DUKA

"Vin, jadiin gue sekretaris lo dong. Enggak kuat iman gue lama-lama di sana."

Kevin mengernyitkan dahinya.

"Brengsek lo, Za. Lo nyium Fania waktu itu untuk memenuhi nafsu bejat lo doang. Please, jangan sentuh gadis polos gue, Za." Batinnya.

"Vin, gue minta air minum lo ya, gue haus. Males banget ke dapur kantor."

Kevin mengangguk menyetujui.

Praaaaang.

Tubuh Fania meluruh. Gelas yang dipegangnya terjatuh dan langsung pecah.

"Fan, lo kenapa?"

Kevin langsung berlari meraih tubuh Fania.

"Vin, anterin guw ke rumah sakit sekarang!"

Laki-laki itu terdiam. Apa yang terjadi?

"Vin, ayo!"

Ia menarik tangan Kevin dan segera berlari menuju parkiran. Setelah memberitahukan tujuan mereka. Kevin langsung mengerti dan langsung masuk ke dalam mobil lalu melajukannya dengan kencang.

"Fan, lo tenang ya. Please jangan buat gue jadi orang gila sehari,"

"Vin, gue enggak bisa." Air mata perempuan itu membasahi pipinya. Kevin memberikan tisu dan seketika langsung habis. Sampah berserakan di dalam mobil Kevin. Laki-laki itu hanya kebingungan. Apakah yang dirasakan oleh Fania hingga membuatnya begitu bersedih.

Tiba di area parkiran. Fania berlari meninggalkan Kevin.

Setelah memarkirkan mobilnya. Kevin langsung berlari mengejar Fania yang sudah lebih dulu meninggalkannya.

Ia terdiam di luar ruangan tempat Fania menangis.

Kevin terdiam. Siapa yang ada di dalam? Kepalanya penuh dengan tanda tanya.

"Fan, lo kenapa? Cerita sama gue. Please gue enggak kuat lihat lo kayak gini." Pinta Kevin. Namun, percuma saja. Fania terdiam dan tak berkata apa-apa. Justru memeluk Kevin yang tengah berjongkok di depannya.

"Apa yang terjadi?" Kevin menahan diri untuk bertanya. Untuk kedua kalinya ia melihat perempuan ini lemah. Pertama, ketika kembarannya meninggal. Kedua, hari ini.

Ia masih terdiam menunggu dokter keluar dari ruangan tempat ia duduk lemah.

Ketika hendak meminum air yang dipegangnya tadi di ruangan Kevin. Ia menerima telepon dari salah satu rumah sakit yang sedang ia datangi hari ini.

"Lo sama gue, gue akan nemenin lo. Fan, kenapa lo nangis? Please, gue enggak tega."

Pelukannya semakin erat pada Kevin.

"Keluarga pak Sandi?"

Fania langsung berdiri dan berusaha menyeka air matanya. "Saya anaknya dok,"

"Kami mohon maaf, pak Sandi beserta istrinya tidak bisa kami selamatkan, keduanya mengalami pendarahan yang sangat hebat. Ketika hendak menagmbil darah dari prndonor. Mereka mengembuskan napas terakhir."

Brug

Tubuh itupun tumbang. Kevin tercengang mendengar pernyataan dokter tadi. Ia langsung menangkat tubuh Fania ke ruang perawatan. Kevin menghela napas. Orang tua Fania? Dia hidup sendiri? Bagaimana mungkin semesta begitu membuatnya menyedihkan seperti ini?

"Dok, apa yang terjadi dengan orang tua teman saya?"

"Mereka mengalami kecelakaan dan remnya blong lalu menabrak mobil yang ada di depannya,"

"Dokter seharusnya bisa menyelamatkan kedua orang tua dia. Dokter tahu, dia akan hidup seorang diri. Belum kering lukanya tentang kakaknya, dia harus menerima kenyataan sepahit ini lagi? Dokter bisa kerja enggak sih?" Emosi Kevin meluap.

"Maaf, saya hanya manusia biasa yang tidak bisa menentukan hidup seseorang. Dan, bukan hanya kedua orang tuanya. Tetapi, dua orang paruh baya juga meninggal. Jadi totalnya ada empat."

