Bang Sam yang mendengar cerita Mentari ikutan sedih, ia kepingin menolong, tapi....sama sama anak rantau yang hanya bekerja sebagai tukang sapu tidak mempunyai uang, makan aja kasbon bagaimana mau bantu coba ?
""Terus apa lo punya uangnya ?"" Kepo Bang Sam.
Mentari menggeleng. " aku ada, tapi tidak cukup, ada juga aslinya uang itu buat mendaftar kuliah nanti saat pendaftaran MABA, tapi Amma lagi butuh maka rencana untuk kuliah aku batalkan saja, itu saja masih kurang banyak, bagaimana dong Bang Sam, kasih aku solusi.!"" Stres Mentari. ia begitu ikhlas tidak berpendidikan tinggi asalkan Ammanya hidup bahagia dan tenang tidak di kejar kejar hutang.
Biru yang masih menguping jadi tertohok sedih sendiri, ia tidak mengira jika hidup keluarga Mentari begitu menyedihkan, dan Biru juga tertohok bangga saat mendengar Mentari begitu niat untuk berkuliah, ia mengira kalau Mentari itu sudah lulus kuliah sebab di lihat dalam pekerjaan di kantor malah Mentari memberi ide berlian kepadanya. CV mentari kan ada di mamanya, jadi ia tidak tahu riwayat biodata Mentari, umur Mentari saja ia tidak tahu sama sekali, ia hanya terima beres dari sang Mama yang begitu ngebet membuat Mentari menjadi asistennya.
""Gue kepingin banget bantuin lo, sayang. tapi Gue saja kan boke, Lo tahu sendiri hidup sebagai OB?""Seru Bang Sam.
Mentari tersenyum, bersyukur ada bang Sam yang mendengar kan penderitaannya, walaupun tidak bisa membantu meminjamkan uang tapi setidaknya ia bisa berbagi curhatan sedihnya. itu sudah cukup baginya, Hanya Bang Sam satu satunya teman di kota besar itu yang baik kepadanya.
""Aku mengerti bang Sam.""
""Eh...kan Lo punya bos tajir tampan tuh, minta saja ke dia, siapa tahu ia baik mau ngebantu Lo."" Saran Bang Sam.
Biru memasang telinga kelinci dengan benar, ingin tahu jawaban Mentari tentang usul si lekong. Apa kah Mentari memanfaatkan Bosnya atau sebaliknya.? tanya dalam hati.
Mentari menggeleng, terdiam. ia tidak mau memanfaatkan kebaikan orang orang manapun termasuk bosnya, kecuali hasil keringatnya maka senang hati ia akan mengambilnya, sebab itu hasil keringatnya, bukan hasil memanfaatkan.
""Mentari."" Guncang Bang Sam di lengan Mentari. ""Yee..malah melamun.""
""siapa yang melamun Bang Sam, aku hanya berpikir bagaimana cara mendapatkan uang yang lebih dalam satu bulan ini, apa ada kerjaan sampingan Bang Sam.?""Mentari tak menggubris ide Bang Sam untuk merepotkan Bosnya, Biru sudah begitu baik menerimanya yang aslinya hanya berpendidikan SMA, di jaman sekarang ijasah itu tidak akan bisa menjadi asisten dari seorang CEO, pikirnya.
""Ada ? Gue pun lagi melakoni Kerjaan sampingan ! Mau ?"" Tawar Bang Sam.
Mentari mengangguk senang ada harapan. "" Tapi waktu ku tidak banyak ! memangnya kerjaan apa itu ?""
""Waktunya tidak lama kok dan itu pun hanya di waktu pagi pagi buta.!""
Mentari makin bersemangat, Pagi pagi buta ia memang mempunyai waktu kosong, sebab bosnya kan masih tidur di jam segitu. dan ia mulai beraktivitas di unit Biru di jam enam pagi.
""Ayo katakan bang Sam, kerjaan apa itu ? tapi bukan yang Baby eh..Sugar Baby, kan ?"" Tanya Mentari tak sabaran. Bang Sam terkikik geli jikalau mengingat ke jadian saat Mentari di omelin tukang bubur gara gara mempertanyakan arti dari kata Vulgar itu.
Biru yang mendengar kata Sugar Baby jadi jijik sendiri, kalau Mentari sampai lari ke pekerjaan haram itu maka dirinya akan murka, dan bisa saja ia akan menghukum Mentari dan tidak akan ada kata ampun darinya.
