Problem

"Fan, tungguin gue di sini ya. Pulang bareng gue," ucap Raka yang tengah berlari meninggalkan Fania seorang diri di parkiran kantor.

Malam itu sudah pukul sembilan. Sudah lima hari Fania tidak berangkat maupun pulang bekerja dengan Reza. Beberapa waktu yang lalu ucapannya menyakiti hati laki-laki itu. Bahkan setelah pulang dari kantor, tak ia dapati laki-laki itu menunggunya jika belum pulang. Namun, seperti yang ia katakan bahwa ia juga butuh kebahagiaan untuk bisa menemukan cinta sejatinya. Kali ini kepada Raka ia menaruh rasa yang begitu besar. Tidak peduli dengan apa yang dikatakan Reza mengenai Raka, yang ia percayai adalah bagaimana caranya menjalani hubungan dengan baik tanpa harus menyakiti dirinya sendiri dan orang lain. Padahal setiap orang yang memiliki ikatan hubungan selalu saja diterpa oleh masalah. Tergantung kita sendiri apakah mampu untuk menjalaninya atau tidak.

Beberapa saat kemudian Raka kembali dan masuk ke dalam mobilnya tempat Fania menunggu tadi.

"Sorry, gue lama enggak?"

"Enggak kok, Ka."

"Ya mungkin ini terbilang enggak romantis, tapi gue ngasih ini ke lo karena gue pengin ngungkapin perasaan gue ke lo Fa, selama dekat dengan lo, gue ngerasa hidup gue jadi lebih berarti dan gue jadi mampu ngehargai diri gue sendiri semenjak kenal sama elo. Gue emang dulunya suka banget mainin perasaan perempuan. Tapi semenjak gue ngerasain nyaman sama lo, gue jadi mikir selama ini gue udah nyakitin berapa perempuan. Memang enggak wajar aja kalau gue nyakitin, tapi kali ini gue mau memperbaiki itu semua sama lo, umur gue udah bukan anak SMP lagi, teman-teman gue udah nikah semua sedangkan gue masih kayak gini. Fa, gue mau memperbaikinya sama lo, lo mau kan temenin gue buat jadi manusia yang lebih baik lagi?" pintanya pada Fania yang dari tadi tidak berkata apa-apa hanya diam dan mendengarkan cerita Raka.

"Gue tahu, Raka. Gue tahu lo selalu di bilang enggak baik sama orang. Tapi gue kenal sama lo, dan selama ini yang orang lain lihat itu enggak pernah sesuai dengan yang mereka katakan. Mungkin mereka aja yang enggak pernah kenal sama lo yang bilang lo itu brengsek. Tapi gue percaya sama lo, Ka. Lo bukan manusia yang kayak gitu,"

"Thanks, Fa. Itu alasan kenapa gue beneran sayang sama lo."

"Ka, gue ngerasa enggak pantas aja sama lo. Gue emang sayang sama lo, tapi gue enggak bisa buat lo jadi manusia lebih baik lagi."

"please, Fa. Gue percaya sama lo kalau selama ini gue emang salah deketin perempuan tapi untuk kali ini gue enggak salah deketin lo dan milih lo sebagai perempuan yang terakhir bagi gue," Raka memohon sambil memegangi kedua tangan Fania yang tengah bergemetar karena tidak yakin dirinya mampu mengubah Raka menjadi lebih baik.

Beberapa kali Fania menarik napas panjang. Berusaha meyakinkan diri.

"Tapi gue butuh waktu untuk berpikir, Ka."

"Enggak gue enggak mau lo mikir lama-lama jawabannya gue mau sekarang, gue mau memastikan lo itu mau apa enggak jadi pacar gue, kalau elo enggak mau gue enggak akan ngajak lo pergi lagi atau secara akal sehatnya gue enggak bakal kenal sama lo lagi, Fa," paksa Raka.

Fania mengernyit.