Kevin mundur. Ia menatap perempuan yang terbaring lemah. Matanya memanas, sekujur tubuhnya ingin meluapkan emosi.

"******* Reza." Gumamnya.

"Sus, saya permisi. Saya titip teman saya. Jangan biarkan dia pergi sebelum saya datang." Pinta Kevin.

Ia berlari meninggalkan rumah sakit dan segera ke parkiran. Ia melesatkan mobilnya menuju kantor. Amarahnya membara mengingat Reza yang melupakan tanggung jawabnya untuk menjaga Fania.

Terjebak macet. Kevin merutuki dirinya sendiri.

"Sial."

Beberapa kali terjebak macet. Dan akhirnya tibalah di kantor Reza. Ia berlari tanpa menghiraukan sapaan orang-orang yang menyapanya. Ia hanya fokus untuk menuju ruangan Reza.

"Reza mana?" Ucapnya pada resepsionis.

"Maaf, pak Reza tidak bisa diganggu karena ada tamu."

Dengan langkah yang penuh emosi. Kevin masuk ke ruangan laki-laki tersebut.

Reza yang tengah bercumbu mencium leher perempuannya. Seketika Kevin menariknya.

"*******, lo enak-enakan di sini. Lo janji apa sama Fandi hah?" Sebuah pukulan melayang dan membuat Reza tersungkur.

"Lo ngapain mukul gue? Kenapa lo bringas hari ini. Lo sakit hah?"

Kevin melihat ke arah Nesya yang sedang membetulkan kancing bajunya dan langsung bergegas pergi meninggalkan ruangan Reza. Melihat kegilaan yang dilakukan oleh Kevin.

Bugh

Sekali lagi, tepat ketika Reza telah tersungkur ia menambah pukulannya.

Reza berusaha bangkit dan melawan. Kini posisinya sudah berada diatas Kevin. Laki-laki itu hanya berdecak tanpa berkata apa-apa.

"Lo emang brengsek, Za. Lo malah enak-enakan. Lo lupa orang yang lo anggap adik lo sendiri sedang tak berdaya di rumah sakit."

Deg.

Seketika Reza terdiam dan mengurungkan niatnya untuk memukul Kevin. Ia melepaskan kerah baju laki-laki itu dan menyingkir dari atas tubuh Kevin.

"Orang tua Fania meninggal. Mereka kecelakaan, bukan mereka berdua doang tapi berempat dan kemungkinan itu neneknya. Puas lo?"

Reza tak bisa lagi mencerna kata-kata dari Kevin.

***

Reza seolah tak bisa berkata apa-apa lagi. Baru saja ia sedang bercumbu dengan Nesya dan melepaskan kerinduannya. Kini, berita yang dikabarkan oleh Kevin membuatnya seolah tak berdaya.

"Vin, kita ke rumah sakit sekarang."

Reza tak mempedulikan lagi luka yang ditimbulkan oleh Kevin. Ia hanya berpikir bagaimana keadaan perempuan itu?

"Vin, gue enggak tahu lagi mau nyalahin diri gue kayak gimana lagi?"

"Lo kenapa harus nyalahin diri lo sendiri? Ini udah takdir tuhan. Cuman gue enggak tega biarin lo enak-enakan cuma nikmati dada dan bokong perempuan lain sedangkan orang yang lo sayang berduka."

Reza tersenyum kecut mengingat betapa menjijikkannya dirinya yang tengah hampir melakukan hal lebih pada Nesya.

"Lo bisa cepet dikit enggak sih?"

"Lo tahu kan Jakarta macetnya kayak apa. Mending gue punya mobil yang bisa terbang. Gue bakalan buat mobil gue terbang untuk bisa sampai ke sana. Gue pengin peluk Fania, gue enggak sanggup lihat dia menderita." Tukasnya.

Reza melirik ke arah Kevin.

"Kalau boleh, gue juga bakal nikahin dia secepatnya. Gue enggak bakalan buat dia nangis. Gue akan bahagiain dia walaupun gue cuma karyawan di kantor lo,"

"Gue enggak izinin."

"Kenapa?"

"Karena gue enggak akan pernah biarin dia nikah sama orang aneh kayak lo."

