Bertemu Elios

"Selamat, Yang Mulia Putri," ucap para selir dengan menekuk kaki mereka.

Penghormatan yang begitu tinggi, tetapi bagi Sara hal itu merupakan takdir yang akan membawanya pada kematian. Perlahan-lahan gelar kebangsawaan itu akan menyiksanya, merenggut kebahagiannya.

"Kapan kita akan pergi?" tanya Sara kepada dayang pribadinya.

"Sudah waktunya. Kita bisa pergi sekarang," sahut Esme.

Sara berjalan dengan diiringi oleh Esme dan Lily di belakangnya. Pengawal datang untuk membawa ketiganya keluar menuju kereta kuda yang telah disiapkan sebelumnya.

Dari atas balkon kamar, Aran melihat kepergian Sara yang naik kereta kuda dengan dibantu oleh para dayangnya. Aran menoleh ke belakang kereta kuda. Di sana ada pengawal andalannya yang akan mengantar dan menjaga Sara.

"Lily, kami pergi dulu," kata Sara di balik tirai.

"Semoga selamat di jalan, Putri," ucap Lily.

Sang kusir meraih tali kekang, melepas tuas rem dan berdecak pada kuda. Dengan suara berderit kereta kuda bergerak keluar dari gerbang istana.

"Rasanya aku baru saja menghirup udara segar. Di dalam istana udaranya sangat sesak," ucap Sara dengan melihat rimbunan pepohonan di sepanjang jalan.

"Sangat segar. Kadang aku juga merindukan kehidupan keluarga lamaku. Bermain bersama saudara serta sahabat. Tapi takdir membawaku ke istana. Menjadi selir, lalu turun menjadi dayang," sahut Esme.

"Kenapa kamu tidak meminta pada raja Aran untuk membebaskanmu?"

"Aku dari keluarga Baron. Setiap wanita atau pria dari keluarga kami akan menjadi pelayan kekaisaran. Ini semua demi kepentingan klan kami sendiri. Orang biasa berpikir hidup di istana sangat menyenangkan, tetapi mereka tidak tahu jika hidup di istana sama saja dengan mengantarkan nyawa."

Sara tersenyum, "Ya, dan sekarang hidup ini yang aku jalani."

"Lupakan soal itu. Di mana desamu?" tanya Esme.

"Tidak lama lagi kita akan sampai. Setelah melewati bukit itu, kita akan melihat desaku," kata Sara.

"Setidaknya malam nanti kita akan sampai di istana."

Kereta kuda melewati bukit yang Sara sebutkan tadi, lalu menuju gerbang desa yang bertuliskan Fordem. Desa itulah yang menjadi tempat tinggal Sara dahulu. Penduduk yang berjualan di sepanjang jalan, heran melihat kereta kuda dengan lambang istana masuk ke desa mereka.

Tidak mungkin keluarga kerajaan membeli sesuatu di desa kecil mereka. Pasti keluarga kerajaan akan berbelanja di pasar besar tepatnya di daerah Howard.

Sara mengetuk dinding pembatas kereta kuda. Sang kusir menepi dengan menginjak rem. Dua Pengawal di belakang turun dan membuka pintu. Salah satunya mengulurkan tangan membantu Sara keluar.

"Kalian di sini saja. Aku ingin menemui ibuku sendiri," kata Sara.

"Tidak bisa. Kami harus berada di dekat Putri," ucap pengawal.

"Silakan ikut, tetapi aku tidak mengizinkan kalian untuk masuk ke dalam rumahku." Sara melangkah menuju gang, berjalan melewati dua buah rumah dan berhenti pada pintu rumah yang sudah usang. Ia mengetuk pintu dengan tidak sabarnya.

Pintu terbuka. Sara tersenyum, sedangkan wanita tua di depannya kaget. Sara langsung memeluk ibunya dengan erat. Tanpa terasa air mata meleleh di pipi mulusnya.

"Nak, kamu pulang," kata Ibu Sara.

Sara mengangguk, "Ibu baik-baik saja, kan?"

Wanita itu bersedih. "Ibu baik-baik saja."

Sara melirik ke arah pintu rumahnya. Dua pengawal berdiri di sana dan sesekali memandang Sara.

"Bu, di mana Elios?"

"Dia di tempat biasa, Nak. Kamu ingin menemuinya?"

Sara membawa ibunya ke bagian dapur. "Bu, bawalah Elios menemuiku. Aku sangat ingin bertemu dengannya."

"Kamu tunggu di sini. Ibu akan menyusulnya dan menyuruhnya datang."

"Lewat jalan belakang. Aku akan menemuinya di belakang rumah," kata Sara.

"Tunggu, ibu akan secepatnya kembali." Ibu Sara memakai jubah menutupi tubuhnya. Ia keluar dari pintu belakang.

