Mabuk

"Za?" langkah Reza terhenti ketika suara seseorang dibelakang memanggilnya. Ia berbalik dan mendapati ada Kevin yang tengah berlari kecil menujunya.

"Ada apa?"

"Nanti malam sibuk enggak?"

"Gue usahain ntar, masuk dulu ya." Ucapnya dan meninggalkan Kevin sendirian.

Kevin merasa ada yang tidak beres dengan Reza. Suasana hati laki-laki itu terlihat tidak baik. Namun, ia membiarkan sahabatnya itu menyelesaikan masalahnya sendiri. Jika pun ada yang bisa dibantu. Tentu saja Reza akan menceritakannya.

Reza meletakkan tasnya di atas meja kerjanya dan menghempaskan tubuhnya di atas kursi.

Ia menarik napas panjang. Mengingat kejadian semalam, betapa sakit hatinya ketika melihat Raka bersama dengan Fania. Bukan karena cemburu. Hanya saja ia masih menyimpan dendam terhadap Raka hingga saat ini. Dahulu, Raka adalah penyebab di mana kehancuran hubungan Fandi dan Nabila. Raka berkhianat dan menghamili Nabila. Perempuan yang tengah dijaga dan dicintai oleh Fandi sahabatnya. Kemudian begitu mudahnya Raka mencampakkan perempuan tersebut.

Sekali lagi, Reza menarik napas panjang. Tidak habis pikir bahwa Fania akan lebih memilih Raka.

Reza tentu sangat merasa kehilangan Fandy. Bukan hanya itu, di antara sahabatnya yang lain Fandi adalah orang seperti saudaranya sendiri. Hingga saat ini, Reza selalu berusaha menepati janjinya pada Almarhum Fandi untuk menjaga Fania.

Nabila bunuh diri, karena tidak kuat dengan perasaan sakit dihatinya. Ia sendiri baru mengetahui hal itu setelah Nabila bunuh diri. Dari semua surat yang ia baca, Raka adalah dibalik semua ini. Tak lama setelah kepergian Nabila, Fandi masuk rumah sakit dan dirawat beberapa bulan hingga akhirnya meninggal.

Semua pesan Fandi masih terngiang di kepala Reza.

"Pagi, Pak Reza." ucap Fania yang mulai memanggilnya dengan sebutan 'pak' Fania masuk ke dalam ruangan laki-laki itu. Reza memalingkan wajahnya tak menyambut perempuan itu sama sekali. Ia masih ingat dengan baik, malam itu ia tidak dipedulikan oleh perempuan yang sedang bersamanya saat ini.

Reza kembali bekerja, kemudian sesekali melirik ke arah Fania. Perempuan itu sesekali tertawa. Reza menyadari itu, ia pun bangun dari tempat duduknya dan melangkah keluar.

"Mau ke mana?" tanya Fania.

"Keluar."

Perempuan itu hanya ber-oh-ria. Dan kembali lagi melanjutkan pekerjaannya.

Reza melangkahkan kakinya menuju ruangan Kevin.

"Vin. Lo sibuk?"

"Ya sibuk, lo kan yang ngasih kerjaan." Ketusnya

"Maksud gue ntar malam kita jadi pergi."

Kevin bangun dari tempat duduknya dan menghampiri Reza yang duduk di sofa.

"Mimpi apaan lo?"

"Gue juga butuh hiburan."

Kevin menyeringai, ia pun melihat Reza sangat berantakan. Tidak seperti biasanya.

"Lo gusar banget? Lo kenapa? Kalau lo enggak mau cerita juga enggak apa-apa?"

Reza terdiam sejenak. Mengusap wajahnya beberapa kali dengan tangan kanannya.

"Fania jadian sama si brengsek, Raka."

"Ingat bro, lo itu punya tanggung jawab buat jagain Fania. Meski lo bukan siapa-siapa dia. Tapi ingat, Fandi sayang banget sama Fania. Dia mau lo jaga Fania sampai dia punya suami. Seenggaknya lo bisa jagain dia tiap waktu."