Kevin mendengus kesal.

Tiba di rumah sakit mereka berdua segera berlari menuju ruangan tempat dirawatnya Fania.

"Fan, maafin gue. Gue enggak bisa jaga lo. Gue malah jadi orang brengsek."

Tanpa sadar air mata Reza terjatuh. Ini untuk pertama kalinya. Ia melihat tubuh Fania menggigil dan pucat tapi belum sadarkan diri.

"Maaf mas. Bisa tinggalkan mkaknya sedang istirahat. Jadi bisa ditunggu di luar."

Mereka berdua mengangguk dan melangkahkan kakinya menuju ruang tunggu dan melihat ke arah Fania sebelum menutup pintu.

Reza duduk dan mengacak rambutnya. Sedangkan Kevin berdiri dan menekuk kakinya sebelah ke tembok. Kedua tangannya masuk diantara kedua kantong celananya.

"Apa yang akan lo lakuin sekarang. Cuman lo yang Fania punya. Raka, mereka udah putus. Lo, Za. Lo yang diandelin sama Fandi."

Reza mengusap wajahnya dengan satu tangan dan menjambak rambutnya. Reza baru teringat bahwa hari ini adalah hari ulang tahun Fania yang ke-24. Ia menarik napas panjang. Usia mereka berbeda 5 tahun. Namun, Fandi menjalin persahabatan sebab laki-laki itu sangat cerdas dan sebenarnya mereka pernah bertemu waku kecil. Hanya saja Fania tidak pernah tahu rahasia persahabatan Fandi dan juga Reza. Reza menyimpannya seorang diri dan mengingat betapa lucunya wajah Fania dulu sewaktu kecil.

"Za, lo mau jaga Fania sampai kapan?"

Reza mengernyit. Ia sadar dari lamunannya.

"Gue enggak tahu," jawabnya singkat.

"Gue ambil dia ya. Gue yang nikahin. Gue serius."

"Jangan Vin. Gue enggak akan nyerahin Fania ke siapapun."

"Kenapa?"

 

 

"Karena..."

 

 

Terpopuler

Comments

City Nuryamaha

City Nuryamaha

bejadnya si reza...fania buat si kevin aja thorr...reza mah gak pantes...dia udah ngelakuin itu berkali2 gak mikirin kedepannya..ujung2nya dikawin kaga tuh cewe

2020-06-13

1

WIDYA OKTAFIA PURNAMA

WIDYA OKTAFIA PURNAMA

ini apa sih kok gw jdi nangis sekita + tmbah lagunya love story anjirrr 😭😭😭😭😭😭🤦🤦

2019-10-09

2

yuuuuu

yuuuuu

ketika aku ultah, ayahku meninggalkan untuk selamanya. itu adalah kado yg terburuk bagiku

