KEJADIAN

"Za, lo di mana?" suara Fania parau.

"Gue di sini. Lo udah bangun?" balas Reza dari dapur dan mendekati perempuan itu.

"Gue balik, bro." Pamit Kevin.

Reza duduk di samping Fania yang tengah membereskan rambutnya. Masih terlihat memar yang ada dilengan dan juga sikunya.

"Malam ini mau ke rumah Mama, kamu mau ikut?"

Fania menggeleng. "Aku pulang aja."

Dengan hati-hati Reza membantu Fania berdiri mengingat bahwa terlukanya perempuan itu adalah karena mantan kekasihnya.

Fania kembali ke apartemennya. Ketika melihat ke ponselnya, ia menerima sebuah pesan dari Raka yang mengajaknya untuk pergi malam ini.

Ia membereskan seisi apartemennya hingga beres. Kemudian ia menuju kamar mandi dan berendam di sana. Melepaskan segala lelah yang terasa hari itu juga.

"Raka, gue sayang sama lo. Sayang banget, tapi gue enggak bakalan bisa bahagia karena telah sayang ke orang yang sudah buat kakak gue sendiri sakit hati. Gue enggak benci lo, Ka. Gue enggak mau hidup gue bernasib yang sama seperti orang yang kakak gue sayangi." Lirihnya.

Fania beranjak dan mulai mengenakan handuk.

Ia bersiap-siap untuk pergi bersama dengan Raka malam ini.

Setengah jam kemudian Raka datang menuju apartemennya untuk menjemput Fania.

"Sayang, tambah cantik aja,"

"Thanks, masuk Ka!"

"Enggak usah deh. Kita kan mau jalan." Ucapnya riang.

Fania pun masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil tasnya kemudian pergi dari.

Sementara, Reza sudah tiba di rumahnya untuk menemui orang tuanya yang sengaja mengundang dirinya untuk makan malam.

"Sayang apa kabar?"

"Baik, Ma."

"Ohya sayang, malam ini kita akan kedatangan tamu."

"Siapa Ma?" Reza mengkerutkan dahinya.

"Nanti juga kamu tahu sendiri." Ucap Mama kemudian meninggalkan Reza dan Papanya berada di ruang tamu.

Ia sibuk membicarakan bisnisnya dengan sang papa. Dan, tiba-tiba adiknya ikut bergabung bersama mereka berdua.

"Kakak enggak bawa kak Fania? Aku kangen sama kak Fania."

"Enggak, Shita. Kamu kalau kangen ke apartemen dia aja."

"Kak Fania kan kerja, terus kalau aku ke sana paling enggak dibolehin sama Mama kalau malam."

"Tunggu kamu libur sekolah dulu!"

Shita, adik satu-satunya Reza yang kini masih duduk di bangku kelas sebelas. Perempuan yang memang akrab dengan Fania sejak tiga tahun yang lalu.

"Sayang. Akhirnya kamu datang juga." Sambut Mama Reza.

Reza menoleh dan mendapati sosok perempuan yang sudah lama ia rindukan. Nesya, kekasihnya dulu yang kini tinggal di Jerman. Perempuan yang sudah mengisi hati Reza sejak kuliah.

"Reza?" perempuan itu berlari dan memeluk Reza. Begitu juga dengan Reza yang sudah merindukan perempuan itu sejak lama.

"Kamu kenapa menghilang? Nomormu enggak aktif lagi?" balas Reza.

Shita, yang melihat itu mengerucutkan bibirnya. Ia tidak terlalu suka dengan Nesya karena gaya hidupnya yang terlalu bebas. Bahkan tidak malu memeluk kakaknya di depan orang tua dan dirinya.

Makan malam pun dimulai dengan begitu membahagiakan. Sesekali Reza mengeratkan genggamannya pada jemari Nesya.

Senyum bahagia yang tergambarkan diraut wajah Reza. Mereka belum resmi putus, karena Nesya pergi meninggalkannya untuk pendidikan.

