Pesta

Suara dua benda tajam berdenting. Aran berlatih pedang bersama dengan panglima kerajaan Ranulf yang merupakan saudara sepupunya.

"Aku dengar kamu mengambil selir dari rakyat biasa," kata Ranulf.

"Beritanya cepat tersebar sampai kamu pun mendengarnya," sahut Aran.

Ranulf terkekeh, "Jelas sangat cepat tersebar karena kamu tertarik pada wanita biasa. Apa dia sangat cantik?"

"Jelas cantik."

"Lebih cantik mana, Jessica atau selir barumu?" goda Ranulf.

"Jessica, adalah wanita yang kucintai. Tidak ada wanita yang bisa menandingi kecantikannya."

Ranulf tersenyum, pandangan matanya menatap ke belakang tubuh Aran. "Ratu yang kamu bicarakan sudah ada di belakang."

Aran menghentikan permainan pedangnya. Ia memutar tubuh ke arah belakang. Jessica menekuk sedikit kakinya, memberi penghormatan.

"Ratu," ucap Aran tersenyum.

"Salam Yang Mulia Aran Odelia, matahari negara Whiteland. Semoga kejayaan selalu menyertai."

"Salam Ratu, rembulan negara Whiteland. Semoga Kejayaan dan kebahagian menyertai selalu," ucap Ranulf dengan menempelkan sebelah tangan di tubuh dan menundukkan kepala memberi penghormatan.

"Salam panglima, Ranulf," balas Jessi.

"Sepertinya latihan kita cukup sampai di sini. Kamu pulanglah. Titip salam pada si kembar putramu," kata Aran.

"Akan saya sampaikan, Yang Mulia." Ranulf undur diri dari hadapan keduanya.

Jessica mengambil lap yang berada di tangan pelayan Aran, lalu menyeka wajah dari suaminya.

"Di mana putraku, Alister?"

"Dia bersama pengasuhnya," jawab Jessi.

"Aku ingin makan siang bersamanya nanti."

"Oh, apa kamu hanya ingin makan siang bersama pangeran saja?"

Aran tersenyum kemudian meraih pinggang Jessica. "Tentu sang Ratu harus ikut makan bersama."

"Bersihkan dulu dirimu. Nanti aku akan suruh pengasuh untuk menyiapkan Alister."

...****************...

"Apa kalian tahu cara keluar dari istana?" tanya Sara pada kedua dayangnya.

"Kamu harus menjadi ratu kalau ingin bebas keluar istana, tetapi tidak leluasa seperti yang lainnya," ucap Esme.

"Para dayang, pelayan penyedia makanan yang bisa keluar untuk membeli perlengkapan para ratu dan kebutuhan istana," tambah Lily.

"Apa Dory sering keluar istana?"

Keduanya mengangguk, "Iya, biasanya Dory disuruh untuk menyediakan bahan kain yang akan dipakai oleh para selir."

"Kalian berdua, ambilkan aku kertas, tinta dan juga bulu ayam."

"Untuk apa?"

"Aku ingin mengirim surat kepada ibu dan tunanganku," kata Sara.

"Kamu bisa baca dan tulis?" tanya Lily.

"Tentu saja. Bukan hanya bangsawan yang bisa, rakyat sepertiku juga bisa."

"Tidak bisa," tolak Esme, "kamu ingin Dory dihukum gantung karena menolongmu? Lebih baik kamu dekati saja baginda raja. Menjadi ratu, maka hidupmu akan bahagia."

"Nanti malam raja akan bersama dengan para selir dan ratu untuk pesta. Saat itu, adalah kesempatanmu untuk menaklukan raja," kata Lily.

...****************...

Para selir ribut memperebutkan pakaian yang baru datang dari penjahit istana. Selain pakaian, ada juga perhiasan. Selir-selir itu saling berebut untuk memiliki barang paling bagus menurut mereka.

"Hentikan! Kalian selalu ribut. Apa kalian mau aku hukum!? ucap Lukina, yang merupakan pengatur dari harem. Semua selir harus patuh atas perintahnya. "Semua akan mendapat bagiannya. Dimulai dari selir tertua, lalu yang muda. Ambil gaun dan perhiasan yang tersedia?"

"Nyonya Lukina, kamu tidak adil. Bulan lalu dari yang tertua juga. Sesekali dari yang muda," sahut salah satu selir yang selalu mendapat urutan terakhir.

"Sudah aturannya dan jangan mencoba untuk membantahku!" ucap Nyonya Lukina.

Sara menyenggol lengan Esme. Wanita itu bicara dengan berbisik," Nyonya tua itu sangat sombong."

"Begitulah dia. Nyonya Lukina hanya baik pada ratu dan kerabat kerajaan saja," ucap Esme.