2019-08-09

1

lihat semua
Episodes
1 Persahabatan
2 Kebiasaan
3 Problem
4 Mabuk
5 BERDEBAR
6 KEJADIAN
7 Takut
8 DUKA
9 Calon Istri
10 Maaf
11 Belum ada cinta
12 PELUK
13 Penggoda
14 Harapan
15 Mencintaimu
16 PILIHAN
17 Berakhir
18 KEINGINAN UNTUK HADIR
19 MELINDUNGI
20 KEHILANGAN
21 KESEDIHAN
22 BENCI
23 MENEBUS RINDU
24 BAHAGIAMU BERARTI
25 MENJAGAMU
26 HARUS BAHAGIA
27 HARGA DARI SEBUAH SETIA
28 MASA LALU MENYAKITKAN
29 TIDAK ADA SALAHNYA
30 MENGALAH
31 KELUARGA BAHAGIA
32 MENURUTI
33 JANGAN DIULANGI
34 PERMINTAAN
35 YANG TERBAIK
36 BERTEMU LAGI
37 RINDU UNTUKMU
38 JANGAN EGOIS
39 SELISIH PAHAM
40 Masa lalu yang datang
41 ketidaksengajaan
42 jadilah yang terbaik
43 Kalahkan Ego
44 Gagal
45 Berita Buruk
46 Apa pun Risikonya
47 Kesalahan Masa Lalu yang Menyedihkan
48 Mengakhiri
49 Alasan Lain
50 Memperbaiki
51 Tidak Ada yang Dibandingkan
52 Usaha Sendiri
53 Tidak Ada Salahnya
54 Sifat Yang Berbeda
55 Keterlaluan
56 Kejadian Semalam
57 Tak Terduga
58 Semua Menjauh
59 Benci Itu Tidak Pernah Ada
60 Kasih Sayang Orang Tua
61 Memberi Efek Jera
62 Permintaan Maaf
63 Keinginan
64 Terpana
65 Perdebatan
66 Tak Disengaja
67 Rahasia
68 Cinta Abadi
69 Ketakutan
70 Tumben
71 Berbeda
72 Mabuk
73 Menang Sendiri
74 Perintah Orang Tua
75 Belum Waktunya
76 Lihat Saja
77 Tolong Pergi
78 Dipaksa
79 Terlalu Polos
80 Luka Itu
81 Sama Saja
82 Jaga Dengan Baik
83 Membantah
84 Kebodohan Keano
85 Semua Palsu
86 Doakan Saja
87 Rayuan Manis
88 Alur Permainan
89 Pergi Dengan rasa sakit
90 Pilihan Meninggalkan
91 Kesepakatan
92 Apalagi?
93 Terserah
94 Jangan Diungkit!
95 Melamar
96 Janji Suci
97 Tidak Peduli
98 Menuntaskan
99 Tanggung Jawab
100 Kebohongan Tak Berujung
101 Mendatangi
102 Beri Waktu
103 Menegaskan
104 Kesibukan
105 Pertanggung Jawaban
106 Mengecewakan semua orang
107 Yakin Diterima?
108 Tidak Ada Hubungan Lagi
109 Takut Karma
110 Kehidupan Masa Depan Seperti Apa?
111 Kebutuhan
112 Keberadaannya
113 Pria waktu itu
114 Sekalipun Terpaksa
115 Kutunggu
116 Mencari Jalan Keluar
117 Sehat Selalu
118 Bukan Pemuas Kebahagiaan
119 Memohon
120 Merestui
121 Pengantin Pengganti
122 Tertegun
123 Bukan Manusia
124 Pindah
125 Kunjungan Keano
