Mentari masih terasa berat melangkah kan kakinya mengikuti Biru dari belakang. Semua mata karyawan Biru masih menatapnya remeh dengan penampilannya yang sangat tidak layak.
Mentari juga mendengar bisikan dari salah satu karyawan Biru, ia mendengar jika dirinya tidak pantas untuk bekerja di sisi Biru yang tampan dan mapan. Mentari lebih pantas bekerja sebagai OB di kantor itu bukan sebagai asisten bos besar. Mendingan juga penampilan OB di kantor itu, mempunyai seragam yang layak nan rapih tidak seperti Mentari dengan penampilan lusuhnya.
Para karyawan heran dengan Bosnya itu, Kok bisa memperkerjakan Mentari sebagai asisten ? Apa keahlian Mentari ? kenapa seorang Sagara Biru Sunjaya yang parfeck dalam segala bidang dan segi penampilan bisa mempekerjakan orang deso seperti Mentari. apakah mata Biru sedang katarak.? pikir mereka bertanya tanya.
""Mentariiiiiiiii buruan, kamu sedang apa celingak celingukan di situ sudah seperti sapi bodoh yang linglung mencari jalan ."" Teriak Biru yang sudah mau masuk lift
Astaga...ternyata kalau di kantor Bosnya itu punya mulut pedas....Hati hati Biru, Amma Mentari di kampung punya kebun cabe rawit set*n setengah hektar lho, jangan sampai Mentari memberimu satu kilo untuk makan siang nanti.
""Iya, bos..."" Dengan cepat dan cuek ke karyawan Biru pun, Mentari berlari menghampiri Biru yang hampir sudah tertelan di balik lift.
""Kamu harus belajar banyak bersama dengan Susi. biar kamu tidak norak dan juga tidak malu maluin.""
Mentari hanya menunduk dalam mendengarkan ocehan Biru. ia memang hanya seorang gadis yang datang dari kampung terpencil, jadi ia merasa aneh dengan dunia yang baru di tempatnya bekerja.
Tapi apa pun yang di titah kan oleh sang raja Biru, Mentari harus laksanakan demi kelangsungan kerja buat Amma di kampung.
""Kamu dengar tidak ? Jangan hanya mengangguk angguk kaya orang bodoh."" Bentak Biru
""Saya dengar kok, Bos."" ada sedikit rasa takut yang Mentari rasakan dengan sikap Biru jika berada di kantor.
""Ya sudah, Cepat ambilkan handphone ku di dalam tas kerjaku."" Biru menangadakan tangannya kehadapan Mentari.
Mentari mengangguk dengan cepat membuka tas Biru yang sedang di bawahkannya. Mentari melihat barang barang isi tas Biru, ada barang salah satu yang mencurigakan di sini. Mentari melihat ada produk semacam roti yang kadang di pakai Mentari jika sedang datang tamu bulanan. aaaihh..Mentari jadi liar fantasinya. Kok Biru membawa barang cewek yang seperti iklan di Tv yang mempunyai sayap malam malam di saat tidur. itu kan pengguna khusus perempuan ? Biru itu perempuan apa pria sih. buat apa coba pembalut? apa Biru ingin terbang dengan cara memakai produk itu.atau mungkin milik pacarnya atau juga milik ibu bos cantik.? Tak ingin mendapat masalah ia tidak mau bertanya tentang barang aneh yang ada di tas Bosnya.
""Ini.. Bos.""
Biru dengan cepat menyambar ponselnya di tangan Mentari. Dan dengan cepat memainkan ponsel pintar itu.
Sesekali Mentari memperhatikan wajah Biru yang sedang tersenyum sendiri menatap ponselnya. Mentari seketika ingat Amma di kampung, Coba saja dirinya punya handphone, ia pasti akan bisa menelpon Jum di kampung untuk sekedar menanyakan kabar Ammanya.
""Amma...nakkuka,! Sehat sehat Ki di sana?"" ( Amma... kangen ! selalu sehat di sana.) Gumam Mentari dalam hatinya. Nasib anak Rantau ya itu....rindu berat, kata Dilan.
""Mentari, Jam sebelas kamu harus mengingat kan saya, di jam itu aku ada rencana.""
Mentari menyahut siap, tanpa berani ingin bertanya rencana apa ?
Hening, Mentari hanya diam menunggu lift terbang naik ke lantai yang tertulis 20, Dan sesekali lagi ia kembali memperhatikan Biru yang kembali tersenyum sendiri dengan layar handphonenya.
Ting...
