KEINGINAN UNTUK HADIR

Fania tengah membaca surat cerai yang dikirimkan oleh Raka ke alamatnya. Tempat tinggal yang hanya diketahui oleh pria itu. Fania mengelus perutnya yang datar, tak menyangka saat bahagia harus terbayarkan dengan cara seperti itu.

 

 

Ia menutup berkas tersebut kemudian menaruhnya di lemari. Semua itu adalah hal yang tidak pernah diduga sebelumnya. Rumah tangga yang terlihat baik-baik saja ternyata ada rahasia yang begitu besar tersembunyi. Bahkan yang bersangkutan pun tak tahu perihal itu.

 

 

"Kamu benar-benar melakukan ini, Za. Saat anak kamu sudah mulai tumbuh di dalam sini," air mata Fania menetes saat mengelus perutnya yang masih datar. Membayangkan dirinya yang akan hamil seorang diri sungguh sangat perih jika ia membayangkan hal itu.

 

 

Seulas senyum tergambarkan dibibirnya. Harus kuat, harus bisa menjadi dirinya sendiri. Kuat demi sang buah hati nantinya. Jika memang Reza sudah memutuskan untuk itu, maka tidak ada lagi yang bisa Fania andalkan lagi selain buah hatinya yang akan ia miliki sebagai satu-satunya cinta yang membuatnya kuat.

 

 

"Kak Fandy, Mama, Papa. Sekarang Reza, jika boleh mengeluh, aku ingin menyudahi dan ikut dengan kalian. Tetapi, aku tahu bahwa kita tak akan pernah bertemu meski aku mengakhiri hidup. Terlebih, anakku pasti dia ingin hidup. Lalu jika aku memilih mengakhiri hidup, apa yang bisa kupersiapkan? Apa yang bisa aku saksikan saat hari pembalasan itu tiba. Aku lelah," Fania menghapus air matanya berusaha tegar dan tetap merasa baik-baik saja agar janinnya tak terganggu. Kasih sayang yang dirasakan selama ini dirasa cukup untuk mempertahankan pernikahan. Tetapi, Reza justru membuangnya begitu saja. Andai dapat menyesal. Mungkin Fania tak akan pernah mau dengan perjodohan itu. Reza yang dipercaya untuk menjaganya justru hanya meninggalkan luka yang teramat perih untuk dirinya.

 

 

Sore ini, Raka berjanji akan datang kembali untuk mengunjunginya karena lusa adalah waktunya untuk opening usaha yang ia buat bersama dengan bukdenya.

 

 

Fania bergegas menyiapkan dirinya sendiri untuk menyambut kedatangan Raka yang nantinya akan menginap di rumah bukdenya.

 

 

"Sayang, kita ketemu om," ucap Fania seorang diri sambil berusaha menghilangkan rasa sedihnya. Orang yang ia percaya kali ini adalah Raka. Seseorang yang dulu pernah ia tinggalkan begitu saja demi Reza. Tetapi pria itu justru sangat baik kepadanya. Membantu segala hal yang ia perlukan.

 

 

****

Sore tiba, Fania bergegas menuju rumah bukdenya karena mendengar kabar bahwa Raka telah tiba di sana. Jarak Jakarta-Lombok ditempuh beberapa jam. Belum lagi jarak bandara dan juga rumahnya yang memakan waktu kurang lebih satu jam.

 

 

Tiba di sana. Ia menemukan pria yang selama ini sudah begitu baik kepadanya.

 

 

"Raka!"

 

 

Fania langsung berhamburan dan memeluk tubuh Raka. Semua mata tertuju kepadanya tetapi itu tidak membuatnya berhenti memeluk Raka.

 

 

"Hey, malu tahu!"

 

 

"Kenapa malu?"

 

 

"Nggak apa-apa. Tapi bisa lepasin kan!"

 

 

Fania menatap mata Raka dan kepalanya di dorong oleh Raka. "Jangan berpikir yang tidak-tidak. Di sini aku datang untuk ngunjungin kamu. Mau peluk ya nggak apa-apa. Tapi, nanti kalau nggak ada mereka ya!" Bisik Raka. Fania menyeringai dan melepaskan pelukannya. Alasan ia terus bertahan dan merasa sangat kuat adalah karena dukugan Raka yang selalu saja penuh kepadanya. Tak pernah ada kata yang selalu menyakiti hatinya jika berbincang dengan Raka. Pembawaan pria itu selalu santai tetapi memberi motivasi yang teramat baik bagi Fania. Terlebih jika itu adalah perihal membahas bisnis dan kelangsungan hidup berikutnya.

