"Pengawal, katakan pada bagian harem, aku ingin bersama selir Sara malam ini," ucap Aran.
Pengawal yang selalu bersama sang raja menjadi heran karena aturannya tidaklah begitu. Sang raja telah bersama ratu Jessica semalam dan itu artinya giliran raja bersama ratu Izzy Bren.
"Baik, My Lord."
Pengawal itu pergi melaksanakan perintah sang raja. Pengawal lainnya masuk memberitahu sang raja jika pangeran Alister ingin bertemu.
"Suruh anakku masuk," kata Aran.
Alister berlari menemui ayahnya. Ia datang bersama sang ibu, Jessica. Aran langsung memeluk pangeran bertubuh gempal itu.
"Pangeran, apa kamu ingin bermain bersama?" tanya Aran.
Alister mengangguk, dan Aran membawanya naik ke atas tempat tidur. Jessica tersenyum memandang anak dan juga ayah yang sedang bergurau bersama. Gelak tawa dari Alister serta gurat wajah Aran menjadi pemandangan sejuk bagi Jessica. Statusnya sangat tinggi. Sebagai ratu utama dan satu-satunya wanita yang melahirkan anak untuk Aran.
"Aku ingin mengandung lagi rasanya," celetuk Jessica.
"Baguslah. Aku tidak keberatan sama sekali," sahut Aran.
"Kamu ingin anak, maka kamu harus bersamaku, kan?"
Aran mengangguk, "Bukankah aku selalu bersamamu?"
Jessica mendekat pada Aran dan pria itu memeluknya, tetapi Aran membayangkan jika ia tengah memeluk Sara saat wanita itu bersandar di tubuhnya.
"Aku pasti sudah gila," gumam Aran.
"Apa?" tanya Jessica yang langsung menatap suaminya.
"Maksudku, aku selalu tergila-gila padamu."
Jessica tersipu malu. "Baginda selalu membuatku jatuh cinta."
Wajah Aran mendekat hendak mengecup bibir Jessica, tetapi sang ratu menghalanginya karena ada anak mereka, Alister yang melihat.
...****************...
"Dory, raja ingin bermalam dengan selir Sara malam ini. Siapkan wanita itu untuk nanti malam," kata pengawal.
"Maaf ... sampaikan pada sang raja. Selir Sara tidak bisa menemaninya malam ini. Dia sedang sakit, tubuhnya terluka," kata Dory.
"Aku akan sampaikan berita ini." Pengawal utusan sang raja undur diri dari harem, lalu kembali ke ruangan raja.
Pintu ruangan sang raja diketuk. Aran mempersilakan seseorang itu untuk masuk. Pengawalnya datang untuk memberi laporan, tetapi sang raja mengangkat tangannya.
"Nanti saja. Keluarlah! Aku tidak ingin diganggu saat bersama ratu dan pangeran," kata Aran.
Pengawal itu undur diri kemudian keluar dengan menutup pintu kamar dengan rapat. Aran memang tidak pernah ingin diganggu jika bersama putranya. Ia sangat sibuk dan sangat jarang untuk menghabiskan waktu bersama pangeran.
"Kita makan malam bersama," tanya Aran.
Jessica mengangguk, "Iya, My Lord."
Matahari telah kembali ke peraduannya. Aran bersama ratu dan putranya makan malam dengan diselingi tingkah lucu dari Alister.
"Makan yang banyak pangeran. Kamu harus kuat seperti ayah," ucap Aran.
"Dia akan menjadi pangeran yang tangguh. Aku akan mendidiknya menjadi penerusmu yang gagah berani," sahut Jessica.
"Aku tidak khawatir karena dia, adalah keturunan dari keluarga Carey," sahut Aran.
Keluarga Carey merupakan keluarga bangsawan kaya. Berhasil menyumbang kekuatan besar bagi kekaisaran Whiteland. Penerus yang dilahirkan dari keluarga itu, mendapat posisi tinggi di kerajaan karena memang terkenal sangat pandai.
Selesai makan malam bersama, Jessica dan putranya pamit undur diri. Pengawal yang menjadi utusan raja masuk untuk memberi laporan.
"Katakan!"
"Selir Sara tidak dapat menemani Yang Mulia malam ini. Dia dalam keadaan sakit dan tubuhnya terluka," ungkap pengawal.
"Apa? Sakit, terluka!" tanya Aran.
"Iya, My Lord."
"Aku harus menemuinya."
Pengawal itu bergegas mengambil jubah Aran, lalu memakaikannya ke punggung sang raja. Aran keluar dengan diikuti oleh dua pengawalnya menuju harem.
