""Aaargh."" Biru menghempaskan Mentari masuk ke dalam kamarnya. Mentari menjerit jatuh terduduk ke atas kasur Biru yang beraroma wangi mint menusuk dengan wajah berekspresi takut berkehebatan.
""Aku tidak suka di bantah gadis petite, kalau aku menyuruh mu diam di rumah, ya harus diam, tidak boleh berkeluyuran di luaran sana.""
Biru benaran kesal, Niatnya baik, yang tidak ingin terjadi apa apa keadaan asisten desonya di luaran sana, tapi caranya saja yang salah tidak bisa memberikan penjelasan yang benar untuk Mentari yang setara dengan pemikiran polos Gadis itu. matanya pun menahan emosi yang memuncak membuat Mentari gemetaran ketakutan, baru kali ini Mentari melihat kemarahan seorang laki laki, seram. Dan baru kali inipun dalam hidupnya di sentuh bagian tepat wajahnya oleh laki laki, Biru mencengkeram rahang lembutnya. ia kesakitan walaupun Biru tidak terlalu menekan tangan besarnya.
""Maaf, uuh."" Mentari menahan rasa sakit di pipinya. Biru tidak sadar sudah menyakiti Mentari sampai wajah itu terlihat merah kesakitan.
""Kamu harus di hukum petite."" Wajah Biru di dekatkan ke arah bibir Mentari. Mentari semakin ketakutan, ia tidak mau di apa apain oleh Biru, niat merantau untuk menjadi orang sukses bukan untuk mengantarkan dirinya di jurang ke hancuran, ia berdoa dalam hati jangan sampai Biru mengambil ke suciannya kalau itu terjadi, ia bisa saja menyusul bapaknya di alam tenang sana. seketika ia memejamkan matanya yang ketakutan hebat, bibir dan lidahnya benar benar Kelu di intimidasi oleh Biru.
Sudut bibir Biru terangkat tajam, Biru salah tangkap, ia mengira bahwa Mentari yang memejamkan mata dengan senang hati ingin menerima ciumannya.
"" Petite ? apa kamu sudah pernah berciuman.?"" Bisik Biru tepat di telinga Mentari, dengan suara raspy yang sebagian gadis akan meremang nikmat langsung jika bisikin suara seksi itu, tapi tidak dengan Mentari, ia malah meremang takut.
Mentari membuka matanya dan langsung menggelang dengan polosnya.
""Wow, Benarkah ? mari kita buktikan.!"" Batinnya. Biru benar benar mendapat mainan gadis tak tersentuh oleh pria manapun, pria yang berpaut 8 tahun dari Mentari itu menyeringai nakal.
Tanpa ada aba aba lagi, Biru langsung menyerang bibir suci itu dengan sedikit kasar.
Mentari membelalak terkejut, meremas dada Biru hingga sangat kuat dengan kuku panjangnya pasti melukai dada itu, tapi anehnya pria ganas di depannya tidak memperdulikan sakit dari kukunya. ia sangat sesak saat ini, dari pasokan oksigen berkurang di tambah rasa kecewa untuk Bos manjanya yang dikiranya pria baik baik ternyata salah.
Mentari tak membalas ciuman itu bahkan ia mengatup kan bibirnya pertanda isyarat kalau ia tidak menerima bibir seksi Biru yang menjijikkan baginya , memaksa lepas dari pegangan kuat Biru dari tengkuknya, namun sia sia saja tenaganya hanya seperti semut yang lawannya berkekuatan gajah.
Biru memaksakan bibir Mentari untuk terbuka dengan bibir mungil itu sedikit di gigitnya. berhasil, Biru mengobrak-abrik isinya, menyesap lidah Mentari tanpa rasa jijik dengan air khusus tersebut. Sementara Mentari sudah menahan keras mualnya yang ingin mengeluarkan isi perutnya. Jika semenit lagi Biru tidak melepaskan pangutannya, Mentari akan mengeluarkan kotoran tepat di pangutan mereka itu, sebab sudah tidak tahan.
