Malam semakin larut, namun bunda An masih belum pulang dari kantornya itu bahkan sekarang Aira sudah mulai mengantuk di pelukan Ivy. Kini jam sudah menunjukkan pukul 20.45.
"Aira tidur di kamar ya." Ucap Ivy yang melihat Aira ingin memejamkan matanya.
"Enggak, nanti Kak Vivi sama Kak Caca pergi ninggalin Aira." Ujar Aira mengeratkan pelukannya pada Ivy.
"Engga Ra, Kak Vivi sama Kak Caca bakalan disini nungguin Aira kalau Aira tidurnya gini nanti sakit." Ucap Ivy.
"Iya, Aira tidur di kamar ya sama Kak Caca," Ucap Echa.
Saat ini Echa, Bara, Ivy, Azka dan Aira sedang berada ruang tamu. Sedangkan Bara dan Azka sudah memejamkan matanya sejak tadi.
"Kak Caca gak bakalan pergi kan?" Tanya Aira.
"Enggak, Kak Caca temenin." Jawab Echa.
Aira yang berada di pelukan Ivy kini beralih ke pelukan Echa, Echa melangkahkan kakinya menuju kamar Aira, diikuti dengan Ivy di belakangnya.
Sesampainya di kamar Aira, Echa langsung menidurkan Aira di ranjang miliknya yang bernuansa serba merah muda itu.
"Kak Caca jangan pulang sekarang dulu." Ucap Aira sambil menggenggam tangan Echa.
"Aira tidur ya, udah malem." Ujar Echa sambil mengelus lembut kepala Aira.
Aira yang mendapat perlakuan seperti itu menganggukkan kepala sebagai jawaban dan memejamkan matanya untuk menjemput alam mimpi.
10 menit telah berlalu, Echa melihat nafas teratur dari Aira bahkan genggaman tangan Aira sudah tidak erat seperti tadi.
"Udah tidur Ca." Bisik Ivy yang melihat Aira dengan nafas yang teratur.
Echa yang mendapat perkataan seperti itu langsung melihat kearah Aira yang memang sudah tertidur, dia melepaskan genggaman tangannya dari tangan Aira secara perlahan.
Namun saat Echa dan Ivy ingin melangkahkan kakinya keluar dari kamar Aira, Echa melihat di ekor matanya ada bayangan yang melesat dengan cepat di luar jendela.
"Apa itu?" Tanya Echa dan Ivy kompak sambil melihat kearah jendela.
"Vivi liat juga?" Tanya Echa.
"Iya," Jawab Ivy.
"Mungkin ini udah malem jadi wajar aja banyak yang keliatan." Ucap Echa yang tidak terlalu menghiraukan sosok bayangan hitam tadi.
"Iya, Vivi juga gak ngerasa ada yang jahat, mungkin kebetulan lewat aja." Ujar Ivy.
Mereka kembali melangkahkan kakinya keluar dari kamar Aira, mengabaikan sosok yang mengagetkan mereka berdua.
Sesampainya di ruang tamu, Echa melihat Azka dan Bara yang sudah tertidur di sofa dengan handphone berada di genggaman tangan masing-masing.
Saat Echa mengambil ponsel milik Bara, tiba-tiba saja pintu rumah terbuka, menampilkan bunda An yang seperti kelelahan.
"Bunda, mau makan?" Tanya Echa sambil menyimpan ponsel bara di meja dan melangkahkan kaki kearah Bunda An.
"Tolong bikinin mie instan aja ya, bunda mau yang anget-anget." Jawab Bunda An.
"Iya bunda," Ucap Echa.
"Aira udah tidur?" Tanya Bunda An.
"Udah," Jawab Echa.
"Bara juga?" Tanya Bunda An.
"Iya." Jawab Echa.
"Loh, ada Vivi, kapan kesini?" Tanya Bunda An yang melihat Ivy sedang duduk di sofa.
"Jam 7 malem bunda." Jawab Ivy sambil tersenyum.
"Ya udah kalian tidur di kamar Bara aja, biarin mereka berdua tidur disini, nanti Caca tolong anterin mie nya ke kamar bunda ya, bunda mau mandi dulu." Ucap Bunda An.
"Iya bunda." Ujar Echa, setelah mendengar perkataan Echa, bunda An langsung pergi ke kamar sedangkan Echa melangkahkan kakinya ke dapur untuk memasak mie instan.
Sedangkan di sisi lain, Ivy sedang melihat ponsel Azka, banyak sekali pesan masuk di WhatsApp nya, namun Azka tidak membalas pesan tersebut bahkan di galerinya tidak ada apa-apa selain foto Ivy.