"Man, ayolah gue enggak tahu mau ngomong apa. Semalam gue berantem sama Fania dia bilang jangan ganggu hubungan dia dengan Raka." Jelasnya.

Meski begitu, Reza masih bisa menjaga Fania dari jauh tanpa sepengetahuan perempuan itu. Hanya saja Reza masih tidak mengerti dengan sikap perempuan yang satu itu. Ia memang memiliki kekasih, akan tetapi ia harus menjaga perempuan itu dengan baik.

"Lo bisa bayar orang untuk awasi, Fania." saran Kevin.

"Gue usahakan, gue enggak tahu harus bersikap kayak gimana sama dia hari ini."

"Lo cemburu?" tanya Kevin dengan ekspresi curiga.

"Shit, gue enggak pernah cemburu sama perempuan mana pun."

"Iyalah, lo brengsek. Mana mungkin lo yang brengsek bisa cemburu." Tukas Kevin.

Reza mengembuskan napas dengan kasar. Ia juga tahu bahwa cemburu adalah hal yang tidak pernah ada dalam kamus kehidupannya. Laki-laki yang memiliki prinsip dicintai tanpa mencintai itu tidak pernah peduli dengan perasaan perempuan yang mencintainya. Ia hanya menanggapi perempuan, namun tidak pernah benar-benar bertekuk lutut pada perempuan.

"Za, saran gue ya, karena kemarin setelah meeting dan lo yang gantiin posisi bokap lo di sini. Kurangin deh lo tuh One Night Stand, gue cuman khawatir lo itu kalah sama perempuan nantinya. Lo itu bakalan jadi pemilik kantor ini, secara hari ini lo udah mulai tempatin posisi bokap lo."

"Malam ini terakhir. Gue janji, gue butuh pelampiasan."

"Bro, nikahin si Lizi, cewek lo. Biar lo enggak main mulu."

"Gue pacaran, tapi gue enggak pernah apa-apain dia. Gue cuman enggak mau," jawab Reza datar.

"Lo enggak nafsuan lagi?"

"Gue normal, gue cuman enggak mau. Lo tahu enggak berapa umur dia?"

Kevin menggeleng pelan.

"21 tahun, umur segitu dia berani cium-cium gue. Gue usia 29 kayak sama bocah. Lebih baik gue sama yang lain."

"Lo kok bisa pacaran sama bocah?"

"Inget enggak waktu diclub, dia itu kayak kehilangan akal sehatnya, dia malah mabuk. Gue yakin dia punya banyak masalah. Gue bantuin doang, tapi entah kenapa gue bantuin dia, dia minta lebih. Gue iyain, tapi gue enggak nyentuh dia lebih dari ciuman."

"Kenapa? Dia sendiri kan yang datang ke lo?"

"Gue cium sampai leher, entah kenapa gue enggak minat lagi."

"Itu karena lo itu emang enggak nafsu sama dia." Ledek Kevin.

Reza hanya terkekeh. Pembicaraan seperti itu sudah biasa baginya dan Kevin. Bahkan ada yang lebih dari itu bicarakan. Secara mereka adalah dua pasangan otak yang sudah terkontaminasi dengna hal mesum.

"Udah, kita ke atas gedung. Kita ngerokok." Ajak Kevin.

Mereka berdua bangkit dari tempat duduknya. Reza hanya akan merokok jika suasana hatinya memburuk. Bahkan pergi untuk mabuk, menenangkan sedikit otaknya. Meski nanti ketika sadar masalah itu akan kembali lagi. Akan tetapi meredakan sedikit bebannya ke minuman itu cukup.

**

Mereka tiba di club. Suasana yang dirindukan oleh Reza. Ini adalah yang selalu dilakukan jika sudah bersama dengan Kevin. Mereka berdua merupakan pasangan sahabat yang sempurna jika membahas tempat hiburan malam.

