Takut

Dengan raut wajah yang begitu ceria, Reza memasuki lorong kantor. Siapa pun yang menemuinya menyapa laki-laki yang baru saja menggantikan ayahnya untuk menjabat sebagai pemimpin di perusahaan.

Fania yang sudah tiba lebih dulu hanya dipenuhi rasa penuh tanya di kepalanya. Namun, ia mengurungkan niatnya untuk bertanya. Ia lebih memilih untuk diam, toh nanti jika memang perlu bercerita. Reza pasti akan menceritakannya dengan sendirinya.

Fania sudah menjadi sekretaris Reza sejak ia menggantikan ayahnya memegang penuh kendali perusahaan itu. Awalnya mereka hanyalah karyawan biasa yang bahkan Reza sendiri tidak pernah bertingkah layaknya orang biasa tanpa menggunakan jabatan ayahnya sebagai tameng untuk berkuasa.

“Fan, tadi Shita jadi enggak ke tempat kamu?”

Fania menoleh.

“Ah iya apa? Lo manggil gue?” tanyanya karena sibuk dengan pekerjaannya.

“Enggak. Ngomong sama tembok gue, iyalah sama lo, Shita tadi pagi ke tempat gue, nanyain elo. Ya gue suruh ke tempat lo,”

“Hehehe, maaf. Lagi sibuk sama kerjaan. Eh bentar, Shita enggak ke tempat gue. Biasanya kalau dia ke tempat gue juga tuh anak izin kok sama gue.”

Reza hanya ber-oh-ria dan melanjutkan pekerjaannya.

“Mampus, kalau sampai tuh anak ngadu, bisa-bisa Mama ngamuk.” Pikirnya.

Di mana-mana biasanya seorang adik itu mendukung hubungan kakak satu-satunya. Tapi berbeda dengan Shita yang justru menolak kakaknya untuk berhubungan dengan Nesya. Reza sendiri tahu bahwa yang disukai Shita adalah Fania. Namun, tidak berhak untuk mengatur kisah cintanya karena Reza sendiri telah mencintai perempuan lain.

“Za, woy lo tuh dipanggil nyahut dikit kek.”

Reza terkejut karena Fania telah berdiri di depannya membawa beberapa berkas untuk diperiksa dan ditanda tangani.

“Fania, bisa kan enggak usah ngagetin kalau manggilnya!” protesnya dengan nada suara yang begitu lembut.

“Gue manggil lo pelan, eh bentar, satu, dua, tiga...” Fania terdiam dan memainkan jarinya berhitung. “Delapan kali gue manggil lo tapi malah ngelamun.”

Fania yang melihat ekspresi itu langsung kembali lagi ke meja kerjanya.

“Pagi?” Kevin masuk ke dalam ruangan Reza.

“Pagi juga Vin.” balas Fania.

Reza langsung menoleh.

“Eh kebetulan, ada yang mau gue omongin sama lo.”

Fania hanya menoleh Reza yang bangun dari tempat duduknya untuk menghampiri Kevin yang tengah berdiri di depannya.

“Ganggu aja lo, gue lagi mau ketemu kesayangan gue. Bukan ketemu sama lo,” ucap Kevin yang mengedipkan sebelah matanya ke Fania.

Reza yang menyaksikan itu hanya mengernyitkan dahinya dan menyeret Kevin ke sofa.

“Ekspresi lo kenapa? Panik iya, bahagia juga iya. Aneh lo,”

“Justru itu yang mau gue omongin kampret, gue mau nanya sesuatu sama lo, kasih gue solusi ya.” Pinta Reza.

Fania yang tak terpengaruh dengan pembicaraan mereka berdua meneruskan pekerjaannya. Masalah Raka, ia sudah selesai dan benar-benar tidak dihubungi lagi oleh laki-laki itu. Ia menarik napas dan mengembuskannya dengan kasar ketika melihat pekerjaannya yang begitu banyak bahkan tidak bisa selesai hari ini, belum lagi tugas-tugas yang diberikan oleh Reza.

