Sekembalinya David ke kamar tamu, ia melihat makanan yang di antarkan pelayanan ternyata belum juga di makan Zahla, dan Zahla pun tidak ada di sana.
'' Kemana dia?'' gumam David, baru saja ia mendudukkan bokongnya ke sofa suara pintu terbuka menyita perhatian nya.
Ya Zahla ternyata baru saja selesai membersihkan dirinya, dengan wajah yang terlihat segar di tambah sisah tetesan air yang menghiasi wajah manis Zahla membuat David menelan ludahnya dengan susah payah.
Teguran dari Zahla membuyarkan lamunannya dan membuat David gelagapan karena malu tertangkap basah telah memperhatikan Zahla dengan sangat inti.
'' Tuan Bos? apa yang anda lihat?'' tanya Zahla dengan santainya ikut duduk di sofa dekat David.
'' Hah? saya? oh saya melihat itu, wajah kamu ada sisah buih sabun,'' sahut David sekenanya.
'' Dimana bos, ya ampun,'' panik Zahla yang merasa malu.
'' Sudah, sudah hilang,'' jawab David.
David menekan layar intercom dan menyuruh salasatu seorang pelayan untuk membuatkan kopi tanpa gula untuk nya tapi sebelum itu ia kembali menoleh ke arah Zahla dan menanyakan nya sesuatu. '' Kau juga mau?'' tanya David, dan Zahla hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawabannya.
Zahla dan David akhirnya memakan sarapannya bersama, Zahla yang tidak terbiasa sarapan menggunakan roti tentu merasa aneh.
' Apa kenyangnya sarapan hanya sepotong roti, biasanya ibu panti selalu memberikan ku nasi lemang kesukaan ku,' gumam Zahla dalam hatinya.
Tapi karena merasa tidak enak dan malu, akhirnya Zahla terpaksa memakan nya untuk mengganjal perut nya.
Setelah selesai dengan sarapan nya, terdengar pintu di ketuk dari luar dan ternyata seorang pelayan lah yang mengantarkan segelas kopi yang di pinta David.
Baru saja ia menyeruput kopi nya, ponselnya bergetar di saku celananya dan ternyata dari sekertaris yang bernama Rebecca.
'' Hem, katakan,'' jawab David setelah menekan ikon hijau pada layar gawainya.
'' Hah? kok bisa, ya sudah kalau begitu, kau urus bersama Kevin, hari ini saya datang agak siang,'' ucap David yang langsung mematikan sambungan telponnya tanpa permisi.
'' Apa ini kerjaan Daddy?'' gumam David.
'' La, kau habiskan sarapan mu, saya tinggal sebentar,'' ucap David yang langsung berlalu pergi tanpa menunggu jawaban dari Zahla.
' Raut wajah si bos kenapa serius sekali, apa terjadi sesuatu?' gumam Zahla.
David mengambil langkah panjangnya mencari keberadaan kedua orang tua nya, dari ruang tamu, ruang keluarga sampai ruang makan ia telusuri namun tidak kunjung ia temukan.
Dan hanya halaman belakang yang belum ia hampiri dan benar, ternyata kedua orang tuanya memang berada di sana, dengan wajah yang memerah menahan amarah dan dengan langkah kaki yang berpijak dengan tegasnya ia segera menghampiri Daddy dan Mommy nya.
'' Apa Daddy turut campur di dalam masalah perusahaan ku?'' tanya David tanpa basa-basi menyela obrolan kedua orang tua nya.
Devita yang tidak tau menahu hanya diam dengan rasa herannya, dengan jiwa keibuan nya ia hampiri anaknya dan menyuruhnya untuk duduk terlebih dahulu agar bisa bicara dengan kepala yang dingin.
'' Ada apa, David?'' tanya Devita yang ingin tau duduk permasalahannya, berbeda dengan Daniel, sang Daddy yang hanya duduk santai dengan koran di tangannya.
'' Kalian kan sudah berjanji tidak akan ikut campur ke dalam masalah perusahaan ku, tapi kenapa masih kalian lakukan,'' ujar Daniel dengan wajah yang serius.
Daniel menghela nafasnya dengan panjang dan menaruh kembali koran yang dia baca di atas meja lalu menatap langsung wajah sang anak yang dia tau akan bersikap seperti itu pada saat tau kalau dirinya telah ikut campur ke dalam masalah perusahaan anaknya.
'' David, kau akan mengerti kenapa Daddy melakukan ini, jika kelak kau sudah menjadi seorang Ayah dari anak mu sendiri,'' kali ini Daniel berbicara dengan nada yang biasa karena dia sedang tidak ingin ada persetegangan dengan anaknya kali ini.
'' Ck, tapi Daddy tidak perlu melakukan itu, aku mampu menyelesaikan permasalahan yang aku buat sendiri, aku tidak ingin di anggap anak manja karena selalu di bantu oleh orang tuanya.'' David terus keukeuh dalam pendiriannya kalau dirinya memang benar-benar tidak ingin di bantu, dan Daniel juga Devita baru tau alasannya, kenapa sang anak selama ini tetap keukeuh tidak ingin menerima bantuan mau dari Daddy nya ataupun dari sang opah nya sendiri.
Meninggalkan perdebatan antara anak dan Ayah itu, di sebuah rumah mewah seorang pria tua sedang mencerca seorang pria yang usianya terpaut jauh darinya yang ternyata adalah anaknya sendiri.
'' Kau bodoh! melakukan itu saja tidak mampu! tugas mu hanya satu, hancurkan perusahaannya, itu saja. Tapi aku salah memberikan tugas ringan ini pada anak yang tidak berguna seperti mu!!'' hardik pria tua pada anaknya yang telah menundukkan kepalanya di hadapan ayah nya.
'' Tapi Yah, aku juga sudah melakukan sesuai perintah Ayah. Tapi memang David begitu kuat untuk di tumbangkan,'' sahut sang anak yang membela dirinya.
'' Cih .. alasan kau saja, Ayah sudah memberikan jalan mu agar mudah memperkeruh masalah yang di buat anak itu sendiri, tapi memang kau yang tidak berguna.'' Sang Ayah tidak kenal ampun memberi hardikan tajam pada anaknya yang menurutnya anaknya memang tidak berguna.
'' Sudahlah, kalian tidak hentinya untuk berdebat, kalian tenang saja, masih ada aku yang akan selalu memantau perkembangan perusahaan dia, dengan mengandalkan posisi ku di sana, akan lebih mudah menghancurkan dia.'' Timpal seseorang yang baru saja tiba dan menimpali obrolan anak dan ayah itu.
'' Ya kau memang bisa lebih di andalkan, ketimbang anak ku sendiri. Kau memang keponakan ku, nak' .. '' Sahut pria tua itu membanggakan pria tampan yang baru saja bergabung dengan obrolan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩
Hati hati David dan Daniel sepertinya ada yg sirik dengan perusahaan keluarga Kamu.
Good Daniel atas tindakan kamu yg sudah membantu David karena cuma Daddy yg sudah berpengalaman tentang perusahaan
Kira2 siapa ya musuh dalam selimutnya?? Mudah2an Zahla bisa membantu..😊😊😄
Lanjut Kak May..Seru banget...
2021-06-19
2