"Sara ... cepat bersihkan dirimu, malam ini raja ingin bersamamu," ucap dayang yang bernama Dory.
"Berani sekali raja itu memerintahkan diriku untuk melayaninya. Apa selir sebanyak empat puluh orang masih kurang untuknya?" tanya Sara dengan nada kesal dan heran.
"Jika kamu ingin tinggal lebih lama di istana, maka turuti aturan yang ada di sini," tutur Dory.
"Aku tidak berniat untuk tinggal di sini, raja lalim kalian yang membawaku ke mari secara paksa. Aku sudah punya pria yang kucintai dan kami akan menikah," ungkap Sara.
"Jika kamu protes, maka protes saja pada sang raja saat kamu menemuinya, aku hanyalah wanita yang melayanimu saja," ucap Dory dengan kesal.
Pintu kamar diketuk dari luar, segera Dory beranjak membuka pintu kayu yang dikunci geser dengan besi.
"Kalian rupanya ... masuklah," ucap Dory mempersilakan.
Dua orang wanita masuk dengan membawa kotak kayu di tangan mereka, lalu meletakkannya di lantai.
"Jadi wanita ini selir baru raja?" tanyanya pada Dory.
"Kalian keluarkan saja pakaian serta perhiasannya, aku akan membantu Sara mandi," ujar Dory.
"Baiklah ... kami akan bersiap," sahut mereka.
"Ayo, Sara ... kita pergi membersihkan diri," ajak Dory.
Mau tidak mau Sara menuruti permintaan Dory, ia mengikuti langkah kaki Dory keluar dari dalam kamar menuju ruangan mandi khusus bagi selir yang terpilih melayani sang raja.
Dory menuangkan minyak dari bunga ke dalam bak kayu yang sudah terisi dengan air hangat, ia menyuruh Sara untuk membuka gaunnya kemudian masuk ke dalam bak kayu besar.
"Sudah berapa lama kamu bekerja di sini?" tanya Sara pada Dory yang sibuk mencuci rambut panjangnya.
"Sekitar sepuluh tahun, aku adalah seorang selir dari raja terdahulu. Karena aku tidak lagi diperdulikan, statusku diturunkan menjadi seorang dayang," ungkap Dory menjelaskan pada Sara.
"Kamu punya anak?" tanya Sara lagi.
Dory mengelengkan kepala meski Sara tidak dapat melihatnya. "Tidak ... seorang selir lebih baik tidak punya anak, hanya ratu yang berhak mempunyai seorang anak."
"Kenapa begitu?" tanya Sara.
"Itu hanya pemikiranku, Sara. Aku tidak mau anakku nantinya dihabisi hanya karena perebutan takhta," jawab Dory.
"Apa kamu pernah berencana untuk pergi dari istana?" kembali Sara bertanya.
"Sering kali, tapi aku tidak punya siapa-siapa di luar sana, lebih baik aku di sini saja dengan para teman-temanku," jawab Dory.
Dory hanya berbeda sepuluh tahun dari Sara, ia pernah menjadi selir dari raja sebelumnya, namun hanya sampai beberapa bulan saja ia disayang. Setelah raja mendapat selir yang baru, Dory tidak lagi dipedulikan.
Setelah Aran menjadi seorang raja, selir rendahan seperti Dory dijadikan dayang bagi selir terhormat dan menurut Dory, pekerjaan itu lebih baik daripada harus menunggu cinta dari sang raja.
Tubuh Sara dibalur dengan serbuk yang membuat tubuhnya menjadi wangi. Sara memejamkan matanya menikmati setiap pijatan yang Dory berikan pada tubuhnya.
"Kamu adalah selir pertama yang akan melayani sang raja," ucap Dory
"Apa raja tidak pernah meniduri selirnya?" tanya Sara.
"Tidak pernah ... selir-selir itu adalah selir dari ayah sang raja, setelah raja sebelumnya tiada, maka selir itu menjadi miliknya. Raja hanya tidur dengan para ratu," jelas Dory.
"Wow ... menakjubkan sekali, lalu saat ini ia malah ingin menampung selir baru," ucap Sara.
"Aku tidak mau membahasnya, sebaiknya kita segera kembali. Kamu harus bersiap," kata Dory dengan mengambil handuk lalu memberikannya kepada Sara.
Sara dan Dory keluar dari tempat pemandian, mereka bergegas menuju kamar dan di dalam sana dua pelayan tadi sudah menyiapkan gaun dan perhiasan untuk dipakai.
"Pakailah gaun ini," ucap dayang bernama Esme yang menunjukkan gaun berwarna merah.
