Matahari pagi membangunkan mereka yang masih berada di alam mimpinya melewati celah jendela.
Echa mengerjapkan matanya ketika sang matahari itu menganggu mimpinya, dia menggeliatkan tubuhnya dan duduk dari tidurnya itu untuk mengumpulkan kesadaran.
"06.15" ucap Echa sambil melihat jam dinding yang ada di kamar Bara.
"Vi.. bangun.." ujar Echa membangunkan Ivy yang berada di sampingnya.
"Hm.." gumam Ivy ketika Echa membangunkan dirinya.
"Bangun." ucap Echa.
"Jam berapa?" Tanya Ivy sambil membuka matanya secara perlahan dan menatap kearah Echa.
"Jam 06.10" Jawab Echa.
"Caca duluan yang mandi." Ucap Ivy.
"Tapi Caca gak bawa baju." Ujar Echa.
"Pake aja yang Kak Bara, Vivi juga mau pake yang Kak Azka." Ucap Ivy kembali memejamkan matanya.
"Emang Kak Azka bawa baju?" Tanya Echa.
"Bawa di tas nya." Jawab Ivy.
"Yaudah Caca mandi duluan." Ucap Echa sambil melangkahkan kaki ke lemari Bara untuk mencari baju yang pas untuk dirinya.
Dia menemukan kaos berwarna putih dengan celana yang setinggi lutut. Setelah mendapat bajunya itu Echa langsung masuk kedalam kamar mandi.
...----------------...
25 menit telah berlalu, Echa sudah selesai dengan acara mandinya itu dengan baju Bara yang sudah melekat di tubuh Echa.
"Vi.. sana mandi." Ucap Echa yang sedang mengeringkan rambutnya.
"Udah Ca?" Tanya Ivy sambil membuka matanya.
"Udah, sana mandi, Caca belum beres-beres apartemen." Jawab Echa.
"Nanti Caca tolong ambilin tas punya Kak Azka di bawah." Ucap Ivy.
"Iya.." Ujar Echa sambil menyisir rambutnya.
Ivy langsung melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar mandi, sedangkan Echa yang sudah selesai menyisir rambutnya itu langsung turun kebawah.
Keadaan dibawah masih sama, Bara dan Azka yang tertidur pulas, gorden yang belum dibuka dan lampu yang masih menyala.
Echa langsung mematikan lampu dan membawa tas milik Azka kepada Ivy, Echa kembali naik ke kamar Bara untuk memberikan tas milik Azka kepada Ivy.
"Vi.. Caca simpen di Deket pintu kamar mandi." Ucap Echa.
"Iya Ca.." sahut Ivy
Setelah mendapat jawaban dari Ivy, Echa kembali turun kebawah untuk membangunkan Bara dan Azka.
...----------------...
"Kak.. bangun." Ucap Echa. Namun tidak ada jawaban dari Bara, dia masih saja memejamkan matanya.
"Kak.." panggil Echa. Namun bara masih saja asik dengan mimpinya itu. Echa hanya menghela nafasnya ketika bara tidak bangun.
"Kak Azka.." panggil Echa. Sama tidak ada jawaban dari Azka, mereka seolah tidak ingin bangun dari mimpinya.
"Kak.." panggil Echa lagi kepada Azka.
"Hm.." gumam Azka tanpa membuka matanya.
"Bangun udah pagi." Ucap Echa.
"Jam berapa?" Tanya Azka sambil mengerjapkan matanya.
"Jam 7." Jawab Echa.
"Serius?" Tanya Azka yang kini sudah bangun dari tidurnya.
"Iya." Jawab Echa.
Azka langsung duduk dari tidurnya itu untuk mengumpulkan kesadaran sebelum melangkahkan kaki menuju kamar mandi.
"Tas Kakak ada di kamar Kak Bara." Ucap Echa.
"Iya," ujar Azka.
Setelah melihat Azka melangkahkan kaki menuju kamar Bara, kini Echa kembali membangunkan Bara yang masih tertidur pulas.
"Kak Bara.." panggil Echa. Masih tak ada jawaban.
"Kak Bara, bangun.." ucap Echa.
"Hm.." gumam Bara.
"Bangun ih. Udah pagi." Ucap Echa.
"Iya." Ujar Bara yang masih memejamkan matanya.