126 Keakraban
127 Tidur Di Luar
128 Penolakan
129 Pergi Dari Rumah
130 Ingin Hilang Ingatan
131 Sabina Yang Polos
132 Rindu Seorang Perempuan
133 Harapan Satu-satunya
134 Status Yang Sebenarnya
135 Menjijikkan
136 Tak Ada Apa-apa
137 Jangan Katakan Apapun
138 Menyelesaikan masalah
139 Tersipu
140 Takut Menolak
141 Hasrat
142 Bercinta
143 Setidaknya Sudah Berani Jujur
144 Demi Buah Hati
145 Cemburunya suami
146 Merajuk
147 Berjanji
148 Rindu Itu pasti
149 Suami Penyayang
150 Permintaan Mama
151 Tidak Dekat
152 Diterima
153 Dia Bertanggujawab
154 Jaga Dia
155 Dia Terbaik
156 Menjaga Perasaan anak
157 Tentang Jatuh Cinta
158 Kejadian Dulu
159 Sempat Ragu
160 Sebatas Teman
161 Yang Terjadi di Masa lalu
162 Kenapa Cumn aku?
163 Menantang
164 Orang tua dan anak
165 Mencurigai
166 Ikuti semuanya!
167 Janggal
168 Meninggalkan semuanya
169 Jika jujur?
170 Jangan Melampaui Batas!
171 Sang Penggoda Juga
172 Mata-mata
173 Tidak ada Pilihan
174 Anak mantan istri
175 Meninggalkan Kota
176 Kerjasama Yang Baik
177 Pasti Ada Sebab
178 Buka Mata!
179 Mengalah Lebih Baik
180 Mengabaikan
181 Alasan Yang Kuat
182 Sempat Ragu
183 Bukan Pengecut
184 Musuh yang datang
185 Jangan pisahkan Mereka!
186 Di sisinya
187 Tentang Kematian
188 Semua Itu Ada Masanya
189 Kenangan Yang Dulu
190 Demi Cinta
191 Tak Ingin Menyesal
192 Pengecut Yang Sebenarnya
193 Kepergiannya
194 Keegoisan Masa Lalu
195 Menjadi Lebih Baik
196 Jangan Menyia-nyiakan
197 Benar-Benar Pergi
198 Menemani
199 Ada Dendam
200 Direncanakan
201 Dosa Orang Tua
202 Menjemput Kembali
203 Tak Bisa Dipercaya
204 Kebahagiaan Mereka
205 Memohon Kembali
206 Tidak Semua Hal
207 Bahu Terbaik
208 Membutuhkan Cinta
209 Penyelesaian
210 Harus Tetap di Sisinya
211 Berdamai
212 Hadiah
213 Anugerah Tuhan
214 Andai seperti kamu
215 Anak Sendiri
216 Tempat Pulang Terbaik
217 Teman Lama
218 Salah Paham
219 Berpisah Yang sebenarnya
220 Kepercayaan yang mahal
221 Dia Pembunuh
222 JALan Yang Terbaik
223 Ancaman
224 Pernah Menyakitkan
225 Dosa Yang Sama
226 Menghindari
227 Bukan Berarti
228 Sudah Cukup
229 Takut Menyesal
230 Mereka Lebih Tahu
231 Mengapa Harus Dia?
232 Bahagia Sederhana
Episodes

