"Ibu jaga si kembar, biar aku yang pergi menghadapi keparat itu."
"Baik, tapi kamu harus hati-hati Nak, mereka sangat jahat."
"Baik Bu, percayakan saja semuanya padaku."
Chi Wei bergegas menuju ruang tengah rumahnya, di sana ada seorang pria paruh baya berdiri dengan sombong menatap kearah Chi Wei datang.
"siapa kau anak muda?"
"kau tidak perlu tahu siapa aku, yang pasti aku yang akan menghabisi cecunguk macam kalian." jawab Chi Wei sambil tersenyum penuh makna.
"keparat....rasakan ini." pria paruh baya tersebut berniat menyerang Chi Wei, namun sebelum pria tersebut bergerak tiba-tiba pemuda tampan itu menggerakkan tangannya dan melempar pria tersebut ke luar.
Brukkk....
Tubuh pria itu menghantam tanah, seketika saja darah segar keluar dari mulutnya. Matanya melotot dan tubuhnya kaku tak bergerak lagi.
"ketua!..." Terdengar teriakkan sekelompok orang dari luar rumah Chi Wei.
Chi Wei berjalan keluar menuju pria tersebut, ternyata di luar terdapat sekitar 20 orang yang telah bersiap untuk menyerangnya.
"oooowww, jadi cecunguk lemah itu ketua kalian?" Ucap Chi Wei penuh intimidasi.
"jangan banyak cingcong anak muda! Serang!..."
Salah satu dari kawanan penjahat itu berteriak lantang bermaksud menyerang Chi Wei secara bersamaan.
Namun sebelum mereka melakukan serangan, Chi Wei mengangkat kedua telapak tangannya, dari jari-jarinya keluar cahaya petir berwarna biru keemasan dan langsung mengarah ke seluruh anggota kelompok kawanan perampok tersebut.
wushhhh.....
"Aaaaaarrrrrrrgggghhhhhh...!"
Teriakkan kesakitan terdengar memecah keheningan senja yang mulai gelap.
Boom... Boom... Boom...
Ledakan demi ledakan seketika menggema di udara. Dalam hitungan detik, tubuh para perampok itu satu persatu hancur menjadi abu, termasuk mayat dari pemimpin kelompok tersebut.
Penduduk desa yang secara kebetulan berada di sekitar tempat kejadian, hanya bisa ternganga menyaksikan sesuatu hal yang sangat mengerikan itu. Kejadian yang belum pernah mereka saksikan sebelumnya.
Seakan tidak terjadi apa-apa, Chi Wei masuk kembali ke dalam rumahnya yang lansung di sambut pelukan hangat oleh si kembar.
"kakak tidak apa-apa, kan?"
"tidak apa-apa adikku, mulai sekarang kalian tidak perlu takut, tidak akan ada lagi yang berani mengganggu kalian." Chi Wei mencoba menenangkan kedua adiknya tersebut.
Dengan cepat berita tentang Chi Wei menghabisi para perampok hanya dalam hitungan detik menyebar ke seluruh pelosok desa Teratai Putih tanpa kecuali.
Ada setitik harapan untuk mengubah keadaan, pahlawan yang selama ini dinantikan kini telah hadir di tengah-tengah mereka.
Selama ini penduduk desa bukan tidak melakukan perlawanan, namun mereka yang mayoritas hanya orang biasa tentu bukanlah lawan yang sepadan bagi para perampok yang rata-rata merupakan seorang pendekar.
Bahkan orang yang bertugas sebagai kepala keamanan desa, Yun chan dan Yun Hui yang merupakan seorang pendekar pun kini nasibnya mengenaskan.
Yun Chan kehilangan tangan kanannya, sementara Yun Hui hanya bisa terbaring lemah akibat luka dalam yang dia dapatkan saat bertempur melawan para perampok.
Tak sedikit penduduk desa yang meregang nyawa demi menjaga keamanan desa.
Akhirnya, penduduk desa Teratai Putih hanya bisa pasrah tanpa bisa berbuat banyak. Mereka menyadari batas kekuatan mereka yang hanya orang biasa.
Sampai akhirnya, kepala desa mewajibkan seluruh penduduk desa Teratai Putih untuk membangun sebuah tempat rahasia untuk menyimpan persediaan makanan. Sekaligus untuk mengelabuhi para perampok.
Sampai sejauh ini apa yang diinstruksikan kepala desa tersebut berjalan lancar. Hingga tak ada lagi warga desa yang menderita kelaparan diakibatkan harta benda mereka diambil paksa oleh kawanan perampok.
