"Guru, bukankah hari ini aku sudah bisa kembali ke alam nyata?" Chi Wei bertanya dengan napas yang memburu.
"benar, hari ini kau sudah bisa kembali ke alam nyata." Jawab Lung Huo menatap muridnya itu dengan tajam.
"beri tahu bagaimana caranya Guru, aku ingin secepatnya kembali ke sana!"
"hmmm....apa yang membuatmu ingin segera kembali ke sana, Wei'er?"
"aku ingin menuntut balas atas kematian ayahku, dan menghabisi mereka semua yang telah mengusik ketenangan desa Teratai Putih." Seru Chi Wei dengan napas yang tersengal.
"Wei'er, aku sangat setuju kalau kau ingin memerangi kejahatan yang terjadi di kehidupanmu. Tapi, aku tidak bisa membiarkanmu kembali dengan keadaan seperti ini."
"maksud Guru?..."
"apa kau lupa dengan apa yang telah aku ajarkan sebelumnya? apa kau juga lupa siapa musuh terbesarmu yang sebenarnya?."
"Tapi Guru..." balas Chi Wei sambil menundukkan kepala. Dia merasa ada rasa kecewa di hatinya, tapi dia juga tidak bisa membantah Lung Huo.
"Wei'er, tak perlu kau jelaskan. Aku mengerti atas apa yang kau rasakan. Tapi aku tidak bisa membiarkanmu kembali dengan keadaan yang seperti ini. Ayahmu, dan semua penduduk desa Teratai Putih, mereka semua juga keluargaku."
"kau dan semua orang-orang di sana, telah membantuku menjaga bunga Teratai Putih yang ada di desamu. Apa pun yang kau rasakan saat ini, aku pun merasakannya. Aku juga ingin melakukan apa yang hendak kau lakukan kepada mereka yang telah merenggut kedamaian desa Teratai Putih. Tapi kita tidak bisa gegabah Wei'er, Terutama dirimu, kau tidak bisa melakukannya dalam keadaan seperti ini."
"bersabarlah dulu, jika waktunya telah tiba, kita habisi mereka bersama-sama. anggap saja aku melakukannya untuk menebus kesalahan-kesalahan yang telah aku lakukan di masa lalu."
"maksud Guru?" Chi Wei mengerutkan keningnya.
"hhhhh...tenangkan dulu dirimu. nanti kalau kau sudah merasa tenang, aku akan menjelaskan semuanya."
Cling......
Lung Huo menghilang dari hadapan Chi Wei.
Dengan napas yang masih memburu Chi Wei berusaha untuk bisa membuat dirinya lebih tenang. Namun, tidak seperti sebelumnya yang dengan mudah dia bisa bermeditasi. Kali ini pendekar muda itu merasa sangat sulit untuk melakukannya. Setelah menyaksikan bagaimana orang-orang yang disayanginya hidup dalam ketakutan.
Rasanya, tidak mudah baginya untuk membuang amarah yang kini merasuki hati dan jiwanya. Ingin rasanya dia secepatnya kembali ke alam nyata dan menghabisi semua yang telah merenggut kedamaian desa tempat kelahirannya.
Dengan susah payah dia pun mulai mampu mengendalikan dirinya. Perlahan-lahan hatinya kembali tenang. Terngiang di telinganya semua yang telah diajarkan oleh Lung Huo. Bagaimana mungkin dia bisa mengalahkan musuh-musuhnya sementara untuk mengendalikan dirinya saja Chi Wei tidak mampu.
Sedikit demi sedikit dia mulai mengerti dengan kekuatan besar yang dia dapatkan, tentu ada sebuah tanggung jawab besar yang akan dia pikul. Rasanya, Chi Wei tidak mungkin mampu menanggung semuanya jika dia belum mampu mengendalikan dirinya sendiri.
Aura membunuh yang sebelumnya begitu pekat, perlahan memudar dan menghilang seluruhnya. Sebagai pertanda bahwa ketenangan kini telah kembali dia rasakan.
Raut muka Chi Wei telah kembali seperti sebelumnya seiring menghilangnya aura membunuh yang tadi menyelimuti tubunhya. Napasnya pun berangsur kembali normal.
Perlahan dia membuka kedua matanya dan mendapati Lung Huo telah berada tepat di hadapannya.
"aku merasakan kau telah kembali Wei'er." ujar Lung Huo sambil tersenyum menyambut Chi Wei yang telah kembali mendapatkan ketenangannya.
"Guru, apa Guru bisa menjelaskan kepadaku tentang kehadiran para siluman di desa Teratai Putih?"
