Kamu Milikku

Sara melindungi matanya dari sinar mentari yang masuk melalui jendela. Ia berusaha untuk bangun, tetapi merasakan sakit di punggung belakang.

"Kamu ingin bangun?"

Sara terkesiap mendengar suara bariton milik sang raja. "Kenapa kamu ada di sini? Maksudku, Yang Mulia."

"Selama kita berdua, jangan bicara formal padaku."

"Kenapa aku di sini?" tanya Sara.

Aran mengambil gelas berisi air, lalu memberikannya kepada Sara. "Minumlah."

Sara mengambilnya kemudian meneguk air itu sampai habis. "Terima kasih."

Aran menempelkan punggung tangannya di atas kening Sara. "Syukurlah demamnya sudah mereda. Aku akan panggil dayang untuk mengurusmu di sini."

"Maaf, Yang Mulia. Saya ingin kembali ke harem."

"Kamu akan tinggal di sini dulu sampai luka di punggung belakangmu sembuh."

Sara tersentak, "Saya menolaknya."

"Aku memperhatikanmu, tetapi kamu malah sok jual mahal!" murka Aran.

Sang raja mencengkeram kedua pipi Sara, dan menekannya dengan kuat. "Rupanya kamu tidak bisa diberi hati. Kali ini aku tidak akan berbelas kasih. Kamu akan menjadi selirku seutuhnya."

Aran membuka paksa gaun serta mengikat kedua tangan Sara di sisi ranjang dengan sapu tangan. Tidak peduli Sara masih terluka dengan luka di punggung, Aran benar-benar marah dan ingin menghancurkan keangkuhan dari wanita itu.

"Lakukan apa pun yang kamu inginkan. Aku, adalah rakyatmu yang akan tunduk kepada sang raja," kata Sara.

Aran tersenyum tipis dengan membuka pakaiannya. "Baguslah. Seharusnya sejak kemarin aku melakukan ini padamu."

"Ingatlah ini, My Lord. Silakan nikmati tubuhku ini, tetapi hatiku tidak akan pernah aku berikan. Cintaku, jiwaku hanya untuk kekasihku, Elios."

Aran menampar pipi Sara. Berani sekali wanita rendahan menyebut nama laki-laki lain saat sedang bersamanya. Lagian Aran tidak peduli dengan perasaan Sara, ia hanya ingin menikmati tubuh wanita yang membuatnya tertarik.

Sara mencengkeram sapu tangan yang terikat di kedua pergelangan tangannya saat Aran berhasil mengambil kehormatannya. Bagian yang paling ia jaga dan ingin ia persembahkan untuk Elios, kini menjadi milik dari sang raja kejam.

"Elios, maafkan aku," ucap Sara dengan lelehan air mata.

Tubuh wanita itu bergetar hebat. Semakin Sara menyebut nama kekasihnya, maka Aran semakin menghunjamnya dengan keras. Mata indah yang tergenang air mata mengerjap. Pandangan Sara memudar, perlahan mata itu terpejam hingga ia tidak sadarkan diri.

Aran terengah-engah dengan napas memburu dan keringat yang membanjiri seluruh tubuhnya. Ia tidak mau berhenti bergerak meski Sara sudah tergeletak tidak berdaya. Sudah separuh jalan dan Aran ingin menuntaskannya hingga ia melepaskan kenikmatan dalam rahim Sara.

Aran melepas ikatan dari pergelangan tangan Sara. Ia tersenyum mendapati noda merah di atas alas kasur. Aran menutupi tubuh Sara dengan selimut sutera, lalu memakai kembali pakaian yang tadi ia jatuhkan di lantai.

"Pengawal!" seru Aran.

Pengawal yang berjaga di pintu luar, masuk setelah mendengar panggilan sang raja. "Iya, My Lord."

"Panggil dayang dari selir Sara dan juga dokter wanita."

"Siap, My Lord."

...****************...

"Aku sudah mengobati punggung lukanya dan untuk luka di bagian lain, tidak perlu khawatir. Kalian semua sudah pernah merasakannya, kan? Cukup suruh dia berendam dengan air hangat dan selama beberapa hari tidak melayani raja," ucap dokter.

"Kami akan melakukannya," ucap Dory.

"Kamu sangat perhatian, Dory," ucap dokter itu.

"Aku hanya kasihan padanya."

"Baiklah, aku permisi dulu kalau begitu."

Sara sudah berada di kamarnya sendiri karena saat Lily dan Esme datang ke kamar raja, mereka telah mempersiapkan tandu agar pelayan di bagian kesehatan membawa Sara kembali ke harem.

"Kalian berdua siapkan air mandi hangatnya. Aku akan membawa Sara ke sana," ucap Dory kepada Esme dan Lily.

Keduanya mengangguk sembari melangkah keluar. Sara masih menitikkan air mata. Selama ia sadar, tidak ada satu patah pun kata yang keluar dari bibirnya.