"Iya, Raka. Gue mau jadi pacar lo. Tapi gue enggak janji bisa buat lo jadi orang yang lebih baik lagi dari ini. Mungkin lo yang bisa rubah diri lo, percuma kan gue udah capek berjuang untuk rubah lo tapi lo enggak ada niat buat rubah sikap lo."

"Hey, lihat gue. Enggak ada satu keraguan dalam diri gue milih lo, Fa. Maka dari itu jangan pernah simpan satu keraguan pun dalam hati lo tentang gue. Yang ada nanti gue malah jadi orang yang gila lagi. Biar gue aja yang gila sama lo, asal jangan gila ke hal yang lain."

"Apaan sih, gombal." Fania memalingkan pandangannya keluar jendela mobil.

"Kalau enggak gitu ya bakalan ditolak. Secara aku tuh kan sayang sama kamu."

"Idih, enggak main lo atau gue lagi?"

"Kan udah jadi pacar," goda Raka.

"Udah, antar gue... eh aku maksudnya. Antar aku pulang sayang," nada Fania mengecil ketika menyebutkan kata sayang di depan Raka.

"Aku main ke apartemen kamu ya?"

"Eeeeh?" mata Fania membelalak seketika.

"Enggak boleh?"

"Boleh, tapi ini kan udah malam banget."

"Ya udah kalau enggak boleh. Besok aja," ucap Raka dengan nada datar.

"Boleh, sayang boleh. Tapi aku harus mandi dulu."

"Aku tungguin."

"Aku juga harus masak untuk makan malam kita."

"Aku tungguin," ucap Raka penuh percaya diri.

"Kamu enggak kenapa-kenapa nungguin aku?"

"Memangnya kamu pernah protes kalau nunggu aku pulang kerja telat demi pulang bareng?"

Fania tersenyum.

Dalam batinnya kini sudah begitu bahagia apalagi di temani oleh Raka. Seseorang yang ia cintai. Sudah tidak ada lagi Reza yang mengekangnya untuk menjalin hubungan dengan Raka.

Raka melajukan mobilnya menuju apartemen perempuan itu. Sekitar pukul sepuluh malam mereka tiba di tempat itu. Mereka mengulur waktu di dalam mobil dengan pembicaraan mereka yang bisa saja mereka bicarakan di perjalanan.

"Aku mandi bentar, enggak enak banget lengket."

"Iya, aku tunggu di sini."

Fania melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Beberapa saat kemudian ia selesai mandi dan keluar menunggu laki-laki itu tengah asyik dengan game online sehingga tak menyadari dirinya yang sudah duduk disebelah laki-laki itu dan segelas minuman untuk melepas dahaga.

"Asyik banget ya. Sampai enggak sadar aku udah di sini?"

"Eh, maaf. Aku jadi asyik sendiri," Raka refleks dan langsung meletakkan gawainya di meja.

"Lanjut aja dulu, aku mau masak. Kamu mau di masakin apa?"

"Apa aja yang penting kamu yang masakin,"

Fania beranjak menuju dapur untuk memasak. Untuk urusan memasak memang ahlinya. Ia membuka kulkas dan melihat bahan masakannya cukup banyak yang tersisa mengingat bahwa kali ini ia jarang sekali masak untuk dirinya sendiri. Jika beberapa hari ia masak untuk Reza, kali ini ia akan memasak untuk laki-laki yang ia sayangi.

Ketika ia sedang memasak. Tangan Raka menyusuri perutnya dan memeluknya dari belakang. "Tiap hari nanti kalau sudah menikah masak kayak gini ya, kamu enggak usah kerja. Cukup di rumah, aku akan cepat pulang kalau kamu masak aromanya aja udah goda aku," bisik Raka.

"Sayang, bisa lepas enggak. Ini nanti kalau masakannya gosong memangnya mau makan?" ucapan Raka tadi cukup membuat raut wajah Fania memerah sehingga ia kehabisan tingkah.

