Aran membalurkan obat oles ke luka-luka Sara yang ia sendiri sebabkan. Pagi-pagi sekali sang raja bertandang ke rumah singgah menjenguk selir kesayangannya.
"Dalam dua hari aku tidak akan berada di istana. Aku akan pergi ke istana timur bersama ratu Izzy Bren untuk merayakan ulang tahunnya," ucap Aran sembari menyelimuti tubuh Sara dengan kain lembut.
Sara tidak peduli tentang kepergian Aran. Jika raja itu ingin pergi selamanya, tentu Sara akan berterima kasih kepada semesta.
"Terima kasih sudah membantuku."
Aran memegang pundak Sara agar wanita itu menghadapnya. Ia raih dagu Sara dan menaikkannya agar Aran dapat memandang bola mata kehijauan milik selirnya.
"Selama aku pergi, jangan coba-coba untuk perilaku aneh."
"Aku tidak akan berani, Yang Mulia," jawab Sara.
Aran mendekatkan wajahnya. Napas raja itu dapat Sara rasakan yang artinya bibir sempurna milik Aran akan segera membasahi bibir mungilnya.
Sara memejamkan mata, menikmati sentuhan yang Aran berikan. Membalas setiap lilitan, gelitikkan di dalam langit-langit mulutnya. Cukup lama, bahkan sentuhan bibir keduanya tidak ingin terlepas.
"Selirku sudah pintar. Jika kamu penurut begini, aku akan sangat menyayangimu," ucap Aran sembari mengusap ujung bibir Sara yang basah dengan ibu jarinya.
Sara menundukkan kepalanya malu, lalu Aran mengecup ubun-ubunnya, dan membawa selirnya berdiri.
"Aku pergi," kata Aran.
Sara mundur ke belakang. Menekuk kaki memberi hormat. "Semoga selamat sampai tujuan, Yang Mulia."
Aran keluar dari kamar, lalu pintu ditutup kembali oleh pengawal yang berjaga. Sara tidak boleh keluar kamar kecuali jika ingin pergi ke kamar mandi, dan itu juga akan di dampingi oleh dayang-dayangnya.
"Kapan aku bisa menghirup udara bebas," lirih Sara.
...****************...
Sara menyunggingkan senyum saat mendengar cerita mengenai masa kecil dari Lily dam Esme. Kedua putri bangsawan itu, menceritakan masa-masa yang indah bersama para bangsawan lainnya. Mereka bisa pergi ke pasar bersama, bermain ke taman, berkuda, bahkan ke kedai makanan yang menjual roti.
"Apa putri bangsawan seperti kalian berakhir dengan menjadi selir?" tanya Sara.
"Tidak juga. Ada yang menjadi ibu asuh, dayang dari keluarga yang lebih tinggi derajatnya. Di antara sistem kerajaan kita, memang sang raja berkedudukan tinggi, lalu pangeran Alister, dan ratu Jessica karena beliau, adalah duchess," kata Esme.
Sara mengangguk meski ia belum paham. Ia sendiri tidak ada tujuan untuk hidup setelah berpisah dari ibu dan tunangannya. Hidup di dalam sangkar emas buatan Aran. Yang dilakukan hanya tidur di sisi sebelah sang raja saja.
Pintu terbuka dan berhasil membuat kaget Sara, Esme juga Lily. Ketiganya berdiri dan terdengar suara dari pengawal yang menyebut seseorang yang berkunjung.
Gaun berwarna oren gelap dengan hiasan renda hitam masuk ke dalam kamar. Seorang wanita berstatus ratu tertinggi. Bulan dari kerajaan Whiteland, ratu Jessica.
"Salam hormat kepada Ratu Jessica Odelia Courtney. Rembulan dari kekaisaran Whiteland," ucap Sara dengan menurunkan tubuhnya. Gerakan Sara diikuti oleh Esme dan juga Lily.
"Salam selir Sara," ucap Jessica.
Sara dan Jessica saling pandang. Sara mengagumi kecantikan sang ratu. Pantas saja Aran begitu mencintai Jessica. Sudah dari keluarga bangsawan tinggi, cantik juga memikat.
Jessica tersenyum memandang mainan kesayangan suaminya itu. Sara memang cantik meski tanpa riasan di wajah. Ada sesuatu di dalam diri wanita itu yang membuat siapa pun ingin terus memandang, dan juga ingin dekat.