Sepanjang makan malam mereka. Sesekali obrolan menyinggung soal hubungan mereka. Dan, sesekali juga mereka berdua saling melempar tatapan satu sama lain.

Makan malam selesai.

"Ma, Pa, Shita. Reza pamit ya antarin Nesya pulang."

"Kamu hati-hati sayang." Sahut Mama.

Reza dan Nesya pun keluar dan tak pernah melepaskan genggaman mereka berdua.

"Ma, kenapa sih kak Reza milih kak Nesya? Padahal ya kak Fania lebih cantik, baik banget lagi."

"Itu karena kakak kamu memang cintanya sama Nesya, bukan sama Fania. Kalau mereka berdua saling mencintai, Mama lebih bahagia lagi kalau Reza segera menikah dengan salah satu perempuan pilihannya." Balas sang Mama lagi. Kemudian pergi ke ruang tamu untuk menemui Papa yang sedang asyik di depan televisi.

**

Tiba di apartemen Reza dan mereka berdua baru saja masuk. Nesya dengan segera menyambar bibir Reza, laki-laki itu tersenyum ketika Nesya melepaskan ciumannya.

"Sudah mulai berani sekarang?"

"Za, aku mencintaimu."

"Sya, dari dulu aku selalu mencintaimu. Menunggu kamu pulang sampai akhirnya sekarang aku bahagia bisa bertemu kamu."

"Kunci pintunya sayang." Lirih Nesya.

Nesya menggantungkan kedua tangannya dileher Reza dan kembali ******* bibir Reza. laki-laki itu hanya tersenyum dan sesekali menggigit bibir bawah Reza.

Ia segera menarik perempuan itu ke kamarnya dan menindihnya.

"Sya, apa kamu enggak akan menyesal?"

"Reza, kita saling mencintai dari dulu. Kita selalu saja berhenti, dan menahannya. Kita sudah sama-sama dewasa sekarang."

Ia tersenyum dan ******* bibir Nesya. Mereka berciuman cukup lama hingga akhirnya napas keduanya tersenggal-senggal. Nesya mengarahkan tangan Reza ke dadanya hingga Reza meremasnya dengan lembut.

"Sayang. Kamu serius kita akan lakuin ini?"

"Serius sayang, aku mencintaimu Reza. Sangat mencintaimu."

Reza melepas ciumannya dan membuka pakaian Nesya. Ia mencium kembali perempuan itu dan akhirnya melepaskan kaitan bra berwarna hitam milik Nesya. Reza tersenyum melihat Nesya wajahnya sudah sangat merah. Ia menciumnya, memberikan tanda pada dada Nesya.

Perempuan itu terus mengerang, tidak peduli bahwa dia sudah setengah telanjang. Rindunya pada Reza kini terbayarkan. Dengan sangat lembut Reza menurunkan celana dalam perempuan itu. Membuka kedua paha Nesya dan mengarahkan kepalanya ke tengah-tengah milik Neysa.

Bukan untuk pertama kalinya Reza melakukan hal tersebut. Sudah pasti bahwa ia sangat berpengalaman memuaskan perempuan. Namun, dengan Nesya ini adalah pertama kalinya meski mereka sudah berpacaran delapan tahun dan selalu membatasi diri untuk tidak melakukan hal sejauh ini.

"Za, aku enggak kuat." Nesya terus mengerang ketika Reza sudah mencium miliknya di bawah sana.

Reza naik lagi lagi untuk mencium perempuan itu dari perut hingga berakhir di bibir. Melumatnya berkali-kali dan sesekali ia melihat wajah perempuan yang dicintainya itu.

"Sekarang ya sayang?" bisik Reza yang terus membuat Nesya mendesah.

"Za, pakai pengamanmu."

"Enggak akan sayang, kalau kamu hamil kita akan menikah. Dan, ini kan yang pertama bagi kita."

"Za, aku belum bisa menikah. Tolong, dengarkan aku pakai pengamanmu."

