"Za?" langkah Reza terhenti ketika suara seseorang dibelakang memanggilnya. Ia berbalik dan mendapati ada Kevin yang tengah berlari kecil menujunya.
"Ada apa?"
"Nanti malam sibuk enggak?"
"Gue usahain ntar, masuk dulu ya." Ucapnya dan meninggalkan Kevin sendirian.
Kevin merasa ada yang tidak beres dengan Reza. Suasana hati laki-laki itu terlihat tidak baik. Namun, ia membiarkan sahabatnya itu menyelesaikan masalahnya sendiri. Jika pun ada yang bisa dibantu. Tentu saja Reza akan menceritakannya.
Reza meletakkan tasnya di atas meja kerjanya dan menghempaskan tubuhnya di atas kursi.
Ia menarik napas panjang. Mengingat kejadian semalam, betapa sakit hatinya ketika melihat Raka bersama dengan Fania. Bukan karena cemburu. Hanya saja ia masih menyimpan dendam terhadap Raka hingga saat ini. Dahulu, Raka adalah penyebab di mana kehancuran hubungan Fandi dan Nabila. Raka berkhianat dan menghamili Nabila. Perempuan yang tengah dijaga dan dicintai oleh Fandi sahabatnya. Kemudian begitu mudahnya Raka mencampakkan perempuan tersebut.
Sekali lagi, Reza menarik napas panjang. Tidak habis pikir bahwa Fania akan lebih memilih Raka.
Reza tentu sangat merasa kehilangan Fandy. Bukan hanya itu, di antara sahabatnya yang lain Fandi adalah orang seperti saudaranya sendiri. Hingga saat ini, Reza selalu berusaha menepati janjinya pada Almarhum Fandi untuk menjaga Fania.
Nabila bunuh diri, karena tidak kuat dengan perasaan sakit dihatinya. Ia sendiri baru mengetahui hal itu setelah Nabila bunuh diri. Dari semua surat yang ia baca, Raka adalah dibalik semua ini. Tak lama setelah kepergian Nabila, Fandi masuk rumah sakit dan dirawat beberapa bulan hingga akhirnya meninggal.
Semua pesan Fandi masih terngiang di kepala Reza.
"Pagi, Pak Reza." ucap Fania yang mulai memanggilnya dengan sebutan 'pak' Fania masuk ke dalam ruangan laki-laki itu. Reza memalingkan wajahnya tak menyambut perempuan itu sama sekali. Ia masih ingat dengan baik, malam itu ia tidak dipedulikan oleh perempuan yang sedang bersamanya saat ini.
Reza kembali bekerja, kemudian sesekali melirik ke arah Fania. Perempuan itu sesekali tertawa. Reza menyadari itu, ia pun bangun dari tempat duduknya dan melangkah keluar.
"Mau ke mana?" tanya Fania.
"Keluar."
Perempuan itu hanya ber-oh-ria. Dan kembali lagi melanjutkan pekerjaannya.
Reza melangkahkan kakinya menuju ruangan Kevin.
"Vin. Lo sibuk?"
"Ya sibuk, lo kan yang ngasih kerjaan." Ketusnya
"Maksud gue ntar malam kita jadi pergi."
Kevin bangun dari tempat duduknya dan menghampiri Reza yang duduk di sofa.
"Mimpi apaan lo?"
"Gue juga butuh hiburan."
Kevin menyeringai, ia pun melihat Reza sangat berantakan. Tidak seperti biasanya.
"Lo gusar banget? Lo kenapa? Kalau lo enggak mau cerita juga enggak apa-apa?"
Reza terdiam sejenak. Mengusap wajahnya beberapa kali dengan tangan kanannya.
"Fania jadian sama si brengsek, Raka."
"Ingat bro, lo itu punya tanggung jawab buat jagain Fania. Meski lo bukan siapa-siapa dia. Tapi ingat, Fandi sayang banget sama Fania. Dia mau lo jaga Fania sampai dia punya suami. Seenggaknya lo bisa jagain dia tiap waktu."
"Man, ayolah gue enggak tahu mau ngomong apa. Semalam gue berantem sama Fania dia bilang jangan ganggu hubungan dia dengan Raka." Jelasnya.
Meski begitu, Reza masih bisa menjaga Fania dari jauh tanpa sepengetahuan perempuan itu. Hanya saja Reza masih tidak mengerti dengan sikap perempuan yang satu itu. Ia memang memiliki kekasih, akan tetapi ia harus menjaga perempuan itu dengan baik.