 

 

"Gimana kabar dia?" Raka mengelus perutnya.

 

 

"Baik,"

 

 

"Nggak mual?"

 

 

"Nggak. Kadang-kadang mualnya sih, nggak parah."

 

 

"Katanya nggak,"

 

 

"Hehehe, maaf. Tapi beneran nggak parah kok,"

 

 

"Ya sudah, baik-baik selama aku nggak ada!" Raka mengelus kepalanya dan mereka pun melanjutkan perbincanga di ruang tamu.

 

 

*****

 

 

"Fania!"

 

 

"Hm?"

 

 

"Aku bisa ngomong sesuatu sama kamu?"

 

 

"Ngomong apa?" Fania berbalik dan langsung berhenti dari aktivitasnya.

 

 

"Usianya sekarang berapa?"

 

 

"Hmm masuk bulan ke-4 Za. Tahu nggak, aku kadang mikir gimana lucunya aku kalau perutku tambah besar. Di dalam ada anak aku yang pasti lucu banget, aku pengin dia segera lahir. Aku bakalan tetap sayang sama dia, bakalan luangin waktu untuk dia setiap waktu. Akan jadi Mama dan Papa untuk dia,"

 

 

"Kalau aku yang jadi Papanya, gimana?"

 

 

fania berhenti mengoceh saat Raka mengatakan hal itu.

 

 

"Ka?"

 

 

"Aku nggak peduli kamu dalam keadaan hamil, aku bakalan nunggu waktunya. Yang penting kamu izinin aku berada di samping kamu. Bukan justru sebagai teman biasa, tapi teman spesial bagi kamu dan anak kamu. Fan, aku nggak bisa nuntut kamu. Aku hanya mau kalau kamu itu berada di sisiku. Terus aku akan lindungi kamu, anak kamu. Kamu nggak punya siapa-siapa lagi. Aku terima, Fan. Terima apa adanya,"

 

 

"Tapi, Ka. Kamu masih bisa dapatin yang lebih baik dari aku."

 

 

"Tapi yang terbaik bagiku itu kamu," Raka memegang kedua tangan Fania.

 

 

"Ka?"

 

 

"Selama ini kamu anggap aku apa? Bahkan saat aku tahu kamu nikah sama Reza. Aku orang yang pengecut. Nggak bisa pertahanin kamu. Yang harusnya aku itu bertahan, bukan justru ngasih celah buat orang nyakitin kamu, Fan. Apa pun alaasannya, aku bakalan ada buat kamu. Bila perlu aku ikut di sini, jagain kamu suatu waku kalau kamu kenapa-kenapa."

 

 

Fania tercengang. Namun, ia belum bisa percaya begitu saja soal usaha Raka meyakinkan dirinya. Saat itu juga Reza begitu berusaha meyakinkan dirinya. Tetapi hal itu menyakiti dirinya hingga berakhir seperti sekarang ini.

 

 

"Kamu nggak perlu maksain diri, Fan! Biar aku yang berjuang,"

 

 

"Ka. Aku nggak tahu,"

 

 

"Aku sayang, Fan. Sayang sama kamu. Bahkan dari dulu, saat kamu putusin aku gittu aja. Aku udah sayang saat itu juga. Aku nggak bisa maksain kamu. Please, aku nggak mau kamu sedih lagi, kamu nangis kan?"

Fania menundukkan kepaalanya saat Raka menatap matanya dan melihat matanya yang sembab.

 

 

"Fania? Kali ini aja. Aku cuman mau kamu itu paham sama semua ini. Kalau emang kamu nggak bisa buat nerima. Aku nggak masalah, tapi tolong! Aku nggak mau kamu sedih lagi, Fania. Biarin aku yang sayang kamu. Biarin aku yang berjuang. Dan, aku nggak mau kamu sedih karena hubungan rumit ini,"

 

 

"Ka. Nggak semudah itu."

 

 

"Aku tahu. Aku bisa nunggu,"

 

 

"Mengenai Reza. Apakah dia sudah menikah?"

 

 

"Fania? Bisa nggak usah bahas ini?"