"Ibu, apa ibu tahu siapa orang-orang tadi?" Tanya Chi Wei kepada Xin Yia ditengah obrolan hangat mereka.
Xin Yia menghelak napas panjang "hhhhhhhhh... mereka adalah kelompok Tangan Api. Kelompok pendekar aliran hitam yang dipimpin oleh mantan penduduk desa Teratai Putih yang bernama Ghuo Lan."
"Ghuo Lan?"
"Benar,,, dia adalah orang yang telah mencuri 6 bunga teratai putih, sejak saat itu satu bunga teratai putih yang tersisa di danau tidak pernah mekar lagi. Dan Ghuo Lan juga lah yang telah membunuh ayahmu dengan kejam karena tidak berhasil menculik kedua adikmu ini." Lanjut Xin Yia dengan penuh rasa dendam.
Xin Yia pun melanjutkan ceritanya.
Dulu Ghuo Lan adalah bagian dari penduduk desa Teratai Putih. Suatu ketika, Ghuo Lan berniat melamar seorang gadis cantik yang bernama Hua Mey.
Entah karena alasan apa, gadis itu menolak lamaran Ghuo Lan. Merasa terhina karena lamarannya ditolak, Gho Lan berbuat nekat berniat memperkosa Hua Mey. Namun perbuatannya diketahui oleh salah seorang penduduk yang kemudian kejadian tersebut menjadi buah bibir di kalangan warga desa Teratai Putih.
Karena perbuatannya tersebut, Ghuo Lan dihukum berat oleh kepala desa. Dia diusir dari desa Teratai Putih.
Ghuo Lan tidak terima dengan hukuman tersebut. Dengan sumpah serapah dia berjanji akan kembali untuk menghancurkan desa Teratai Putih.
Selang beberapa tahun kemudian, dia datang menepati janjinya dulu. Dia datang menjadi sosok yang berbeda dengan sebelumnya. Entah bagaimana caranya Ghuo Lan tiba-tiba menjadi seorang pendekar berilmu tinggi.
Dia datang menghancurkan kedamaian desa Teratai Putih tanpa ada satupun dari penduduk desa tersebut yang mampu menghentikannya.
Selain berhasil menculik Hua Mey, Ghuo Lan juga mengajak seluruh anggota keluarganya untuk ikut tinggal bersamanya.
Sejak saat itu anak buah Ghuo Lan akan datang secara rutin untuk mengambil hasil bumi dan harta benda para penduduk desa Teratai Putih.
Kedatangannya yang terakhir ke desa Teratai Putih adalah untuk mencuri seluruh bunga teratai yang terdapat di tengah-tengah danau. Akan tetapi aksinya tersebut berhasil digagalkan oleh sekelompok hewan siluman yang datang secara tiba-tiba.
Menurut kabar yang beredar, setelah Ghuo Lan diusir dari desa Teratai Putih dia kemudian tinggal di sebuah hutan belantara yang terletak di kekaisaran Tang yang berbatasan langsung dengan kekaisaran Han.
Di hutan tersebut, Ghuo Lan menemukan sebuah peti kuno yang berisi kerangka tangan sebelah kanan serta sebilah pedang. Diyakini bahwa benda kuno tersebutlah yang menjadi sumber kekuatan Ghuo Lan dan membuatnya berubah menjadi seorang pendekar berilmu tinggi.
Selain kelompok Tangan Api, masih ada beberapa kelompok perampok yang bersarang di hutan yang terletak di sekitar wilayah desa Teratai Putih. Mereka akan datang silih berganti menjarah harta benda para penduduk desa.
Xin Yia menarik napas panjang dan mengembuskan secara kasar mengakhiri semua ceritanya. Di wajahnya nampak jelas kesedihan yang mendalam.
Apa yang dijelaskan Xin Yia tentu sudah Chi Wei ketahui sebelumnya, namun ia tidak mau merusak suasana hati ibunya tersebut.
"Bu, aku berjanji mulai detik ini tidak akan ada lagi yang bisa mengganggu kedamaian kita dan seluruh penduduk desa Teratai Putih." Ucap Chi Wei mencoba menenangkan hati ibunya yang terlarut dalam suasana kelam di masa lalu.
Tidak terasa, malam semakin larut, mereka berempat pun pergi menuju kamarnya masing-masing untuk beristirahat.
Sementara, didalam kamar Chi Wei mencoba berkomunikasi dengan Guru Huo untuk meminta sedikit petunjuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Gusria Alexson Melayu
Anaknya menghilang kok gak nanyain kemana selama 10 th.
2022-07-04
1
Rob&son🤗
yang penting komen
2022-03-11
1
Rob&son🤗
komen
2022-03-11
1