Jessica mengangkat tangan yang artinya memberi perintah agar semua dayang keluar meninggalkan mereka. Esme dan Lily melirik Sara dan wanita itu mengizinkan keduanya untuk keluar.
Sara sangat canggung menghadapi Jessica. Ia tidak tahu harus bicara apa. Sara benar-benar salah tingkah dibuatnya. Jessica duduk di kursi kayu, lalu menepuk kursi di sebelahnya agar Sara duduk.
"Jangan takut. Ayo duduk bersama," kata Jessica dengan senyum manisnya.
Sara duduk di sebelah sang ratu. "Ada apa Ratu bertandang ke tempat saya?"
Jessica meraih tangan Sara. "Aku sudah tahu penderitaanmu. Kamu pasti sangat tersiksa hidup di istana. Apa kamu merindukan ibu dan tunanganmu?"
"Tentu saja, Yang Mulia," jawab Sara.
"Aku bisa membantumu untuk pergi dari sini."
Sara terkesiap mendengarnya. "Pergi dari sini?"
Jessica mengangguk, "Sesama wanita, aku merasa kasihan padamu. Aku bisa membantumu kabur dari sini."
"Benarkah?" Sara masih tidak percaya.
"Tentu. Kamu wanita yang cantik, Sara. Aku sangat sedih mendengar kamu terus disiksa oleh raja. Dari itu, aku akan membantumu pergi."
Sara meraih tangan Jessica dan mengecupnya. "Terima kasih, Ratu. Terima kasih."
"Nanti malam, kamu harus kabur dari sini. Pergilah dari kekaisaran ini. Bawa ibu dan juga tunanganmu agar raja tidak bisa menemukan kalian." Jessica memberikan sekantung uang kepada Sara. "Bawa ini bersamamu."
Sara menerimanya. "Terima kasih, Ratu."
Jessica menutup bibir Sara dengan telunjuknya. "Kamu tidak boleh memberitahu dayang-dayangmu. Jika kamu memberitahu, maka mereka tidak akan membiarkanmu pergi."
Sara mengangguk, "Saya tidak akan memberitahu mereka."
"Tengah malam nanti. Utusanku akan menjemput dan membawamu pergi dari sini. Kamu harus bersiap-siap."
Sara mengangguk, "Iya, aku akan bersiap-siap."
"Anak pintar." Jessica bangkit dari duduknya, lalu memanggil para dayang untuk masuk ke dalam. "Saya permisi, Lady Sara."
"Senang bisa bicara dengan Anda, Ratu," ucap Sara sembari memberi hormat.
Esme dan Lily memperhatikan wajah Sara yang terlihat bahagia. Terlebih wanita itu tiba-tiba saja akrab pada ratu Jessica. Selama berada di harem, Sara tidak akrab bersama selir lain. Bahkan Sara hanya berdiam di kamar saja.
"Kamu senang bertemu ratu Jessica?" tanya Esme.
Sara mengangguk, "Dia sangat baik. Aku menyukainya dan kami berdua cepat akrab."
Esme dan Lily saling menatap. Merasa heran dengan apa yang diucapkan oleh Sara. Setahu mereka, ratu Jessica tidak suka dekat dengan para selir kecuali ada acara kerajaan saja. Ia hanya bergaul pada ratu lain maupun teman sesama bangsawan saja.
"Apa matahari telah terbit dari barat?" tanya Lily.
"Mungkin," jawab Esme. "Tumben sang ratu baik kepada selirnya."
"Aku rasa dia baik hanya karena tujuan tertentu. Raja sudah mulai menyayangi Sara dan pasti ratu Jessi ingin memulai hubungan baik agar raja tidak berpaling darinya," sahut Lily.
Sara tidak memperdulikan percakapan gosip dari dua dayangnya. Ia tidak sabar untuk menunggu tengah malam nanti. Kebebasannya akan segera datang dan Sara tidak sabar untuk bertemu ibu juga Elios.
Sara bertekad akan membawa keduanya pergi dari kekaisaran. Mereka akan menjalani hidup dan juga identitas baru di negara lain.
"Ibu, Elios, aku akan datang," ucap Sara pelan.
Bersambung
Dukung Author dengan vote, like dan koment.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Nurhasanah
ada udang dibalik batu
2022-07-31
0
Hanifah Ifah
aku yg degdegan😁
2022-04-07
0
Hasnah Siti
aduh...jebakan dimana2..
2022-03-27
0