Kekurangan ekonomi plus banyaknya hinaan dan hutang piutang Keluarga, membuat Mentari membulatkan tekadnya untuk merantau di kota besar.
Kini restu sang ibu pun sudah di kantongi Mentari, Walaupun sangat berat hati untuk meninggalkan sang keluarga tercinta, Namun Mentari harus memilih jalan ini demi cita citanya yang ingin menjadi orang sukses dan membanggakan orang tuanya serta demi memberi hidup layak keluarganya.
Di sini, Mentari di atas kapal laut besar yang khusus untuk membawa penumpang menujuh ke kota Jakarta selama dua hari tiga malam perjalanan. ia memilih kapal laut dari pada harus memilih transportasi udara yang sangat mahal tiket pembayarannya.
kini Mentari sedang terlihat celingak celingukan mencari tempat tidur kelas ekonomi lantai dua yang tertuju seperti yang tertera di tiket Pelni yang telah di belinya.
""aduh...di manami ini tempat ku."" Bingungnya bermonolog sendiri dengan khas logat daerah.
Mentari terlihat bingung dengan tempat tidur yang panjang bersejajar terlihat sama semua sehingga ia tidak bisa membedakan tempatnya di mana?
""Pak, mau ka minta tolong."" ucap Mentari ke petugas kapal berseragam nahkoda yang berpapasan dengannya. Tak lupa logat kampungnya ia pakai.
Pria yang di panggil pak itu, seketika berhenti. pria itu menyerinyit menatap mentari dengan tatapan susah di artikan.
""Apa aku terlihat bapak bapak sehingga kamu memanggilku 'pak' ?"" Ucap sang Nahkoda berparas tampan dengan suara tegas nan beratnya, lingkaran matanya terlihat hitam seperti panda yang belum tidur beberapa hari. Pantes saja Nahkoda tidak mau di panggil bapak bapak orangnya aja seperti pangeran, tampan nan berkarisma.
Di dalam hatinya, Mentari sedikit takut dengan pria yang di panggil pak, yang aslinya Nahkoda tampan nan muda, bersosok tinggi putih.
""Galaknya."" gumam Mentari dalam hati.
Mentari menggeleng. "" cai bapak bapak, tapi Tedong."" (Bukan bapak bapak tapi kerbau) Mentari yang kesal di galakin hanya karena perihal bertanya, ia pun mengumpat terang terangan dengan bahasa planet buminya.
""Hah. todong...?"" Bingung sang Nahkoda. ""Apa tuh artinya.""
""Bukan Todong, tapi Tedong..Artinya, bapak keren."" Celetuk Mentari asal asalan
Mentari pun tersenyum kikuk lalu pergi meninggalkan sang Nahkoda sebelum mendapat suara berat lagi.
""Gadis Manis tapi aneh."" ucap sang Nahkoda. ""Aku Tedong.?"" (Aku kerbau.) Nahkoda itu tersenyum simpul di bilang keren oleh cewek manis, padahal tidak tahu saja jika Mentari malah mengumpatinya ia mirip kerbau.
*******
Senja pun tiba menyapa kapal laut yang Mentari tumpangi.
Anak desa itu terlihat merenung di pinggir kapal lantai paling atas yang berpengaman pagar besi.
indah laut yang berwarna emas akibat pantulan cahaya senja yang berwarna oranye tidak mampu menghipnotis Mentari seperti penumpang lainnya yang terlihat menikmatinya.
Gadis itu hanya sibuk merenungi nasibnya bagaimana setelah sampai di ibu kota. Tidak ada rumah yang di tujunya di sana, ia hanya bermodalkan nekad tanpa ada persiapan apapun, modal uang pun sangat tipis.
Senja berubah gelap seutuhnya, Mentari masih tak beranjak dari tempatnya, sementara penumpang lainnya sudah kembali ke tempat istirahat masing masing sebab pintu lantai itu akan di tutup jika malam sudah menyapa.
Dingin angin laut menerpa tubuhnya dan seketika tersadar dari lamunannya, ia terlalu asyik merenung sehingga tidak tahu jika di sekelilingnya sudah tidak ada siapapun.
""Yaa... sudah malam."" lirihnya tersadar.
Mentari menuju pintu yang akan mengantarkan dirinya masuk ke dalam badan kapal. Namun....
""ah, terkunci sih.."" kaget Mentari.
Ia pun menggedor gedor pintu yang terbuat besi seraya minta tolong untuk di bukakan.
dor..dor...dor.. Mentari menggedor gedor pintu masuk ke badan kapal.
""Woy... adakah orang di dalam.?"" panik Mentari. Namun tak ada sahutan.
Malam semakin larut, angin laut semakin terasa dingin masuk ke tubuh Mentari, Gadis manis itu sekarang meringkuk di sebelah pintu yang masih terkunci.