"Aku tidak suka warnanya," tolak Sara.
"Kamu mau yang mana? Pilih saja sendiri," kesal Esme.
"Berikan aku gaun berwarna putih dan biarkan aku merias diriku sendiri," pinta Sara.
"Biarkan saja Sara melakukan apa yang ia mau, tapi Sara ... jangan membuat kami bertiga dihukum karena ulahmu," ucap Dory.
"Tidak akan ... kalian keluarlah dulu," pinta Sara.
Dory, Esme, serta pelayan wanita bernama Lily keluar dari kamar dan membiarkan Sara menghias dirinya sendiri.
Sara memakai gaun berwarna putih serta memakai perhiasan yang ia inginkan. "Aku tidak akan membiarkan raja lalim itu menyentuhku."
Tidak berapa lama pintu kamar diketuk dari luar. Sara mempersilakan para pelayan wanita itu untuk masuk.
"Sara ... kamu sangat cantik," puji Dory. "Pantas saja raja ingin menjadikanmu selir ... kamu benar-benar sangat cantik."
"Terima kasih, Dory," ucap Sara.
"Kita harus pergi, pengawal sudah datang menjemput kita," kata Dory.
"Baiklah," kata Sara dengan senyum manisnya.
Sara dikawal oleh pengawal serta Dory menuju kamar sang raja, para selir memperhatikan penampilan Sara dan mulai berkasak-kusuk saat wanita itu lewat di hadapannya.
Sara merasa takjub memandangi ruangan yang ia lewati bersama pengawal dan Dory. Sangat indah namun dibalik keindahan itu ada kesedihan dari banyak wanita, yaitu para selir yang menunggu raja membagi cintanya.
Pintu kamar raja diketuk dan itu berhasil membuat Sara menjadi gugup. Seorang pengawal membuka pintu kamar dan mempersilakan Sara untuk masuk.
Sara dapat melihat sosok pria tinggi besar, memakai pakaian khas bangsawan yang membelakanginya.
"Yang Mulia," ucap Pengawal.
Aran melambaikan tangannya agar pengawal itu pergi dan pengawal segera meninggalkan Aran dan Sara di dalam kamar.
"Salam Yang Mulia ... saya Sara," ucapnya memperkenalkan diri dengan menurunkan tubuhnya sebagai tanda hormat.
Aran membalik tubuhnya. "Bangunlah."
Sara dapat melihat pria tampan yang berdiri di hadapannya, rambut gelap dan memiliki mata hitam pekat. Tubuh kekarnya dibungkus dengan pakaian khas bangsawan yang terbuat dari sutra berbahan licin.
Wajah Aran tidaklah cacat seperti yang gosip katakan, malahan pria yang berdiri di depan Sara sangat tampan dan berkarisma.
Aran melihat Sara yang tampil sederhana, namun tampak sangat cantik. Mata Sara berwarna zaitun gelap dengan rambut berwarna coklat gelap serta tubuh yang begitu ramping, membuat siapa saja akan terpesona padanya.
Aran mendekat pada Sara. "Aku tidak suka berbasa-basi ... lepaskan perhiasan serta gaunmu."
Sara tersenyum. "Tentu, Yang Mulia."
Sara melepas cincin, gelang serta anting di telinganya, ia sedikit kesusahan saat ingin melepas kalung yang melekat pada lehernya.
"Berbaliklah ... biar aku membantumu melepasnya," ucap Aran.
Sara membalik tubuhnya ke belakang dan membiarkan Aran melepas kalung yang melekat di lehernya. Kalung itu terlepas dari leher Sara berkat Aran.
Sara melepas tusuk konde dari rambutnya lalu dengan gerakkan cepat membalikkan diri dan mencoba menusuk Aran.
"Berani sekali kamu ingin membunuhku," murka Aran.
Sara mencoba menarik tusuk konde yang ditahan oleh Aran, tusuk konde itu tidak dapat menembus perut sang raja.
"Kalaupun aku harus tiada hari ini, aku rela asal aku tidak pernah menjadi selirmu. Kamu mengambil wanita dari ibunya, lalu mengambil wanita dari kekasihnya secara paksa, kamu pantas mati, Yang Mulia," desis Sara.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
kewanen Sara, tnpa bekal ilmu apapun terlalu nekat yg bs mencelakai drmu😟
2023-02-17
0
Zee'nan Ajjah
waow berani sekali kau saraaa
2022-09-05
1
Nurmalina Gn
semoga keberanian sara hingga akhir menjadi wanita tangguh
2022-08-05
0