Pangutan terlepas di sayangkan oleh Biru yang masih ingin merasakan sensasi manis dari bibir Mentari, jika oksigennya masih banyak mungkin ia tidak akan melepasnya.
Mentari yang mual membekap mulutnya langsung berhambur masuk kedalam kamar mandi khusus punya bos mafianya, Sekarang berubah bengis lah panggilannya dari manja yang tau taunya ganas melebihi mafia jika sedang marah. Biru menyerinyit yang mendapat dorongan kuat dari Mentari setelah aksinya terlepas, ia mengekori Mentari masuk ke kamar mandinya.
""Hoeeek...Hoeeek."" Mentari memuntahkan semua isi perutnya hingga tak tersisa sampai cairan air kekuning Kuningan pun ikut keluar.
""Petite, kamu kenapa ? Aku bahkan baru mencium mu, belum bercinta tapi kamu sudah hamil duluan."" Biru menggoda seraya membantu memijat tengkuk Mentari yang sedang munta., tersenyum puas dan ia membenarkan gelengan Mentari yang sebelumnya tidak pernah berciuman.
Mentari tak menjawab, bahkan ia tidak ingin melihat wajah tampan Biru yang tersenyum menyebalkan seakan akan meledek dirinya. dan jika ia menjawab dengan aku jijik bertukaran Saliva dengan mu makanya aku muntah. maka di pastikan kalau bos kepribadian dua itu akan menghukumnya lagi.
""Awas."" Dingin Mentari mendorong Biru agar minggir dari jalannya yang ingin keluar dari kamar mandi.
"" Slow baby." Biru terkekeh menarik tangan Mentari yang akan pergi. ""Petite, jadilah kekasihku."" Ucap Biru dengan mata berkedip satu untuk menggoda Mentari.
""Aku tidak memikirkan apa itu pacaran, yang aku pikirkan adalah keluarga ku di kampung, dan walaupun aku ingin mempunyai pacar, aku tidak mungkin akan menerima pacar seperti anda, Bos mafia."" Mentari membekap mulutnya yang main ceplos licin, ia tidak sadar dengan umpatannya. Apa Biru akan marah dengan julukan Bos mafia ?
""Shut up. dompala !"" umpatnya ke diri sendiri.
Tapi....
Tidak....Biru malah tergelitik mendapat penolakan dan mendapat julukan Bos mafia.
"" patite, Magnet mu sangat luar biasa, No problem, i like that name, Bos mafia. So ! jadilah wanita penurut.""
Mentari serasa tercekik tenggorokannya di dalam sana, dari suara raspy Biru saja sudah menakutkan baginya apalagi sudah bertindak melebihi aksi gila Biru yang tadi.
Wanita penurut...... wanita penurut..... wanita penurut. !!! Mentari melafalkan kata itu di dalam hatinya seperti doa, ia akan menjadi wanita penurut biar tidak di hukum lagi oleh Biru yang seperti tadi yang memualkan baginya.
""Ok Fine.! aku akan menjadi wanita penurut. ! tapi apakah anda tahu, tuan Sagara ?!."" Suara Mentari bergetar memberanikan diri untuk mengeluarkan pembelaannya. ""aku berkeliaran di luar sana bukan untuk berlenggok ria, aku di luaran sana menghadapi paparan sinar Mentari demi mengumpulkan sekoin demi sekoin yang berharga bagi ku dan Ammaku di kampung, aku tidak mungkin duduk santai di tempat mewah anda, tidak mungkin makan enak di tempat anda, bahkan aku tidak bisa tidur nyenyak setiap malam di tempat senyaman milik anda jika keluarga ku di sana sedang mengandalkan ku yang sedang di cekik oleh rentenir sialan seperti mereka. Jadi apa kah aku salah jika waktu libur yang anda berikan aku pergunakan dengan baik untuk menolong orang tua ku ? apakah aku salah jika harus mengamen di luaran sana demi menolong Ammaku dari hutang ? aku akan merasa salah jika aku menjadi Sugar Baby yang di maksud oleh bang Sam !."" Mentari tersenyum miring. ""Tapi anda tidak akan bisa mengerti penderitaan orang susah seperti anak rantau seperti aku ini, anda tidak mungkin bisa mengertinya. Ya kan,? karena anda dari kecil sudah sempurna hidupnya, tidak seperti orang kecil seperti saya.""