"Kak, Caca pinjem baju kakak." Ucap Echa.
"Iya," Ujar Bara.
"Kakak gak marah?" Tanya Echa. Bara yang mendapat perkataan seperti itu langsung membuka matanya.
"Kenapa harus marah?" Tanya Bara dengan suara khas orang bangun tidur.
"Baju kakak di pake sama Caca." Jawab Echa.
"Ngapain marah, di pakenya juga sama Caca." Ucap Bara sambil mengelus pipi Echa.
"Bangun. Nanti dimarahin bunda, emang kakak gak ada kelas?" Tanya Echa.
"Gak ada." Jawab Bara kembali memejamkan matanya sambil menggenggam tangan Echa.
"Ya udah bangun, mandi terus makan, anterin Caca kerumah ambil baju, Caca belum beres-beres." Ucap Echa sambil membuka mata Bara yang terpejam.
"Iya." Ujar Bara.
"Lepasin tangannya, Caca mau bikin nasi goreng dulu." Ucap Echa.
"Enggak." Ujar Bara yang malah mempererat genggaman tangannya itu.
"Kak.." ucap Echa sambil menggigit tangan Bara.
"Sakit Ca." Ujar Bara ketika Echa mengigit punggung tangannya.
"Cepetan bangun." Ucap Echa.
"5 menit." Ujar Bara yang masih memejamkan mata dan menggenggam tangan Echa.
Namun saat Echa ingin membangunkan Bara lagi, tiba-tiba saja Bunda An turun dari tangga, menyuruh Echa untuk diam.
"Bangun." Ucap Bunda An sambil menarik telinga Bara.
"Argh.. sakit ma." Ujar Bara saat telinganya ditarik oleh Bunda An.
"Makanya Bangun, gak usah banyak tingkah." Ucap Bunda An.
"Iya ma.. lepasin sakit.." ujar Bara kini sudah membuka matanya dan menahan rasa sakit di telinganya itu tanpa melepaskan genggaman tangannya pada Echa.
Bunda An yang melihat anaknya sudah bangun itu langsung melepaskan tangannya dari telinga Bara yang memerah.
"Sakit ma.." ucap Bara sambil memegang telinganya yang terasa panas.
"Makannya kalau di suruh bangun ya bangun." Ujar Bunda An.
"Ca, bantuin bunda bikin sarapan." Sambung Bunda An.
"Iya bunda." Ucap Echa. Setelah mendapat jawaban itu Bunda An langsung melangkahkan kakinya menuju dapur.
"Lepasin Kak. Nanti kakak dimarahin bunda lagi." Ujar Echa yang melihat Bara tidak ingin melepaskan genggaman tangannya.
"Enggak." Ucap Bara.
"Bara cepet mandi. Biarin Mama sama Caca dulu bentar, kamu masih punya banyak waktu sama Caca, bunda jarang punya waktu sama Caca." Teriak bunda An dari arah dapur.
"Iya ma." Ucap Bara sambil melepaskan genggaman tangannya.
"Cepet mandi. Jangan tidur lagi nanti kalau di kamar." Ucap Echa sambil melangkahkan kakinya kedapur untuk membantu bunda An.
"Bunda udah bangun Ca?" Tanya Ivy yang baru saja turun dari tangga.
"Udah, ada di dapur." Jawab Echa.
"Lagi apa?" Tanya Ivy.
"Lagi masak buat sarapan." Jawab Echa.
"Vivi ikut." Ucap Ivy yang melihat Echa melangkah menuju dapur.
Sesampainya di dapur Echa melihat Bunda An yang ingin memasak nasi goreng.
"Ca tolong potongin bawang ya." Ucap Bunda An.
"Iya bunda." Ujar Echa.
"Hati-hati kena tangan, nanti bunda dimarahin sama Bara." Ucap Bunda An sambil tersenyum.
"Enggak lah bunda. Kak Bara gak bakalan marahin bunda." Ujar Echa.
"Oh iya Vi, tolong ambilin bahan-bahan di dalam mobil, semalem bunda capek mau di bawa kesini." Ucap Bunda An.
"Kuncinya dimana bunda?" Tanya Ivy.
"Di meja makan." Jawab Bunda An.
...----------------...
Setelah kurang lebih 20 menit, Bunda An, Echa dan Ivy sudah selesai membuat nasi goreng.
