Mentari benar benar tidak di izinkan Biru untuk masuk kantor hari ini, Biru sudah pergi dari satu setengah jam yang lalu. dan ia mendengus sedih akan dirinya tidak di ijinkan masuk. Apa kah dirinya di pecat ? Mentari bertanya kepada Bos perihal itu, tapi Biru hanya diam, tidak menjawab, ya di pecat ataupun ya tidak. Aah....membuat dirinya nambah pusing saja kalau benar benar di pecat nambah susah deh uripe.
Mentari yang tidak bisa tinggal diam dengan masalah keuangan, ia pun berkunjung ke kontrakan bang Sam, mengingat jadwal bang Sam libur di hari ini sebagai OB. dan niatnya berkunjung ya.... biasa lah, nyari job baru, mumpung senggang. ia tidak mendengar kan titah Biru untuk beristirahat di rumah....ingat itu Mentari, ketahuan Biru, runyem lho...
Dan di sini lah Mentari di depan pintu kontrakan bang Sam, lagi gedor gedor seperti debt collector.
Bang Sam membuka pintu dengan penampilan sarung di kalung kan di leher layaknya habis ngeronda semalaman.
""Pipi Bolong, ganggu aja deh Lo, ah."" desah kesal Bang Sam dengan mata di kucek kucek hingga belek Kemana mana nempel di punggung tangan.
Mentari tersenyum tanpa dosa yang sudah mengganggu Bang Sam dalam tidurnya. ""Yaelah bang Sam, jam segini masih molor aja, kata Amma anak perawan famali bangunnya siang bolong, nanti rejekinya di patuk---?"" Bang Sam bukan perawan lho Mentari tapi laki laki.
""Patuk uler..."" Potong Bang Sam dengan ujung tangan siap mematuk jidat Mentari yang tertutup poni tebal.
Mentari menepis tangan Bang Sam, menyolonong masuk ke kontrakan bang Sam yang harum kamarnya seperti aroma cewek, Benar benar lekong...
""Ngapain Lo kesini di jam segini, Lo nggak kerja jadi Sugar asisten."" Tidak hanya pikiran bang Sam yang bergeser tapi lidah tak bertulangnya juga licin berceletuk. Bukan Sugar Baby ! Mentari di katain Sugar Asisten. Menarik julukannya.
""Apa sih, bang Sam..mandi gih, kita nyari job hasil bagi dua lagi mumpung Mentari libur."" Jutek Mentari mendorong paksa Bang Sam menuju kamar mandi yang terletak di luar kontrakan kecil itu, Hanya berukuran 2 × 2 meter luasnya kontrakan. Ngenes kan hidup Rantau ala Bang Sam dan juga Mentari semasa tinggal di sebelah kontrakan Bang Sam.
""Nyari job di mana Mentari.? "" Bang Sam sudah mandi kilat hanya lima menit, itupun mandi cuma satu ember saja, irit air. ibu kontrakan sangat pelit, masa air saja di jatah tiap pintu kontrakan cuma di kasih satu gentong berukuran sedang, sehari. nyuci cebok mandi mana cukup.?!
""Di mana pun yang penting halal."" Semangat Mentari.
...*****...
Di sini lah Mentari dan Bang Sam setelah berkeliling mencari job, berakhir di jalanan dekat lampu merah sedang mengamen dengan tangan Bang Sam membawa gitar kecil hasil minjam punya anak tetangga kontrakan dan Mentari sebagai penyanyi ala ala tembang deso. dengan Mentari yang nyanyi acak acak kan seperti.....
abang Sam-pah Abang Sam-pah kenapa Abang tak pulang...
Amma mu ammamu panggil panggil namamu.
*Tiap kali gajian tiap kali pun tak sisa...
Abang tak pernah kirim, buat Amma di kampung...
Bang Sam memang durhaka*.....
..........................
..........................
..........................
Nyanyian Mentari membuat bang Sam ingin mencakar cakar tuh wajah manis Mentari, tapi terhenti saat melihat isi kantong kresek hasil ngamen mereka terlihat banyak dan rasa rasa Bang Sam antara senang dan dongkol ke suara Mentari yang merdu tapi tidak bisa bernyanyi dengan lirik yang benar.
""Woy...."" Terlihat dari kejauhan dua pria bermuka preman pasar berbadan gede menunjuk ke arah mereka yang lagi asyik mengamen dengan Mentari berjoget ala ala sinden.
""Mentari, Gahwat...ayo kita lari ada preman palak noh."" Bang Sam menarik tangan Mentari berlari menyebrang jalanan yang ramai kendaraan.