"Enggak, kalau gosong kita bisa keluar cari makan."

"Raka, udah dong. Nanti beneran gosong lho."

"Nyaman sayang."

Fania mematikan kompor dan melepas kedua tangan Raka dari perutnya lalu berbalik ke arah laki-laki yang tengah mengenakan kemeja denim putih yang dilipat.

Sebuah ciuman mendarat dikening Fania. "Kamu perempuan istimewa, enggak salah aku ngejar kamu." Raka lalu mendekap tubuh Fania hingga perempuan itu tenggelam dalam dekapannya.

Baru pertama kali ini Fania merasakan dekapan seperti itu lagi. Terakhir kali dekapan itu diberikan oleh almarhum kakaknya. Kini ia merasakan hal itu lagi meski rasanya berbeda akan tetapi berhasil mengingatkannya kepada almarhum kakaknya.

"Makasi Ka, udah hadir di dalam hidup aku,"

"Justru aku yang harus bilang gitu, kamu udah nerima laki-laki seperti aku."

"Ya udah yuk kita makan, Ka." Pelukan yang tadinya begitu erat kini dilepas oleh Raka.

"Kamu duduk aja di situ, biar aku yang siapin."

Setelah selesai menyiapkan semuanya, mereka berdua menyantap makanan tersebut.

***

Pukul dua belas malam.

Reza terbangun dari tidurnya. Ia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk mencuci muka. Biasanya setelah pulang bekerja ia akan menyempatkan diri untuk menyambangi apartemen Fania memastikan bahwa perempuan itu sudah pulang atau belum. Kini ia hanya bisa mengawasi dari jauh.

"Pukul dua belas lebih, mungkin dia udah tidur." Batinnya.

Ia mengurungkan niatnya dan menutup kembali pintunya. Akan tetapi sesuatu mengganjal di hatinya. Ia tidak melihat Fania pulang dari tadi, perempuan itu pulang sampai pukul delapan. Tidak mungkin lebih akan tetapi ia merasakan ada hal lain yang membuatnya merasa tidak enak hati. Dengan segera ia melangkahkan kakinya menuju kamar Fania.

Ketika ia hendak mengetuk pintu, perempuan itu membuka pintu dan seorang laki-laki yang dibencinya keluar dari kamar perempuan tersebut. Seketika sekujur tubuh Reza dikuasai amarah melihat Raka yang keluar dari kamar Fania.

"Lo punya otak enggak sih, berkunjung sampai jam segini ke apartemen cewek,"

"Lo sendiri ngapain di depan kamar pacar gue?"

"Pacar?" tatapan mengerikan Reza mengarah pada Fania yang tidak memberikan reaksi apa-apa.

Raka tidak peduli dengan ucapan Reza langsung berpamitan pada Fania yang berdiri disampingnya.

Punggung laki-laki itu mulai tenggelam.

"Lo makin berani, Fan. Gue enggak nyangka lo berani bawa cowok ke kamar lo. Dan itu pacar lo sendiri,"

"Za, lo juga sering ke kamar gue bahkan sampai larut malam. Gue enggak masalah. Tapi kenapa pas pacar gue berkunjung lo jadi orang aneh gini, gue salah apa, Za?"

"Iya terserah lo, gue enggak tahu mau ngomong apalagi sama lo. Tapi..."

"Enggak ada tapi, Za. Kali ini gue bisa jaga diri." Fania berlalu menutup pintu kamarnya.

Reza berdiri di depan pintu tak berpaling sedikit pun.

Fania berdiri di belakang pintu. "Gue tahu lo khawatir, Za. Lo harus tahu Za gue pengin banget kayak lo, bisa bahagia lihat pacar main ke tempat lo ngasih semangat tiap hari. Gue ngerasa kayak di penjara lama-lama karena lo." Air mata Fania jatuh tiba-tiba dan tubuhnya mulai bergetar yang pelan-pelan mulai tumbang hingga membuatnya duduk dibelakang pintu. Baru saja ia merasakan kebahagiaan dengan Raka kini harus merasa rapuh setiap kali ingin merasa lepas dari Reza. Suara tangiannya mungkin tidak terdengar hingga luar, akan tetapi ia sudah tak bisa menahan dirinya lagi.

