Semua selir menari dengan irama lagu yang dimainkan oleh pemusik. Mereka merasakan kebebasan karena Sara yang memulai permainan ini. Tubuh bergerak, tawa riang terdengar. Tidak peduli status mereka dari keturunan bangsawan atau bukan. Semua menyatu dalam irama musik berdendang.
"Aku rasa kita akan dalam masalah," kata Lily.
"Sara membuatnya menjadi kacau," sahut Esme, "lihat putri-putri bangsawan itu, mereka tidak sadar mereka siapa."
"Kamu juga putri dari keluarga Baron, kan? Kamu pasti ingin menari. Setelah sekian lama kita di sini, aku merasa bebas. Setidaknya malam ini aku akan menari," ucap Lily.
Esme tercengang melihat Lily yang ikut menari bersama para selir lainnya. Wanita yang pediam itu, ikut tertawa bersama. Tidak peduli statusnya sebagai dayang, yang penting ia menari bersama Sara.
"Apa tarian ini sering ditampilkan di daerahmu?" tanya Lily pada Sara.
"Setiap acara, kami selalu melakukannya. Biasanya berpasangan dan aku selalu bersama tunanganku," jawab Sara.
"Hidupmu menyenangkan, Putri. Andai aku juga bisa sepertimu," kata Lily.
Dari perkataan Lily, baru Sara sadari bahwa selir yang ada di dalam harem merasa terkekang. Mereka mendamba kasih sayang raja, tetapi sang raja mencintai ratunya saja.
Termasuk Sara yang kebebasannya direnggut. Ia tidak bisa bertemu ibu dan kekasihnya dan harus terkurung di dalam harem untuk menjadi boneka sang raja.
"Suatu saat kekasihku akan datang menjemputku. Tidak peduli harus berapa lama aku menunggu. Aku akan tetap menunggunya," ucap Sara.
Braakk ... !
Pintu harem dibuka paksa oleh empat orang pengawal. Mereka masuk bersama dengan nyonya Lukina.
"Hentikan! Apa-apaan kalian, hah? Apakah putri dari seorang bangsawan begitu?" murka Nyonya Lukina.
Musik berhenti berdendang, bahkan mereka disuruh bubar oleh pengawal kerajaan. Para selir berdiri sembari menundukkan kepala mereka. Ketukan tongkat nyonya Lukina membuat selir merasa takut.
"Siapa yang memulainya?" tanya Nyonya Lukina.
"Aku," jawab Sara.
Pandangan tajam mata nyonya Lukina mengarah pada Sara. "Kamu selir baru itu. Berani sekali kamu!" Nyonya Lukina mengangkat tongkatnya hendak memukul, tetapi Sara menahannya.
"Siapa Anda? Berani sekali ingin memukulku? Aku, adalah selir di sini dan bukannya pelayan," kata Sara.
"Rupanya Dory belum mendidikmu dengan baik. Aku pengatur harem di sini. Siapa pun yang berani melanggar aturan, aku berhak untuk menghukumnya. Pengawal! Beri lima hukuman cambuk untuknya."
"Nyonya Lukina! Maafkan dia," ucap Dory yang ikut datang bersama rombongan Lukina.
"Kamu mau aku hukum juga? Dia sudah berani mengajak selir lain melanggar aturan."
"Aturan mana yang aku langgar? Bukankah malam ini, adalah pesta para selir? Wajar saja kami berpesta," kata Sara.
"Pesta itu akan berakhir jika raja sudah keluar dari harem," kata Nyonya Lukina. "Cambuk dia!"
Kedua pengawal memegang tangan Sara. Tubuhnya dipaksa untuk berlutut. Satu pengawal mengeluarkan pecut dan melayangkan cambukkan ke tubuh Sara sebanyak lima kali.
"Ini peringatan untuk kalian! Siapa pun yang melanggar aturan, aku akan menghukumnya. Tidak peduli dia selir kesayangan raja," ucap Nyonya Lukina, lalu pergi bersama pengawal kerajaan.
Esme dan Lily segera menghampiri Sara yang terluka. Cambukkan dari pengawal kerajaan membuat tubuh bagian belakang Sara terluka.
"Cepat bawa Sara ke kamar," kata Dory.
