Malam hari telah tiba, Echa sudah bangun dari tidurnya beberapa menit yang lalu, namun Bunda An masih belum pulang dari kantornya.
Dan saat ini Aira sedang bersama dengan Echa memasak makanan di dapur yang hampir selesai.
"Aira jangan deket-deket Kak Caca dulu, nanti kena api." Ucap Echa yang merasakan Aira terus memeluk dirinya.
"Gak mau, Aira mau sama Kak Caca, nanti Kak Caca bakalan pergi." Ujar Aira yang terus memeluk Echa.
Bukan Echa tidak mau, tapi posisi Aira berada di dekat api, dia memeluk dari depan sehingga membelakangi api. Echa menjadi kesusahan untuk menyajikan makanan, takutnya Aira terkena api kompor.
"Kakak.." teriak Echa memanggil Bara yang sedang asik menonton televisi.
"Apa?" Sahut Bara.
"Bantuin Caca bentar." Ucap Echa. Tidak.ada sahutan dari bara, namun tak lama kemudian Bara langsung datang menghampiri Aira yang sedang membelakangi api.
"Aira sama kakak dulu." Ucap Bara.
"Gak, nanti kak Caca bakalan pergi." Ujar Aira.
"Kak Caca gak bakalan kemana-mana, gak bakalan ninggalin Aira juga, kak Caca takut Aira nanti kenapa Api." Ucap Echa.
"Gak mau.." rengek Aira.
"Biar kakak aja yang pindahin ke piring." Ucap Bara mengambil alih semuanya.
Echa langsung berjalan mundur sambil mengendong Aira ketika Bara sedang menyajikan makanan yang telah matang ke piring.
"Awas kena tangan." Ucap Echa yang melihat tangan Bara hampir mengenai wajan panas.
"Kak Caca gak bakalan pulang kan?" Tanya Aira.
"Kak Caca harus pulang sayang, belum beres-beres buat ke apartemen." Jawab Echa sambil tersenyum kearah Aira.
"Jangan.." Ucap Aira.
"Kenapa? Kan kak Caca harus beresin semuanya, nanti Aira juga bisa ke sana sama Bunda sama Ibu Lyn juga." Ujar Echa.
"Tapi banyak yang jahat." Ucap Aira.
"Siapa yang jahat? Semuanya baik-baik aja kok," Ujar Echa.
Namun saat Aira ingin membalas perkataan Echa, tiba-tiba saja ada seseorang yang masuk kedalam rumah Bara.
"Bara.." panggil orang tersebut yang terdengar hingga ke dapur.
"Apa? Lagi di dapur." Sahut Bara.
Tiba-tiba saja orang tersebut langsung menghampiri Bara yang sedang menumis kangkung kesukaan Aira.
Echa melihat Azka yang sedang berjalan kearah dirinya yang sedang menggendong Aira.
"Kak Azka, sama siapa kesini?" Tanya Aira.
"Sama Kak Vivi," jawab Azka sambil mencubit pipi Aira gemas.
"Sakit kak!" Ucap Aira.
"Maaf sayang.. sakit ya?" Tanya Azka sambil mengelus lembut pipi Aira.
"Iya, sakit." Jawab Aira.
Aira langsung turun dari gendongan Echa, Echa yang merasakan Aira ingin turun itu langsung menurunkannya.
"Wih lagi masak apa nih?" Tanya Azka yang melihat Bara sedang memasak.
"Jangan di makan, itu punya Aira." Jawab Aira sambil melangkahkan kakinya keluar dari dapur untuk menemui Ivy.
"Udah cocok loh bar." Ujar Azka sambil melihat kearah Echa yang berada di samping Bara.
"Hm.." gumam Bara.
"Ca, udah siap belum kata Bara?" Tanya Azka sambil menatap Echa.
"Siap apa?" Tanya Echa.
"Siap di halalin." Jawab Azka sambil tersenyum.
"Eh.. gak tau." Ucap Echa yang kini pipinya sudah terasa panas.
"Liat Bar, lucu ya kalau Caca lagi salting kayak gitu." Ujar Azka yang berada di samping Bara sambil melihat Echa yang sudah seperti kepiting rebus.
Echa yang mendapat perkataan seperti itu langsung menyembunyikan wajahnya di balik punggung Bara sambil memeluknya.
"Udah, sana." Ucap Bara yang mengusir Azka agar tidak menggoda Echa lagi yang sudah seperti kepiting rebus itu.
"Ck, iya." Ujar Azka sambil melangkahkan kakinya kearah ruang tamu.
Sedangkan di sisi lain, Azka melihat Aira yang sedang duduk di pangkuan Ivy sambil menonton televisi.
Azka langsung duduk di samping Ivy dan Aira, namun tiba-tiba saja Aira mencegah Azka untuk duduk di samping Ivy.