Bunyi lift pertanda sudah sampai ke lantai tujuan, dengan langkah panjang Biru keluar dari Lift dan di ikuti Mentari di belakang. Mentari mengerlyatkan ke segala sudut di lantai yang berbeda dengan lantai paling bawah, yang hanya ada dua ruangan di lantai tersebut namun terlihat sangat indah.
""Ga'gana..(Bagusnya.)"" Takjub Mentari.
Mendengar bahasa planet Mentari, Seketika Biru berhenti dan langsung menghadap ke tubuh Mentari.
Daaaaaaannn.....
Bugh...
Mentari yang berjalan dengan mata tidak fokus ke depan seketika menumbruk tubuh kekar Biru dan hampir terjatuh kalau Biru tidak sigap merangkul pinggangnya.
Aduhai...Mata Biru terhipnotis wajah manis alami yang di miliki oleh gadis deso Mentari. Rangkulan itu pun berlangsung sedikit lama, sebab Biru tiba tiba mendengar halusinasi nyanyian.....
Terpesona...Akuuuu terpesona memandang wajahmu. Suit suit... kurang hujan bunga bunganya saja Biru, Jika ada hujan bunga bunga maka sudah seperti film India yang sedang beradegan mesra mesraan.
""Bos.""Mentari menyadarkan lamunan Biru dengan cara menginjak sedikit ujung sepatu Biru. Biru terkesiap dan......
Bugh lagi....kali ini Mentari terjatuh tidak tertolong sebab keterkejutan Biru tanpa sadar melepaskan pegangannya di pinggul Mentari sebelum Gadis itu mengambil posisi berdiri dengan benar.
""Aduhhhh.."" Mentari mengaduh kesakitan dengan cara mengelus elus ****** sintalnya setelah berdiri dari lantai.
""Eeeh...Maaf."" Biru malah ingin membantu mengelus ****** Mentari tanpa sadar akibat merasa bersalah....Mmmm... Modus kali tuh.. Biru bisa saja..... Tapi dengan cepat Mentari menepis tangan bosnya yang nakal itu.
""Yaaak.."" protes Mentari dengan nyalang.
Wajah Datar On, Biru yang gelagapan langsung beranjak meninggalkan Mentari yang terlihat kesal.
""Tanjana mae, Tanja bembe tapi gammara'!"" ( dasar...Dasar wajah kambing tapi tampan.!) umpat Mentari terang terangan. pikirnya Biru tidak akan mengerti bahasa buminya.
Biru kembali menoleh sekilas dengan alis terangkat tidak tahu Mentari sedang berucap apa? tapi yang jelas, Mentari pasti sedang menggerutuinya, tebaknya. Biru harus belajar bersabar dengan asisten yang satu ini.
Setelah kejadian di depan ruangan Bosnya, Kini Mentari sudah berada di dalam ruangan Biru. dan katanya dari mulut bosnya itu, ruangan yang di pijarnya sekarang juga menjadi ruangannya bekerja sebagai asisten yang siap siaga mendapatkan perintah.
""Itu meja kamu."" Biru menunjuk meja yang berada di sisi ruangan. "" Tugas pertama kamu, ini."" Timpal Biru memberikan setumpuk dokumen ke tangan Mentari.
Mentari dengan sigap menahan beban dokumen agar tidak terjatuh.
""kamu hanya perlu menyusun tanggal waktunya. kalau sudah selesai taruh kembali ke meja ku."" Jelas Biru dengan wajah datarnya.
Mentari hanya mengangguk dan langsung sigap menujuh meja yang di tunjuk oleh Biru.
Tanpa harus banyak bertanya lagi, membuat Biru merasa aneh.,.. biasanya kan Mentari cerewet, ini sudah seperti beo yang sedang lagi terserang sariawan.
Hanya beberapa menit, Mentari sudah menyelesaikan tugasnya. Ia pun berjalan menuju meja Biru. dan menaruh dokumen yang bertumpuk lumayan tinggi dalam perihal ketebalan.
""Sudah?."" Tanya Biru kurang yakin. Benar atau betul hasil kerjaan Mentari.
""Sudah dong."" Bagi Mentari pekerjaan apa saja sangat mudah yang penting dapat gaji halal buat Amma di kampung dan demi bisa mendaftar kuliah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 269 Episodes
Comments
Nacita
wkwk 😂😂😂
2022-07-29
0
Nacita
astaga mulutnya s biru bener2 minta d cabein 😂
2022-07-29
0
Totoy Suhaya
ayo semangat mentari krjanya
2022-06-02
0