Biru memarkirkan mobilnya di parkiran khusus halaman perbelanjaan salah satu mall terbesar di kota metropolitan.
Biru berencana ingin merubah penampilan asistennya yang terlihat udik, di ingat ingat dirinya sering kali mengadakan rapat di luar kantor bersama relasi relasinya, ia tidak mungkin membawa Mentari dengan penampilan yang bisa di pandang sebelah mata oleh rekan kerja atau pun luar rekan kerjanya, ia kasihan kepada Mentari yang di cemooh oleh separuh karyawannya yang sempat sekilas mendengarnya secara langsung. dan malam ini ia mendapat undangan penting dari teman temannya dan ia berniat membawa Mentari.
Bagi Biru...siapa pun asistennya baik Mentari atau pun bukan, sang asisten harus bekerja dua puluh empat jam untuknya.......benar benar sudah seperti istri benaran Mentari dua puluh empat jam harus bersama dengan Biru.... kurang pelayanan ranjang saja.
Mentari terbengong saat dirinya di bawa ke salah satu toko di dalam mall dan di suruh memilih baju yang ia sukai.
""Tunggu apa lagi ? ayo buruan ambil baju baju yang cocok dan pas buat kamu pakai..aku tidak punya banyak waktu, setelah ini kita ada meeting bukan?!"" Ujar Biru. Mentari mengangguk, dan maksud dari anggukannya Benar adanya jadwal meeting Bosnya sesuai Jadwal yang di bacanya.
Mentari ragu ragu bahkan ia tidak mau menyentuh seujung kain pun pakaian yang tergantung dan terpasang di patung toko tersebut. Mentari mengira setelah ini, ia akan membayarnya sendiri, ia mana ada uang ..makan aja di tanggung oleh Bos manjanya.
""Bos----!""
"Bos Bembe...Mentari !"" potong Biru yang ingin di panggil Bos Bembe yang aslinya adalah kambing.
""Jangan sampai tahu arti dari itu, jika bos tahu mampus aku.!"" Ucap Mentari dalam hati.
""iya Bos Bembe...!"" Panggil Mentari nurut dengan suara kikuk.
Mentari pun melirik satu baju yang tergantung cantik jauh dari hadapannya. Daster Pink soft warna kesukaannya, Aih... Mentari menamai Dress yang kira kira selutut jika di pakai olehnya itu sebagai Daster. Dress lho Mentari bukan Daster batik yang sering di pakai Amma mu.
Tidak...Mentari menggeleng, di kampung saja ia hanya membeli pakaian satu kali setahun itu pun kalau hari raya kebesarannya tiba dan itu pun hanya di pasar tradisional yang di obral bukan di mall, pasti mahal ?. dan ini bukan hari spesial itu, ia tidak mau boros boros uang, mending di tabung buat kuliah nanti di awal penerimaan MABA atau buat Amma saja di kampung, Pikirnya dalam hati.
Merasa lama menunggu Mentari yang tidak bergerak gerak memilih pakaian, Biru turun tangan, menaruh ponselnya ke dalam saku, dan menghampiri Dress yang sempat di lirik oleh Mentari.
""Kamu suka yang ini ?"" Tanya Biru.
Mentari mengangguk detik kemudian ia menggeleng. ""Aku tidak suka, lagian aku tidak ada uang bos, aku tidak mungkin bisa membayarnya."" Jujur Mentari ceplas-ceplos adanya.
""Siapa yang menyuruh membayarnya, aku hanya menyuruh mu untuk memilih yang kamu suka, tidak menyuruh mu untuk membayar, aku yang akan membayarnya."" Jelas Biru sedikit kesal sudah di buang waktunya oleh Asisten yang...... istimewa kayanya. Biru saja selalu menolak menemani wanita lain untuk hal hal yang berbau belanja. ini pertama kalinya menggandeng wanita untuk di ajak belanja kecuali sang Mama manja, Vane.
Mentari masih ragu, sekarang ia berpikir kalau gaji nya akan di potong di akhir bulan, untuk membayar Semuanya.
Biru dengan kesal menarik satu persatu baju yang tergantung di depannya. untuk memborong buat Mentari yang akan di pakai ke kantor atau pun di rumah nanti.
