Suasana di ruangan itu masih dalam suasana yang tegang, dengan David dan Daniel yang tidak kunjung saling bicara lagi dan membuat tegang Kemal dan juga Zen yang masih berada di tengah-tengah mereka.
Kemal berdehem bertujuan untuk mencairkan suasana namun batu sekali berdehem Danil dan David sudah menatap dengan tatapan yang sama, tajam, yang tentunya membuat Kemal mengurungkan niatnya untuk berbicara kembali.
'' Kak, David, mau sampai kapan kalian saling diam seperti ini, apa diam seperti ini bisa membantu mencari jalan keluar tentang masalah yang ada?'' kini yang berbicara adalah Zen.
'' Ya, apalagi foto-foto itu benar-benar tersebar luas di mana-mana,'' timpal Kemal yang memberanikan diri lagi untuk bicara.
Foto yang di katakan Kemal adalah sebuah foto-foto David yang berada di panti dan membawa Zahla pergi dari sana, juga beberapa foto perkelahian antara David dengan seorang pria yang menjadi mempelai pria yang wanitanya di bawa pergi oleh David.
'' Kalian tidak perlu memikirkan itu, itu biar saya yang mengurusnya, permisi.'' Ujar David yang pergi meninggalkan ruang keluarga yang masih ada Daddy dan juga kedua Paman nya.
Seperginya David, Daniel hanya bisa menghela nafasnya dengan panjang dan memijat pangkal hidung nya dengan kedua jarinya, ia tidak memusingkan keadaan nama baiknya namun ia memikirkan kenapa David begitu berani berbuat seperti itu.
'' Kalian tau kan harus melakukan apa?'' ucap Daniel dengan tegas pada Kemal dan Zen. Kemal dan Zen semula saling menatap dan menganggukkan kepalanya berganda mengerti apa yang harus mereka lakukan.
'' Kalau begitu, kerjakanlah. Aku tidak ingin anak ku berada dalam masalah berat.'' Ujarnya lagi dan Daniel pun pergi meninggalkan Kemal dan Zen yang masih duduk di ruang keluarga.
Di kamar tamu, Zahla yang masih belum mengerti apa-apa hanya bisa terduduk dalam diam, Devita yang merasa anaknya lah yang memang berbuat salah tentu merasa tidak enak pada Zahla yang memang terlihat oleh matanya adalah gadis baik-baik.
'' Nak, makanlah dulu, aku sudah membuatkan nya untuk mu,'' ucap Devita dengan kelembutan khas seorang Ibu.
'' Tidak bibi terima kasih, aku sedang tidak ingin makan, maaf ya bi,'' sahut Zahla dengan ramah.
'' Baiklah tidak apa-apa, Emmm apa boleh bibi bertanya sesuatu padamu?'' Zahla pun menganggukkan kepalanya.
'' Bagaimana bisa kalian saling kenal satu sama lain? Emm maksud bibi, kenapa bisa David membawa mu pergi dari altar pertunangan kamu sendiri?'' tanya Devita dengan hati-hati agar tidak menyinggung perasaan Zahla.
'' Bibi, aku juga tidak tau persis kenapa tuan bos berbuat seperti itu, dan untuk bagaimana kami saling kenal itu, kami hanya sekedar bawahan dan bos di kantor.'' Jawab Zahla dengan menundukkan kepalanya.
'' Bawahan? Oohh maksudnya kau karyawan di kantor anak ku?'' tanya Devita lagi.
'' Setatus ku di kantor hanya seorang pembantu kantor bibi, aku hanya seorang office girl di sana,'' jawab Zahla dengan nada yang melemah.
Ada rasa terkejut di dalam diri Devita namun sebisa mungkin ia sembunyikan itu hanya untuk menjaga perasaan Zahla agar tidak tersinggung dengan tanggapan nya.
Sesaat kemudian Devita baru menyadari sesuatu hal yang ia sendiri berpikiran seperti itu karena dari apa yang ia dengar.
'' Anak ku sudah tumbuh dewasa,'' gumam Devita tanpa sadar dan ternyata gumamnya terdengar samar-samar oleh Zahla.
'' Bibi mengatakan sesuatu?'' tanya Zahla dan langsung terjawab oleh Devita dengan gelengan kepala nya.