"Gue tahu, lo enggak bahagia selama ini. Sekarang lo nemuin kebahagiaan sendiri, gue bisa apa selain jagain lo. Tapi ini pilihan lo, gue enggak bisa larang lagi. Terakhir kalinya gue ngomong gini lo." Ia tahu selama ini memang terlalu mengekang Fania. Ia pun menjauh meninggalkan tempat itu untuk kembali lagi ke kamarnya.

"Za, gue sayang Raka. Gue mohon lo bisa ngerti keadaan itu sekarang," suara lirih Fania yang masih berada di belakang pintu.

 

 

Jangan lupa tinggalkan jejak like dan masukin ke favorite kalian ya

 

 

Terpopuler

Comments

Anggieapp~

Anggieapp~

halloo authorr hebatt lnjutt truss Thor

ohya aku ijin promo yaa mampir jga yaa ke lapak aku klian tinggal kunjungi profil aku

trimaksih

2020-06-03

1

Sella Iskandar

Sella Iskandar

kegnya aku pernh baca novel yg akur ceritanya gini juga deh Thor😔 mereka berantem nnti trus si cewe tau busuk nya pacarnya trus sahabatnya Uda telanjur sayang sama dia dan endingnya mereka b2 deh

2020-03-20

3

Anita Sampel

Anita Sampel

lnjut....