"Main lo?" tanya Kevin sambil menyodorkan gelas minuman.

"Enggak. Gue enggak main, gue cuman mau minum,"

"Tumben? Otak lo sudah waras?"

Satu gelas, dua gelas. Hingga gelas ke enam. Reza sudah tidak sadarkan diri.

Kevin tahu begitu banyak beban pikiran Reza yang membuatnya tidak pernah minum sebanyak ini. Beberapa perempuan berusaha mendekati Reza. Namun ditepis oleh Kevin.

Dia berusaha mengantar Reza ke apartemennya. Laki-laki itu benar-benar tidak sadarkan diri. Hingga membuat Kevin kesulitan.

"Pak, bisa bantu saya bawa Reza ke apartemennya?" tanya Kevin pada penjaga satpam.

Orang itu pun bangun dari tempat duduknya mengikuti Kevin untuk membawa Reza ke kamarnya. Tiba di sana, Kevin meletakan tubuh laki-laki itu di atas ranjang.

Kevin merasa tubuhnya hampir saja remuk. Mengangkat tubuh Reza yang berat, untuk pertama kalinya ia melihat laki-laki itu serapuh ini.

"Makasih banyak ya pak." Ucap Kevin. Orang itu langsung meninggalkan kamar Reza.

Dia beranjak dan keluar dari kamar Reza. Ia berniat meminta Fania menjaga laki-laki itu.

Tiba di sana.

"Ada apa Vin?"

"Gue mau pulang, lo bisa jagain Reza. Gue harap lo bisa tenangin dia dan jangan marah sama dia."

"Reza kenapa?"

"Reza mabuk berat. Gue enggak tega, lo yang paling dekat. Gue harap lo bisa minimal temani dia."

Fania menyetujui Kevin dan langsung menuju tempat Reza.

"Gue balik ya, gue titip Reza." Kevin melangkahkan kakinya untuk keluar. Membiarkan Fania berdua dengan Reza.

Fania melihat keadaan Reza yang seperti itu sebenarnya sangat kecewa karena untuk pertama kalinya Reza melampiaskan diri ke alkohol. Ia membuka kancing kemeja Reza dan berusaha menggantikan baju laki-laki itu. Dengan sangat hati-hati dan mengangkat tubuh Reza dengan sekuat tenaga.

"Fandi, itu lo kan." suaranya merancau.

"Rambut lo kenapa panjang? Haha gue lupa, lo itu kan suka konyol. Lo harus pake wig segala buat ketemu gue."

"Maafin gue, gue enggak bisa jaga Fania dengan baik. Gue biarin dia jatuh ke pelukan laki-laki brengsek yang lo benci selama ini. Lo tahu, Fandi? Fania udah enggak mau dengerin gue, lo inget kan Fan, gue orang yang tahu semua kisah cinta lo, bahkan gue orang yang tahu lo begitu kecewa ke Raka. Lo harus kehilangan Nabila. Gue gagal jaga Fania. Maafin gue, sekali lagi gue mohon, lo hukum gue enggak apa-apa. Apa yang harus gue lakuin? Gue marah ke Fania? Gue harus kasarin dia, mana yang harus gue lakuin? Lo sayang Fania, gue tahu lo enggak mau kalau Raka ngelakuin hal yang sama ke adik lo satu-satunya. Gue enggak mau Fania hamil, sama seperti Nabila yang bunuh diri karena brengsek itu tidak mau tanggung jawab. Fandi, gue boleh hajar Raka seperti lo yang hajar dia sebelum masuk rumah sakit kan? Penyakit lo kambuh karena lo enggak terima Nabila meninggal, gue tahu lo jagain dia selama ini. Sampai akhirnya lo titip Fania untuk gue. Gue ngerti, gue enggak bisa jaga dia. Gue harus apa?" isaknya.