Fania mengerucutkan bibirnya mendengar beberapa kali suara tawa Kevin yang entah ia sendiri tidak tahu sumber hal yang ditertawakan Kevin.

“Serius lo, bangke. Gila banget lo,”

“Sssst, enggak usah berisik, gue enggak tahu mau dipasang di mana muka gue ketika ketemu sama Mama nantinya. Gue enggak yakin kalau Shita enggak cerita,”

“Lo tinggal nikah. Lo juga yang brengsek, kunci pintu kek malah dibiarin kebuka gitu,”

“Nesya mau balik ke Jerman bentar lagi. Dia juga enggak mau nikah untuk waktu dekat-dekat ini.” Reza terus mengacak-acak rambutnya yang bahkan sudah tidak rapi lagi. Dasinya berantakan dan terus seperti orang yang kehabisan akal untuk berpikir.

Mereka berdua terus saja mengobrol, tempat curhat Reza adalah Kevin, meski waktunya lebih banyak bersama dengan Fania. Akan tetapi, untuk perihal ini tidak mungkin Fania mau mendengarkan ceritanya. Sebab Fania juga seorang perempuan. Itu adalah hal yang gila jika ia menceritakannya kepada Fania.

Reza terus saja berusaha mengembalikan pikirannya untuk segera pulih. Seberapa sering ia berusaha, rasa takutnya itu terus saja mengikuti.

“Gue balik ke ruangan gue ya.” Kevin beranjak dari tempat duduknya. Reza hanya mengangguk. Ia melewati Fania yang sedang fokus pada pekerjaannya.

“Sayangku, cintaku, kekasih hatiku dan calon istriku yang paling cantik, calon suamimu kerja dulu ya biar bisa ajak kamu jalan-jalan nanti ketika bulan madu.”

Reza yang mendengar hal itu menyahut dari belakang. “Eh brengsek, lo pergi aja enggak usah gangguin dia,”

“Fania aja enggak marah, ya enggak sayang?” goda Kevin.

“Siapa bilang? Lo aja yang belum ngerasain sepatu melayang, Vin.” Fania mengangkat sepatunya yang siap dilemparkan kapan saja ke arah Kevin. Laki-laki itu segera berlari menjauhi Fania yang benar-benar membuatnya ketakutan. Ketika hendak membuka pintu.

Bruugh

“Hahaha.” Suara tawa Fania dan Reza terdengar nyaring ketika Kevin hendak membuka pintu, justru pintu terbuka oleh seseorang hingga mengenai jidat Kevin.

Kevin terus menggosok jidatnya. “Sumpah gue enggak lupa ingatan kan?” tanyanya.

Ketika seseroang itu masuk.

“Ngapain lo dibelakang pintu, Vin?”

“Sialan lo, Ril. Gue hampir kehilangan kegantengan gue gara-gara elo,”

“Lo sih, ngapain dibelakang pintu? Gue mana tahu lo di dalam,” Aril, yang juga sempat tertawa melihat Kevin mundur beberapa langkah karena terkena pintu.

“Dia kualat Ril, kualat karena kegenitan sama Fania.” Tukas Reza.

Mereka bertiga tertawa, kecuali Kevin yang mengerucutkan bibirnya dan langsung keluar dari ruangan tersebut.

*

Jam makan siang telah berakhir. Fania telah kembali lagi menuju meja kerjanya. Sementara, Reza sibuk dengan pekerjannya hingga tidak keluar untuk makan siang.

Fania memutar kursi kerjanya hingga kursi itu mengarah ke arah kanan, tepat mengarah ke Reza. Beberapa kali ia ingin menawarkan Reza makan siang, akan tetapi ia mengurungkan niatnya lagi, karena melihat Reza yang fokus membaca dokumen yang ia berikan. Sudah biasa jika seperti ini Fania lebih baik diam dibandingkan menganggu Reza yang tengah sibuk dengan pekerjaannya.

"Permisi pak, ada yang sedang mencari bapak." Ucap respsionis dan membuat Fania memutar kursinya kembali ke tempat semula.

Perempuan itu langsung masuk dan berjalan menuju ke arah Reza.