Ceklek...
Pintu yang terkunci tiba tiba terdengar terbuka, terlihat sosok tinggi yang berseragam putih berlambang khusus petugas kapal melangkah dari dalam.
Mentari yang mendengar pintu terbuka langsung bangkit dari ringkuknya.
""hey, nangapa pintu na ni kunci, nakke dingin ri kanne."" Oceh Mentari tanpa ba bi bu langsung berceloteh. ( hey, kenapa Pintunya di kunci, aku kedinginan di sini.)
Seketika sang petugas kapal tersentak terperanjat kaget, saat tiba-tiba ada suara cewek yang lagi mengoceh.
""Hai, Cewek Tedong, kita bertemu lagi."" Ucap sang Nahkoda yang sebelumnya Mentari tanyai beberapa jam yang lalu, kini wajah sang Nahkoda itu terlihat fresh, mata pandanya pun sudah tak nampak sebab kantuknya sudah di obati dengan tidur yang panjang dan sekarang giliran Nahkoda Tedong ini yang akan mengendalikan kapal atau ganti sif.
""He,"" Mentari melengos, ia di namai cewek kerbau oleh Nahkoda yang di julukinya sebagai kerbau.
""Kamu ngapain di sini ? bukannya di larang jika sudah malam berada di luar kapal?"" Heran sang Nahkoda Tedong.
""Aku...aku terkunci di luar, pasti kamu kan Tedong yang menguncinya."" tuduh Mentari.
""Yee...nuduh ! aku saja baru bangun tidur, dan baru keluar dari kamar untuk bertugas sudah di todong tuduhan."" protes Nahkoda.
""Maaf."" Sesal Mentari. "" kalau begitu saya permisi dan terimakasih sudah membuka pintunya."" sopan Mentari, tersenyum miring memperlihatkan bolongan kecil dari pipinya.
""Manis."" puji Nahkoda Tedong dalam hati yang terhipnotis lesung pipi Mentari.
Nahkoda itu langsung melayangkan tangannya sebelum Mentari melewati tubuhnya yang berdiri di tengah tengah pintu.
""Langit, nama ku Langit."" Ucap sang Nahkoda mengajak berkenalan dengan Mentari.
Seketika Mentari terngiang petuah temannya,Jum.
" Mentari, di sana harus pintar pintar jaga diri, katanya, orang orang yang ada di kota itu penuh dengan muslihat, apalagi seorang laki laki, baik jika ada maunya.""
""Maaf."" Ucap Mentari menangkup kedua tangannya di depan dada.
Gadis desa itu monalak untuk berkenalan.
""saya permisi."" Tambah Mentari berlalu melewati sisi tubuh sang Nahkoda muda yang bernama Langit.
""Ais...Langit Syaputra di kacangin, Menarik !"" Nahkoda yang memiliki gelar sebagai play boy seketika tertarik ingin mengetahui lebih dalam lagi soal Mentari.
""Gadis pertama yang menolak di ajak berkenalan dengan orang setampan diriku, tapi sangat di sayangkan, kita hanya bertemu di kapal ini, jika bertemu di darat aku akan berusaha mengetahui nama mu. ""
Nahkoda yang bernama Langit menggeleng geli setelah sadar sudah memuji ketampanannya sendiri, ia pun pergi menuju ke tempat dinasnya.
Sementara Mentari sudah berjalan cepat, menuju tempat tidurnya, tidak ada kekaguman untuk memuji ketampanan sang nahkoda, yang ia pikirkan jauh jauh dari kata bahaya dari orang orang asing.
Mentari bernafas lega, setelah mendudukkan dirinya di atas tempat tidur khusus kelas ekonomi, bukan hanya ia yang terlihat di situ melainkan banyak orang yang sudah pada terlentang di tempat tidur yang berjejer rapih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 269 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
BRRTI BRU MENTARI KE JAKARTA, SENJA KKNYA DN DI JUM BLM IKUT,, DN LANGIT SUAMI SENJA ADALH LKI2 PERTAMA YG DITEMUI MENTARI SEBELUM BIRU ANAKNYA TITAN & ANE..
PANTAS DI KISAH PETIR. IBUNYA SI SENJA MNCERITAKN KLO AYAHNYA SI LANGIT BEREBUT MENTARI DGN BIRU, DN LANGIT INGIN RUSAK PESTA PERNIKAHAN MENTARI DN BIRU, MKANYA SENJA SANG KAKAK, GK RELA SI LANGIT MRUSAK PESTA ADIKNYA, MKANYA SI LANGIT DI JEBAK SENJA, MNIKAHLH MRK, DPTLH PETIR & LAUTAN..
2023-03-03
0
Pauline Linggi
mcm menarik ceritanya
2022-12-13
0
MEMEY
hadir kak
2022-07-15
0