"Panggilin Bara sama Azka." Ucap Bunda An.
"Biar Vivi aja bunda." Ujar Ivy sambil melangkahkan kakinya menuju ke kamar Bara. Sedangkan Echa membantu bunda An untuk menyajikan sarapan.
"Aira gak dibangunin bunda?" Tanya Echa.
"Udah biarin jangan di bangunin, suka rewel." Jawab Bunda An. Sedangkan Echa yang mendapat perkataan itu hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
Echa dan Bunda An duduk di salah satu kursi meja makan sambil menunggu yang lain turun.
Tak lama kemudian Ivy dan Azka menuruni anak tangga, melangkahkan kaki menuju meja makan.
"Baranya mana?" Tanya Bunda An.
"Bentar lagi turun lagi ganti baju." Jawab Azka.
"Yaudah kalian makan duluan aja." Ucap Bunda An.
Semua orang yang di meja makan menyantap nasi goreng yang sudah di sajikan.
Namun saat Echa ingin memulai makannya, tiba-tiba dia mendengar suara tangisan dari Aira.
"Kak Caca!" Teriak Aira sambil menangis. Echa yang mendengar itu langsung berdiri dari duduknya dan melangkah menuju kamar Aira.
Namun saat Echa ingin melangkah kan kakinya menuju tangga dia melihat Bara sudah menggendong Aira yang sedang menangis.
"Gak mau.. Aira mau kak Caca!" Teriak Aira sambil menangis.
"Kak Caca ada dibawah." Ucap Bara sambil turun dari tangga dan menenangkan Aira yang menangis di pelukannya.
"Ini kak Caca, Aira jangan nangis." Ujar Echa yang melihat Bara sudah dekat dengannya.
Aira yang mendengar suara itu langsung melihat kearah Echa dan berhenti menangis.
"Aira mau sama Kak Caca?" Tanya Echa sambil mengelus kepala Aira yang berada di pelukan Bara.
Aira menggelengkan kepalanya, dia malah mempererat pelukannya pada Bara.
"Aira sayang.. sini sama Mama.." ucap Bunda An.
"Gak mau." Ujar Aira yang masih di pelukan Bara.
"Biarin sama Bara aja Ma." Ucap Bara sambil duduk di kursi sebelah Echa.
"Aira mau makan?" Tanya Echa. Aira hanya menggelengkan kepalanya.
"Makan dulu ya, Kak Caca suapin." Jawab Echa.
"Duduk dulu Ra. Kakak susah mau makan." Ucap Bara kepada Aira, namun Aira malah mempererat pelukannya pada Bara.
"Bunda angkat telpon dulu, kalian makan duluan aja." Ujar Bunda An yang melangkahkan kakinya menuju ruang tamu sambil mengangkat telpon dari kantor, terdengar dari gaya bicaranya yang formal.
Echa menyuapi Aira nasi goreng yang langsung di terima oleh mulut Aira. Echa juga menyuapi Bara yang kesusahan untuk memakan sarapannya itu, karena Aira terus memeluknya dengan erat.
Suapan demi suapan masuk kedalam mulut Bara dan Aira. Tanpa mereka bertiga sadari Bunda An melihat hal itu.
"Bunda bersyukur banget Bara bisa ketemu sama kamu. Bunda gak perlu khawatir kalau Bara atau Aira sama kamu." Ucap Bunda An sambil tersenyum haru saat melihat Echa sedang menyuapi kedua anaknya itu.
Tanggung jawabnya menjadi seorang ibu mulai bisa di kendalikan ketika Echa datang kedalam keluarga kecilnya.
Bunda An selalu tidak mempunyai waktu untuk kedua anaknya itu karena masalah kantor. Namun ketika Echa masuk kedalam keluarga kecilnya itu, Aira dan Bara mulai menemukan bahagianya lagi. Bagi bunda An, Echa adalah sosok pengganti dirinya.
"Makasih tuhan.." ucap Bunda An dengan mata yang berkaca-kaca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Suzieqaisara Nazarudin
calon mertua yg baik dan pengertian, susah ketemu yg kayak gitu kalo di dunia nyata..
2022-05-11
0
AfifaZuyin
papanya bara mana
2022-01-06
1
Darna ayuni
hmm ingin punya mertua kek gtu ada gk yaa
2021-10-29
0