"Sara, ayo bersihkan dirimu dulu."

Dory membantu Sara bangun dari tempat tidur, mengiringinya berjalan menuju kamar mandi. Air hangat telah tersedia di dalam bak mandi kayu serta Esme dan Lily siap dengan kain di tangan.

"Aku ingin mandi sendiri," kata Sara, "berikan kain handuknya."

Dory menganggukkan kepala kepada Esme dan Lily. Mereka menyerahkan kain kepada Sara, lalu keluar dan menunggu di pintu kamar mandi.

Di dalam sana Sara menangis tersedu. Ia berteriak mengumpat sang raja. Semuanya telah hancur hanya dalam satu tindakan sang raja.

"Maafkan aku Elios. Aku tidak bisa menjaga diriku ini."

"Sara!" Dory masuk dengan memeluknya.

"Bantu aku keluar dari sini, Dory. Aku ingin menemui keluarga dan tunanganku," pinta Sara memelas.

Dory menggeleng, "Aku hanya dayang, Sara. Tidak bisa melakukan apa-apa."

"Kumohon. Aku ingin bertemu mereka. Setidaknya sekali ini saja."

Dory tidak tega melihat Sara, tetapi ia bisa apa. Seorang wanita dengan jabatan rendahan. Bisa-bisa, Dory akan merenggang nyawa jika membantu Sara kabur.

"Memohonlah pada raja. Serahkan dirimu padanya," kata Dory.

Sara tersentak, "Apa yang kamu katakan?!"

"Hanya itu yang bisa kamu lakukan. Serahkan dirimu seutuhnya, dan minta bayarannya dengan bertemu keluarga dan kekasihmu," ucap Dory.

"Keluarlah, Dory. Aku ingin sendiri."

...****************...

Esme mengeringkan rambut Sara dengan lembut, sedangkan Lily memilih gaun yang akan digunakan oleh Sara.

"Lily, siapkan gaun paling indah yang ada di dalam lemari. Esme, tata rambutku dengan indah," kata Sara.

Esme dan Lily dan saling lirik kemudian mengiyakan permintaan Sara. Gaun berwarna biru muda, serta perhiasan mutiara telah Sara kenakan.

"Aku ingin bertemu raja."

"Apa?! Tubuhmu masih lemah," kata Esme.

Sara menggeleng, "Aku kuat."

"Sore hari raja bersama ratu Jessica atau ratu Izzy," sahut Lily.

"Kirimkan pesan padanya. Selir Sara ingin bermalam dengannya."

"Ka-kamu meminta raja menemanimu?" kata Esme.

"Kalau kalian tidak mau, biar aku saja."

"Kami akan mengantarmu," sahut Esme dan Lily.

...****************...

Raja mengajak ratu Izzy minum teh di taman istana sebagai bentuk permintaan maafnya karena semalam, malah bermalam bersama Sara.

"Dua hari lagi ulang tahunku. Aku ingin merayakannya di istana timur. Di sana cuacanya sangat dingin dan aku ingin bersama Yang Mulia."

Aran mengangguk, "Akan aku kabulkan."

Izzy tersenyum, "Terima kasih, Yang Mulia."

Seorang pengawal datang menemui Aran. "My Lord ... selir Sara meminta bertemu."

Kening Aran berkerut. "Katakan sekali lagi."

"Selir Sara datang untuk bertemu dengan Yang Mulia."

"Suruh dia menghadap."

"Baik, My Lord."

Sara menekuk kaki memberi penghormatan pada Aran dan Izzy. "Salam Yang Mulia Raja dan Ratu Odelia. Semoga kebahagian menyertai selalu."

"Katakan maksud kedatanganmu," ucap Aran.

"Saya tidak bisa mengatakannya di sini."

Aran memandang sang ratu. "Ratu Izzy, bolehkan kami bicara?"

Izzy bangkit dari duduknya. Ia memberi hormat kepada Aran, lalu pergi bersama dua dayangnya.

"Katakan."

"Saya ingin bermalam bersama Yang Mulia."

Bersambung

Terpopuler

Comments

Zamie Assyakur

Zamie Assyakur

2 istri..dan 41 selir...🤔🤔🤔🤔🤔 bnyak sekalihh ya....

