Puji syukur Mentari tak lupa panjatkan ke Tuhan yang maha Kuasa. Di tempat asing ini, ia di pertemukan oleh teman seperti Bang Sam No 'pah' lho ya, Tidak hanya di training dalam bekerja, Namun pria setengah cewek itu juga memberi tempat tinggal untuk Mentari.
Yaaah... walaupun Mentari harus bayar, dengan kata lain, mengontrak di sebelah kontrakan Bang Sam. Yailaaah... Jakarta gitu lho apa apa serba duit, Pipis aja pakai bayar dua ribu di MCK (Mandi Cuci Kakus), tidak seperti di kampung Mentari jika pipis tidak ada MCK, melainkan kabur ngebirit masuk semak semak, sungai atau di balik pohon. Naaah... Jakarta mana ada tempat seperti itu, banyak bangunan dan juga begitu banyak orang yang lalu lalang di penjuru arah, pipis sembarangan barang berharga terekspos sekali lagi tereeeeeeekspos...! dan... sukur sukur tidak tertangkap Camera On di segala penjuru jalan di kota Metropolitan.
Kini Mentari hampir satu Bulan bekerja bersama sama dengan Bang Sam, Dua manusia berbeda jenis kelamin Namun cara jalannya sama sebab Bang Sam menyamai langkah jalan selayaknya model cewek yang berlenggok di atas catwalk.
""Bang Sam."" Panggil Mentari. Mereka sedang berjalan di tepi trotoar menuju ke Apartemen tempat mereka bekerja sebagai OB dan OG.
""Apa sayang."" Karena ngondek, Bang Sam selalu memanggil Mentari dengan gemulai sayang. dan Mentari memaklumi.
""Di sana kok banyak..... sam--pah sih ? "" Mentari menunjuk ke arah pintu air yang bertumpukan sampah, namun saat berucap SAMpah, gadis manis itu menatap dalam wajah Bang Sam membuat Bang Sam mendengus najis.
""Mentari sayaaaang."" Bang Sam berseru panjang. ""SAMpahnya jangan ke muka gue, Nanti gue gibeng tuh pipi bolong.""
Mentari terkikik geli, ia tidak berniat kurang ajar melainkan senang menggoda temannya itu.
""Kalau itu gedung apa bang Sam."" Mentari menunjuk sebuah gedung yang begitu banyak terparkir mobil mobil mewah dan... Mentari membelalakkan matanya saat melihat salah satu pemilik mobil mewah itu, Seorang Gadis cantik yang berpenampilan beling beling membahana.
""Waaah... masih muda sudah bisa membawa mobil, mana ceweknya cantik-cantik lagi."" Celetuk Mentari begitu polos.
Bang Sam mengikuti arah pandang Mentari.
""Yaeelah... Mentari, Cewek cewek itu nggak bisa membawa mobil, bisa bisa mati penyek ke tindes gara gara nggak kuat beban, Mereka itu mengemudi bukan membawa mobil.""
Dasar Bang Sam, maksud Mentari itu kali, mengerti sedikit kenapa bang Sam, bahasa Mentari kan lagi menyesuaikan kota dengan benar untuk bertutur kata yang lebih tepat lagi.
""iya... itu maksud Mentari, bang Saaaam-pah."" ucap Mentari lirih di akhir kalimat.
""Gedung tadi itu adalah universitas."" Jelas Bang Sam.
""Universitas ?"" Mentari langsung berhenti berjalan, menoleh kebelakang untuk meneliti gedung tersebut. ia kan kepingin sekali berkuliah.
Bang Sam pun berhenti dengan alis tebal hitam ulah dari pencil alis yang bermerek Davis seharga lima ribu perak, bertaut taut bengkok. aaah..alis Bang Sam seperti karet yang bisa di tarik ulur. hihihi..
""Kenapa loe berhenti."" Heran Bang Sam.
Mentari menggeleng.
""Aku hanya ingin melihat gedung itu, apa bang Sam tahu.? ""
""Nggak tahu gue."" Bang Sam menggeleng, bagaimana mau tahu, orang Mentarinya aja bertanya tanpa menjelaskan dulu permasalahannya.
""iih... Bang Sam, nyebelin deh, masa menggeleng geleng gitu ! Mentari itu pengin melanjutkan pendidikan seperti orang orang tajir itu, Mentari bercita cita menjadi sarjana yang bisa membanggakan Amma di kampung.""