 

 

"Aku cuman pengin tahu,"

 

 

"Iya. Mereka menikah, justru respons mantan mertuamu begitu antusias saat tahu bahwa Reza memiliki anak dari Nesya."

 

 

Fania tersenyum. "Aku tahu Ka. Karena mereka begitu menginginkan cucu. Tetapi belum di kasih waktu itu,"

 

 

"Fania. Jangan sedih!"

 

 

Cup.

 

 

Air mata Fania berlelehan saat Raka mencium bibirnya. Ia spontan mendorong tubuh Raka menjauh.

 

 

"Apa yang kamu lakukan?"

 

 

"Apa yang seharusnya aku lakukan. Karena aku nggak suka bibir kamu jelek karena nangis, aku lebih suka waktu itu kamu senyum. Aku kangen senyum kamu," tukas Raka.

 

 

"Aku nggak sedih."

 

 

"Tapi nangis,"

 

 

"Aku cuman sedih kenapa semuanya harus terjadi,"

 

 

"Kamu pasti bahagia. Aku yang bakal bahagiain kamu. Buktikan bahwa kamu itu wanita yang tangguh. Hebat dan lagi kuat meski tanpa Reza. Mencari kebahagiaan demi buat hati kamu. Meski suatu saat dia menanyakan siapa papanya. Jangan pernah kamu katakan. Aku akan ada, meski kita tak berstatus apa pun. Jika kamu bersedia, aku pengin kita nikah,"

 

 

Fania menatap mata Raka. "Raka, aku nggak mau semua ini terburu-buru,"

 

 

"Aku cuman nyaranin. Aku mau kamu tetap sama aku. Jangan kembali lagi ke Jakarta. Sekalipun Reza mati ditangan aku,"

 

 

"Raka?"

 

 

"Aku nggak suka dia buat kamu sedih,"

 

 

"Thanks ya. Tapi jangan bunuh. Kasihan anaknya Nesya nggak punya ayah nanti,"

 

 

"Aku nggak mau mengotori tanganku hanya untuk membunuh sialan mantan suamimu itu, Fania,"

 

 

"Nah itu baru Raka."

 

 

"Jadi diterima?"

 

 

"Apanya?"

 

 

"Lamarannya,"

 

 

"Lamaran kok nggak romantis?"

 

 

"Oh jadi kamu maunya yang romantis? Ini nggak romantis?" Raka menyelipkan cincin tanpa sepengetahuan Fania.

 

 

"Raka, secepat ini?"

 

 

"Kamu lupa? Ini hari ulang tahun kamu. Aku cuman mau ngasih hadiah. Anggap itu hadiah, by the way, Fan. Aku sayang kamu,"

 

 

"Aku belum, Ka,"

 

 

"Nggak apa-apa. Ohya makan yuk!" Ajak Raka saat selesai memasak di rumah Fania.

 

 

"Kamu hobi banget masak kalau ke rumah aku?"

 

 

"Aku nggak mau kamu itu capek."

 

 

Fania tersenyum. Andai saja Reza bisa perhatian terhadap kehamilan Fania. Tentu ia akan merasa sangat bahagia. Tetapi hal itu justru tak pernah di dapatkan oleh Fania. Pada akhirnya, disingkirkan oleh Reza sendiri.