"Aku tidak punya sayang." Bisiknya. Bohong besar ketika Reza tidak punya barang tersebut. Laki-laki brengsek sepertinya selalu menyediakan barang itu di lacinya setiap kali bercinta dengan perempuan lain. Akan tetapi karena ini bersama orang yang benar-benar dicintainya. Ia tidak ingin melewatkan hal indah ini.

"Ada di tasku sayang. Kamu pakai ya." Jawab Nesya yang terus mengelus dada bidang Reza. laki-laki itu bangkit dan mencari barang tersebut di tas milik Neysa. Beberapa menit kemudian ia kembali lagi dan menindih tubuh Nesya.

"Aku akan pelan sayang aku janji. Karena aku enggak mau nyakitin kamu."

"Za, Lakukanlah."

Dengan pelan Reza mulai mencari tempatnya untuk memuaskan nafsunya. Dengan pelan dan sekali hentakan miliknya sudah masuk seluruhnya pada organ intim Neysa.

"Sya? Kamu enggak perawan lagi? Bukankah aku selalu menjagamu?"

"Za, kamu kecewa? Za, ayolah aku sudah enggak kuat lagi."

Reza tersenyum, ia mulai menggerakkan pinggulnya. Sesekali mencium dan meremas dada Nesya. Meski tidak mendapatkan apa yang diinginkannya tetapi Reza sudah sangat bahagia bisa bertemu dengan Nesya.

Ia membalikkan badan Nesya dan menusuknya dari belakang. Nesya terus mengeluarkan suara desahan membuat Reza terus memacu dirinya dengan lebih kencang.

Tubuh Nesya sudah tumbang terlebih dahulu dibandingkan dengan Reza.

"Thanks, Sya." Lalu mencium kening perempuan itu dan tidur sambil memeluk tubuh Nesya yang sudah tak berdaya lagi. Napas mereka yang kian tak beratur.

"Aku pulang ya, Za."

"Kamu menginap malam ini. Kamu akan jadi milikku sampai kamu balik lagi ke Jerman." Reza menenggelamkan wajah Nesya di dadanya dan sesekali terus mencium kening perempuan itu.

Hingga tengah malam. Entah sudah berapa kali Reza melakukan itu pada Nesya.

Keesokan harinya...

Shita, berniat mengantarkan sarapan ke apartemen Reza. Dengan wajah cerianya ia juga ingin bertemu dengan Fania yang sudah sangat dirindukannya.

Shita menekan pin apartemen Reza. Dengan langkah yang sangat riang, Shita melangkahkan kakinya untuk masuk. Di dalam, ia sudah mulai merasa ada yang aneh dari suara-suara desahan yang keluar dari kamar Reza. Ia pun dengan hati-hati melangkahkan kakinya untuk masuk.

Deg

Melihat pemandangan yang ada di depannya membuat tubuh Shita membeku. Pintu kamar yang dibiarkan terbuka serta pakaian berserakan di kamar tersebut. Kedua tangannya menutup mulutnya. Diluar dugaan Shita, mereka telah melakukan hal yang sangat tidak wajar. Itulah mengapa Shita tidak menyukai jika kakaknya berhubungan dengan Nesya, karena ia tahu bahwa hal ini mustahil tidak terjadi.

Ia keluar kamar, menghapus air matanya dan berusaha menenangkan diri di ruang tamu.

Beberapa saat kemudian perempuan itu keluar dengan handuk yang hanya menutupi dada hingga paha. Shita yang melihat itu berdecak kesal.

"Lihat betapa menjijikkannya tubuh itu, gue enggak bakal tinggal diam. Gue harus bilang ke Mama." Lirihnya.

"Shita, kapan kamu datang?" perempuan itu menghampiri Shita yang tengah duduk menikmati acara televisi pagi itu.

"Baru saja. Kakak menginap?"