2019-10-12

1

lihat semua
Episodes
1 Persahabatan
2 Kebiasaan
3 Problem
4 Mabuk
5 BERDEBAR
6 KEJADIAN
7 Takut
8 DUKA
9 Calon Istri
10 Maaf
11 Belum ada cinta
12 PELUK
13 Penggoda
14 Harapan
15 Mencintaimu
16 PILIHAN
17 Berakhir
18 KEINGINAN UNTUK HADIR
19 MELINDUNGI
20 KEHILANGAN
21 KESEDIHAN
22 BENCI
23 MENEBUS RINDU
24 BAHAGIAMU BERARTI
25 MENJAGAMU
26 HARUS BAHAGIA
27 HARGA DARI SEBUAH SETIA
28 MASA LALU MENYAKITKAN
29 TIDAK ADA SALAHNYA
30 MENGALAH
31 KELUARGA BAHAGIA
32 MENURUTI
33 JANGAN DIULANGI
34 PERMINTAAN
35 YANG TERBAIK
36 BERTEMU LAGI
37 RINDU UNTUKMU
38 JANGAN EGOIS
39 SELISIH PAHAM
40 Masa lalu yang datang
41 ketidaksengajaan
42 jadilah yang terbaik
43 Kalahkan Ego
44 Gagal
45 Berita Buruk
46 Apa pun Risikonya
47 Kesalahan Masa Lalu yang Menyedihkan
48 Mengakhiri
49 Alasan Lain
50 Memperbaiki
51 Tidak Ada yang Dibandingkan
52 Usaha Sendiri
53 Tidak Ada Salahnya
54 Sifat Yang Berbeda
55 Keterlaluan
56 Kejadian Semalam
57 Tak Terduga
58 Semua Menjauh
59 Benci Itu Tidak Pernah Ada
60 Kasih Sayang Orang Tua
61 Memberi Efek Jera
62 Permintaan Maaf
63 Keinginan
64 Terpana
65 Perdebatan
66 Tak Disengaja
67 Rahasia
68 Cinta Abadi
69 Ketakutan
70 Tumben
71 Berbeda
72 Mabuk
73 Menang Sendiri
74 Perintah Orang Tua
75 Belum Waktunya
76 Lihat Saja
77 Tolong Pergi
78 Dipaksa
79 Terlalu Polos
80 Luka Itu
81 Sama Saja
82 Jaga Dengan Baik
83 Membantah
84 Kebodohan Keano
85 Semua Palsu
86 Doakan Saja
87 Rayuan Manis
88 Alur Permainan
89 Pergi Dengan rasa sakit
90 Pilihan Meninggalkan
91 Kesepakatan
92 Apalagi?
93 Terserah
94 Jangan Diungkit!
95 Melamar
96 Janji Suci
97 Tidak Peduli
98 Menuntaskan
99 Tanggung Jawab
100 Kebohongan Tak Berujung
101 Mendatangi
102 Beri Waktu
103 Menegaskan
104 Kesibukan
105 Pertanggung Jawaban
106 Mengecewakan semua orang
107 Yakin Diterima?
108 Tidak Ada Hubungan Lagi
109 Takut Karma
110 Kehidupan Masa Depan Seperti Apa?
111 Kebutuhan
112 Keberadaannya
113 Pria waktu itu
114 Sekalipun Terpaksa
115 Kutunggu
116 Mencari Jalan Keluar
117 Sehat Selalu
118 Bukan Pemuas Kebahagiaan
119 Memohon
120 Merestui
121 Pengantin Pengganti
122 Tertegun
123 Bukan Manusia
124 Pindah
125 Kunjungan Keano