Mentari dalam mode mengingat Amma-nya di kampung, aaah.. bagaimana kabar Ammanya itu, Derita seorang perantau salah satunya adalah merindukan keluarga di kampung. apalagi Mentari tidak mempunyai alat komunikasi untuk sekedar mendengar suara saja.
""Jangan mimpi di pagi hari loe, loe tidak akan bisa berkuliah di universitas itu, tempat kita itu ber-kulih dengan alat alat kebersihan, bukan kuliah tapi kuliiiii."" Tekan Bang Sam mengingatkan agar teman desonya itu tidak banyak menghalu seperti cerita cerita Novel yang mengisahkan si Upik babu menjadi putri OBK.
Mentari melengos, mimpi itu harus di kejar jangan di kubur, tidak ada salahnya bermimpi tinggi secerah sinar mentari, jika Tuhan berkehendak bisa saja kan.
""Emang kenapa bang Sam, kita kan manusia sama seperti mereka, makanan pun sama makan nasi, jadi kenapa aku tidak boleh kuliah di universitas itu.""
Bang Sam selalu pusing jika beradu mulut dengan Mentari, Gadis itu terlalu lugu, pintar si pintar tapi.... Entah lah lemot kali yah, tapi tidak juga sih.. Mentari hanya polos.
""Nasi memang sama, tapi mereka itu layaknya makan nasi ber emas, tidak seperti kita yang makan nasi uduk sebungkus, mana ngutang lagi, akhir bulan baru bayar."" Bang Sam malah mengingat kasbonnya di warung nasi yang sudah menumpuk.
""dan ini tuh gara gara loe, jadi gue banyak hutang di pak de"" Bang Sam mengoceh ke arah perutnya. Astaga, perut memang harus di isi bang Sam, jika tidak bisa mampus loe akibat ada bala cacing yang protes, bisa bisa perut bang Sam jadi seperti sapu ijuk yang tidak mempunyai gizi.
""apa tuh maksudnya bang Sam, kenapa aku tidak boleh berkuliah di tempat tadi.""
Mereka melanjutkan perjalanannya ke tempat kulinya, jika terlambat satu menit saja bisa di hukum oleh supervisor galak, Bu Ros. galaknya seperti Kaka dari anak kembar yang botak di serial kartun.
""Biayanya sangat besar sayang."" Jelas Bang Sam. ""Gue juga sebenarnya punya cita cita tinggi seperti mu.!""
""Kan kita kerja bang Sam, emang cita cita bang Sam jadi apa ?"" tanya Mentari.
""Jadi perancang busana."" Bang Sam mendongak ke atas langit lalu kembali menatap teman desanya. "" kita kerja juga hanya bisa mengisi perut, tidak akan bisa membayar pendidikan seperti anak orang kaya, kecuali...."" Bang Sam tidak mau melanjutkan ucapannya yang bisa berefek panas dingin bagi Mentari.
Hanya bisa mengisi perut ? Hah..! Mentari bagaimana dong, ia bekerja kan untuk membantu Amma-nya di kampus...ehh kampung, kenapa malah licin sih mulut Mentari , mentang mentang ingin jadi gadis kampus. Kampung Or Kampus. hihihi... kalau hanya makan sih, Di kampung juga bisa.
""Kecuali...apa ?""
""Nggak jadi.""
""Apa Bang..?""
Bang Sam mengalah, ia tidak mau membuat penasaran otak polos Mentari.
""Kecuali, Loe harus jadi sugar Baby.""
Nah..lho..Sugar Baby apa tuh ? Otak deso On. Mentari mengartikan Sugar Baby adalah gula bayi...hihihi. emang pintar sih bahasa Inggrisnya Mentari, tidak seperti Bang Sam yang mengartikan Sugar Baby adalah wanita simpanan oleh sugar Daddy.
""Apa tuh ? Bayi manis ? atau gula bayi ?"" Bodoh Mentari.
Bang Sam, Bang Sam lho ya..ingat.. tidak pakai 'pah'. Bang Sam menepuk jidatnya dengan begitu kuat sampai sampai alis buatannya membekas di tangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 269 Episodes
Comments
Totoy Suhaya
ndeso bgt s mentari😀😀
2022-06-01
0
W
kita sama gua juga terlalu polos bahkan waktu pertama denger sugar deddy gua mikir keras karna menurut pemikiran gua sugar artinya. gula daddy artinya ayah lah masa gula ayah kan gak masuk akal
2022-05-29
5
Shuhairi Nafsir
Thor mohon jadikan Mentari wanita yg tangguh dan berani
2022-05-26
0