Cup

Perempuan itu langsung mengecup bibir Reza. Fania yang melihat itu tersentak dan langsung membuat muka. Pura-pura tidak melihat kejadian itu.

"Sayang ada orang," ucap Reza pelan.

"Aku kangen kamu tahu,"

Reza mengernyitkan dahinya.

"Saya permisi dulu, pak."

Fania keluar dari ruangan Reza dan mengelus dadanya. Ia benar-benar terkejut melihat perempuan itu yang masuk dengan tiba-tiba lalu mencium bibir Reza.

Ia masuk ke ruangan Kevin tanpa permisi dan berdiri dibalik pintu. Napasnya tersenggal-senggal.

"Fan, lo kenapa? Kalau lo mau protes karena gue bercanda tadi, maaf deh. Serius gue bercanda doang." Mohon Kevin yang sedikit menjauh dari tempat duduknya dan bersiap untuk kabur. Namun, Fania masih berdiri dibalik pintu.

"Enggak Vin, serius ini bukan soal lo yang bercanda gila banget. Ini soal Reza yg dicium sama perempuan aneh," Kevin yang mendengar itu langsung tersenyum. Ia tahu maksud Fania meski perempuan itu tak memberitahunya.

"Fan, lo **** apa polos sih? Itu kan Nesya pacarnya Reza, mereka udah lama pacaran tapi hilang kontak. Yang jambak rambut lo kemarin di apartemen Reza itu hanya pelarian dia karena enggak bisa nemuin perempuan yang sama kayak Nesya,"

"Kok gue enggak tahu?"

"Karena lo enggak pernah mau tahu,"

"Tapi sekarang gue kok penasaran?"

"Lo cemburu?" Tanya Kevin dengan sedikit menggoda Fania.

"Gue penasaran doang. Lo mah gitu aja dibilang cemburu, lo kali yang cemburu gue deket mulu sama Reza?" Fania cengengesan.

"Lo sama Fandi enggak ada bedanya ya. Sama-sama suka banget bikin gue kesel. Eh, tapi kalau lo sih masih mending, lo perempuan. Nah kakak lo, dia selalu paham dan bisa baca kalau gue cemburu apa enggak."

Fania terdiam dan mengangkat bahunya.

"Gue balik enggak ya?"

"Enggak usah, nant kalau mereka ekhem-ekhem gimana? Lo terlalu polos untuk nyaksiin yang itu Fan,"

"Emang si Reza sering?"

 

 

"Menurut lo?"

 

 