"Lo bisa bayar orang untuk awasi, Fania." saran Kevin.
"Gue usahakan, gue enggak tahu harus bersikap kayak gimana sama dia hari ini."
"Lo cemburu?" tanya Kevin dengan ekspresi curiga.
"Shit, gue enggak pernah cemburu sama perempuan mana pun."
"Iyalah, lo brengsek. Mana mungkin lo yang brengsek bisa cemburu." Tukas Kevin.
Reza mengembuskan napas dengan kasar. Ia juga tahu bahwa cemburu adalah hal yang tidak pernah ada dalam kamus kehidupannya. Laki-laki yang memiliki prinsip dicintai tanpa mencintai itu tidak pernah peduli dengan perasaan perempuan yang mencintainya. Ia hanya menanggapi perempuan, namun tidak pernah benar-benar bertekuk lutut pada perempuan.
"Za, saran gue ya, karena kemarin setelah meeting dan lo yang gantiin posisi bokap lo di sini. Kurangin deh lo tuh One Night Stand, gue cuman khawatir lo itu kalah sama perempuan nantinya. Lo itu bakalan jadi pemilik kantor ini, secara hari ini lo udah mulai tempatin posisi bokap lo."
"Malam ini terakhir. Gue janji, gue butuh pelampiasan."
"Bro, nikahin si Lizi, cewek lo. Biar lo enggak main mulu."
"Gue pacaran, tapi gue enggak pernah apa-apain dia. Gue cuman enggak mau," jawab Reza datar.
"Lo enggak nafsuan lagi?"
"Gue normal, gue cuman enggak mau. Lo tahu enggak berapa umur dia?"
Kevin menggeleng pelan.
"21 tahun, umur segitu dia berani cium-cium gue. Gue usia 29 kayak sama bocah. Lebih baik gue sama yang lain."
"Lo kok bisa pacaran sama bocah?"
"Inget enggak waktu diclub, dia itu kayak kehilangan akal sehatnya, dia malah mabuk. Gue yakin dia punya banyak masalah. Gue bantuin doang, tapi entah kenapa gue bantuin dia, dia minta lebih. Gue iyain, tapi gue enggak nyentuh dia lebih dari ciuman."
"Kenapa? Dia sendiri kan yang datang ke lo?"
"Gue cium sampai leher, entah kenapa gue enggak minat lagi."
"Itu karena lo itu emang enggak nafsu sama dia." Ledek Kevin.
Reza hanya terkekeh. Pembicaraan seperti itu sudah biasa baginya dan Kevin. Bahkan ada yang lebih dari itu bicarakan. Secara mereka adalah dua pasangan otak yang sudah terkontaminasi dengna hal mesum.
"Udah, kita ke atas gedung. Kita ngerokok." Ajak Kevin.
Mereka berdua bangkit dari tempat duduknya. Reza hanya akan merokok jika suasana hatinya memburuk. Bahkan pergi untuk mabuk, menenangkan sedikit otaknya. Meski nanti ketika sadar masalah itu akan kembali lagi. Akan tetapi meredakan sedikit bebannya ke minuman itu cukup.
**
Mereka tiba di club. Suasana yang dirindukan oleh Reza. Ini adalah yang selalu dilakukan jika sudah bersama dengan Kevin. Mereka berdua merupakan pasangan sahabat yang sempurna jika membahas tempat hiburan malam.
"Main lo?" tanya Kevin sambil menyodorkan gelas minuman.
"Enggak. Gue enggak main, gue cuman mau minum,"
"Tumben? Otak lo sudah waras?"
Satu gelas, dua gelas. Hingga gelas ke enam. Reza sudah tidak sadarkan diri.
Kevin tahu begitu banyak beban pikiran Reza yang membuatnya tidak pernah minum sebanyak ini. Beberapa perempuan berusaha mendekati Reza. Namun ditepis oleh Kevin.
Dia berusaha mengantar Reza ke apartemennya. Laki-laki itu benar-benar tidak sadarkan diri. Hingga membuat Kevin kesulitan.
"Pak, bisa bantu saya bawa Reza ke apartemennya?" tanya Kevin pada penjaga satpam.
Orang itu pun bangun dari tempat duduknya mengikuti Kevin untuk membawa Reza ke kamarnya. Tiba di sana, Kevin meletakan tubuh laki-laki itu di atas ranjang.