Fania yang mendengar itu menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Tangisnya pecah, selama ini Reza tidak pernah mengungkapkan kenyataan itu. Fania menjauh, laki-laki itu tak sadarkan diri lagi. Fania seolah tidak percaya. Laki-laki yang disayanginya itu pernah mengukir luka begitu menyakitkan untuk kakaknya.

Keesokan harinya...

Reza dengan kepalanya yang terasa begitu berat. Ia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi dan mengguyur tubuhnya dengan air dingin.

Keluar dari kamar mandi, ia merasa pusingnya sedikit berkurang. Ia bersiap-siap menuju ke kantor.

Setelah bersiap-siap ia keluar dari kamarnya untuk menuju dapur.

"Lo ngapain pagi-pagi di tempat gue?" tanya Reza yang melihat Fania tengah memasak.

Perempuan itu mematikan kompor dan mendekati Reza.

"Za, thanks atas semuanya. Gue janji akan tinggalin Raka secepat mungkin."

"Kenapa?"

Perempuan itu langsung memeluk Reza.

"Za, kenapa lo berdebar?"

 

 

Holaaaa, selamat bertemu dengan Reza lagi ya.

 

Jangan lupa tinggalkan jejak like dan tambahkan ke favorit kalian. Jangan lupa vote jua ya kalau kalian suka. 

Terpopuler

Comments

Ica Snow Kim

Ica Snow Kim

UNTUNG REZA MABUK JADI DEH CERITA SAMA FANIA YG DI SANGKA FANDI, SOAL KEBENARAN RAKA YG MENGHAMILI NABILA PACAR FANDI 😓

2021-03-04

0

Ria Salsa

Ria Salsa

seruuu

2020-06-13

0

Norti ST

Norti ST

lanjut..