"Ya sayang. Kakak kamu yang minta. Za, adik kamu datang berkunjung nih." Perempuan itu berlalu dan langsung masuk ke kamar tanpa berkata apa-apa pada Shita.

Hati Shita terasa dirobek-robek ketika dengan acuhnya perempuan itu merasa tidak bersalah dengan apa yang dilakukannya.

"Shita, kenapa kamu enggak bilang kalau mau datang?"

"Mama nyuruh aku ngantarin kakak sarapan. Sebelumnya, lihat dulu diri kakak dicermin sebelum menemuiku. Lihat betapa menjijikkannya kalian berdua dengan tanda-tanda merah yang memenuhi leher kalian. Kalian sudah sama-sama dewasa, kenapa tidak menikah? Inikah alasan kak Reza nolak kak Fania. Kak, hati aku sakit kak. Bagaimana kalian sampai sejauh ini kak? Aku adik kakak yang melihat hal itu ngerasa sakit? Kalian saling mencintai harusnya membuktikan dengan cara yang sebenarnya."

Reza terdiam. Adiknya benar, tidak seharusnya ia sejauh ini dalam berhubungan dengan Nesya. Perempuan itu bangun dari tempat duduknya.

"Aku pulang kak. Anggap saja aku tidak melihatnya, jangan pernah temui aku lagi kak. Aku enggak mau kakak menjijikkan seperti ini. Aku tidak menjamin bahwa aku enggak akan cerita ke Mama."

Ia tercengang.

 

 

"Damn, Shita melihatnya."

 

 

