Echa dan teman-temannya masih mengamati mayat yang ada di hadapannya. Echa melihat ke arah lantai lima dimana Tania melompat kan diri begitu saja.
Dia melihat ada satu sosok besar, berbulu, tangannya panjang, matanya merah, giginya bertaring dan kukunya panjang hingga mencapai lantai 3. Mengerikan? Tentu saja.
Echa langsung mengalihkan pandangannya dari sosok tersebut sambil menatap kearah mayat Tania yang tidak menghilangkan jejak pembunuhan.
Ini pembunuhan namun tidak disentuh, mereka menggunakan mahluk gaib untuk membunuh Tania, seolah-olah Tania lah yang bunuh diri.
Tatapannya langsung teralihkan ketika sirine mobil polisi dan ambulan datang ke tempat kejadian.
"Izinkan kami yang mengatasi semua ini, kalian semua tolong pergi dari tempat ini." Ujar salah satu polisi.
Semua orang yang mendapat perkataan seperti itu langsung membubarkan dirinya, membiarkan polisi dan para tenaga medis mengurusi semua ini.
"Ayo Ra.." Ajak Azka sambil menggendong Aira yang ketakutan melihat kejadian tadi.
Echa, Bara, Azka, Ivy dan Aira pergi dari tempat tersebut, mereka melangkahkan kakinya menuju lift, namun saat mereka dan beberapa orang sampai di lift Hans dan Adila masuk ke lift yang lumayan masih kosong.
Hans menempatkan dirinya di sebelah Echa yang kosong, posisi Echa berada di belakang bersama dengan Bara, sedangkan Ivy dan Azka yang sedang menggendong Aira berada di depannya.
"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Hans menyapa Echa yang sedang menyimpan koper diantara dirinya dan Hans.
"Baik." Jawab Echa.
"Kemana saja satu hari kemarin?" Tanya Hans.
"Ada di rumah." Jawab Echa sambil menatap kearah Bara yang sedang menatap kearah depan.
"Sudahlah. Dia sudah memiliki pacar, jangan mengganggu hubungan mereka." Bisik Adila kepada Hans yang terdengar oleh Echa. Sedangkan Hans yang mendapat perkataan seperti itu hanya diam menatap kearah Bara yang berada di samping Echa.
Sampai tiba saatnya di lantai 5, Echa dan yang lainnya keluar lift terutama Hans dan Adila.
"Ayo kak." Ajak Echa.
"Duluan." Ucap Bara. Echa yang mendapat perkataan seperti itu langsung melangkahkan kakinya keluar dari lift bersama dengan kopernya diikuti oleh Adila, menyusul Azka, Aira dan Ivy di depan.
Sedangkan Bara yang melihat Echa sudah keluar dari lift itu mengikutinya, bersama Hans yang berada di sampingnya.
Bara yang melihat Hans di sampingnya itu langsung mencegahnya untuk melangkah lebih lanjut, dia menatap tajam kearah Hans yang juga sedang menatapnya tajam.
"Dia punya gue, jangan sekali-kali mau rebut dia dari tangan gue kalau Lo masih mau hidup." Ucap Bara dengan nada mengancam.
"Gue bakalan lakuin apapun buat orang yang menghalangi langkah gue." Ujar Hans sambil tersenyum sinis dengan mata yang berubah menjadi hitam dalam satu detik.
Bara melihat hal itu, namun dia tidak berekspresi apapun. Bara hanya menatap lekat mata yang berubah hitam tadi.
"See?" Tanya Hans sambil menepis tangan Bara yang menghalanginya. Hans melangkahkan kakinya menyusul Adila untuk melihat apartemen nomor 33.
"Dia salah orang." Ucap Bara sambil tersenyum sinis menatap kepergian Hans.
Bara tersenyum seperti itu karena ilmu Hans belum terlalu tinggi, lihat saja betapa bodohnya Hans ketika mengeluarkan mata hitam miliknya seolah ingin menghipnotis Bara.