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

Narmia

Narmia

sedih bacanya

2020-07-25

0

Windi Purnamasari

Windi Purnamasari

ko jdi ku yg ngs gr2 crta novel yh sdh

2020-07-02

0

Bernadina Natalia Bere

Bernadina Natalia Bere

sprti nya anak yg di kandung Nesya bukan anak nya rwza

2020-05-31

5

lihat semua
Episodes
1 Persahabatan
2 Kebiasaan
3 Problem
4 Mabuk
5 BERDEBAR
6 KEJADIAN
7 Takut
8 DUKA
9 Calon Istri
10 Maaf
11 Belum ada cinta
12 PELUK
13 Penggoda
14 Harapan
15 Mencintaimu
16 PILIHAN
17 Berakhir
18 KEINGINAN UNTUK HADIR
19 MELINDUNGI
20 KEHILANGAN
21 KESEDIHAN
22 BENCI
23 MENEBUS RINDU
24 BAHAGIAMU BERARTI
25 MENJAGAMU
26 HARUS BAHAGIA
27 HARGA DARI SEBUAH SETIA
28 MASA LALU MENYAKITKAN
29 TIDAK ADA SALAHNYA
30 MENGALAH
31 KELUARGA BAHAGIA
32 MENURUTI
33 JANGAN DIULANGI
34 PERMINTAAN
35 YANG TERBAIK
36 BERTEMU LAGI
37 RINDU UNTUKMU
38 JANGAN EGOIS
39 SELISIH PAHAM
40 Masa lalu yang datang
41 ketidaksengajaan
42 jadilah yang terbaik
43 Kalahkan Ego
44 Gagal
45 Berita Buruk
46 Apa pun Risikonya
47 Kesalahan Masa Lalu yang Menyedihkan
48 Mengakhiri
49 Alasan Lain
50 Memperbaiki
51 Tidak Ada yang Dibandingkan
52 Usaha Sendiri
53 Tidak Ada Salahnya
54 Sifat Yang Berbeda
55 Keterlaluan
56 Kejadian Semalam
57 Tak Terduga
58 Semua Menjauh
59 Benci Itu Tidak Pernah Ada
60 Kasih Sayang Orang Tua
61 Memberi Efek Jera
62 Permintaan Maaf
63 Keinginan
64 Terpana
65 Perdebatan
66 Tak Disengaja
67 Rahasia
68 Cinta Abadi
69 Ketakutan
70 Tumben
71 Berbeda
72 Mabuk
73 Menang Sendiri
74 Perintah Orang Tua
75 Belum Waktunya
76 Lihat Saja
77 Tolong Pergi
78 Dipaksa
79 Terlalu Polos
80 Luka Itu
81 Sama Saja
82 Jaga Dengan Baik
83 Membantah
84 Kebodohan Keano
85 Semua Palsu
86 Doakan Saja
87 Rayuan Manis
88 Alur Permainan
89 Pergi Dengan rasa sakit
90 Pilihan Meninggalkan
91 Kesepakatan
92 Apalagi?
93 Terserah
94 Jangan Diungkit!
95 Melamar
96 Janji Suci
97 Tidak Peduli
98 Menuntaskan
99 Tanggung Jawab
100 Kebohongan Tak Berujung
101 Mendatangi
102 Beri Waktu
103 Menegaskan
104 Kesibukan
105 Pertanggung Jawaban
106 Mengecewakan semua orang
107 Yakin Diterima?
108 Tidak Ada Hubungan Lagi
109 Takut Karma
110 Kehidupan Masa Depan Seperti Apa?
111 Kebutuhan
112 Keberadaannya
113 Pria waktu itu
114 Sekalipun Terpaksa
115 Kutunggu
116 Mencari Jalan Keluar