Lukina berumur sekitar lima puluh tahun. Seorang pengatur harem dari para selir raja. Wanita paruh baya itu, tidak akan segan menghukum para selir yang menyalahi aturan harem.

Masing-masing selir mengambil gaun dan satu set perhiasan yang mereka suka. Sebagai selir terakhir, Sara mendapat gaun berwarna kuning dan juga perhiasan berwarna putih dengan batu permata warna hitam.

"Kamu selir yang baru masuk?" tanya Lukina.

Sara menurunkan tubuhnya. "Iya, Nyonya."

"Aku tidak menyambutmu karena sedang pergi ke istana dingin milik mendiang ratu Isabela. Selamat datang aku ucapkan. Malam ini pesta bersama raja dan ratu. Persiapkan dirimu," ucap Lukina.

Sara pernah mendengar nama ratu Isabela. Beliau, adalah ratu dari raja Aran yang sudah tiada.

"Baik, Nyonya."

...****************...

"Kuning warna yang mencolok, kan?" kata Lily.

"Memangnya kenapa?" sahut Esme, "Sara akan menjadi pusat perhatian."

"Maksudmu sebagai bahan ejekkan," ucap Sara.

"Kamu cantik, Sara. Apa pun yang kamu pakai pasti cocok." Esme melingkarkan kalung permata di leher Sara, tetapi wanita itu mencegahnya.

"Jangan pakai di leher. Pakaikan di rambut saja. Aku ingin leherku kelihatan polos."

"Kamu ingin menggoda raja?" tanya Esme.

"Apa malam ini hanya sebagai formalitas saja? Raja hanya akan menonton tarian bersama para selir, tetapi akan bersama ratu Jessica?" kata Lily.

"Entahlah," jawab Esme.

"Membiarkan leher polos, apa akan menggoda raja? Pakaikan saja."

Esme menuruti permintaan Sara. Kalung permata itu dijadikan hiasan kepala dan bukannya hiasan di leher.

Semua selir berkumpul di dalam harem. Pesta bersama raja diadakan sebulan sekali untuk menyenangkan para selir. Semua juga ingin melihat pemilik dari tubuh dan jiwa mereka.

Pintu harem dibuka. Rombongan sang raja melangkah masuk dengan didampingi oleh kedua ratu, dan dua pengawalnya. Tatapan kagum serta pujian Aran dapatkan.

Semua selir berdiri, lalu menurunkan tubuh serta menundukkan kepala menghormati sang raja dan ratu menuju singgasana.

"Duduklah," ucap Aran.

"Di sebelah kanan, adalah ratu Jessica. Ratu yang paling disayang dan dicintai oleh raja Aran. Yang sebelah kiri, ratu Izzy Bren. Ratu kedua dari sang raja," bisik Esme.

"Mereka cantik semua, tetapi raja itu masih menginginkan diriku," kata Sara.

Penari wanita yang ditugaskan untuk menghibur, mulai menari dansa. Semua menikmati tarian tersebut, tetapi tidak bagi Sara.

"Apa ada wanita sesama wanita menari dansa? Seharusnya mereka berpasangan, kan?" kata Sara.

"Kamu bisa menutup bibirmu itu? Tarian seperti itu hanya bisa dinikmati oleh keluarga kerajaan. Tarian ini khusus untuk selir," bisik Esme.

"Ya ampun, mereka membedakan tarian rupanya. Kenapa tidak memanggil penari pria?"

"Diamlah, raja Aran meliirikmu," ucap Lily.

Wanita itu seperti tidak menikmati pestanya. Ada apa dengannya? "Hentikan pestanya!" Sontak semuanya berhenti. Aran bangkit dari singgasananya. "Cukup untuk malam ini. Aku ingin bersama Ratu Jessica."

Aran melangkah dengan diikuti oleh Jessica serta Izzy Bren. Pesta malam itu bubar dengan rasa kecewa para selir karena raja tetap bermalam bersama sang ratu.

"Kalian semua jangan merasa kecewa. Lebih baik kita lanjutkan pestanya. Malam ini merupakan malam selir, kan? Kita bebas untuk melakukan pesta," ucap Sara.

"Wah ... benarkah?" sahut yang lain.

"Tutup pintu harem! Musik ... mainkan lagu dansa rakyat," kata Sara.

Bersambung

Terpopuler

Comments

moemoe

moemoe

Astgaaah sara,,, berasa jdi ketua genk hareem dia ya?

2022-12-29

0

Pia Palinrungi

Pia Palinrungi

sara mmng si the best...

2021-12-23

0

Juan Sastra

Juan Sastra

sara bikin heboh..