Biiiiippppp.... Chiiiiiittt....Decitan ban mobil serta suara klakson terdengar menyeramkan berhenti mendadak.
Mentari dan Bang Sam hampir tertabrak oleh mobil mewah yang rasa rasanya Mentari kenal tuh mobil seperti mobil.....
""Bos manja ! Oh tidak... Lebih Gahwat dari preman tadi, hiks mampus aku, aaah...di pecat tidak ya."" Takut Mentari.
Bang Sam masih menggenggam pergelangan tangan Mentari dengan jantung seakan copot hampir tertabrak. Biru turun dari mobil dan preman masih mengawasi Mentari dan Bang Sam di seberang jalan tempat mereka mengamen tadi.
""Mentari?!"" Bentak Biru. Mentari merinding takut mendengar suara bariton Biru, Bang Sam sih malah mengeces mendengar sentakan Biru sudah seperti suara seksi. tangkap di telinga conge Bang Sam.
""B-B-Bos.!"" Lidah Mentari seakan Kelu sekedar berucap singkat. Biru mendekat dan menarik tangan Mentari masuk kedalam mobil meninggalkan Bang Sam Namun...
""Bos, jangan tinggalin Bang Sam di sini, Kami tadi di kejar preman itu."" Tunjuk Mentari ke seberang jalan, ia mencegat tangan Biru yang hampir memutar setir.
""Sialan ! apa preman itu melukaimu hah.? yang mana ? apa ada yang sakit ?."" Marah Biru ke preman itu, Seraya meneliti tubuh Mentari yang lagi menggeleng. Kalau asisten manisnya ada yang lecet sedikit pun, preman itu akan terhempas jauh ke ujung kota di buatnya.
preman itu menunggu mobil Biru pergi dan akan kembali mengejar Bang Sam yang sudah lancang mengamen di area kekuasaan mereka.
""Tidak, tapi......ayo lah Bos, kasian bang Sam kami sama sama anak rantau yang tidak punya keluarga di kota besar ini, kalau dia kenapa kenapa pasti aku yang akan merasa bersalah karena sudah mengajaknya mengamen."" Jelas Mentari tanpa sadar. ia masih merengek menarik narik jas Biru bagian lengan.
Biru yang mendengar penjelasan Mentari yang mengamen di jalan semakin kesal, ia menyuruh Mentari untuk tidak masuk kantor kan hanya untuk membuat Mentari beristirahat di rumah ini malah mengamen, Minta di kurung apa khusus penjara ala Sagara Biru Sunjaya, Mentari harus di hukum, titik..... Mentari di rundung masalah kali ini, Biru terlihat kesal beneran.
""Suruh naik, cepat."" Dingin Biru.
Mentari membuka jendela mobil. ""Bang Sam ayo naik, buruan.!"" ujarnya.
Bang Sam yang masih mematung di pinggir jalan langsung pecicilan, bisa merasakan menaruh bokongnya di mobil mewah, Bang Sam duduk di kabin belakang.
Biru langsung menancap gas menuju ke apartemen yang aslinya ia sengaja ingin pulang yang tidak tenang bekerja sebab Magnet Mentari selalu memikatnya yang ingin lama lama melihat wajah polos Mentari tanpa make up itu.
""Kenapa kamu malah mengamen hah ? bukannya istrihat !"" Biru tidak mengindahkan ada Bang Sam di belakang, Suaranya sudah gatal memberontak ingin memarahi Mentari yang melanggar titahnya.
Mentari menunduk dengan telapak tangan berkatup merasakan atmosfer dingin Biru di dalam mobil yang ber-AC. kini Bang Sam yang tadinya pecicilan juga terlihat takut, Bos Tampan galak juga. Pikirnya.
""Jawab.!"" Bentak Biru kesal yang tidak mendapat sahutan, matanya sesekali melirik Mentari yang semakin menunduk dan kembali fokus di jalan raya.
""Aku butuh duit.!"" Reflek Mentari, seketika mulutnya di bekap sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 269 Episodes
Comments
Nacita
aku butuh duit soalnya bos semalem kasih bonus tpi kertas yaudah aku sobek buang k tong sampah ngapain ngasih kertas doank mh ga ada harganya 😂😂😂 kata s mentari itu 😂😂😂
2022-07-30
0
Nacita
jir kurang ajar wkwkwk 😂😂😂😂
2022-07-30
0
Jupilin Kaitang
😂😂😂mentari2 ko bisa2 sendikata lagu gitu kesian bang sem
2022-05-18
0