Sehari-hari Elios berjualan daging hasil buruan. Pria itu pasti berada di stand miliknya. Sara duduk di kursi dengan menunggu mereka, tetapi salah seorang pengawal masuk ke dalam rumah.

"Aku sudah bilang untuk berada di luar, kan? Apa kalian ingin membuat ibuku mengalami hal menyakitkan itu lagi? Aku tidak akan lari," kata Sara.

"Maafkan saya, Putri. Kami hanya tidak melihat putri saja. Di mana ibu Tuan Putri?"

"Dia pergi mengambilkanku buah hasil tanaman kami," bohong Sara.

"Kalau begitu, saya akan menunggu di luar."

Sara mengumpat kesal. Meski sudah diizinkan bertemu kekasih dan ibunya, tetap saja ia terus di mata-matai oleh Aran. Raja itu sangat takut jika Sara melarikan diri.

Sara beranjak dari duduk tatkala mendengar suara ketukan pintu belakang. Segera ia membuka pintu dan mendapati Elios datang bersama ibunya.

Sara membawa Elios ke halaman belakang rumah untuk bicara. Air mata Sara meleleh memandang wajah dari tunangannya yang tidak terurus. Bulu-bulu wajah dibiarkan tumbuh dan tubuh Elios mengurus.

"Kamu sangat jelek," kata Sara.

"Kamu sangat cantik," ucap Elios yang memegang wajah Sara.

Sara memeluk erat kekasihnya. Sudah pasti Elios menderita karena kepergiannya. Ini semua karena Aran. Raja jahat itu yang membuat sepasang kekasih menderita.

"Sara, aku sangat merindukanmu."

Sara mengangguk, "Aku juga, Sayang. Aku juga."

Elios mengecup seluruh wajah Sara dan memeluk kekasihnya dengan erat. Sara juga membalasnya dengan mengecup wajah Elios.

"Ayo kita pergi," kata Elios.

Sara mengeleng, "Aku tidak bisa. Aku sudah menjadi miliknya."

Elios melepas pelukannya dan mundur ke belakang. Kecewa, marah bercampur menjadi satu, tetapi pria itu tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanyalah rakyat biasa miskin yang tidak punya kekuatan apa pun.

"Maafkan aku, Elios." Sara berlari memeluk kekasihnya. "Aku mengorbankan diriku agar bisa bertemu denganmu. Lupakan aku, lanjutkan hidup. Menikahlah dengan wanita lain."

"Apa kamu pikir sangat mudah untuk melakukannya? Aku mencintaimu, Sara. Ayo pergi denganku."

"Mereka akan menghabisi kita. Aku tidak sanggup untuk melihat orang-orang yang kucintai tiada."

"Dengan kamu bersamanya, telah membuatku tiada, Sara. Kenapa kita tidak mati bersama?"

"Elios!" bentak Sara.

Elios tersungkur ke tanah. Ia menangis karena nasibnya yang tidak beruntung. Sara meraih wajah sang kekasih yang tertunduk. Ia hapus air mata yang membasahi pipi Elios dengan ibu jarinya.

Sara mengecup bibir kekasihnya. Untuk beberapa saat kecupan keduanya melebur. Hal terakhir yang bisa Sara lakukan, memberi kenangan terindah sekaligus menyakitkan untuk Elios.

"Aku tetap mencintaimu, Sayang," ucap Sara.

"Aku akan merebutmu dari raja itu. Aku akan datang menjemputmu."

"Tidak! Tidak, Elios. Aku ingin kamu tetap hidup. Kumohon untuk melanjutkan hidupmu. Anggaplah aku sebagai sahabatmu dan bukan tunanganmu."

Suara gaduh terdengar dari dalam rumah. Sara dan Elios kaget. Sara mendorong Elios agar menjauh darinya.

"Pergi, Elios! Pergi!"

"Tidak, Sara."

"Kumohon, kalau tidak aku akan mati di hadapanmu."

Elios memeluk dan mengecup bibir Sara, lalu berlari ke dalam semak-semak. Pintu belakang terbuka. Seorang pengawal menghampiri Sara.

"Sudah waktunya pulang, Putri."

Bersambung

Terpopuler

Comments

Anieck

Anieck

sedih😭😭😭😭😭😭

2022-04-21

0

Hasnah Siti

Hasnah Siti

aah makin seru nih...