2020-06-13

0

lihat semua
Episodes
1 Persahabatan
2 Kebiasaan
3 Problem
4 Mabuk
5 BERDEBAR
6 KEJADIAN
7 Takut
8 DUKA
9 Calon Istri
10 Maaf
11 Belum ada cinta
12 PELUK
13 Penggoda
14 Harapan
15 Mencintaimu
16 PILIHAN
17 Berakhir
18 KEINGINAN UNTUK HADIR
19 MELINDUNGI
20 KEHILANGAN
21 KESEDIHAN
22 BENCI
23 MENEBUS RINDU
24 BAHAGIAMU BERARTI
25 MENJAGAMU
26 HARUS BAHAGIA
27 HARGA DARI SEBUAH SETIA
28 MASA LALU MENYAKITKAN
29 TIDAK ADA SALAHNYA
30 MENGALAH
31 KELUARGA BAHAGIA
32 MENURUTI
33 JANGAN DIULANGI
34 PERMINTAAN
35 YANG TERBAIK
36 BERTEMU LAGI
37 RINDU UNTUKMU
38 JANGAN EGOIS
39 SELISIH PAHAM
40 Masa lalu yang datang
41 ketidaksengajaan
42 jadilah yang terbaik
43 Kalahkan Ego
44 Gagal
45 Berita Buruk
46 Apa pun Risikonya
47 Kesalahan Masa Lalu yang Menyedihkan
48 Mengakhiri
49 Alasan Lain
50 Memperbaiki
51 Tidak Ada yang Dibandingkan
52 Usaha Sendiri
53 Tidak Ada Salahnya
54 Sifat Yang Berbeda
55 Keterlaluan
56 Kejadian Semalam
57 Tak Terduga
58 Semua Menjauh
59 Benci Itu Tidak Pernah Ada
60 Kasih Sayang Orang Tua
61 Memberi Efek Jera
62 Permintaan Maaf
63 Keinginan
64 Terpana
65 Perdebatan
66 Tak Disengaja
67 Rahasia
68 Cinta Abadi
69 Ketakutan
70 Tumben
71 Berbeda
72 Mabuk
73 Menang Sendiri
74 Perintah Orang Tua
75 Belum Waktunya
76 Lihat Saja
77 Tolong Pergi
78 Dipaksa
79 Terlalu Polos
80 Luka Itu
81 Sama Saja
82 Jaga Dengan Baik
83 Membantah
84 Kebodohan Keano
85 Semua Palsu
86 Doakan Saja
87 Rayuan Manis
88 Alur Permainan
89 Pergi Dengan rasa sakit
90 Pilihan Meninggalkan
91 Kesepakatan
92 Apalagi?
93 Terserah
94 Jangan Diungkit!
95 Melamar
96 Janji Suci
97 Tidak Peduli
98 Menuntaskan
99 Tanggung Jawab
100 Kebohongan Tak Berujung
101 Mendatangi
102 Beri Waktu
103 Menegaskan
104 Kesibukan
105 Pertanggung Jawaban
106 Mengecewakan semua orang
107 Yakin Diterima?
108 Tidak Ada Hubungan Lagi
109 Takut Karma
110 Kehidupan Masa Depan Seperti Apa?
111 Kebutuhan
112 Keberadaannya
113 Pria waktu itu
114 Sekalipun Terpaksa
115 Kutunggu
116 Mencari Jalan Keluar
117 Sehat Selalu
118 Bukan Pemuas Kebahagiaan
119 Memohon
120 Merestui
121 Pengantin Pengganti
122 Tertegun
123 Bukan Manusia
124 Pindah
125 Kunjungan Keano