"Segera berdiri! Yang Mulia Aran Odelia segera masuk," ucap pengawal penjaga harem kepada selir.
Semua selir berdiri, memberi hormat ketika Aran masuk ke dalam harem. Nyonya Lukina yang kebetulan ada di dalam harem, segera menghampiri Aran.
"Salam, Yang Mulia."
"Aku ingin menemui Sara. Di mana dia?" tanya Aran.
"Mari, saya antar," kata Lukina.
Tubuh Sara terserang demam karena luka yang berada di punggungnya. Esme dan Lily sudah melakukan berbagai cara untuk membuat panas tubuhnya turun. Mereka sudah meminta izin kepada Lukina untuk memanggil dokter istana, tetapi wanita itu melarangnya dan menyuruh Sara dirawat seadanya.
Pintu kamar dibuka dan berhasil membuat dua dayang kaget. Mereka lekas berdiri dan memberi hormat kepada raja. Aran menghampiri tempat tidur, melihat Sara yang mengigil karena demam.
"Apa yang terjadi padanya?" tanya Aran.
"Tuan putri dihukum karena telah melanggar aturan," jawab Esme dengan menundukkan kepalanya.
"Aturan?" kata Aran. Sang raja mendekat pada Sara, lalu mengangkat tubuhnya. "Pengawal! Panggil dokter kerajaan pribadiku."
"Baik, My Lord."
Aran membawa Sara keluar dari harem dan hal itu mengundang perhatian selir lain. Mereka berbisik-bisik akan perhatian raja yang terlalu berlebihan hanya pada seorang selir rendahan.
...****************...
"Lukanya cukup parah. Syukurlah dia cepat diperiksa," kata dokter Rezef. "Ini obat oles yang harus diberikan pada lukanya dan juga ini obat untuk menurunkan demamnya, Yang Mulia."
"Terima kasih dokter Rezef."
"Sudah tugas saya, My Lord. Saya undur diri."
Rezef keluar dari dalam kamar. Aran menuangkan obat demam berbentuk bubuk ke dalam sendok perak, lalu mencampurnya dengan sedikit air.
"Minum dulu obatnya, Sara." Perlahan Aran membantu Sara untuk bangun."
"Ibu," ucap Sara.
Aran terdiam sesaat. "Minum obatnya."
Sedikit-sedikit Sara meminum obatnya. Aran mengoleskan obat di punggung Sara. Ia tahu sekali betapa sakitnya luka cambuk itu.
"Apa yang kamu lakukan, Sara?" Selesai mengobati, Aran memakai jubah dan juga mahkota di kepalanya.
"Pengawal! Bawa pengatur harem ke hadapanku!"
"Siap, My Lord."
Aran menuju ruangan utama. Ia duduk di singgasananya. Nyonya Lukina diseret ke hadapan raja karena ia sebagai pengatur harem telah membiarkan Sara menderita.
"Jelaskan!" kata Aran.
"Ampun, Yang Mulia. Selir Sara telah melanggar aturan dengan mengajak selir lain untuk berpesta."
"Lalu kamu menghukum cambuk dirinya?"
"Saya hanya mengikuti aturan."
"Termasuk membiarkan selir sekarat? Apa kamu tidak lihat jika selir itu menderita kesakitan, hah? Apa kamu ingin dia mati! Apa membiarkan selir sekarat termasuk aturan?!"
"Tidak, Yang Mulia!"
"Pengawal! Cambuk Nyonya Lukina sepuluh kali."
"Siap, My Lord."
Nyonya Lukina diseret keluar setelah mendapatkan hukumannya. Aran kembali ke kamarnya sendiri menemani Sara. Namun, Aran terlupa akan wanita yang menunggu kedatangannya malam ini. Izzy Bren telah bersiap menunggu kedatangan raja, tetapi yang ditunggu tidak jua datang.
"Meri, rose, lepaskan gaun dan perhiasanku. Raja tidak akan bermalam di sini. Aku ingin tidur sekarang, dan kalian berdua, pergilah istirahat," ucap Izzy.
Dayang Izzy melaksanakan perintah sang ratu. Setelah melepas gaun serta perhiasan, keduanya keluar dari kamar sang ratu.
Bersambung
Dukung Author dengan vote, like dan koment.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Zamie Assyakur
aku jadi ingat sama filem hareem yg ada kanjeng doso nya 🤣🤣🤣🤣
2023-04-29
1
moemoe
Takut ny s izzy ni jdi jahat ya kan? Kurang perhatian dn kasih sayang
2022-12-29
0
bintang wiku
baca cerita ini teringat film Jodha Akbar 🤭
2022-12-15
0