Biru terdiam mendengarkan tuturan Mentari yang terdengar putus asa sampai Mentari maju kehadapannya tidak di sadarinya.
""Maaf Bos, kalau saya sudah lancang dengan perkataan kurang ajar tadi, saya akan mengundurkan diri dari hadapan anda, orang bodoh dan rantau udik ini tidak pantas menjadi asisten orang hebat seperti anda. Maaf sekali lagi."" Mentari berbalik badan setelah selesai berucap. ia akan kembali ke jalanan untuk memperuntung kan hidupnya lagi. Niatnya.
Biru tersadar setelah mencerna tutur kata kata Mentari yang terakhir dengan Seringainya.
""Tunggu."" Cegat Biru menarik tangan Mentari.
""Kamu tidak bisa pergi sebelum kamu membayar hutang yang berjumlah sebesar ini."" Biru mengeluarkan bukti transfer yang tertuju ke no rekening Jum yang berjumlah sebesar seratus juta. Mentari memandangi bukti itu tak berkedip dengan mulut membulat lebar.
""Ko-kok, an-anda melakukan itu, apa maksudnya.?"" Gagap Mentari.
""Hutang Amma mu sudah aku lunasi, dan sebagai gantinya kamu harus bekerja dan menurut di sisiku sampai aku menyuruhmu pergi, atau mungkin sampai kamu tua mengabdikan hidup mu hanya untuk ku. ingat sampai tua.."" Tekan Biru. Mentari shok setengah mati.
Biru yang tidak tahu berapa total jumlah hutang Amma Mentari main transfer transfer saja dengan jumlah acakan, tadinya ia ikhlas, tapi ketika Mentari mengundurkan diri dari sisinya bekerja, ia jadi memanfaatkan itu semua, Demi gadis polos yang sudah merebut hatinya ia rela melakukan apa pun.
""Ko-kok anda bisa tahu no rekening teman saya, dan itu terlalu besar hanya sekedar bayar hutang Ammaku."" Heran Mentari. seingatnya, ia tidak pernah membocorkan ke siapa pun tentang no rekening milik temannya.
""Masalah lebih jumlahnya dari hutang Keluarga mu itu anggap saja gajimu yang sudah aku bayar duluan, atau bonus dari ku yang...."" Biru menunjuk bibir Mentari. Gadis itu membuang muka. "" Dan masalah dari mana aku tahu tentang no rekening temanmu ? angap saja aku benar sebagai Bos mafia yang kamu juluki kepada ku yang bisa melakukan apapun dan bisa mengetahui apapun yang tidak terpikir oleh mu, bahkan oleh orang lain di luaran sana. ingat itu... melakukan apapun, Ok...jadi jangan sampai macam macam yang ingin pergi dariku."" Tekan Biru dan pergi meninggalkan Mentari dengan cara mengunci kamar dari luar agar gadis desonya tidak kabur lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 269 Episodes
Comments
Nacita
wkwkwk mklum ndeso ciuman aja ampe muntah, kasian kamu nak 😂
2022-07-30
0
Totoy Suhaya
bos tuh menyebalkn..kasian mentari
2022-06-03
0
Adhitya Styaningsih
aku kok kepikiran bang Sam y dia tadampar kmn sih kok g ada
2022-05-24
0