2022-03-27

0

Dennis Yehezkiel

Dennis Yehezkiel

msh mengikuti

2022-01-12

0

lihat semua
Episodes
1 Penangkapan
2 Bertemu Sang Raja
3 Melepaskan
4 Rintihan
5 Makan malam
6 Usaha Menundukkan
7 Pesta
8 Dihukum
9 Perhatian Raja
10 Kamu Milikku
11 Tawanan Sang Raja
12 Bertemu Elios
13 Kemarahan Aran
14 Menjadi Pemberontak
15 Aran Pergi
16 Kedatangan Ratu Jessica
17 Keberuntungan Izzy Bren
18 Kabar Baik
19 Pesta Kehamilan
20 Keguguran
21 Hukum Gantung
22 Pemberontakan
23 Mengandung
24 Taktik
25 Bencana
26 Kemenangan
27 Satu Tetes Air Mata
28 Queen
29 Membalik Keadaan
30 Menjadi Candu
31 Amarah Ratu Jessica
32 Perkelahian Ratu
33 Latihan Bersama
34 Kekaguman Kerajaan Lain
35 Berburu
36 Berjanji
37 Kematian Pangeran Alister
38 Kematian
39 Jatuh Cinta
40 Guru Albert
41 Pertemuan Sang Duke
42 Perubahan
43 Surat Untuk Alexander
44 Mengirimkan Surat
45 Pertarungan Sara dan Jessica
46 Mengalah Dulu
47 Diterimanya Surat Alexander
48 Bekerja Sama
49 Kepergian Aran dan Jessica
50 Kecurangan Hubungan
51 Ambisi Menghancurkan
52 Rencana Perang
53 Mencari Jessica
54 Kuda Putih
55 Perubahan Aran
56 Mengandung Kembali
57 Melawan
58 Rencana Perang
59 Menyetujui
60 Terungkap
61 Pergi Tanpa Pamit
62 Strategi
63 Gugur
64 Eksekusi
65 Dipisahkan
66 Disuruh Memiliki Selir
67 Demi Anak
68 Pemberian Nama
69 Curhat
70 Berbaikan
71 Kecewa
72 Terpesona
73 Aku Akan Buktikan
74 Perjodohan Gill
75 Persiapan
76 Saling Pandang
77 Perawatan
78 Bulan Bintang Di Gazebo
79 Kagum
80 Menang
81 Penyerahan Hadiah
82 Bijak
83 Pergi
84 Keinginan Winston
85 Menangkap Si Tukang Fitnah
86 Tebas
87 Melepas Rindu
88 Ditangkap
89 Tewasnya Musuh
90 Bahagia
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Penangkapan
2
Bertemu Sang Raja
3
Melepaskan
4
Rintihan
5
Makan malam
6
Usaha Menundukkan
7
Pesta
8
Dihukum
9
Perhatian Raja
10
Kamu Milikku
11
Tawanan Sang Raja
12
Bertemu Elios
13
Kemarahan Aran
14
Menjadi Pemberontak
15
Aran Pergi
16
Kedatangan Ratu Jessica
17
Keberuntungan Izzy Bren
18
Kabar Baik
19
Pesta Kehamilan
20
Keguguran
21
Hukum Gantung
22
Pemberontakan
23
Mengandung
24
Taktik
25
Bencana
26
Kemenangan
27
Satu Tetes Air Mata
28
Queen
29
Membalik Keadaan
30
Menjadi Candu
31
Amarah Ratu Jessica
32
Perkelahian Ratu
33
Latihan Bersama
34
Kekaguman Kerajaan Lain
35
Berburu
36
Berjanji
37
Kematian Pangeran Alister
38
Kematian
39
Jatuh Cinta
40
Guru Albert
41
Pertemuan Sang Duke
42
Perubahan
43
Surat Untuk Alexander
44
Mengirimkan Surat
45
Pertarungan Sara dan Jessica
46
Mengalah Dulu
47
Diterimanya Surat Alexander
48
Bekerja Sama
49
Kepergian Aran dan Jessica
50
Kecurangan Hubungan
51
Ambisi Menghancurkan
52
Rencana Perang
53
Mencari Jessica
54
Kuda Putih
55
Perubahan Aran
56
Mengandung Kembali
57
Melawan
58
Rencana Perang
59
Menyetujui
60
Terungkap
61
Pergi Tanpa Pamit
62
Strategi
63
Gugur
64
Eksekusi
65
Dipisahkan
66
Disuruh Memiliki Selir
67
Demi Anak
68
Pemberian Nama
69
Curhat
70
Berbaikan
71
Kecewa
72
Terpesona
73
Aku Akan Buktikan
74
Perjodohan Gill
75
Persiapan
76
Saling Pandang
77
Perawatan
78
Bulan Bintang Di Gazebo
79
Kagum
80
Menang
81
Penyerahan Hadiah
82
Bijak
83
Pergi
84
Keinginan Winston
85
Menangkap Si Tukang Fitnah
86
Tebas
87
Melepas Rindu
88
Ditangkap
89
Tewasnya Musuh
90
Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!