'' Tidak sayang, bibi tidak mengatakan apapun. Oh ya kita sejak tadi sudah berbincang tapi belum saling berkenalan, siapa nama mu gadis manis?'' ujar Devita menayangkan nama Zahla yang sejak tadi belum ia ketahui.
'' Nama ku Zahla Putri bibi, aku anak dari panti asuhan.'' Sahut Zahla dengan senyumnya yang manis.
Sedikit teriris mendengar jawaban Zahla yang tanpa rasa malu memperkenalkan dirinya dan menyebutkan asal usulnya itu, Devita manatap dalam wajah manis Zahla, ia cukup prihatin dan merasa iba dengan apa yang dia dengar.
Dan Devita juga merasa tertarik dengan gadis yang ada di hadapannya kini, gadis sopan dan baik itu mampu meluluhkan hati seorang Devita ternyata.
'' Bibi, ibu dari David, nama bibi Devita Maharani, senang berkenalan dengan gadis manis seperti mu,'' ucap Devita dengan lembut.
'' Senang juga berkenalan dengan nyonya besar seperti anda,'' sahut Zahla dengan hormat.
'' Astaga, panggil saja aku bibi seperti tadi, tidak perlu formal seperti itu,'' ucap Devita yang merasa keberatan dengan panggilan dan cara bicara Zahla yang berubah formal saat tau siapa Devita.
Zahla hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya dengan pelan menjawab ucapan Devita, namun tiba-tiba pintu terbuka dan muncul seorang pria tampan dari sana.
'' La, ayo,'' ajaknya yang tidak lain adalah David Guetta Carroll si pria keras kepala kedua dari Daniel Carroll sang Daddy.
'' Lho David, kau mau bawa kemana Zahla?'' tanya Devita sang Mommy.
'' Aku ingin membawanya ke apartemen ku Mom, disini seperti nya tidak nyaman untuk nya,'' sahut David dengan melirik Zahla yang masih duduk di sebuah ranjang besar kamar tamu itu.
'' Benarkah nak? kau tidak nyaman berada di sini?'' tanya Devita pada Zahla yang hanya diam dengan memasang raut wajah yang bingung untuk menjawab pertanyaan nya.
'' David, duduk dulu disini,'' perintah sang Mommy yang menepuk ruang ranjang tepat di sebelahnya dan David hanya diam namun tidak menolak lalu berjalan untuk duduk di samping sang Mommy.
'' Nak, mommy tau apa yang kau mau, dan perlu kamu ketahui, Mommy selalu mendukung apa yang kau lakukan selagi itu masih berada dalam batasan yang baik, seperti Zahla ini, biarkan dia berada di sini untuk keamanan nya, kamu jangan khawatir dengan keadaannya karena Mommy sendiri yang akan memastikan keadaan Zahla disini.'' Ujar Devita panjang lebar berbicara pada anak semata wayangnya yang sama keras kepalanya dengan sang Daddy, suaminya.
Sesaat David hanya diam dengan manatap lekat wajah Zahla juga memikirkan apa yang sang Mommy katakan itu, dan kemudian setelah berpikir sejenak, akhirnya David menjawab ucapan Devita dengan kepala dingin.
'' Baiklah Mom, aku akan pergi dan kembali tapi Mommy harus benar-benar memperhatikannya ya,'' sahut David dan membuat Devita menghela nafasnya dengan lega dengan jawaban David sendiri.
'' Kau tenang saja,'' jawab Devita dengan senang hati.
David kembali berdiri dan menghampiri sisi ranjang lainnya untuk menghampiri Zahla. '' La, saya pergi dulu sebentar, kamu tetap disini bersama Mommy saya ya,'' ucap David dan hanya di angguki oleh Zahla.
Dan ada pemandangan yang membuat Devita terbawa suasana yaitu saat David mengusap lembut kepala Zahla sebelum pergi dari sana dan membuat pipi Zahla memerah karena tindakan anak perjaka nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Noer Kepet
ketahuan nih si david emang suka sama lala...terusin dong kak may
2021-06-15
1
🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩
Terharu dengan Hati Mommy terhadap Zahla..yg Baik Sekali..
Cinta tidak memandang dari apapun..
Hayo David Pertahankan Rasa Cinta Kamu kepada Zahla...
Semangat Kak May...Semakin Seru...
2021-06-15
1