""Ni...ambil."" satu tumpukan pakaian yang bermacam macam bentuk dari seksi nan sopan tersambar semua oleh Biru dan di letakkan di tangan Mentari dan di bahunya secara paksa sehingga tubuh Mentari sampai susah untuk terlihat dan melihat ada apa di depannya.
""Bos banyak amat, aku tidak akan gajian satu tahun penuh hanya dengan membayar Kasbon pakaian ini saja."" Takut Mentari. ia membaca brand dengan harga sudah tercantum mahal yang berkisaran nominal Jt semua...paling murah di atas gope yang lima lembaran berwarna merah.
Biru tak menggubris keluhan Asisten manisnya. ia hanya menyuruh untuk mencoba pakaian itu.
""Disini.?"" Mata Mentari terbelalak. yang benar saja ia buka bukaan di hadapan Biru.
""Di ruang ganti Mentariiiiiiii."" Seru Panjang Biru saking gemasnya di buat oleh sang asisten desonya.
""Di sana. ?!"" Tunjuk Biru ke ruangan ganti.
""Oh..."" Mulut Mentari berbentuk bulat di balik pakaian yang numpuk di peluknya. ia mengira kalau menjajal pakaian di mall itu sama saja seperti di pasar kampungnya yang langsung menjajal di hadapan ibu ibu penjualnya.
Pakaian sudah di jajal semua, Baju yang bolong bolong di bagian punggung, out. Baju yang kurang bahan yang hanya sampai di atas dada tanpa lengan dan bahu serta di atas lutut, menyingkir....Bisa masuk angin jika ia memakai baju kurang bahan itu, Cap kerok koin akan terekspos ! dan Siapa yang akan mengeroknya jika masuk angin, tidak mungkin kan Mentari menyuruh Biru...bisa gahhhhwat..
Glek...
Mentari menelan salivanya cepat dengan wajah terlihat aneh aneh malu....Biru mengajak ke toko sebelah yang khusus buat pakai dalam wanita... Sumpah, ingin sekali Mentari memakai panci gosong menutupi wajahnya yang malu untuk memilih pakaian dalam bersama Biru.
""Kenapa diam saja.? lihat noh....? sana pilih ukuran." Tunjuk Biru ke patung yang hanya memakai pakaian dalam di bagian gunung kembar dan di bagian bawa perut.
Biru sepertinya Santai santai saja yang melihat begitu banyak layang layang berenda serta pembungkus gunung kembar yang tergantung di sekeliling dalam toko. Pelayan serta ibu ibu dan beberapa pengunjung memperhatikan Biru dan Mentari dengan tatapan takjub. iri, melihat suami yang begitu perhatian kepada istrinya sampai sampai urusan pakaian dalam pun ikut serta memilih, Begitu lah pikiran mereka semua terhadap Biru sudah tampan perhatiannya melebihi kapasitas pula.
""Bos...! aku bisa sendiri. Bos pasti capek !"" Mentari mencoba mengusir halus. ia menyuruh Biru untuk duduk saja.
""Tidak mau, kamu terlalu lama !"" Tolak Biru yang buru buru mengejar waktu, masih banyak yang perlu di sulap di diri Mentari setelah itu.
""Katakan saja berapa ukuran itu mu, biar aku yang menyuruh pelayan untuk mencarikannya."" Aih...Biru tidak bisa memfilter tangan nakalnya yang langsung menunjuk ke arah gunung Mentari serta ke itunya Mentari, Mesum juga ternyata itu otak.
Spontan Mentari menutup barang berharganya pakai tangan.
""Aaaah... tidak usah, Bos tidak usah repot-repot, aku bisa menyuruh pelayan sendiri untuk mencari kan pakaia-----???"" Mentari tidak menyelesaikan ucapannya, terlalu malu, ia langsung berlari menghampiri pelayan yang sedang sibuk melayani pelanggan lain.
""Hahaha...lucu amat Mentari, wajah mu sangat merah."" Biru tertawa kecil. ia sengaja mengerjai Asisten manisnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 269 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
GANTENG & MACHO DI BILANG KAMBING...😂😂😂😂😂😂😂
2023-03-03
0
Nacita
anjirrrr ngakak guling2 gue 😂😂😂😂
2022-07-29
0
Rioagus
ceritanya lucu sekali.
2022-03-04
1