Azka banyak berubah saat Ivy mengancam untuk meninggalkan dirinya tanpa sungkan dan tanpa kesempatan.
Ivy langsung melihat kearah Azka mengelus lembut kepala Azka. Sedangkan Azka yang sedang tertidur itu merasakan ada tangan seseorang yang menganggu tidurnya.
"Belum tidur?" Tanya Azka sambil menggenggam tangan Ivy.
"Belum." Jawab Ivy sambil melihat kearah Azka yang sedang menggenggam tangannya.
"Pulang?" Tanya Azka sambil mencium punggung tangan Ivy.
"Enggak, kakak tidur aja, nanti kenapa-kenapa di jalan, ini udah malem." Jawab Ivy.
"Tidurnya jangan malem-malem." Ucap Azka kembali memejamkan mata tanpa melepaskan genggaman tangannya dari Ivy.
"Iya," Ujar Ivy sambil mengelus pipi Azka yang kembali memejamkan matanya.
"Vi, nanti ambil selimutnya di kamar tamu." Ucap Echa yang melihat Azka dan Bara kedinginan dengan mie instan di tangannya.
"Iya, nanti Vivi ambil." Ujar Ivy.
"Caca ke atas dulu." Ucap Echa.
"Kesini lagi ya." Ujar Ivy.
"Iya." Ucap Echa yang sedang menaiki anak tangga.
Echa melangkahkan kakinya menuju ke kamar Bunda An, sesampainya di depan pintu kamar Bunda An, Echa mengetuk pintu kamarnya.
Tok..tok..tok..
"Bunda.. ini mie nya," Panggil Echa sambil mengetuk pintu kamar bunda An.
"Masuk Ca." Sahut Bunda An dari dalam.
Echa yang mendapat perkataan seperti itu langsung membuka pintu dan melihat Bunda An yang sedang menyisir rambutnya.
"Simpen aja di atas laci." Ucap Bunda An, Echa yang mendapat perkataan seperti itu langsung menyimpan mie instan nya di atas laci.
"Makasih ya." Ujar Bunda An.
"Iya bunda. Caca keluar dulu ya.." Ucap Echa.
"Iya, tidurnya jangan malem-malem." Ujar Bunda An.
Echa yang mendapat perkataan seperti itu hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dan langsung melangkahkan kakinya keluar dari kamar Bunda An sambil menutup kembali pintu kamar Bunda An.
Sebelum turun kebawah, Echa pergi ke kamar Bara untuk mengambil selimut. Setelah mengambil selimutnya, Echa langsung turun kebawah.
Echa melangkahkan kakinya ke arah Bara, untuk menyelimutinya. Namun saat sedang menyelimuti Bara, mungkin si pemilik tubuh itu merasa terganggu hingga membuka matanya secara perlahan.
"Kenapa belum tidur?" Tanya Bara yang melihat Echa berada di samping nya.
"Tadi bunda nyuruh Caca masakin mie instan." Jawab Echa.
"Mama udah pulang?" Tanya Bara dengan suara khas orang bangun tidur sambil menggenggam tangan Echa.
"Udah, baru aja." Jawab Echa yang sedang merapikan rambut Bara.
"Aira?" Tanya Bara.
"Udah tidur dari tadi." Jawab Echa yang melihat Bara kembali memejamkan mata tanpa melepaskan genggaman tangannya pada Echa.
"Vi, tadi ketemu Devan?" Tanya Echa yang masih merapikan rambut Bara.
"Ketemu." Jawab Ivy.
"Kenapa Caca enggak?" Tanya Echa.
"Vivi aja baru liat tadi sore. Itu juga lagi sibuk beres-beres barangnya." Jawab Ivy.
"Btw tadi Hanin cerita soal Tania itu, gimana keadaannya?" Tanya Ivy.
"Caca liat gak baik-baik aja, besok coba datengin lagi Tania, Caca gak bisa liat masa lalunya." Jawab Echa.
"Bukannya Caca selalu bisa ya?" Tanya Ivy aneh dengan kejadian yang Echa dan Hanin ceritakan.
"Gak tau, mungkin kalau sama Vivi bisa. Yang Caca liat cuman depresi sama mau bunuh diri." Jawab Echa.
"Besok anterin Vivi ke apartemen Tania. Vivi mau liat." Ucap Ivy, Echa hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban sambil menatap wajah Bara yang terlihat tampan ketika sedang tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
ncsa
sebenernya bnyk yg bcaa tpi ga like sking sriusnya bca🤣🤣
2021-10-30
4
Riska Cikok
like like like like pkonya 😘
2021-10-21
0
Lei
a
2021-08-31
0