"Kak Azka jangan duduk di sini, jangan deket-deket Aira sama Kak Vivi." Ucap Aira yang melihat Azka sedang duduk di sampingnya.
"Kenapa?" Tanya Azka menatap Aira gemas.
"Jangan deket-deket, Kak Azka duduk disana." Jawab Aira.
"Gak mau, mau disini sama Aira." Ucap Azka.
"Aira gak mau deket-deket." Ucap Aira.
"Kenapa gak mau deket-deket?" Tanya Azka.
Sedangkan Ivy yang melihat Azka sedang berbicara bersama Aira itu hanya tersenyum tipis. Menggemaskan.
"Nanti Kak Azka pasti bawa pulang Kak Vivi," ucap Aira.
"Iyalah, kak Vivi kan harus tidur, kenapa Aira belum tidur?" Tanya Azka.
"Aira baru bangun, jangan deket-deket." Jawab Aira.
"Kak, pindah aja." Ucap Ivy melihat Azka yang malah membuat Aira kesal.
"Bentar Vi." Ujar Azka sambil tersenyum kearah Ivy.
"Kakak.." panggil Ivy kembali membuat Aira kesal.
"Iya, kakak pindah." Ucap Azka yang langsung pindah ke sofa kosong.
Aira yang melihat Azka sudah pindah itu kembali memeluk Ivy.
"Caca mana kak?" Tanya Ivy.
"Di dapur lagi masak." Jawab Azka.
"Sama Kak Bara?" Tanya Ivy.
"Iya," jawab Azka yang sedang memainkan ponselnya.
Tak lama kemudian Echa datang dari arah dapur sambil menyiapkan untuk makan malam.
"Kak Azka sama Vivi udah makan?" Tanya Echa yang sedang menyajikan makanan di meja makan.
"Belum." Jawab Azka dan Ivy kompak.
"Bunda An kemana Ca?" Tanya Ivy.
"Masih di kantor, belum pulang." Jawab Echa.
"Makan dulu yu Kak, Vi, Aira juga makan dulu." Ucap Echa.
"Ayo kak." Ajak Aira mengajak Ivy untuk ke meja makan.
"Iya, jangan lari nanti jatuh." Ucap Ivy yang mengikuti Aira berlari menghampiri meja makan.
"Kak Vivi suapin Aira ya." Ucap Aira.
"Sendiri aja Ra." Ujar Bara yang keluar dari dapur.
"Aira gak lagi ngomong sama Kakak." Ucap Aira yang kini duduk di pangkuan Ivy.
"Biarin aja Kak.. anak kecil emang manja." Ujar Echa. Bara tidak membalas ucapan Echa, dia langsung duduk di kursi meja makan sebelah Echa.
"Kak Azka. Makan dulu." Ucap Echa sambil menuangkan nasi ke piring Ivy dan Bara.
"Iya, bentar Ca." Ujar Azka yang masih asyik bermain ponsel.
"Lagi bales siapa kak?" Tanya Ivy ketus.
"Gak bales siapa-siapa." Jawab Azka sambil melangkahkan kakinya ke meja makan dan duduk di sebelah Ivy.
"Kalau masih bales banyak cewek mendingan tinggalin aja Kak Azka nya." Ucap Aira sambil menatap Ivy.
"Jangan lah Ra, kak Azka gak bales siapa-siapa." Ujar Azka.
"Biar tau artinya kehilangan. Siapa suruh main sama banyak hati, jangan sungkan buat tinggalin kak, masih banyak yang ganteng dari Kak Azka." Ucap Aira.
Sedangkan Bara yang mendengar itu hanya tertawa pelan melihat wajah Azka yang memelas kepada Aira.
"Iya Ra, kalau masih main sama banyak hati Kak Vivi langsung tinggalin." Ujar Ivy sambil menatap Azka.
"Ra.. kakak gak deket siapa-siapa kok. Cuman sama Kak Vivi aja. Udah kapok." Ucap Azka.
"Udah, Aira makan dulu, nanti lanjut lagi debatnya." Ujar Ivy sambil menyuapkan nasi ke mulut Aira yang langsung di terima oleh Aira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
🖤❣ DeffaSha ❣🖤
ini gimana sih, waktu aira umurny 3 tahun malah kelihatan dewasa banget...sekarang udah 6 tahun malah kayak bocah 3 tahun 😄😄😄 ayo dong author carita bagusny jangan jadi cacatvgara2 hal seperti ini ..aku ngebayangin adeganny jadi aneh....
2022-07-30
0
🥰Ani🥰
next
2022-06-23
0
Suzieqaisara Nazarudin
iiddiihh ini anak gemesin banget..😆😆😆
2022-05-11
1