""Hahaha, Bukan sayang, kalau pekerjaan itu yang gue lakonin maka gue nggak akan pernah laku, masa laki ketemu laki.""
""Tumben Bang Sam sadar diri sebagai laki !"" Ledek Mentari menggoda. Bang Sam mencolok pipi bolong Mentari yang tersenyum meledek.
""Sialan." Umpatnya dengan suara laki macho.
""Astaghfirullah."" Reflek Mentari terkesiap.
""Ayo katakan kerjaan apa ?"" Lanjutnya mengusap dada.
""Jadi pengantar koran di setiap unit di apartemen tinggi ini, Tiap subuh Gue main selip selipin koran ke unit yang berlangganan, kalau Lo mau ! tiap subuh kita bagi tugas, Lo empat belas lantai, Gue empat belas lantai dan hasilnya bisa di bagi dua, bos koran akan menggaji kita satu minggu satu kali. Bagaimana, Mau ?"" Jelas Bang Sam bertanya.
""Mau banget, Bang Sam."" Senang Mentari. ia sadar kalau bayaran satu bulan dari antar koran masih belum cukup untuk membayar hutang keluarga, tapi setidaknya ada tambahan pemasukan walau sedikit.
""Ok, setengah lima subuh kita bertemu di lantai satu dekat swimming pool."" Ujar Bang Sam.
Mentari mengangguk. ""Ya sudah, aku balik sekarang, takut pak Bos butuh sesuatu."" ia pun berdiri dari duduknya.
Mendengar itu, Biru langsung bergegas beranjak dari persembunyiannya dengan langkah panjang menuju lift.
Bang Sam menyeringai nakal. ""Mentari, Gue saranin ke Lo ya, kalau malam malam Lo coba deh intipin Bos Lo yang lagi tidur.""
Mentari menyerinyit bingung. ""Buat apa ?"" Polos Mentari.
""Gue penasaran, kalau orang tampan itu tidurnya ileran, ngorok, atau tidurnya mangap nggak ?"" Tanya nakal Bang Sam.
""hemmmm....Bang Sam-pah."" Umpat Mentari malas. bisa bisa dirinya di sembur iler oleh Biru kalau ketahuan.
*******
Mentari membuka pintu unit setelah memasukkan password. ia menangkap sosok Biru yang sedang duduk santai di sofa tamu dengan majalah bisnis di tangannya.
""Eheem."" Dehem Biru. ""Kenapa lama sekali ? tolong buat kan saya kopi."" Lanjutnya dengan gaya datarnya.
Mentari menunduk tidak enak hati, ia hanya berdoa jangan sampai ia di pecat dengan keadaan yang terdesak membutuhkan uang.
""Maaf Bos, tadi...mm..tadi aku...aku."" Mentari tidak mau berbohong dan tidak mau juga menceritakan masalah pribadinya. jadi ia berpura-pura bodoh.
Biru menautkan alisnya, menunggu penjelasan Mentari namun melihat Mentari diam saja, ia pun berkata....
""Sana buruan, bikin dua buat kamu satu temani saya bersantai.""
""Baik Bos."" Mentari langsung bergegas ke dapur membuat kopi untuk Bos manjanya yang kadang kadang menjadi Bos galak.
""aku pengen tahu, Mentari akan bercerita masalahnya atau sebaliknya, aku ingin tahu sifat aslinya seperti apa ? kebanyakan orang, kalau membutuhkan uang pasti melakukan apa saja ? entah merayu Bosnya atau mungkin lebih parah dari itu."" Lirih Biru dengan pikiran negatifnya ke Mentari.
Kopi pun datang tanpa menunggu lama, Mentari menaruh secangkir kopi kehadapan Biru dan ia sendiri hanya membawa segelas air putih untuknya. Biru menaikkan alisnya.
""Kenapa kopinya cuma satu ? Untuk mu, mana ?""
""Aku tidak suka kopi, gigi ku bisa hitam hitam."" Sahut asal asalan Mentari. ia lebih memilih minum air putih yang banyak demi kesehatannya agar bangun subuh nanti bisa fresh yang akan beraktivitas mengelilingi empat belas lantai untuk memulai kerja sampingannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 269 Episodes
Comments
Leka Iman Sari
makin ke sini cerita nya makin baper thor semangat thor
2022-09-09
0
Nacita
apa bangsam ga pake pah temennya lucinta luna ua 🤔
2022-07-29
0
Kasrumi
semangat mentari kalau demi orang tua pasti ada jalannya 🤲🙏
2022-07-26
0