117 Sehat Selalu
118 Bukan Pemuas Kebahagiaan
119 Memohon
120 Merestui
121 Pengantin Pengganti
122 Tertegun
123 Bukan Manusia
124 Pindah
125 Kunjungan Keano
126 Keakraban
127 Tidur Di Luar
128 Penolakan
129 Pergi Dari Rumah
130 Ingin Hilang Ingatan
131 Sabina Yang Polos
132 Rindu Seorang Perempuan
133 Harapan Satu-satunya
134 Status Yang Sebenarnya
135 Menjijikkan
136 Tak Ada Apa-apa
137 Jangan Katakan Apapun
138 Menyelesaikan masalah
139 Tersipu
140 Takut Menolak
141 Hasrat
142 Bercinta
143 Setidaknya Sudah Berani Jujur
144 Demi Buah Hati
145 Cemburunya suami
146 Merajuk
147 Berjanji
148 Rindu Itu pasti
149 Suami Penyayang
150 Permintaan Mama
151 Tidak Dekat
152 Diterima
153 Dia Bertanggujawab
154 Jaga Dia
155 Dia Terbaik
156 Menjaga Perasaan anak
157 Tentang Jatuh Cinta
158 Kejadian Dulu
159 Sempat Ragu
160 Sebatas Teman
161 Yang Terjadi di Masa lalu
162 Kenapa Cumn aku?
163 Menantang
164 Orang tua dan anak
165 Mencurigai
166 Ikuti semuanya!
167 Janggal
168 Meninggalkan semuanya
169 Jika jujur?
170 Jangan Melampaui Batas!
171 Sang Penggoda Juga
172 Mata-mata
173 Tidak ada Pilihan
174 Anak mantan istri
175 Meninggalkan Kota
176 Kerjasama Yang Baik
177 Pasti Ada Sebab
178 Buka Mata!
179 Mengalah Lebih Baik
180 Mengabaikan
181 Alasan Yang Kuat
182 Sempat Ragu
183 Bukan Pengecut
184 Musuh yang datang
185 Jangan pisahkan Mereka!
186 Di sisinya
187 Tentang Kematian
188 Semua Itu Ada Masanya
189 Kenangan Yang Dulu
190 Demi Cinta
191 Tak Ingin Menyesal
192 Pengecut Yang Sebenarnya
193 Kepergiannya
194 Keegoisan Masa Lalu
195 Menjadi Lebih Baik
196 Jangan Menyia-nyiakan
197 Benar-Benar Pergi
198 Menemani
199 Ada Dendam
200 Direncanakan
201 Dosa Orang Tua
202 Menjemput Kembali
203 Tak Bisa Dipercaya
204 Kebahagiaan Mereka
205 Memohon Kembali
206 Tidak Semua Hal
207 Bahu Terbaik
208 Membutuhkan Cinta
209 Penyelesaian
210 Harus Tetap di Sisinya
211 Berdamai
212 Hadiah
213 Anugerah Tuhan
214 Andai seperti kamu
215 Anak Sendiri
216 Tempat Pulang Terbaik
217 Teman Lama
218 Salah Paham
219 Berpisah Yang sebenarnya
220 Kepercayaan yang mahal
221 Dia Pembunuh
222 JALan Yang Terbaik
223 Ancaman
224 Pernah Menyakitkan
225 Dosa Yang Sama
226 Menghindari
227 Bukan Berarti
228 Sudah Cukup
229 Takut Menyesal
230 Mereka Lebih Tahu
231 Mengapa Harus Dia?
232 Bahagia Sederhana
Episodes

