Nesya sudah kembali lagi ke luar negeri untuk pekerjaannya. Reza dan Fania kini berdiri di tempat yang sama menyambut kedatangan para tamu undangan. Dengan gaun yang begitu indah dan Fania yang begitu cantik bersanding dengan Reza.
Pernikahan yang sudah digelar empat hari yang lalu dan kini acara resepsi mereka dilaksanakan. Semua serba mendadak karena rencana sang Mama.
"Inget, lo pelan-pelan sama Fania, jangan jor-joran," bisik Kevin yang saat itu juga sedang menjadi tamu undangan diacara yang begitu penting. Memang tidak semua yang hadir dalam pesta resepsi mereka. Hanya beberapa kerabat penting yang di undang.
"Resek lo, sumpah."
Mereka berdua terus saja bercanda.
Tamu semakin berkurang. Fania sendiri merasa sangat lelah karena berdiri sepanjang hari. Ia juga merasa kakinya sangat pegal. Tepat pukul sebelas malam, mereka kembali ke kamar hotel untuk istirahat.
"Istirahat yang baik, kami bertiga mau pulang. Kalian tetap saja di sini, terserah kalian mau pulang kapan saja." ucap Papa pada mereka berdua.
Mereka berdua hanya mengangguk dan langsung masuk ke kamar. Di sana Reza sudah selesai mandi, dan Fania masih duduk di tepian ranjang. Mata mereka bertemu, bukan untuk pertama kalinya Fania melihat Reza bertelanjang dada, ini sudah kesekian kalinya namun tidak pernah lebih dari itu. Meski sudah menikah beberapa hari, namun Reza belum menyentuh Fania sama sekali.
"Mas?"
"Iya kenapa?"
Fania berdiri dan menundukkan kepalanya.
"Kenapa Fania?"
"Itu, aaa apa ya. Hmm bisa minta tolong bukain resleting gaunnya?"
"Berbaliklah!"
Fania berbalik kemudian dengan segera Reza membantu menurunkan resleting gaun pengantin Fania. Ia pun langsung meninggalkan istrinya begitu saja.
Beberapa kali sudah Fania merasakan nyeri di hatinya, saat sikap Reza yang dulu menghangat kini berubah menjadi begitu dingin dan seolah bukan suaminya. Melainkan orang lain yang bahkan tidak ia kenal.
Fania keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang sudah segar. Ia pun sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian santai dan sudah mengeringkan rambutnya. Fania pun beranjak ke ranjang, Reza belum kembali setelah kepergiannya tadi.
Meski satu ranjang pun, mereka tidur dalam keadaan saling membelakangi.
Lampu kamar sudah di matikan oleh Fania, ketika berusaha memejamkan mata.
**
Reza kembali.
"Sudah tidur?"
"Belum. Mas, ke mana?"
"Cari udara segar,"
Reza menyalakan lampu tidurnya dan mendekati Fania. Laki-laki itu naik ke atas ranjang, dan untuk pertama kalinya mereka berhadapan.
"Fania?"
Sikap Reza kini jauh lebih manis dari biasanya.
"Iya Mas?"
"Apa Mas boleh meminta hak Mas sebagai suami?"
Wajah Fania memerah, ketika Reza mengelus pipinya dan mengatakan hal itu.
"Tapi kalau kamu belum siap, enggak apa-apa,"
"Mas tidak ada seorang istri yang boleh menolak permintaan suami."
Reza tersenyum, ia bangun dari tidurnya dan kini sudah berada di atas Fania.
"Mas janji akan lembut sayang,"
Fania tersenyum.
Reza pun memulai mencium bibir Fania dengan begitu lembut. Pikiran Fania dibuat jauh lebih melayang karena ciuman mereka. Dengan sedikit memaksa Reza memasukkan lidahnya ke dalam mulut Fania.
Reza sadar bahwa napas Fania hampir habis.
"Napas sayang, imbangi ya,"
"Mas, aku belum pernah melakukannya,"
Reza tersenyum dan kembali mencium bibir Fania. Kedua tangannya mengunci tangan Fania, setelah puas dengan mencium bibir, Reza turun menciumi leher Fania. Hingga perempuan itu merasakan geli dan juga kenikmatan oleh sentuhan Reza.
Fania sendiri terkejut ketika Reza meminta hal tersebut, bahkan ia tidak menyangka bahwa Reza akan memintanya dengan cara yang begitu lembut. Selama ini ia merasa bahwa hubungan mereka kurang baik, namun malam ini ia merasakan bahwa dirinya akan menjadi milik Reza.
Reza kembali melumat bibirnya dan dengan aba-aba yang diberikan Reza ia membuka mulutnya hingga lidah mereka bermain. Reza sesekali menghentikan aksinya dan membiarkan Fania mengambil napas.
Lagi-lagi Reza tersenyum mendapati Fania yang merona ketika mereka berciuman. Untuk pertama kalinya Reza menyentuh Fania.
"Kamu lucu,"
"Maaf Mas, Fania belum berpengalaman soal itu,"
"Nanti juga bisa. Mas yang ajarin," goda Reza.
Reza mencium kembali dan kini bahkan kedua tangannya meyentuh dada Fania.