126 Keakraban
127 Tidur Di Luar
128 Penolakan
129 Pergi Dari Rumah
130 Ingin Hilang Ingatan
131 Sabina Yang Polos
132 Rindu Seorang Perempuan
133 Harapan Satu-satunya
134 Status Yang Sebenarnya
135 Menjijikkan
136 Tak Ada Apa-apa
137 Jangan Katakan Apapun
138 Menyelesaikan masalah
139 Tersipu
140 Takut Menolak
141 Hasrat
142 Bercinta
143 Setidaknya Sudah Berani Jujur
144 Demi Buah Hati
145 Cemburunya suami
146 Merajuk
147 Berjanji
148 Rindu Itu pasti
149 Suami Penyayang
150 Permintaan Mama
151 Tidak Dekat
152 Diterima
153 Dia Bertanggujawab
154 Jaga Dia
155 Dia Terbaik
156 Menjaga Perasaan anak
157 Tentang Jatuh Cinta
158 Kejadian Dulu
159 Sempat Ragu
160 Sebatas Teman
161 Yang Terjadi di Masa lalu
162 Kenapa Cumn aku?
163 Menantang
164 Orang tua dan anak
165 Mencurigai
166 Ikuti semuanya!
167 Janggal
168 Meninggalkan semuanya
169 Jika jujur?
170 Jangan Melampaui Batas!
171 Sang Penggoda Juga
172 Mata-mata
173 Tidak ada Pilihan
174 Anak mantan istri
175 Meninggalkan Kota
176 Kerjasama Yang Baik
177 Pasti Ada Sebab
178 Buka Mata!
179 Mengalah Lebih Baik
180 Mengabaikan
181 Alasan Yang Kuat
182 Sempat Ragu
183 Bukan Pengecut
184 Musuh yang datang
185 Jangan pisahkan Mereka!
186 Di sisinya
187 Tentang Kematian
188 Semua Itu Ada Masanya
189 Kenangan Yang Dulu
190 Demi Cinta
191 Tak Ingin Menyesal
192 Pengecut Yang Sebenarnya
193 Kepergiannya
194 Keegoisan Masa Lalu
195 Menjadi Lebih Baik
196 Jangan Menyia-nyiakan
197 Benar-Benar Pergi
198 Menemani
199 Ada Dendam
200 Direncanakan
201 Dosa Orang Tua
202 Menjemput Kembali
203 Tak Bisa Dipercaya
204 Kebahagiaan Mereka
205 Memohon Kembali
206 Tidak Semua Hal
207 Bahu Terbaik
208 Membutuhkan Cinta
209 Penyelesaian
210 Harus Tetap di Sisinya
211 Berdamai
212 Hadiah
213 Anugerah Tuhan
214 Andai seperti kamu
215 Anak Sendiri
216 Tempat Pulang Terbaik
217 Teman Lama
218 Salah Paham
219 Berpisah Yang sebenarnya
220 Kepercayaan yang mahal
221 Dia Pembunuh
222 JALan Yang Terbaik
223 Ancaman
224 Pernah Menyakitkan
225 Dosa Yang Sama
226 Menghindari
227 Bukan Berarti
228 Sudah Cukup
229 Takut Menyesal
230 Mereka Lebih Tahu
231 Mengapa Harus Dia?
232 Bahagia Sederhana
Episodes