Kevin merasa tubuhnya hampir saja remuk. Mengangkat tubuh Reza yang berat, untuk pertama kalinya ia melihat laki-laki itu serapuh ini.
"Makasih banyak ya pak." Ucap Kevin. Orang itu langsung meninggalkan kamar Reza.
Dia beranjak dan keluar dari kamar Reza. Ia berniat meminta Fania menjaga laki-laki itu.
Tiba di sana.
"Ada apa Vin?"
"Gue mau pulang, lo bisa jagain Reza. Gue harap lo bisa tenangin dia dan jangan marah sama dia."
"Reza kenapa?"
"Reza mabuk berat. Gue enggak tega, lo yang paling dekat. Gue harap lo bisa minimal temani dia."
Fania menyetujui Kevin dan langsung menuju tempat Reza.
"Gue balik ya, gue titip Reza." Kevin melangkahkan kakinya untuk keluar. Membiarkan Fania berdua dengan Reza.
Fania melihat keadaan Reza yang seperti itu sebenarnya sangat kecewa karena untuk pertama kalinya Reza melampiaskan diri ke alkohol. Ia membuka kancing kemeja Reza dan berusaha menggantikan baju laki-laki itu. Dengan sangat hati-hati dan mengangkat tubuh Reza dengan sekuat tenaga.
"Fandi, itu lo kan." suaranya merancau.
"Rambut lo kenapa panjang? Haha gue lupa, lo itu kan suka konyol. Lo harus pake wig segala buat ketemu gue."
"Maafin gue, gue enggak bisa jaga Fania dengan baik. Gue biarin dia jatuh ke pelukan laki-laki brengsek yang lo benci selama ini. Lo tahu, Fandi? Fania udah enggak mau dengerin gue, lo inget kan Fan, gue orang yang tahu semua kisah cinta lo, bahkan gue orang yang tahu lo begitu kecewa ke Raka. Lo harus kehilangan Nabila. Gue gagal jaga Fania. Maafin gue, sekali lagi gue mohon, lo hukum gue enggak apa-apa. Apa yang harus gue lakuin? Gue marah ke Fania? Gue harus kasarin dia, mana yang harus gue lakuin? Lo sayang Fania, gue tahu lo enggak mau kalau Raka ngelakuin hal yang sama ke adik lo satu-satunya. Gue enggak mau Fania hamil, sama seperti Nabila yang bunuh diri karena brengsek itu tidak mau tanggung jawab. Fandi, gue boleh hajar Raka seperti lo yang hajar dia sebelum masuk rumah sakit kan? Penyakit lo kambuh karena lo enggak terima Nabila meninggal, gue tahu lo jagain dia selama ini. Sampai akhirnya lo titip Fania untuk gue. Gue ngerti, gue enggak bisa jaga dia. Gue harus apa?" isaknya.
Fania yang mendengar itu menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Tangisnya pecah, selama ini Reza tidak pernah mengungkapkan kenyataan itu. Fania menjauh, laki-laki itu tak sadarkan diri lagi. Fania seolah tidak percaya. Laki-laki yang disayanginya itu pernah mengukir luka begitu menyakitkan untuk kakaknya.
Keesokan harinya...
Reza dengan kepalanya yang terasa begitu berat. Ia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi dan mengguyur tubuhnya dengan air dingin.
Keluar dari kamar mandi, ia merasa pusingnya sedikit berkurang. Ia bersiap-siap menuju ke kantor.
Setelah bersiap-siap ia keluar dari kamarnya untuk menuju dapur.
"Lo ngapain pagi-pagi di tempat gue?" tanya Reza yang melihat Fania tengah memasak.
Perempuan itu mematikan kompor dan mendekati Reza.
"Za, thanks atas semuanya. Gue janji akan tinggalin Raka secepat mungkin."
"Kenapa?"
Perempuan itu langsung memeluk Reza.
"Za, kenapa lo berdebar?"
Holaaaa, selamat bertemu dengan Reza lagi ya.
Jangan lupa tinggalkan jejak like dan tambahkan ke favorit kalian. Jangan lupa vote jua ya kalau kalian suka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 232 Episodes
Comments
Ica Snow Kim
UNTUNG REZA MABUK JADI DEH CERITA SAMA FANIA YG DI SANGKA FANDI, SOAL KEBENARAN RAKA YG MENGHAMILI NABILA PACAR FANDI 😓
2021-03-04
0
Ria Salsa
seruuu
2020-06-13
0
Norti ST
lanjut..
2020-06-13
0