"Milikmu kencang sayang, Mas yang pertama kah?"
"Mas aku malu," ketika Fania berusaha menyingkirkan kedua tangan Reza dari atas dadanya.
Mereka terus berciuman dan kedua tangan Fania berada di leher Reza. Laki-laki itu telah membuka pakaiannya dan mereka masih melakukan ciuman panas.
Reza memasukkan tangan kanannya mencoba masuk ke dalam kaos miik Fania. Sedangkan tangan kirinya bertugas untuk mengelus tengkuk Fania. Reza menghentikan aksinya lagi, dan kini mengangkat kaos yang dikenangan Fania, perempuan itu tidak mengenakan bra.
"Kamu sudah menggoda Mas dari tadi sayang?"
"Bukan itu Mas, tapi memang tidak pernah pakai kalau tidur."
Reza mulai meremasnya lembut bahkan Fania sendiri merasakan seolah petir menyambar ke dalam dirinya ketika Reza meremas payudaranya.
Dengan segera Reza mencecap payudara Fania yang bahkan putingnya masih terlihat begitu sedikit pink.
Reza memainkannya dengan lidahnya. Sesekali ia menyedot dan menggigitnya agar putingnya keluar. Ia melihat ke arah istrinya dan melihat perempuan itu menggigit bibir bawahnya sambil mengerang penuh nikmat.
"Kamu suka Nesya?"
"Siapa Nesya, Mas?"
Seketika Reza menghentikan aksinya ketika nama perempuan lain yangia sebutkan ketika hendak bercinta dengan istrinya sendiri.
"Pakai bajumu Fan. Kita tidur." Reza menarik dirinya agar menjauh dari tubuh Fania. Baru saja ia akan melakukannya, namun bayang-bayang perempua lain mengganggunya.
Fania beranjak dari ranjang dan menganakan bajunya di kamar mandi. Di sana ia menangis, bukan karena apa yang baru saja terjadi tidak berlajut, akan tetapi hatinya sakit ketika nama perempuan lain disebut saat ia sedang berusaha menerima kehadiran Reza sebagai suaminya.
Ia kembali ke ranjang. Dan melihat Reza sudah tertidur, ia pun mematikan lampu dan tidur membelakangi Reza. tetapi rasa itu hadir kembali, hatinya sakit. Nesya? Nama yang disebut oleh Reza di sela-sela pemanasan mereka.
Ia menutup kepalanya dengan selimut. Air matanya tidak terbendung lagi, berpikir bahwa suaminya mencintai perempuan lain.
Ia menangis namun tidak mengeluarkan suara.
**
Reza sendiri berpura-pura tidur. Ia membelakangi Fania lagi. Kesalahan tersebesarnya adalah menyebut nama Nesya didepan Fania. Tentu ia sadar dengan kesalahannya.
Ia mendengar pintu kamar mandi di buka. Ia berpura-pura untuk menutup matanya, berharap apa yang terjadi tadi hilang sejenak. Namun ketika ia memejamkan mata dan Fania tertidur disampingnya. Untuk pertama kalinya ia mendengar Fania menangis, meski tidak mengeluarkan suara tangisan. Ia tahu istrinya sedang menangis, dari tarikan napas berat.
"Bodoh, laki-laki bajingan." Ia merutuki dirinnya sendiri dalam hati. Ingin sekali rasanya ia memeluk Fania dan menenangkannya. Akan tetapi itu tidak bisa ia lakukan, hanya akan membuat masalah semakin tidak selesai.
Saat ia menikmati Fania, secara tidak sadar ia menyakiti hati perempuan itu.
Keesokan harinya
Reza tidak tidur semalaman. Mendengar isakan Fania yang tak kunjung selesai. Bahkan hingga menjelang subuh, ia masih mendengarnya.
"Oke setelah ini, bunuh diri lo Za, bisa-bisanya lo buat istri lo nangis, brengsek memang lo Za, enggak ada sejarah lo buat perempuan nangis, sampai akhirnya istri lo jadi sasaran." Gerutunya dalam hati.
Ia bangun dari tempat tidurnya jam tujuh pagi. Ia duduk di samping Fania dan mendapati mata perempuan itu sudah sembab. Ia juga melihat air mata yang sudah mengering.
Kejadian malam itu membuatnya benar-benar merasa bersalah. Fania adalah istrinya, dan Nesya adalah kekasihnya yang belum putus hingga saat ini. Hati yang harus ia jaga seharusnya adalah hati Fania agar tak terluka. Dan mengakhiri hubungannya dengan Nesya.
Ia mengecup kening Fania dengan penuh rasa bersalah. Perempuan itu masih terlelap.
"Maaf aku belum bisa memberikanmu cinta, istriku."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 232 Episodes
Comments
Meiliani Pelangi
sebenarnya Reza itu lembut dan sayang pada Fania, tetap mengakui fFania itu istrinya tapi mengapa Reza belum bisa mencintai fania thor?
2022-05-16
0
Salma Cheng
fania udah tau Reza punya wanita lain ngapen juga masih ttp mau terima pernikahan ....berlapang dada jha fan ...itu resiko kamu harus terima
2022-01-25
0
Niken Utami Dewi
rezaaa gue sebeeeeellll....
2020-07-18
0