2023-04-29

0

Fatma Intan

Fatma Intan

kasi yg hot tor
🙈🙈

2021-09-15

0

🎯™SuhaedahE𝆯⃟🚀 ⍣⃝కꫝ🎸

🎯™SuhaedahE𝆯⃟🚀 ⍣⃝కꫝ🎸

kasian wanita2 yang hidup dijaman kerajaan, tidak ada hargànya

2021-09-09

0

lihat semua
Episodes
1 Penangkapan
2 Bertemu Sang Raja
3 Melepaskan
4 Rintihan
5 Makan malam
6 Usaha Menundukkan
7 Pesta
8 Dihukum
9 Perhatian Raja
10 Kamu Milikku
11 Tawanan Sang Raja
12 Bertemu Elios
13 Kemarahan Aran
14 Menjadi Pemberontak
15 Aran Pergi
16 Kedatangan Ratu Jessica
17 Keberuntungan Izzy Bren
18 Kabar Baik
19 Pesta Kehamilan
20 Keguguran
21 Hukum Gantung
22 Pemberontakan
23 Mengandung
24 Taktik
25 Bencana
26 Kemenangan
27 Satu Tetes Air Mata
28 Queen
29 Membalik Keadaan
30 Menjadi Candu
31 Amarah Ratu Jessica
32 Perkelahian Ratu
33 Latihan Bersama
34 Kekaguman Kerajaan Lain
35 Berburu
36 Berjanji
37 Kematian Pangeran Alister
38 Kematian
39 Jatuh Cinta
40 Guru Albert
41 Pertemuan Sang Duke
42 Perubahan
43 Surat Untuk Alexander
44 Mengirimkan Surat
45 Pertarungan Sara dan Jessica
46 Mengalah Dulu
47 Diterimanya Surat Alexander
48 Bekerja Sama
49 Kepergian Aran dan Jessica
50 Kecurangan Hubungan
51 Ambisi Menghancurkan
52 Rencana Perang
53 Mencari Jessica
54 Kuda Putih
55 Perubahan Aran
56 Mengandung Kembali
57 Melawan
58 Rencana Perang
59 Menyetujui
60 Terungkap
61 Pergi Tanpa Pamit
62 Strategi
63 Gugur
64 Eksekusi
65 Dipisahkan
66 Disuruh Memiliki Selir
67 Demi Anak
68 Pemberian Nama
69 Curhat
70 Berbaikan
71 Kecewa
72 Terpesona
73 Aku Akan Buktikan
74 Perjodohan Gill
75 Persiapan
76 Saling Pandang
77 Perawatan
78 Bulan Bintang Di Gazebo
79 Kagum
80 Menang
81 Penyerahan Hadiah
82 Bijak
83 Pergi
84 Keinginan Winston
85 Menangkap Si Tukang Fitnah
86 Tebas
87 Melepas Rindu
88 Ditangkap
89 Tewasnya Musuh
90 Bahagia
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Penangkapan
2
Bertemu Sang Raja
3
Melepaskan
4
Rintihan
5
Makan malam
6
Usaha Menundukkan
7
Pesta
8
Dihukum
9
Perhatian Raja
10
Kamu Milikku
11
Tawanan Sang Raja
12
Bertemu Elios
13
Kemarahan Aran
14
Menjadi Pemberontak
15
Aran Pergi
16
Kedatangan Ratu Jessica
17
Keberuntungan Izzy Bren
18
Kabar Baik
19
Pesta Kehamilan
20
Keguguran
21
Hukum Gantung
22
Pemberontakan
23
Mengandung
24
Taktik
25
Bencana
26
Kemenangan
27
Satu Tetes Air Mata
28
Queen
29
Membalik Keadaan
30
Menjadi Candu
31
Amarah Ratu Jessica
32
Perkelahian Ratu
33
Latihan Bersama
34
Kekaguman Kerajaan Lain
35
Berburu
36
Berjanji
37
Kematian Pangeran Alister
38
Kematian
39
Jatuh Cinta
40
Guru Albert
41
Pertemuan Sang Duke
42
Perubahan
43
Surat Untuk Alexander
44
Mengirimkan Surat
45
Pertarungan Sara dan Jessica
46
Mengalah Dulu
47
Diterimanya Surat Alexander
48
Bekerja Sama
49
Kepergian Aran dan Jessica
50
Kecurangan Hubungan
51
Ambisi Menghancurkan
52
Rencana Perang
53
Mencari Jessica
54
Kuda Putih
55
Perubahan Aran
56
Mengandung Kembali
57
Melawan
58
Rencana Perang
59
Menyetujui
60
Terungkap
61
Pergi Tanpa Pamit
62
Strategi
63
Gugur
64
Eksekusi
65
Dipisahkan
66
Disuruh Memiliki Selir
67
Demi Anak
68
Pemberian Nama
69
Curhat
70
Berbaikan
71
Kecewa
72
Terpesona
73
Aku Akan Buktikan
74
Perjodohan Gill
75
Persiapan
76
Saling Pandang
77
Perawatan
78
Bulan Bintang Di Gazebo
79
Kagum
80
Menang
81
Penyerahan Hadiah
82
Bijak
83
Pergi
84
Keinginan Winston
85
Menangkap Si Tukang Fitnah
86
Tebas
87
Melepas Rindu
88
Ditangkap
89
Tewasnya Musuh
90
Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!