Chi Wei menanyakan tentang kehadiran siluman yang menyerang seorang pendekar aliran hitam yang hendak mencuri bunga teratai putih.
Dia pun menanyakan kenapa para siluman itu tidak menolong para penduduk desa Teratai Putih saat mereka di rampok. Kenapa para siluman itu hanya muncul saat ada yang mau mencuri bunga teratai putih saja.
"hhhhhhh....Wei'er, seperti yang kau ketahui, desa Teratai Putih di kelilingi gunung dan hutan belantara. Di mana di sana terdapat banyak binatang buas dan juga siluman yang tak terhitung jumlahnya. Mungkin kau dan semua penduduk desa Teratai Putih merasa heran, karena selama ini tidak pernah sekali pun binatang buas dan para siluman menyerang atau bahkan membunuh penduduk desa Teratai Putih."
"perlu kau ketahui Wei'er, selain kalian para penduduk desa Teratai Putih, seluruh binatang buas dan siluman yang ada di sini pun ikut merasakan manfaat dari energi yang terpancar dari bunga teratai putih. Mereka sangat berterima kasih kepada semua penduduk desa Teratai Putih yang telah menjaga bunga teratai itu dengan baik. Hal yang sulit dilakukan mereka, terutama bagi para siluman."
"Memang kenapa dengan para siluman, Guru. Bukankah mereka punya kesakitan yang tidak dimiliki oleh penduduk desa Teratai Putih. Harusnya dengan kesaktian tersebut mereka mampu menjaga bunga Teratai Putih jauh lebih baik dari pada kami?" Tanya Chi Wei dengan penuh rasa penasaran.
"Wei'er, bunga teratai putih berada di alam nyata. sementara siluman berada di alam lain, karena perbedaan tersebutlah mereka tidak mampu menjaga bunga Teratai Putih secara langsung. Sebagai bentuk rasa terimakasih mereka kepada kalian, para siluman tersebut menjaga kalian semua dari serangan siluman aliran hitam yang hendak mencuri jiwa setiap mahluk yang berada di alam nyata yang kemudian akan dijadikan sebagai budak mereka."
"siluman aliran hitam,,,,maksud guru?"
"ya...seperti halnya kita manusia siluman pun terdiri dari berbagai macam kelompok. Perlu kau ketahui, hampir setiap waktu para siluman aliran putih bertarung bertaruh nyawa demi menjaga keselamatan penduduk desa Teratai Putih dari niat jahat siluman aliran hitam."
"namun sayang, mereka tidak bisa berbuat lebih banyak saat desa Teratai Putih mendapat serangan dari para pendekar aliran hitam di alam nyata. Tidak semua siluman mampu menembus ruang dan waktu untuk datang ke alam manusia." Lanjut Lung Huo dengan wajah tertunduk lirih.
"kenapa itu bisa terjadi Guru?"
"Wei'er, untuk bisa berpindah alam, para siluman membutuhkan kekuatan yang sangat besar dan itu hanya bisa dilakukan oleh para pemimpin dari masing-masing kelompok siluman saja. Itu pun hanya mampu mereka lakukan dengan waktu sangat terbatas dan harus rela kehilangan separuh kekuatannya selama mereka berada di alam manusia. Jika mereka memaksa untuk lebih lama berada di alam manusia, maka tubuh mereka akan hancur."
"itulah sebabnya kenapa mereka hanya muncul sebentar saat bunga teratai putih hendak dicuri saja. Hhhhhhh..... Aku harap kau bisa memaafkan mereka yang tak mampu melindungi penduduk desa Teratai Putih sepenuhnya. Perlu kau ketahui Wei'er, mereka pun sangat terpukul atas apa yang telah menimpa saudara-saudaramu di sana."
Chi Wei hanya bisa menundukkan kepalanya, seketika itu air mata membasahi paras tampannya membayangkan bagaimana nasib dia dan seluruh penduduk desa Teratai Putih jika tidak ada perlindungan dari para siluman aliran putih. Tubuhnya merinding membayangkan jika dia dan keluarganya menjadi budak siluman aliran hitam.
"Guru tidak perlu meminta maaf untuk mereka, justru kami harus berterimakasih atas semua pengorbanan mereka demi menjaga keselamatan kami dari serangan siluman aliran hitam." gumam Chi Wei sambil berusaha menjaga agar air matanya tidak keluar lebih banyak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
labib Zack Lee Ramadhani
btw aura membunuh nya dari mana ,kan dia blom pernah membunuh itu pun yang waktu latihan itu cuma ilusi
2022-01-19
0
Haikal Agung
terus
2021-12-31
0
Anonymous
lanjut
2021-12-15
0