Updated 232 Episodes

1
Persahabatan
2
Kebiasaan
3
Problem
4
Mabuk
5
BERDEBAR
6
KEJADIAN
7
Takut
8
DUKA
9
Calon Istri
10
Maaf
11
Belum ada cinta
12
PELUK
13
Penggoda
14
Harapan
15
Mencintaimu
16
PILIHAN
17
Berakhir
18
KEINGINAN UNTUK HADIR
19
MELINDUNGI
20
KEHILANGAN
21
KESEDIHAN
22
BENCI
23
MENEBUS RINDU
24
BAHAGIAMU BERARTI
25
MENJAGAMU
26
HARUS BAHAGIA
27
HARGA DARI SEBUAH SETIA
28
MASA LALU MENYAKITKAN
29
TIDAK ADA SALAHNYA
30
MENGALAH
31
KELUARGA BAHAGIA
32
MENURUTI
33
JANGAN DIULANGI
34
PERMINTAAN
35
YANG TERBAIK
36
BERTEMU LAGI
37
RINDU UNTUKMU
38
JANGAN EGOIS
39
SELISIH PAHAM
40
Masa lalu yang datang
41
ketidaksengajaan
42
jadilah yang terbaik
43
Kalahkan Ego
44
Gagal
45
Berita Buruk
46
Apa pun Risikonya
47
Kesalahan Masa Lalu yang Menyedihkan
48
Mengakhiri
49
Alasan Lain
50
Memperbaiki
51
Tidak Ada yang Dibandingkan
52
Usaha Sendiri
53
Tidak Ada Salahnya
54
Sifat Yang Berbeda
55
Keterlaluan
56
Kejadian Semalam
57
Tak Terduga
58
Semua Menjauh
59
Benci Itu Tidak Pernah Ada
60
Kasih Sayang Orang Tua
61
Memberi Efek Jera
62
Permintaan Maaf
63
Keinginan
64
Terpana
65
Perdebatan
66
Tak Disengaja
67
Rahasia
68
Cinta Abadi
69
Ketakutan
70
Tumben
71
Berbeda
72
Mabuk
73
Menang Sendiri
74
Perintah Orang Tua
75
Belum Waktunya
76
Lihat Saja
77
Tolong Pergi
78
Dipaksa
79
Terlalu Polos
80
Luka Itu
81
Sama Saja
82
Jaga Dengan Baik
83
Membantah
84
Kebodohan Keano
85
Semua Palsu
86
Doakan Saja
87
Rayuan Manis
88
Alur Permainan
89
Pergi Dengan rasa sakit
90
Pilihan Meninggalkan
91
Kesepakatan
92
Apalagi?
93
Terserah
94
Jangan Diungkit!
95
Melamar
96
Janji Suci
97
Tidak Peduli
98
Menuntaskan
99
Tanggung Jawab
100
Kebohongan Tak Berujung
101
Mendatangi
102
Beri Waktu
103
Menegaskan
104
Kesibukan
105
Pertanggung Jawaban
106
Mengecewakan semua orang
107
Yakin Diterima?
108
Tidak Ada Hubungan Lagi
109
Takut Karma
110
Kehidupan Masa Depan Seperti Apa?
111
Kebutuhan
112
Keberadaannya
113
Pria waktu itu
114
Sekalipun Terpaksa
115
Kutunggu
116
Mencari Jalan Keluar
117
Sehat Selalu
118
Bukan Pemuas Kebahagiaan
119
Memohon
120
Merestui
121
Pengantin Pengganti
122
Tertegun
123
Bukan Manusia
124
Pindah
125
Kunjungan Keano
126
Keakraban
127
Tidur Di Luar
128
Penolakan
129
Pergi Dari Rumah
130
Ingin Hilang Ingatan
131
Sabina Yang Polos
132
Rindu Seorang Perempuan
133
Harapan Satu-satunya
134
Status Yang Sebenarnya
135
Menjijikkan
136
Tak Ada Apa-apa
137
Jangan Katakan Apapun
138
Menyelesaikan masalah
139
Tersipu
140
Takut Menolak
141
Hasrat
142
Bercinta
143
Setidaknya Sudah Berani Jujur
144
Demi Buah Hati
145
Cemburunya suami
146
Merajuk
147
Berjanji
148
Rindu Itu pasti
149
Suami Penyayang
150
Permintaan Mama
151
Tidak Dekat
152
Diterima
153
Dia Bertanggujawab
154
Jaga Dia
155
Dia Terbaik
156
Menjaga Perasaan anak
157
Tentang Jatuh Cinta
158
Kejadian Dulu
159
Sempat Ragu
160
Sebatas Teman
161
Yang Terjadi di Masa lalu
162
Kenapa Cumn aku?
163
Menantang
164
Orang tua dan anak
165
Mencurigai
166
Ikuti semuanya!
167
Janggal
168
Meninggalkan semuanya
169
Jika jujur?
170
Jangan Melampaui Batas!
171
Sang Penggoda Juga
172
Mata-mata
173
Tidak ada Pilihan
174
Anak mantan istri
175
Meninggalkan Kota
176
Kerjasama Yang Baik
177
Pasti Ada Sebab
178
Buka Mata!
179
Mengalah Lebih Baik
180
Mengabaikan
181
Alasan Yang Kuat
182
Sempat Ragu
183
Bukan Pengecut
184
Musuh yang datang
185
Jangan pisahkan Mereka!
186
Di sisinya
187
Tentang Kematian
188
Semua Itu Ada Masanya
189
Kenangan Yang Dulu
190
Demi Cinta
191
Tak Ingin Menyesal
192
Pengecut Yang Sebenarnya
193
Kepergiannya
194
Keegoisan Masa Lalu
195
Menjadi Lebih Baik
196
Jangan Menyia-nyiakan
197
Benar-Benar Pergi
198
Menemani
199
Ada Dendam
200
Direncanakan
201
Dosa Orang Tua
202
Menjemput Kembali
203
Tak Bisa Dipercaya
204
Kebahagiaan Mereka
205
Memohon Kembali
206
Tidak Semua Hal
207
Bahu Terbaik
208
Membutuhkan Cinta
209
Penyelesaian
210
Harus Tetap di Sisinya
211
Berdamai
212
Hadiah
213
Anugerah Tuhan
214
Andai seperti kamu
215
Anak Sendiri
216
Tempat Pulang Terbaik
217
Teman Lama
218
Salah Paham
219
Berpisah Yang sebenarnya
220
Kepercayaan yang mahal
221
Dia Pembunuh
222
JALan Yang Terbaik
223
Ancaman
224
Pernah Menyakitkan
225
Dosa Yang Sama
226
Menghindari
227
Bukan Berarti
228
Sudah Cukup
229
Takut Menyesal
230
Mereka Lebih Tahu
231
Mengapa Harus Dia?
232
Bahagia Sederhana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!