Tanpa Hans ketahui, di dalam tubuh Bara memiliki permata yang mampu membuat siapa saja hancur lebur dalam beberapa detik saja.
Bara melangkahkan kakinya menyusul Echa yang sedang bersama Adila, saat Bara melewati Hans, dia berbisik sebentar di samping Hans.
"Gue peringatan lagi, Lo ganggu cewe gue, siap-siap buat kehilangan segalanya." Ucap Bara datar dan menusuk sambil.melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Hans yang sedang tersenyum sinis.
"Manusia biasa yang sangat belagu, tidak memiliki apa-apa tapi sudah mengancam." Ucap Hans sambil tersenyum sinis menatap punggung Bara dengan mengeluarkan mata berwarna hitam miliknya beberapa menit.
"Apa Tania baik-baik saja satu hari sebelumnya?" Tanya Echa kepada Adila yang berada di sampingnya.
"Tidak, pada saat malam harinya, Tania meminta tolong, tapi saya tidak mengerti apa yang harus saya lakukan karena tidak ada apa-apa di apartemen itu." Jawab Adila.
"Apa ada yang berubah dari raut wajahnya?" Tanya Echa.
"Saya tidak bisa membaca ekspresi Tania pada saat itu, dia sangat datar." Jawab Adila.
"Terimakasih atas informasinya." Ucap Echa sambil tersenyum manis.
"Tidak masalah." Ujar Adila yang jugaembalas senyuman Echa.
"Kak Caca.. Aira mau sama Kak Vivi, nanti Aira ke apartemen kakak." Teriak Aira di tengah-tengah keheningan antara Echa dan Adila.
"Iya, gimana Aira aja tapi jangan sampai malem, pas dateng langsung mandi, ganti baju." Sahut Echa yang melihat Aira berada di gendongan Azka.
"Iya kak." Ucap Aira.
"Anak yang manis sekali." Ujar Adila.
"Terimakasih Adila, apa ingin mampir ke apartemen ku?" Tanya Echa yang sedang membuka kunci apartemen miliknya.
"Terimakasih tapi saya harus melakukan tugas dulu, nanti pasti mampir." Jawab Adila. Echa yang mendapat perkataan seperti itu hanya tersenyum manis dan menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Kakak mau ke apartemen mana?" Tanya Echa yang melihat Bara di sampingnya.
"Ke apartemen Caca aja." Jawab Bara.
"Hans ayo." Ucap Adila yang melihat Hans masih jauh.
"Jika perlu apa-apa bisa panggil saya." Ucap Hans sambil menatap kearah Echa yang juga sedang menatap dirinya.
"Iya." Ujar Echa. Hans langsung melangkahkan kakinya menyusul Adila setelah mendengar jawaban Echa. Sedangkan Bara yang melihat itu langsung tersenyum sinis. Padahal sudah Bara peringatkan, namun Hans tetap tidak mendengar perkataannya.
Cklek..
Pintu apartemen Echa langsung terbuka, dia melangkahkan kakinya masuk diikuti Bara di belakangnya.
Echa harus segera membersihkan dirinya dari darah Tania yang sempat mengotori baju dan tubuhnya itu.
"Caca mandi duluan, nanti giliran kakak," ucap Echa yang melihat Bara sedang duduk di sofa sambil membuka Hoodie miliknya yang terkena darah.
"Iya." Ucap Bara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
someone
FIKS GA SALAH LAGI!!
2024-05-14
1
Hasnah Siti
si mata hitam uiiihhhh mau ajakin perang nih sama si pemilik permata biru....ayo...!! pasti seru nih....lanjut...aarhhhh
2022-04-30
0
Eda Ridha
liat hans jdi inget sama ayu... udahdi kasih kalo echa sm bara psangan tapi tetep ngotot mau memiliki... payah banget sich kalo seandainya ada orang model gitu...
2021-12-21
1