2021-12-11

0

lihat semua
Episodes
1 Penangkapan
2 Bertemu Sang Raja
3 Melepaskan
4 Rintihan
5 Makan malam
6 Usaha Menundukkan
7 Pesta
8 Dihukum
9 Perhatian Raja
10 Kamu Milikku
11 Tawanan Sang Raja
12 Bertemu Elios
13 Kemarahan Aran
14 Menjadi Pemberontak
15 Aran Pergi
16 Kedatangan Ratu Jessica
17 Keberuntungan Izzy Bren
18 Kabar Baik
19 Pesta Kehamilan
20 Keguguran
21 Hukum Gantung
22 Pemberontakan
23 Mengandung
24 Taktik
25 Bencana
26 Kemenangan
27 Satu Tetes Air Mata
28 Queen
29 Membalik Keadaan
30 Menjadi Candu
31 Amarah Ratu Jessica
32 Perkelahian Ratu
33 Latihan Bersama
34 Kekaguman Kerajaan Lain
35 Berburu
36 Berjanji
37 Kematian Pangeran Alister
38 Kematian
39 Jatuh Cinta
40 Guru Albert
41 Pertemuan Sang Duke
42 Perubahan
43 Surat Untuk Alexander
44 Mengirimkan Surat
45 Pertarungan Sara dan Jessica
46 Mengalah Dulu
47 Diterimanya Surat Alexander
48 Bekerja Sama
49 Kepergian Aran dan Jessica
50 Kecurangan Hubungan
51 Ambisi Menghancurkan
52 Rencana Perang
53 Mencari Jessica
54 Kuda Putih
55 Perubahan Aran
56 Mengandung Kembali
57 Melawan
58 Rencana Perang
59 Menyetujui
60 Terungkap
61 Pergi Tanpa Pamit
62 Strategi
63 Gugur
64 Eksekusi
65 Dipisahkan
66 Disuruh Memiliki Selir
67 Demi Anak
68 Pemberian Nama
69 Curhat
70 Berbaikan
71 Kecewa
72 Terpesona
73 Aku Akan Buktikan
74 Perjodohan Gill
75 Persiapan
76 Saling Pandang
77 Perawatan
78 Bulan Bintang Di Gazebo
79 Kagum
80 Menang
81 Penyerahan Hadiah
82 Bijak
83 Pergi
84 Keinginan Winston
85 Menangkap Si Tukang Fitnah
86 Tebas
87 Melepas Rindu
88 Ditangkap
89 Tewasnya Musuh
90 Bahagia
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Penangkapan
2
Bertemu Sang Raja
3
Melepaskan
4
Rintihan
5
Makan malam
6
Usaha Menundukkan
7
Pesta
8
Dihukum
9
Perhatian Raja
10
Kamu Milikku
11
Tawanan Sang Raja
12
Bertemu Elios
13
Kemarahan Aran
14
Menjadi Pemberontak
15
Aran Pergi
16
Kedatangan Ratu Jessica
17
Keberuntungan Izzy Bren
18
Kabar Baik
19
Pesta Kehamilan
20
Keguguran
21
Hukum Gantung
22
Pemberontakan
23
Mengandung
24
Taktik
25
Bencana
26
Kemenangan
27
Satu Tetes Air Mata
28
Queen
29
Membalik Keadaan
30
Menjadi Candu
31
Amarah Ratu Jessica
32
Perkelahian Ratu
33
Latihan Bersama
34
Kekaguman Kerajaan Lain
35
Berburu
36
Berjanji
37
Kematian Pangeran Alister
38
Kematian
39
Jatuh Cinta
40
Guru Albert
41
Pertemuan Sang Duke
42
Perubahan
43
Surat Untuk Alexander
44
Mengirimkan Surat
45
Pertarungan Sara dan Jessica
46
Mengalah Dulu
47
Diterimanya Surat Alexander
48
Bekerja Sama
49
Kepergian Aran dan Jessica
50
Kecurangan Hubungan
51
Ambisi Menghancurkan
52
Rencana Perang
53
Mencari Jessica
54
Kuda Putih
55
Perubahan Aran
56
Mengandung Kembali
57
Melawan
58
Rencana Perang
59
Menyetujui
60
Terungkap
61
Pergi Tanpa Pamit
62
Strategi
63
Gugur
64
Eksekusi
65
Dipisahkan
66
Disuruh Memiliki Selir
67
Demi Anak
68
Pemberian Nama
69
Curhat
70
Berbaikan
71
Kecewa
72
Terpesona
73
Aku Akan Buktikan
74
Perjodohan Gill
75
Persiapan
76
Saling Pandang
77
Perawatan
78
Bulan Bintang Di Gazebo
79
Kagum
80
Menang
81
Penyerahan Hadiah
82
Bijak
83
Pergi
84
Keinginan Winston
85
Menangkap Si Tukang Fitnah
86
Tebas
87
Melepas Rindu
88
Ditangkap
89
Tewasnya Musuh
90
Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!