Setelah selesai mandi, Echa langsung membereskan baju miliknya kedalam lemari. Namun saat di tengah-tengah membereskan baju miliknya kedalam lemari, Echa mendengar suara ketukan dari jendela bawah.
Tuk..tuk..tuk
"Kak.." panggil Echa. Namun tidak ada sahutan dari Bara.
Echa tidak menghiraukan lagi suara ketukan tadi. Mungkin saja itu hanya suara ranting pohon atau burung.
Tuk..tuk..tuk
Suara ketukan itu bukan kebetulan, seperti ada seseorang yang memang sengaja mengetuknya.
"Itu apaan si." Ucap Echa kesal sambil turun dari kamarnya untuk melihat apa yang mengganggu aktivitasnya itu.
Pada saat tiba dia bawah dan melihat kearah jendela, Echa langsung di suguhkan dengan sosok yang dia lihat di apartemen milik Tania.
Sosok itu sedang menatap kearahnya dengan kuku panjang yang terus mengetuk jendela apartemen nya.
Echa diam mematung melihat sosok yang kini menatapnya, mengerikan jika di lihat lebih dekat seperti ini. Sorot matanya seolah memiliki dendam dan amarah.
Cklek..
Bara membuka pintu kamar mandi, di saat yang bersamaan dengan keluarnya bara dari kamar mandi sosok itu langsung merangkak naik keatas dengan kaki yang masih terlihat di jendela.
"Kenapa Ca?" Tanya Bara yang melihat Echa sedang diam di tepi tangga.
"Enggak." Jawab Echa yang masih syok dengan sosok tadi.
Bara sudah menggunakan Baju yang dia bawa di dalam kamar mandi, terlihat sangat tampan bagi siapapun yang melihat Bara dengan rambut yang sedang di keringkan dengan handuk meskipun ada beberapa lebam di wajahnya.
"Udah beres-beresnya?" Tanya Bara sambil melempar handuk kesembarang arah.
"Belum, kakak.. Caca udah bilang jangan lempar kayak gini, langsung jemur." Jawab Echa sambil membawa handuk yang bara lempar tadi dan menggantungnya di tempat jemuran handuk.
Bara yang mendapat perkataan seperti itu langsung melangkahkan kakinya menuju sofa sambil menyalakan televisi.
Ucapan Echa tadi seolah angin lalu baginya, Echa yang sudah menjemur handuk tadi langsung menaiki tangga untuk membereskan kembali bajunya yang tadi sempat terhenti karena sosok mengerikan di jendela.
Apa sosok itu kiriman dari seseorang yang benci Tania ya? Tanya Echa dalam hati.
Apa harus secepat itu menghilangkan nyawa Tania? Gadis yang malang..
Tapi setidaknya Tania ingin merubah dirinya.
Di tengah-tengah lamunannya itu, tiba-tiba saja ada orang yang masuk ke apartemen miliknya sambil meneriakkan namanya.
"Caca!!" Teriak orang tersebut.
"Apa si Nin? Gak usah teriak-teriak gitu." Sahut Echa yang mendengar suara itu adalah Hanin.
"Caca baik-baik aja kan?" Tanya Hanin yang kini sudah berada di kamar Echa dan duduk di sampingnya.
"Baik-baik aja." Jawab Echa.
"Serius? Yakin?" Tanya Hanin.
"Enggak yakin juga sih." Jawab Echa.
"Yaudah cerita." Ucap Hanin.
"Jangan sekarang gak enak." Ujar Echa.
"Btw, kemarin kemana? Lama banget, Hanin cuman ke apartemen Kak Tiara sama Shiren aja, Vivi juga ilang." Ucap Hanin.
"Kemarin nginep di rumah kak Bara sama Vivi, sama Kak Azka, Bunda gak pulang dari kantor, Aira di rumah sendiri." Ujar Echa yang masih membereskan baju-bajunya itu.
"Kesini sama Kak Nathan?" Tanya Echa.
"Iya, ada di bawah sama Kak Bara." Jawab Hanin.
"Kemarin Hanin ngobrol tentang acara tunangannya kak Tiara." Ucap Hanin.
"Gimana?" Tanya Echa antusias.
"Katanya kak Tiara mau di temenin sama kita pas persiapan semuanya, dari awal sampai akhir." Jawab Hanin.
"Ya ayo, siapa yang mau nolak, kayaknya enak banget bisa bantuin persiapan kak Tiara." Ucap Echa.
"Kayaknya kita juga bakalan ngerasain dag dig dug nya." Ujar Hanin sambil tersenyum membayangkan hari pertunangan Mutiara.
"Iya lah, kita juga bakalan sama gemetarnya." Ucap Echa.
"Soal Tania itu gimana, Hanin cuman tau katanya dari beberapa cerita." Ujar Hanin sambil memelankan suaranya.
"Gak tau, Caca lagi jalan di parkiran tiba-tiba aja Tania jatuh dari apartemen nya, darahnya aja kena baju Caca sama yang lain." Ucap Echa yang sudah selesai membereskan bajunya.
"Ini bukan bunuh diri." Ujar Hanin.
"Iya, ini pembunuhan tapi tanpa menyentuh." Ucap Echa.
"Semoga tenang disana ya Tania, kita tau kok kamu udah berusaha jadi yang lebih baik meskipun satu hari, ini bukan salah kamu semuanya." Ujar Hanin menatap kosong kearah depan.
"Berubah jadi yang terbaik udah di lakuin sama Tania tapi yang di baikin gak nyadar-nyadar." Ucap Echa.
"Tega banget ya yang ngirim gituan," ujar Hanin.
"Udah ah, nanti malah sosoknya kepanggil kesini. Kan gak lucu." Ucap Echa.
"Mau cari makan pinggir jalan yang enak gak? Katanya makanan di pinggir jalan Deket sini pada enak semua, Hanin jadi pengen nyobain." Ujar Hanin.
"Ayo, ajak yang lain juga biar seru." Ucap Echa.
Hanin menganggukkan kepalanya sebagai jawaban sambil mengeluarkan ponsel miliknya untuk memberitahu sahabatnya yang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Positif heart
Hans belagu banget, gak tau aja kalo kekuatan bara dah keluar bisa abis dia
2022-07-01
1
Coretan Kertas_11
jagn sekarang gak enak... tunda aja trus..ujung2 nya disimpen.... kebiasaan Lo itu ca ..
2022-04-17
0
Coretan Kertas_11
orang liat tiap ditanya bara slalu jwb gak .. jujur Napa... slalu bohong... syok sllu jadi alasan . kmaren yg divila juga gk jujur ma bara apa yg dilihat.... ngeselin tau GK Lo itu ca... kita tu GK tau kedepannya.. buat jga2 GK cuma Lo doang
2022-04-17
0