Updated 232 Episodes

1
Persahabatan
2
Kebiasaan
3
Problem
4
Mabuk
5
BERDEBAR
6
KEJADIAN
7
Takut
8
DUKA
9
Calon Istri
10
Maaf
11
Belum ada cinta
12
PELUK
13
Penggoda
14
Harapan
15
Mencintaimu
16
PILIHAN
17
Berakhir
18
KEINGINAN UNTUK HADIR
19
MELINDUNGI
20
KEHILANGAN
21
KESEDIHAN
22
BENCI
23
MENEBUS RINDU
24
BAHAGIAMU BERARTI
25
MENJAGAMU
26
HARUS BAHAGIA
27
HARGA DARI SEBUAH SETIA
28
MASA LALU MENYAKITKAN
29
TIDAK ADA SALAHNYA
30
MENGALAH
31
KELUARGA BAHAGIA
32
MENURUTI
33
JANGAN DIULANGI
34
PERMINTAAN
35
YANG TERBAIK
36
BERTEMU LAGI
37
RINDU UNTUKMU
38
JANGAN EGOIS
39
SELISIH PAHAM
40
Masa lalu yang datang
41
ketidaksengajaan
42
jadilah yang terbaik
43
Kalahkan Ego
44
Gagal
45
Berita Buruk
46
Apa pun Risikonya
47
Kesalahan Masa Lalu yang Menyedihkan
48
Mengakhiri
49
Alasan Lain
50
Memperbaiki
51
Tidak Ada yang Dibandingkan
52
Usaha Sendiri
53
Tidak Ada Salahnya
54
Sifat Yang Berbeda
55
Keterlaluan
56
Kejadian Semalam
57
Tak Terduga
58
Semua Menjauh
59
Benci Itu Tidak Pernah Ada
60
Kasih Sayang Orang Tua
61
Memberi Efek Jera
62
Permintaan Maaf
63
Keinginan
64
Terpana
65
Perdebatan
66
Tak Disengaja
67
Rahasia
68
Cinta Abadi
69
Ketakutan
70
Tumben
71
Berbeda
72
Mabuk
73
Menang Sendiri
74
Perintah Orang Tua
75
Belum Waktunya
76
Lihat Saja
77
Tolong Pergi
78
Dipaksa
79
Terlalu Polos
80
Luka Itu
81
Sama Saja
82
Jaga Dengan Baik
83
Membantah
84
Kebodohan Keano
85
Semua Palsu
86
Doakan Saja
87
Rayuan Manis
88
Alur Permainan
89
Pergi Dengan rasa sakit
90
Pilihan Meninggalkan
91
Kesepakatan
92
Apalagi?
93
Terserah
94
Jangan Diungkit!
95
Melamar
96
Janji Suci
97
Tidak Peduli
98
Menuntaskan
99
Tanggung Jawab
100
Kebohongan Tak Berujung
101
Mendatangi
102
Beri Waktu
103
Menegaskan
104
Kesibukan
105
Pertanggung Jawaban
106
Mengecewakan semua orang
107
Yakin Diterima?
108
Tidak Ada Hubungan Lagi
109
Takut Karma
110
Kehidupan Masa Depan Seperti Apa?
111
Kebutuhan
112
Keberadaannya
113
Pria waktu itu
114
Sekalipun Terpaksa
115
Kutunggu
116
Mencari Jalan Keluar
117
Sehat Selalu
118
Bukan Pemuas Kebahagiaan
119
Memohon
120
Merestui
121
Pengantin Pengganti
122
Tertegun
123
Bukan Manusia
124
Pindah
125
Kunjungan Keano
126
Keakraban
127
Tidur Di Luar
128
Penolakan
129
Pergi Dari Rumah
130
Ingin Hilang Ingatan
131
Sabina Yang Polos
132
Rindu Seorang Perempuan
133
Harapan Satu-satunya
134
Status Yang Sebenarnya
135
Menjijikkan
136
Tak Ada Apa-apa
137
Jangan Katakan Apapun
138
Menyelesaikan masalah
139
Tersipu
140
Takut Menolak
141
Hasrat
142
Bercinta
143
Setidaknya Sudah Berani Jujur
144
Demi Buah Hati
145
Cemburunya suami
146
Merajuk
147
Berjanji
148
Rindu Itu pasti
149
Suami Penyayang
150
Permintaan Mama
151
Tidak Dekat
152
Diterima
153
Dia Bertanggujawab
154
Jaga Dia
155
Dia Terbaik
156
Menjaga Perasaan anak
157
Tentang Jatuh Cinta
158
Kejadian Dulu
159
Sempat Ragu
160
Sebatas Teman
161
Yang Terjadi di Masa lalu
162
Kenapa Cumn aku?
163
Menantang
164
Orang tua dan anak
165
Mencurigai
166
Ikuti semuanya!
167
Janggal
168
Meninggalkan semuanya
169
Jika jujur?
170
Jangan Melampaui Batas!
171
Sang Penggoda Juga
172
Mata-mata
173
Tidak ada Pilihan
174
Anak mantan istri
175
Meninggalkan Kota
176
Kerjasama Yang Baik
177
Pasti Ada Sebab
178
Buka Mata!
179
Mengalah Lebih Baik
180
Mengabaikan
181
Alasan Yang Kuat
182
Sempat Ragu
183
Bukan Pengecut
184
Musuh yang datang
185
Jangan pisahkan Mereka!
186
Di sisinya
187
Tentang Kematian
188
Semua Itu Ada Masanya
189
Kenangan Yang Dulu
190
Demi Cinta
191
Tak Ingin Menyesal
192
Pengecut Yang Sebenarnya
193
Kepergiannya
194
Keegoisan Masa Lalu
195
Menjadi Lebih Baik
196
Jangan Menyia-nyiakan
197
Benar-Benar Pergi
198
Menemani
199
Ada Dendam
200
Direncanakan
201
Dosa Orang Tua
202
Menjemput Kembali
203
Tak Bisa Dipercaya
204
Kebahagiaan Mereka
205
Memohon Kembali
206
Tidak Semua Hal
207
Bahu Terbaik
208
Membutuhkan Cinta
209
Penyelesaian
210
Harus Tetap di Sisinya
211
Berdamai
212
Hadiah
213
Anugerah Tuhan
214
Andai seperti kamu
215
Anak Sendiri
216
Tempat Pulang Terbaik
217
Teman Lama
218
Salah Paham
219
Berpisah Yang sebenarnya
220
Kepercayaan yang mahal
221
Dia Pembunuh
222
JALan Yang Terbaik
223
Ancaman
224
Pernah Menyakitkan
225
Dosa Yang Sama
226
Menghindari
227
Bukan Berarti
228
Sudah Cukup
229
Takut Menyesal
230
Mereka Lebih Tahu
231
Mengapa Harus Dia?
232
Bahagia Sederhana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!