126 Keakraban
127 Tidur Di Luar
128 Penolakan
129 Pergi Dari Rumah
130 Ingin Hilang Ingatan
131 Sabina Yang Polos
132 Rindu Seorang Perempuan
133 Harapan Satu-satunya
134 Status Yang Sebenarnya
135 Menjijikkan
136 Tak Ada Apa-apa
137 Jangan Katakan Apapun
138 Menyelesaikan masalah
139 Tersipu
140 Takut Menolak
141 Hasrat
142 Bercinta
143 Setidaknya Sudah Berani Jujur
144 Demi Buah Hati
145 Cemburunya suami
146 Merajuk
147 Berjanji
148 Rindu Itu pasti
149 Suami Penyayang
150 Permintaan Mama
151 Tidak Dekat
152 Diterima
153 Dia Bertanggujawab
154 Jaga Dia
155 Dia Terbaik
156 Menjaga Perasaan anak
157 Tentang Jatuh Cinta
158 Kejadian Dulu
159 Sempat Ragu
160 Sebatas Teman
161 Yang Terjadi di Masa lalu
162 Kenapa Cumn aku?
163 Menantang
164 Orang tua dan anak
165 Mencurigai
166 Ikuti semuanya!
167 Janggal
168 Meninggalkan semuanya
169 Jika jujur?
170 Jangan Melampaui Batas!
171 Sang Penggoda Juga
172 Mata-mata
173 Tidak ada Pilihan
174 Anak mantan istri
175 Meninggalkan Kota
176 Kerjasama Yang Baik
177 Pasti Ada Sebab
178 Buka Mata!
179 Mengalah Lebih Baik
180 Mengabaikan
181 Alasan Yang Kuat
182 Sempat Ragu
183 Bukan Pengecut
184 Musuh yang datang
185 Jangan pisahkan Mereka!
186 Di sisinya
187 Tentang Kematian
188 Semua Itu Ada Masanya
189 Kenangan Yang Dulu
190 Demi Cinta
191 Tak Ingin Menyesal
192 Pengecut Yang Sebenarnya
193 Kepergiannya
194 Keegoisan Masa Lalu
195 Menjadi Lebih Baik
196 Jangan Menyia-nyiakan
197 Benar-Benar Pergi
198 Menemani
199 Ada Dendam
200 Direncanakan
201 Dosa Orang Tua
202 Menjemput Kembali
203 Tak Bisa Dipercaya
204 Kebahagiaan Mereka
205 Memohon Kembali
206 Tidak Semua Hal
207 Bahu Terbaik
208 Membutuhkan Cinta
209 Penyelesaian
210 Harus Tetap di Sisinya
211 Berdamai
212 Hadiah
213 Anugerah Tuhan
214 Andai seperti kamu
215 Anak Sendiri
216 Tempat Pulang Terbaik
217 Teman Lama
218 Salah Paham
219 Berpisah Yang sebenarnya
220 Kepercayaan yang mahal
221 Dia Pembunuh
222 JALan Yang Terbaik
223 Ancaman
224 Pernah Menyakitkan
225 Dosa Yang Sama
226 Menghindari
227 Bukan Berarti
228 Sudah Cukup
229 Takut Menyesal
230 Mereka Lebih Tahu
231 Mengapa Harus Dia?
232 Bahagia Sederhana
Episodes