Episodes
1 Persahabatan
2 Kebiasaan
3 Problem
4 Mabuk
5 BERDEBAR
6 KEJADIAN
7 Takut
8 DUKA
9 Calon Istri
10 Maaf
11 Belum ada cinta
12 PELUK
13 Penggoda
14 Harapan
15 Mencintaimu
16 PILIHAN
17 Berakhir
18 KEINGINAN UNTUK HADIR
19 MELINDUNGI
20 KEHILANGAN
21 KESEDIHAN
22 BENCI
23 MENEBUS RINDU
24 BAHAGIAMU BERARTI
25 MENJAGAMU
26 HARUS BAHAGIA
27 HARGA DARI SEBUAH SETIA
28 MASA LALU MENYAKITKAN
29 TIDAK ADA SALAHNYA
30 MENGALAH
31 KELUARGA BAHAGIA
32 MENURUTI
33 JANGAN DIULANGI
34 PERMINTAAN
35 YANG TERBAIK
36 BERTEMU LAGI
37 RINDU UNTUKMU
38 JANGAN EGOIS
39 SELISIH PAHAM
40 Masa lalu yang datang
41 ketidaksengajaan
42 jadilah yang terbaik
43 Kalahkan Ego
44 Gagal
45 Berita Buruk
46 Apa pun Risikonya
47 Kesalahan Masa Lalu yang Menyedihkan
48 Mengakhiri
49 Alasan Lain
50 Memperbaiki
51 Tidak Ada yang Dibandingkan
52 Usaha Sendiri
53 Tidak Ada Salahnya
54 Sifat Yang Berbeda
55 Keterlaluan
56 Kejadian Semalam
57 Tak Terduga
58 Semua Menjauh
59 Benci Itu Tidak Pernah Ada
60 Kasih Sayang Orang Tua
61 Memberi Efek Jera
62 Permintaan Maaf
63 Keinginan
64 Terpana
65 Perdebatan
66 Tak Disengaja
67 Rahasia
68 Cinta Abadi
69 Ketakutan
70 Tumben
71 Berbeda
72 Mabuk
73 Menang Sendiri
74 Perintah Orang Tua
75 Belum Waktunya
76 Lihat Saja
77 Tolong Pergi
78 Dipaksa
79 Terlalu Polos
80 Luka Itu
81 Sama Saja
82 Jaga Dengan Baik
83 Membantah
84 Kebodohan Keano
85 Semua Palsu
86 Doakan Saja
87 Rayuan Manis
88 Alur Permainan
89 Pergi Dengan rasa sakit
90 Pilihan Meninggalkan
91 Kesepakatan
92 Apalagi?
93 Terserah
94 Jangan Diungkit!
95 Melamar
96 Janji Suci
97 Tidak Peduli
98 Menuntaskan
99 Tanggung Jawab
100 Kebohongan Tak Berujung
101 Mendatangi
102 Beri Waktu
103 Menegaskan
104 Kesibukan
105 Pertanggung Jawaban
106 Mengecewakan semua orang
107 Yakin Diterima?
108 Tidak Ada Hubungan Lagi
109 Takut Karma
110 Kehidupan Masa Depan Seperti Apa?
111 Kebutuhan
112 Keberadaannya
113 Pria waktu itu
114 Sekalipun Terpaksa
115 Kutunggu
116 Mencari Jalan Keluar
117 Sehat Selalu
118 Bukan Pemuas Kebahagiaan
119 Memohon
120 Merestui
121 Pengantin Pengganti
122 Tertegun
123 Bukan Manusia
124 Pindah
125 Kunjungan Keano
126 Keakraban
127 Tidur Di Luar
128 Penolakan
129 Pergi Dari Rumah
130 Ingin Hilang Ingatan
131 Sabina Yang Polos
132 Rindu Seorang Perempuan
133 Harapan Satu-satunya
134 Status Yang Sebenarnya
135 Menjijikkan
136 Tak Ada Apa-apa
137 Jangan Katakan Apapun
138 Menyelesaikan masalah
139 Tersipu
140 Takut Menolak
141 Hasrat
142 Bercinta
143 Setidaknya Sudah Berani Jujur
144 Demi Buah Hati
145 Cemburunya suami
146 Merajuk
147 Berjanji
148 Rindu Itu pasti
149 Suami Penyayang
150 Permintaan Mama
151 Tidak Dekat
152 Diterima
153 Dia Bertanggujawab
154 Jaga Dia
155 Dia Terbaik
156 Menjaga Perasaan anak
157 Tentang Jatuh Cinta
158 Kejadian Dulu
159 Sempat Ragu
160 Sebatas Teman
161 Yang Terjadi di Masa lalu
162 Kenapa Cumn aku?
163 Menantang
164 Orang tua dan anak
165 Mencurigai
166 Ikuti semuanya!
167 Janggal
168 Meninggalkan semuanya
169 Jika jujur?
170 Jangan Melampaui Batas!
171 Sang Penggoda Juga
172 Mata-mata
173 Tidak ada Pilihan
174 Anak mantan istri
175 Meninggalkan Kota
176 Kerjasama Yang Baik
177 Pasti Ada Sebab
178 Buka Mata!
179 Mengalah Lebih Baik
180 Mengabaikan
181 Alasan Yang Kuat
182 Sempat Ragu
183 Bukan Pengecut
184 Musuh yang datang
185 Jangan pisahkan Mereka!
186 Di sisinya
187 Tentang Kematian
188 Semua Itu Ada Masanya
189 Kenangan Yang Dulu
190 Demi Cinta
191 Tak Ingin Menyesal
192 Pengecut Yang Sebenarnya
193 Kepergiannya
194 Keegoisan Masa Lalu
195 Menjadi Lebih Baik
196 Jangan Menyia-nyiakan
197 Benar-Benar Pergi
198 Menemani
199 Ada Dendam
200 Direncanakan
201 Dosa Orang Tua
202 Menjemput Kembali
203 Tak Bisa Dipercaya
204 Kebahagiaan Mereka
205 Memohon Kembali
206 Tidak Semua Hal
207 Bahu Terbaik
208 Membutuhkan Cinta
209 Penyelesaian
210 Harus Tetap di Sisinya
211 Berdamai
212 Hadiah
213 Anugerah Tuhan
214 Andai seperti kamu
215 Anak Sendiri
216 Tempat Pulang Terbaik
217 Teman Lama
218 Salah Paham
219 Berpisah Yang sebenarnya
220 Kepercayaan yang mahal
221 Dia Pembunuh
222 JALan Yang Terbaik
223 Ancaman
224 Pernah Menyakitkan
225 Dosa Yang Sama
226 Menghindari
227 Bukan Berarti
228 Sudah Cukup
229 Takut Menyesal
230 Mereka Lebih Tahu
231 Mengapa Harus Dia?
232 Bahagia Sederhana
Episodes