Terpopuler

Comments

𝐿𝑒𝑒🇪 🇻 🇦 🇳 🇬 🇪 🇱 🇮 🇳 ℎ𝑎𝑟𝑣𝑒𝑦

𝐿𝑒𝑒🇪 🇻 🇦 🇳 🇬 🇪 🇱 🇮 🇳 ℎ𝑎𝑟𝑣𝑒𝑦

semangat ya kak, aku suka

2019-09-10

3

lihat semua
Episodes
1 Persahabatan
2 Kebiasaan
3 Problem
4 Mabuk
5 BERDEBAR
6 KEJADIAN
7 Takut
8 DUKA
9 Calon Istri
10 Maaf
11 Belum ada cinta
12 PELUK
13 Penggoda
14 Harapan
15 Mencintaimu
16 PILIHAN
17 Berakhir
18 KEINGINAN UNTUK HADIR
19 MELINDUNGI
20 KEHILANGAN
21 KESEDIHAN
22 BENCI
23 MENEBUS RINDU
24 BAHAGIAMU BERARTI
25 MENJAGAMU
26 HARUS BAHAGIA
27 HARGA DARI SEBUAH SETIA
28 MASA LALU MENYAKITKAN
29 TIDAK ADA SALAHNYA
30 MENGALAH
31 KELUARGA BAHAGIA
32 MENURUTI
33 JANGAN DIULANGI
34 PERMINTAAN
35 YANG TERBAIK
36 BERTEMU LAGI
37 RINDU UNTUKMU
38 JANGAN EGOIS
39 SELISIH PAHAM
40 Masa lalu yang datang
41 ketidaksengajaan
42 jadilah yang terbaik
43 Kalahkan Ego
44 Gagal
45 Berita Buruk
46 Apa pun Risikonya
47 Kesalahan Masa Lalu yang Menyedihkan
48 Mengakhiri
49 Alasan Lain
50 Memperbaiki
51 Tidak Ada yang Dibandingkan
52 Usaha Sendiri
53 Tidak Ada Salahnya
54 Sifat Yang Berbeda
55 Keterlaluan
56 Kejadian Semalam
57 Tak Terduga
58 Semua Menjauh
59 Benci Itu Tidak Pernah Ada
60 Kasih Sayang Orang Tua
61 Memberi Efek Jera
62 Permintaan Maaf
63 Keinginan
64 Terpana
65 Perdebatan
66 Tak Disengaja
67 Rahasia
68 Cinta Abadi
69 Ketakutan
70 Tumben
71 Berbeda
72 Mabuk
73 Menang Sendiri
74 Perintah Orang Tua
75 Belum Waktunya
76 Lihat Saja
77 Tolong Pergi
78 Dipaksa
79 Terlalu Polos
80 Luka Itu
81 Sama Saja
82 Jaga Dengan Baik
83 Membantah
84 Kebodohan Keano
85 Semua Palsu
86 Doakan Saja
87 Rayuan Manis
88 Alur Permainan
89 Pergi Dengan rasa sakit
90 Pilihan Meninggalkan
91 Kesepakatan
92 Apalagi?
93 Terserah
94 Jangan Diungkit!
95 Melamar
96 Janji Suci
97 Tidak Peduli
98 Menuntaskan
99 Tanggung Jawab
100 Kebohongan Tak Berujung
101 Mendatangi
102 Beri Waktu
103 Menegaskan
104 Kesibukan
105 Pertanggung Jawaban
106 Mengecewakan semua orang
107 Yakin Diterima?
108 Tidak Ada Hubungan Lagi
109 Takut Karma
110 Kehidupan Masa Depan Seperti Apa?
111 Kebutuhan
112 Keberadaannya
113 Pria waktu itu
114 Sekalipun Terpaksa
115 Kutunggu
116 Mencari Jalan Keluar
117 Sehat Selalu
118 Bukan Pemuas Kebahagiaan
119 Memohon
120 Merestui
121 Pengantin Pengganti