Updated 232 Episodes

1
Persahabatan
2
Kebiasaan
3
Problem
4
Mabuk
5
BERDEBAR
6
KEJADIAN
7
Takut
8
DUKA
9
Calon Istri
10
Maaf
11
Belum ada cinta
12
PELUK
13
Penggoda
14
Harapan
15
Mencintaimu
16
PILIHAN
17
Berakhir
18
KEINGINAN UNTUK HADIR
19
MELINDUNGI
20
KEHILANGAN
21
KESEDIHAN
22
BENCI
23
MENEBUS RINDU
24
BAHAGIAMU BERARTI
25
MENJAGAMU
26
HARUS BAHAGIA
27
HARGA DARI SEBUAH SETIA
28
MASA LALU MENYAKITKAN
29
TIDAK ADA SALAHNYA
30
MENGALAH
31
KELUARGA BAHAGIA
32
MENURUTI
33
JANGAN DIULANGI
34
PERMINTAAN
35
YANG TERBAIK
36
BERTEMU LAGI
37
RINDU UNTUKMU
38
JANGAN EGOIS
39
SELISIH PAHAM
40
Masa lalu yang datang
41
ketidaksengajaan
42
jadilah yang terbaik
43
Kalahkan Ego
44
Gagal
45
Berita Buruk
46
Apa pun Risikonya
47
Kesalahan Masa Lalu yang Menyedihkan
48
Mengakhiri
49
Alasan Lain
50
Memperbaiki
51
Tidak Ada yang Dibandingkan
52
Usaha Sendiri
53
Tidak Ada Salahnya
54
Sifat Yang Berbeda
55
Keterlaluan
56
Kejadian Semalam
57
Tak Terduga
58
Semua Menjauh
59
Benci Itu Tidak Pernah Ada
60
Kasih Sayang Orang Tua
61
Memberi Efek Jera
62
Permintaan Maaf
63
Keinginan
64
Terpana
65
Perdebatan
66
Tak Disengaja
67
Rahasia
68
Cinta Abadi
69
Ketakutan
70
Tumben
71
Berbeda
72
Mabuk
73
Menang Sendiri
74
Perintah Orang Tua
75
Belum Waktunya
76
Lihat Saja
77
Tolong Pergi
78
Dipaksa
79
Terlalu Polos
80
Luka Itu
81
Sama Saja
82
Jaga Dengan Baik
83
Membantah
84
Kebodohan Keano
85
Semua Palsu
86
Doakan Saja
87
Rayuan Manis
88
Alur Permainan
89
Pergi Dengan rasa sakit
90
Pilihan Meninggalkan
91
Kesepakatan
92
Apalagi?
93
Terserah
94
Jangan Diungkit!
95
Melamar
96
Janji Suci
97
Tidak Peduli
98
Menuntaskan
99
Tanggung Jawab
100
Kebohongan Tak Berujung
101
Mendatangi
102
Beri Waktu
103
Menegaskan
104
Kesibukan
105
Pertanggung Jawaban
106
Mengecewakan semua orang
107
Yakin Diterima?
108
Tidak Ada Hubungan Lagi
109
Takut Karma
110
Kehidupan Masa Depan Seperti Apa?
111
Kebutuhan
112
Keberadaannya
113
Pria waktu itu
114
Sekalipun Terpaksa
115
Kutunggu
116
Mencari Jalan Keluar
117
Sehat Selalu
118
Bukan Pemuas Kebahagiaan
119
Memohon
120
Merestui
121
Pengantin Pengganti
122
Tertegun
123
Bukan Manusia
124
Pindah
125
Kunjungan Keano
126
Keakraban
127
Tidur Di Luar
128
Penolakan
129
Pergi Dari Rumah
130
Ingin Hilang Ingatan
131
Sabina Yang Polos
132
Rindu Seorang Perempuan
133
Harapan Satu-satunya
134
Status Yang Sebenarnya
135
Menjijikkan
136
Tak Ada Apa-apa
137
Jangan Katakan Apapun
138
Menyelesaikan masalah
139
Tersipu
140
Takut Menolak
141
Hasrat
142
Bercinta
143
Setidaknya Sudah Berani Jujur
144
Demi Buah Hati
145
Cemburunya suami
146
Merajuk
147
Berjanji
148
Rindu Itu pasti
149
Suami Penyayang
150
Permintaan Mama
151
Tidak Dekat
152
Diterima
153
Dia Bertanggujawab
154
Jaga Dia
155
Dia Terbaik
156
Menjaga Perasaan anak
157
Tentang Jatuh Cinta
158
Kejadian Dulu
159
Sempat Ragu
160
Sebatas Teman
161
Yang Terjadi di Masa lalu
162
Kenapa Cumn aku?
163
Menantang
164
Orang tua dan anak
165
Mencurigai
166
Ikuti semuanya!
167
Janggal
168
Meninggalkan semuanya
169
Jika jujur?
170
Jangan Melampaui Batas!
171
Sang Penggoda Juga
172
Mata-mata
173
Tidak ada Pilihan
174
Anak mantan istri
175
Meninggalkan Kota
176
Kerjasama Yang Baik
177
Pasti Ada Sebab
178
Buka Mata!
179
Mengalah Lebih Baik
180
Mengabaikan
181
Alasan Yang Kuat
182
Sempat Ragu
183
Bukan Pengecut
184
Musuh yang datang
185
Jangan pisahkan Mereka!
186
Di sisinya
187
Tentang Kematian
188
Semua Itu Ada Masanya
189
Kenangan Yang Dulu
190
Demi Cinta
191
Tak Ingin Menyesal
192
Pengecut Yang Sebenarnya
193
Kepergiannya
194
Keegoisan Masa Lalu
195
Menjadi Lebih Baik
196
Jangan Menyia-nyiakan
197
Benar-Benar Pergi
198
Menemani
199
Ada Dendam
200
Direncanakan
201
Dosa Orang Tua
202
Menjemput Kembali
203
Tak Bisa Dipercaya
204
Kebahagiaan Mereka
205
Memohon Kembali
206
Tidak Semua Hal
207
Bahu Terbaik
208
Membutuhkan Cinta
209
Penyelesaian
210
Harus Tetap di Sisinya
211
Berdamai
212
Hadiah
213
Anugerah Tuhan
214
Andai seperti kamu
215
Anak Sendiri
216
Tempat Pulang Terbaik
217
Teman Lama
218
Salah Paham
219
Berpisah Yang sebenarnya
220
Kepercayaan yang mahal
221
Dia Pembunuh
222
JALan Yang Terbaik
223
Ancaman
224
Pernah Menyakitkan
225
Dosa Yang Sama
226
Menghindari
227
Bukan Berarti
228
Sudah Cukup
229
Takut Menyesal
230
Mereka Lebih Tahu
231
Mengapa Harus Dia?
232
Bahagia Sederhana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!