Updated 232 Episodes

1
Persahabatan
2
Kebiasaan
3
Problem
4
Mabuk
5
BERDEBAR
6
KEJADIAN
7
Takut
8
DUKA
9
Calon Istri
10
Maaf
11
Belum ada cinta
12
PELUK
13
Penggoda
14
Harapan
15
Mencintaimu
16
PILIHAN
17
Berakhir
18
KEINGINAN UNTUK HADIR
19
MELINDUNGI
20
KEHILANGAN
21
KESEDIHAN
22
BENCI
23
MENEBUS RINDU
24
BAHAGIAMU BERARTI
25
MENJAGAMU
26
HARUS BAHAGIA
27
HARGA DARI SEBUAH SETIA
28
MASA LALU MENYAKITKAN
29
TIDAK ADA SALAHNYA
30
MENGALAH
31
KELUARGA BAHAGIA
32
MENURUTI
33
JANGAN DIULANGI
34
PERMINTAAN
35
YANG TERBAIK
36
BERTEMU LAGI
37
RINDU UNTUKMU
38
JANGAN EGOIS
39
SELISIH PAHAM
40
Masa lalu yang datang
41
ketidaksengajaan
42
jadilah yang terbaik
43
Kalahkan Ego
44
Gagal
45
Berita Buruk
46
Apa pun Risikonya
47
Kesalahan Masa Lalu yang Menyedihkan
48
Mengakhiri
49
Alasan Lain
50
Memperbaiki
51
Tidak Ada yang Dibandingkan
52
Usaha Sendiri
53
Tidak Ada Salahnya
54
Sifat Yang Berbeda
55
Keterlaluan
56
Kejadian Semalam
57
Tak Terduga
58
Semua Menjauh
59
Benci Itu Tidak Pernah Ada
60
Kasih Sayang Orang Tua
61
Memberi Efek Jera
62
Permintaan Maaf
63
Keinginan
64
Terpana
65
Perdebatan
66
Tak Disengaja
67
Rahasia
68
Cinta Abadi
69
Ketakutan
70
Tumben
71
Berbeda
72
Mabuk
73
Menang Sendiri
74
Perintah Orang Tua
75
Belum Waktunya
76
Lihat Saja
77
Tolong Pergi
78
Dipaksa
79
Terlalu Polos
80
Luka Itu
81
Sama Saja
82
Jaga Dengan Baik
83
Membantah
84
Kebodohan Keano
85
Semua Palsu
86
Doakan Saja
87
Rayuan Manis
88
Alur Permainan
89
Pergi Dengan rasa sakit
90
Pilihan Meninggalkan
91
Kesepakatan
92
Apalagi?
93
Terserah
94
Jangan Diungkit!
95
Melamar
96
Janji Suci
97
Tidak Peduli
98
Menuntaskan
99
Tanggung Jawab
100
Kebohongan Tak Berujung
101
Mendatangi
102
Beri Waktu
103
Menegaskan
104
Kesibukan
105
Pertanggung Jawaban
106
Mengecewakan semua orang
107
Yakin Diterima?
108
Tidak Ada Hubungan Lagi
109
Takut Karma
110
Kehidupan Masa Depan Seperti Apa?
111
Kebutuhan
112
Keberadaannya
113
Pria waktu itu
114
Sekalipun Terpaksa
115
Kutunggu
116
Mencari Jalan Keluar
117
Sehat Selalu
118
Bukan Pemuas Kebahagiaan
119
Memohon
120
Merestui
121
Pengantin Pengganti
122
Tertegun
123
Bukan Manusia
124
Pindah
125
Kunjungan Keano
126
Keakraban
127
Tidur Di Luar