122 Tertegun
123 Bukan Manusia
124 Pindah
125 Kunjungan Keano
126 Keakraban
127 Tidur Di Luar
128 Penolakan
129 Pergi Dari Rumah
130 Ingin Hilang Ingatan
131 Sabina Yang Polos
132 Rindu Seorang Perempuan
133 Harapan Satu-satunya
134 Status Yang Sebenarnya
135 Menjijikkan
136 Tak Ada Apa-apa
137 Jangan Katakan Apapun
138 Menyelesaikan masalah
139 Tersipu
140 Takut Menolak
141 Hasrat
142 Bercinta
143 Setidaknya Sudah Berani Jujur
144 Demi Buah Hati
145 Cemburunya suami
146 Merajuk
147 Berjanji
148 Rindu Itu pasti
149 Suami Penyayang
150 Permintaan Mama
151 Tidak Dekat
152 Diterima
153 Dia Bertanggujawab
154 Jaga Dia
155 Dia Terbaik
156 Menjaga Perasaan anak
157 Tentang Jatuh Cinta
158 Kejadian Dulu
159 Sempat Ragu
160 Sebatas Teman
161 Yang Terjadi di Masa lalu
162 Kenapa Cumn aku?
163 Menantang
164 Orang tua dan anak
165 Mencurigai
166 Ikuti semuanya!
167 Janggal
168 Meninggalkan semuanya
169 Jika jujur?
170 Jangan Melampaui Batas!
171 Sang Penggoda Juga
172 Mata-mata
173 Tidak ada Pilihan
174 Anak mantan istri
175 Meninggalkan Kota
176 Kerjasama Yang Baik
177 Pasti Ada Sebab
178 Buka Mata!
179 Mengalah Lebih Baik
180 Mengabaikan
181 Alasan Yang Kuat
182 Sempat Ragu
183 Bukan Pengecut
184 Musuh yang datang
185 Jangan pisahkan Mereka!
186 Di sisinya
187 Tentang Kematian
188 Semua Itu Ada Masanya
189 Kenangan Yang Dulu
190 Demi Cinta
191 Tak Ingin Menyesal
192 Pengecut Yang Sebenarnya
193 Kepergiannya
194 Keegoisan Masa Lalu
195 Menjadi Lebih Baik
196 Jangan Menyia-nyiakan
197 Benar-Benar Pergi
198 Menemani
199 Ada Dendam
200 Direncanakan
201 Dosa Orang Tua
202 Menjemput Kembali
203 Tak Bisa Dipercaya
204 Kebahagiaan Mereka
205 Memohon Kembali
206 Tidak Semua Hal
207 Bahu Terbaik
208 Membutuhkan Cinta
209 Penyelesaian
210 Harus Tetap di Sisinya
211 Berdamai
212 Hadiah
213 Anugerah Tuhan
214 Andai seperti kamu
215 Anak Sendiri
216 Tempat Pulang Terbaik
217 Teman Lama
218 Salah Paham
219 Berpisah Yang sebenarnya
220 Kepercayaan yang mahal
221 Dia Pembunuh
222 JALan Yang Terbaik
223 Ancaman
224 Pernah Menyakitkan
225 Dosa Yang Sama
226 Menghindari
227 Bukan Berarti
228 Sudah Cukup
229 Takut Menyesal
230 Mereka Lebih Tahu
231 Mengapa Harus Dia?
232 Bahagia Sederhana
Episodes