Esme dan Lily membawa Sara ke kamar atas, sedangkan selir yang lain diperintahkan untuk istirahat di tempat mereka masing-masing.
"Lily kamu ambil air hangat. Kita harus mengobati lukanya," kata Esme.
"Baik, aku akan segera kembali."
Esme membuka gaun yang Sara kenakan. Dory datang dengan membawa perban kain serta obat.
"Lily akan membawa air hangatnya," kata Esme.
"Wanita itu! Aku akan membalasnya," ucap Sara.
"Tenanglah, Sara," ucap Dory.
Lily datang dengan membawa air hangat dalam baskom perak. Dory mengambil alih, membersihkan luka Sara agar tidak infeksi.
"Malam ini tahan untuk tidur dalam keadaan miring atau tengkurap. Lukamu baru saja aku oles dengan obat," kata Dory.
"Terima kasih," kata Sara.
"Kalian istirahatlah. Temani Sara," ucap Dory kepada Esme dan Lily.
...****************...
Pintu harem dibuka. Kedua ratu masuk dan duduk di atas singgasana untuk makan siang bersama. Wajah cerah terpancar dari ratu Jessica karena tadi malam raja tetap bersamanya.
"Hidangkan makanannya," ucap sang ratu.
Pelayan menghidangkan makan siang kepada kedua ratu kemudian kepada selir-selir yang lain. Ratu memerintahkan untuk mulai makan, dan semuanya mengikuti.
"Apa kalian semua bahagia semalam?" tanya Jessica.
"Iya, Yang Mulia," jawab para selir.
Bahagia atau tidak, wanita berstatus selir itu harus memberi jawaban yang dapat menyenangkan hati sang ratu.
Ratu Jessica sangat keterlaluan. Mana ada selir yang bahagia melihat pria yang dicintainya selalu bersama satu orang wanita saja. Kami juga berhak untuk bersama raja. Apa dia tidak memikirkan perasaanku dan selir lain? "Ke mana selir baru itu?" tanya Izzy.
Ratu Izzy sudah sangat tahu watak dari ratu utama itu. Setelah pesta semalam, pasti ada acara makan siang bersama di harem. Ini sebagai ajang jika ratu Jessica sangat berkuasa dan siapa pun harus tunduk padanya.
Jessica menoleh pada Izzy. "Kamu sangat memperhatikan selir itu."
"Maaf, Yang Mulia. Saya hanya terkesima akan kecantikkannya," jawab Izzy.
"Putri Sara tengah di kamar. Dia terluka," ucap Dory.
Dahi Jessica mengernyit. "Terluka?"
"Ada insiden yang membuatnya dihukum oleh nyonya Lukina," jawab Dory.
"Selir baru banyak tingkah. Peringatan buat semuanya. Siapa pun yang melanggar aturan, akan mendapat hukuman. Kalian mengerti itu, kan!" ucap Jessica.
"Mengerti, Yang Mulia."
Sara berusaha untuk bangun dari tidurnya. Luka cambukkan itu masih belum kering. Obat yang diberikan Dory tidak berfungsi dengan benar. Ia butuh ramuan obat yang bisa membuat lukanya menjadi kering.
"Putri, makan siang dulu," kata Esme.
"Bisakah kalian memanggilku Sara saja. Kita hanya bertiga."
"Kalau kamu tidak sembuh juga, aku akan memanggil dokter istana. Jika dibiarkan, maka akan timbul infeksi dan bisa-bisa lukanya berbekas," kata Lily.
"Bisakah kamu membuatkanku bubuk kunyit. Aku juga perlu madu dan lidah buaya," kata Sara.
"Buat apa?" tanya Esme.
"Aku akan membuat obatku sendiri."
"Aku akan ke dapur meminta pasta kunyit," sahut Lily.
Bersambung
Dukung Author dengan vote, like dan koment.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
dee zahira
kalau tidak salah ini seprti cerita alexandra dan raja sulaiman
2024-03-13
0
himawatidewi satyawira
ini cerita keren abis, cara bertuturnya bagus bngt, mudah dimengerti, alurnya tak terduga, sukaa ma cerita kerajaan, makasi othor
2023-07-14
1
Zamie Assyakur
aku suka bgt 👍👍👍👍
2023-04-29
0