" Tanya Aira.
"Iya, kakak liat sendiri." Jawab Bara.
"Yaudah kalau gitu kakak duduk dulu Aira bawain air minum." Ucap Aira sambil melepaskan pelukannya dari Echa dan melangkahkan kaki untuk mengambil minum.
Bara yang melihat Aira pergi itu langsung menatap kearah Echa, tanpa berpikir panjang lagi Bara mengendong Echa untuk duduk di sofa.
Echa yang mendapat perlakuan seperti itu mengalungkan tangannya di leher Bara sambil menatap tajam kearah Bara.
"Kenapa bisa sampai berdarah kayak gitu Bara?!" Ucap Bunda An saat melihat telapak kaki Echa yang berdarah.
"Kena paku." Ujar Bara sambil mendudukkan Echa di sofa.
"Kamu ini gimana sih! Jaga Caca aja gak bisa, gimana mau jagain anak." Ucap Bunda An sambil mencari kotak P3K.
"Iya ma, Bara salah, Bara gak hati-hati, Bara minta maaf." Ujar Bara santai, lihat lah Bunda An memarahi Bara jika Echa terluka, padahal itu salah Echa sendiri.
"Bunda itu bukan salah kakak," Ucap Echa.
"Terus apa kerjanya Bara disana?" Tanya Bunda An.
"Kakak ada, Ini salah Caca bunda, Caca kena paku di apartemen sebelah." Jawab Echa.
Bunda An yang mendengarkan perkataan Bara hanya diam tidak membalas perkataan Echa, dia langsung memberikan kotak P3K kepada Bara.
"Obatin." Ucap Bunda An.
"Iya ma." Ujar Bara.
"Biar sama Caca sendiri aja kak," Ucap Echa.
Namun saat Echa ingin mengambil kotak itu, langsung di cegah oleh bunda An.
"Biarin Bara yang obatin, biar ada kerjaannya." Ucap Bunda An.
"Kemarin kakak udah obatin Caca bunda." Ujar Echa.
Seperti ini lah jika Echa terluka, Bunda An akan memarahi habis-habisan Bara namun di balas santai oleh Bara. Sebenarnya siapa disini yang menjadi anak dari bunda An? Echa atau Bara. Dan begitupun sebaliknya, jika Bara terluka Roslyn akan memarahi Echa habis-habisan.
"Diem. biarin Bara aja yang obatin," Ucap Bunda An menatap tajam kearah Bara.
"Kak Caca ini minumnya.." ucap Aira yang membawa air minum untuk Echa.
"Ya ampun! Kak Bara kenapa Kak Caca bisa kayak gitu?!" Tanya Aira saat melihat telapak kaki Echa di obati oleh Bara.
Bunda An yang melihat Aira seperti itu langsung berlalu pergi ke kamar, seolah seorang ibu itu akan tau apa yang terjadi selanjutnya.
"Gak apa-apa, ini cuman luka kecil aja Aira." Jawab Echa.
"Kak Bara gak bener jagain Kak Caca nya." Ucap Aira.
Echa bingung harus menjawab apa, ini adalah situasi yang membuat Echa serba salah.
"Kakak mau keatas dulu, awas jangan peluk kayak tadi lagi." Ujar Bara yang sudah selesai mengobati kaki Echa sambil menatap kearah Aira dan berlalu pergi.
"Aira? Apa itu karna Aira?" Tanya Aira duduk di samping Echa.
"Bukan, ini salah Kak Caca sendiri, kakak gak liat ada paku." Jawab Echa.
"Siapa coba yang simpen paku di situ? Kak Caca jadi luka kan." Tanya Aira kesal.
"Namanya juga celaka, kita gak tau kan? Udah biarin aja, jangan salahin kak Bara, kasian tadi udah di marahin sama bunda." Jawab Echa sambil memeluk Aira yang berada di sampingnya.
"Iya kak, kalau nanti Kak Caca nikah sama Kak Bara, Aira pengen banget serumah sama Kak Caca, tidur bareng Kak Caca, main bareng kak Caca," Ucap Aira dalam pelukan Echa.
Sedangkan Echa yang mendengar itu merasakan panas di sekitar pipinya.
"Iyakan kak? Kakak bakalan sama Kak Bara?" Tanya Aira sambil menatap Echa.
"Eh.. itu.. doain ya." Jawab Echa.
"Aira selalu berdoa itu." Ucap Aira.
"Aira lagi nonton apa sama bunda?" Tanya Echa mengalihkan pembicaraan.
"Nonton Tinkerbell." Jawab Aira sambil membawa remote tv dan menonton kembali film yang tadi sempat terjeda.
Echa dan Aira menonton film Tinkerbell dengan Aira di pelukannya.
"Caca udah makan?" Tanya Bunda An yang sedang membawa nasi goreng.
"Udah bunda." Jawab Echa.
"Bara udah?" Tanya Bunda An.
"Udah," jawab Echa. Bunda An hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, dia tidak terlalu mengkhawatirkan keadaan lambung Bara jika pergi kemana-mana bersama dengan Echa.
"Aira makan dulu sayang.. " Ucap bunda An.
"Gak mau." Ujar Aira sambil menggelengkan kepalanya di pelukan Echa.
"Jangan gitu, makan dulu, nanti sakit lagi." Ucap Bunda An.
"Gak mau Ma.." Ujar Aira.
"Biar Caca aja yang suapin Aira." Ucap Echa.
"Nih, bunda mau pergi ke kantor dulu sebentar." Ujar Bunda An.
"Iya bunda.." Ucap Echa.
"Kalau mau makan, Caca tinggal masak sendiri aja ya, takutnya bunda kelamaan di kantor." Ujar Bunda An, sedangkan Echa hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dan Bunda An melangkahkan kakinya pergi ke luar.
"Aira.. makan dulu ya," ucap Echa.
"Gak mau kak.." ujar Aira.
"Makan dulu, nanti kak Caca gak bakalan mau sama Aira lagi kalau gak makan, kak Caca itu paling suka banget sama orang yang banyak makannya." Ucap Echa sambil menyuapkan nasi ke mulut Aira yang langsung di terima dengan senang hati oleh Aira.
Suapan demi suapan masuk kedalam mulut Aira yang sedang menonton film Tinkerbell itu, hingga nasinya habis.
"Udah abis," ucap Echa sambil menyimpan piringnya di atas meja, Aira yang sudah kenyang itu langsung meminum air putih milik Echa yang sama sekali belum di minum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Positif heart
Caca udah siap jadi istri dan ibu tuh, tinggal peresmiannya
2022-07-01
1
Resinta Syahluna Setiawan
sama ama alm.ibu kalo suamiku kenapa2 mesti aq yg disalahin
tapi gk sebaliknya aq ke mertua🙈🙈😁😁😁
2022-06-14
1
tysss
thor kapan up?
2021-11-05
0