Updated 232 Episodes

1
Persahabatan
2
Kebiasaan
3
Problem
4
Mabuk
5
BERDEBAR
6
KEJADIAN
7
Takut
8
DUKA
9
Calon Istri
10
Maaf
11
Belum ada cinta
12
PELUK
13
Penggoda
14
Harapan
15
Mencintaimu
16
PILIHAN
17
Berakhir
18
KEINGINAN UNTUK HADIR
19
MELINDUNGI
20
KEHILANGAN
21
KESEDIHAN
22
BENCI
23
MENEBUS RINDU
24
BAHAGIAMU BERARTI
25
MENJAGAMU
26
HARUS BAHAGIA
27
HARGA DARI SEBUAH SETIA
28
MASA LALU MENYAKITKAN
29
TIDAK ADA SALAHNYA
30
MENGALAH
31
KELUARGA BAHAGIA
32
MENURUTI
33
JANGAN DIULANGI
34
PERMINTAAN
35
YANG TERBAIK
36
BERTEMU LAGI
37
RINDU UNTUKMU
38
JANGAN EGOIS
39
SELISIH PAHAM
40
Masa lalu yang datang
41
ketidaksengajaan
42
jadilah yang terbaik
43
Kalahkan Ego
44
Gagal
45
Berita Buruk
46
Apa pun Risikonya
47
Kesalahan Masa Lalu yang Menyedihkan
48
Mengakhiri
49
Alasan Lain
50
Memperbaiki
51
Tidak Ada yang Dibandingkan
52
Usaha Sendiri
53
Tidak Ada Salahnya
54
Sifat Yang Berbeda
55
Keterlaluan
56
Kejadian Semalam
57
Tak Terduga
58
Semua Menjauh
59
Benci Itu Tidak Pernah Ada
60
Kasih Sayang Orang Tua
61
Memberi Efek Jera
62
Permintaan Maaf
63
Keinginan
64
Terpana
65
Perdebatan
66
Tak Disengaja
67
Rahasia
68
Cinta Abadi
69
Ketakutan
70
Tumben
71
Berbeda
72
Mabuk
73
Menang Sendiri
74
Perintah Orang Tua
75
Belum Waktunya
76
Lihat Saja
77
Tolong Pergi
78
Dipaksa
79
Terlalu Polos
80
Luka Itu
81
Sama Saja
82
Jaga Dengan Baik
83
Membantah
84
Kebodohan Keano
85
Semua Palsu
86
Doakan Saja
87
Rayuan Manis
88
Alur Permainan
89
Pergi Dengan rasa sakit
90
Pilihan Meninggalkan
91
Kesepakatan
92
Apalagi?
93
Terserah
94
Jangan Diungkit!
95
Melamar
96
Janji Suci
97
Tidak Peduli
98
Menuntaskan
99
Tanggung Jawab
100
Kebohongan Tak Berujung
101
Mendatangi
102
Beri Waktu
103
Menegaskan
104
Kesibukan
105
Pertanggung Jawaban
106
Mengecewakan semua orang
107
Yakin Diterima?
108
Tidak Ada Hubungan Lagi
109
Takut Karma
110
Kehidupan Masa Depan Seperti Apa?
111
Kebutuhan
112
Keberadaannya
113
Pria waktu itu
114
Sekalipun Terpaksa
115
Kutunggu
116
Mencari Jalan Keluar
117
Sehat Selalu
118
Bukan Pemuas Kebahagiaan
119
Memohon
120
Merestui
121
Pengantin Pengganti
122
Tertegun
123
Bukan Manusia
124
Pindah
125
Kunjungan Keano
126
Keakraban
127
Tidur Di Luar
128
Penolakan
129
Pergi Dari Rumah
130
Ingin Hilang Ingatan
131
Sabina Yang Polos
132
Rindu Seorang Perempuan
133
Harapan Satu-satunya
134
Status Yang Sebenarnya
135
Menjijikkan
136
Tak Ada Apa-apa
137
Jangan Katakan Apapun
138
Menyelesaikan masalah
139
Tersipu
140
Takut Menolak
141
Hasrat
142
Bercinta
143
Setidaknya Sudah Berani Jujur
144
Demi Buah Hati
145
Cemburunya suami
146
Merajuk
147
Berjanji
148
Rindu Itu pasti
149
Suami Penyayang
150
Permintaan Mama
151
Tidak Dekat
152
Diterima
153
Dia Bertanggujawab
154
Jaga Dia
155
Dia Terbaik
156
Menjaga Perasaan anak
157
Tentang Jatuh Cinta
158
Kejadian Dulu
159
Sempat Ragu
160
Sebatas Teman
161
Yang Terjadi di Masa lalu
162
Kenapa Cumn aku?
163
Menantang
164
Orang tua dan anak
165
Mencurigai
166
Ikuti semuanya!
167
Janggal
168
Meninggalkan semuanya
169
Jika jujur?
170
Jangan Melampaui Batas!
171
Sang Penggoda Juga
172
Mata-mata
173
Tidak ada Pilihan
174
Anak mantan istri
175
Meninggalkan Kota
176
Kerjasama Yang Baik
177
Pasti Ada Sebab
178
Buka Mata!
179
Mengalah Lebih Baik
180
Mengabaikan
181
Alasan Yang Kuat
182
Sempat Ragu
183
Bukan Pengecut
184
Musuh yang datang
185
Jangan pisahkan Mereka!
186
Di sisinya
187
Tentang Kematian
188
Semua Itu Ada Masanya
189
Kenangan Yang Dulu
190
Demi Cinta
191
Tak Ingin Menyesal
192
Pengecut Yang Sebenarnya
193
Kepergiannya
194
Keegoisan Masa Lalu
195
Menjadi Lebih Baik
196
Jangan Menyia-nyiakan
197
Benar-Benar Pergi
198
Menemani
199
Ada Dendam
200
Direncanakan
201
Dosa Orang Tua
202
Menjemput Kembali
203
Tak Bisa Dipercaya
204
Kebahagiaan Mereka
205
Memohon Kembali
206
Tidak Semua Hal
207
Bahu Terbaik
208
Membutuhkan Cinta
209
Penyelesaian
210
Harus Tetap di Sisinya
211
Berdamai
212
Hadiah
213
Anugerah Tuhan
214
Andai seperti kamu
215
Anak Sendiri
216
Tempat Pulang Terbaik
217
Teman Lama
218
Salah Paham
219
Berpisah Yang sebenarnya
220
Kepercayaan yang mahal
221
Dia Pembunuh
222
JALan Yang Terbaik
223
Ancaman
224
Pernah Menyakitkan
225
Dosa Yang Sama
226
Menghindari
227
Bukan Berarti
228
Sudah Cukup
229
Takut Menyesal
230
Mereka Lebih Tahu
231
Mengapa Harus Dia?
232
Bahagia Sederhana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!