Updated 232 Episodes

1
Persahabatan
2
Kebiasaan
3
Problem
4
Mabuk
5
BERDEBAR
6
KEJADIAN
7
Takut
8
DUKA
9
Calon Istri
10
Maaf
11
Belum ada cinta
12
PELUK
13
Penggoda
14
Harapan
15
Mencintaimu
16
PILIHAN
17
Berakhir
18
KEINGINAN UNTUK HADIR
19
MELINDUNGI
20
KEHILANGAN
21
KESEDIHAN
22
BENCI
23
MENEBUS RINDU
24
BAHAGIAMU BERARTI
25
MENJAGAMU
26
HARUS BAHAGIA
27
HARGA DARI SEBUAH SETIA
28
MASA LALU MENYAKITKAN
29
TIDAK ADA SALAHNYA
30
MENGALAH
31
KELUARGA BAHAGIA
32
MENURUTI
33
JANGAN DIULANGI
34
PERMINTAAN
35
YANG TERBAIK
36
BERTEMU LAGI
37
RINDU UNTUKMU
38
JANGAN EGOIS
39
SELISIH PAHAM
40
Masa lalu yang datang
41
ketidaksengajaan
42
jadilah yang terbaik
43
Kalahkan Ego
44
Gagal
45
Berita Buruk
46
Apa pun Risikonya
47
Kesalahan Masa Lalu yang Menyedihkan
48
Mengakhiri
49
Alasan Lain
50
Memperbaiki
51
Tidak Ada yang Dibandingkan
52
Usaha Sendiri
53
Tidak Ada Salahnya
54
Sifat Yang Berbeda
55
Keterlaluan
56
Kejadian Semalam
57
Tak Terduga
58
Semua Menjauh
59
Benci Itu Tidak Pernah Ada
60
Kasih Sayang Orang Tua
61
Memberi Efek Jera
62
Permintaan Maaf
63
Keinginan
64
Terpana
65
Perdebatan
66
Tak Disengaja
67
Rahasia
68
Cinta Abadi
69
Ketakutan
70
Tumben
71
Berbeda
72
Mabuk
73
Menang Sendiri
74
Perintah Orang Tua
75
Belum Waktunya
76
Lihat Saja
77
Tolong Pergi
78
Dipaksa
79
Terlalu Polos
80
Luka Itu
81
Sama Saja
82
Jaga Dengan Baik
83
Membantah
84
Kebodohan Keano
85
Semua Palsu
86
Doakan Saja
87
Rayuan Manis
88
Alur Permainan
89
Pergi Dengan rasa sakit
90
Pilihan Meninggalkan
91
Kesepakatan
92
Apalagi?
93
Terserah
94
Jangan Diungkit!
95
Melamar
96
Janji Suci
97
Tidak Peduli
98
Menuntaskan
99
Tanggung Jawab
100
Kebohongan Tak Berujung
101
Mendatangi
102
Beri Waktu
103
Menegaskan
104
Kesibukan
105
Pertanggung Jawaban
106
Mengecewakan semua orang
107
Yakin Diterima?
108
Tidak Ada Hubungan Lagi
109
Takut Karma
110
Kehidupan Masa Depan Seperti Apa?
111
Kebutuhan
112
Keberadaannya
113
Pria waktu itu
114
Sekalipun Terpaksa
115
Kutunggu
116
Mencari Jalan Keluar
117
Sehat Selalu
118
Bukan Pemuas Kebahagiaan
119
Memohon
120
Merestui
121
Pengantin Pengganti
122
Tertegun
123
Bukan Manusia
124
Pindah
125
Kunjungan Keano
126
Keakraban
127
Tidur Di Luar
128
Penolakan
129
Pergi Dari Rumah
130
Ingin Hilang Ingatan
131
Sabina Yang Polos
132
Rindu Seorang Perempuan
133
Harapan Satu-satunya
134
Status Yang Sebenarnya
135
Menjijikkan
136
Tak Ada Apa-apa
137
Jangan Katakan Apapun
138
Menyelesaikan masalah
139
Tersipu
140
Takut Menolak
141
Hasrat
142
Bercinta
143
Setidaknya Sudah Berani Jujur
144
Demi Buah Hati
145
Cemburunya suami
146
Merajuk
147
Berjanji
148
Rindu Itu pasti
149
Suami Penyayang
150
Permintaan Mama
151
Tidak Dekat
152
Diterima
153
Dia Bertanggujawab
154
Jaga Dia
155
Dia Terbaik
156
Menjaga Perasaan anak
157
Tentang Jatuh Cinta
158
Kejadian Dulu
159
Sempat Ragu
160
Sebatas Teman
161
Yang Terjadi di Masa lalu
162
Kenapa Cumn aku?
163
Menantang
164
Orang tua dan anak
165
Mencurigai
166
Ikuti semuanya!
167
Janggal
168
Meninggalkan semuanya
169
Jika jujur?
170
Jangan Melampaui Batas!
171
Sang Penggoda Juga
172
Mata-mata
173
Tidak ada Pilihan
174
Anak mantan istri
175
Meninggalkan Kota
176
Kerjasama Yang Baik
177
Pasti Ada Sebab
178
Buka Mata!
179
Mengalah Lebih Baik
180
Mengabaikan
181
Alasan Yang Kuat
182
Sempat Ragu
183
Bukan Pengecut
184
Musuh yang datang
185
Jangan pisahkan Mereka!
186
Di sisinya
187
Tentang Kematian
188
Semua Itu Ada Masanya
189
Kenangan Yang Dulu
190
Demi Cinta
191
Tak Ingin Menyesal
192
Pengecut Yang Sebenarnya
193
Kepergiannya
194
Keegoisan Masa Lalu
195
Menjadi Lebih Baik
196
Jangan Menyia-nyiakan
197
Benar-Benar Pergi
198
Menemani
199
Ada Dendam
200
Direncanakan
201
Dosa Orang Tua
202
Menjemput Kembali
203
Tak Bisa Dipercaya
204
Kebahagiaan Mereka
205
Memohon Kembali
206
Tidak Semua Hal
207
Bahu Terbaik
208
Membutuhkan Cinta
209
Penyelesaian
210
Harus Tetap di Sisinya
211
Berdamai
212
Hadiah
213
Anugerah Tuhan
214
Andai seperti kamu
215
Anak Sendiri
216
Tempat Pulang Terbaik
217
Teman Lama
218
Salah Paham
219
Berpisah Yang sebenarnya
220
Kepercayaan yang mahal
221
Dia Pembunuh
222
JALan Yang Terbaik
223
Ancaman
224
Pernah Menyakitkan
225
Dosa Yang Sama
226
Menghindari
227
Bukan Berarti
228
Sudah Cukup
229
Takut Menyesal
230
Mereka Lebih Tahu
231
Mengapa Harus Dia?
232
Bahagia Sederhana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!