128
Penolakan
129
Pergi Dari Rumah
130
Ingin Hilang Ingatan
131
Sabina Yang Polos
132
Rindu Seorang Perempuan
133
Harapan Satu-satunya
134
Status Yang Sebenarnya
135
Menjijikkan
136
Tak Ada Apa-apa
137
Jangan Katakan Apapun
138
Menyelesaikan masalah
139
Tersipu
140
Takut Menolak
141
Hasrat
142
Bercinta
143
Setidaknya Sudah Berani Jujur
144
Demi Buah Hati
145
Cemburunya suami
146
Merajuk
147
Berjanji
148
Rindu Itu pasti
149
Suami Penyayang
150
Permintaan Mama
151
Tidak Dekat
152
Diterima
153
Dia Bertanggujawab
154
Jaga Dia
155
Dia Terbaik
156
Menjaga Perasaan anak
157
Tentang Jatuh Cinta
158
Kejadian Dulu
159
Sempat Ragu
160
Sebatas Teman
161
Yang Terjadi di Masa lalu
162
Kenapa Cumn aku?
163
Menantang
164
Orang tua dan anak
165
Mencurigai
166
Ikuti semuanya!
167
Janggal
168
Meninggalkan semuanya
169
Jika jujur?
170
Jangan Melampaui Batas!
171
Sang Penggoda Juga
172
Mata-mata
173
Tidak ada Pilihan
174
Anak mantan istri
175
Meninggalkan Kota
176
Kerjasama Yang Baik
177
Pasti Ada Sebab
178
Buka Mata!
179
Mengalah Lebih Baik
180
Mengabaikan
181
Alasan Yang Kuat
182
Sempat Ragu
183
Bukan Pengecut
184
Musuh yang datang
185
Jangan pisahkan Mereka!
186
Di sisinya
187
Tentang Kematian
188
Semua Itu Ada Masanya
189
Kenangan Yang Dulu
190
Demi Cinta
191
Tak Ingin Menyesal
192
Pengecut Yang Sebenarnya
193
Kepergiannya
194
Keegoisan Masa Lalu
195
Menjadi Lebih Baik
196
Jangan Menyia-nyiakan
197
Benar-Benar Pergi
198
Menemani
199
Ada Dendam
200
Direncanakan
201
Dosa Orang Tua
202
Menjemput Kembali
203
Tak Bisa Dipercaya
204
Kebahagiaan Mereka
205
Memohon Kembali
206
Tidak Semua Hal
207
Bahu Terbaik
208
Membutuhkan Cinta
209
Penyelesaian
210
Harus Tetap di Sisinya
211
Berdamai
212
Hadiah
213
Anugerah Tuhan
214
Andai seperti kamu
215
Anak Sendiri
216
Tempat Pulang Terbaik
217
Teman Lama
218
Salah Paham
219
Berpisah Yang sebenarnya
220
Kepercayaan yang mahal
221
Dia Pembunuh
222
JALan Yang Terbaik
223
Ancaman
224
Pernah Menyakitkan
225
Dosa Yang Sama
226
Menghindari
227
Bukan Berarti
228
Sudah Cukup
229
Takut Menyesal
230
Mereka Lebih Tahu
231
Mengapa Harus Dia?
232
Bahagia Sederhana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!