Di sebuah kamar yang hanya ada kasur lantai dan kipas angin di sudut ruangan juga lemari kayu kecil yang terletak di di samping kasur lantai itu, seorang gadis manis sudah bersiap-siap untuk berangkat bekerja, dengan semangat empat lima, Zahla segera keluar dari kamar kecil nan sumpek itu.
Begitu ia keluar dari kamar, anak-anak kecil mengerubutinya dengan tingkah lucunya, tingkah laku anak-anak tidak sama sekali mengganggu Zahla, karena itu sudah menjadi kebiasaan ia sehari-hari selalu bermain dengan anak-anak panti, karena dia pun besar di sana.
"Adik-adik, kakak berangkat kerja ya, kalian baik-baik disini, harus nurut dengan ibu panti," ucap Zahla dengan kelembutan yang ada pada dirinya.
"Baik kak Lala," jawab anak-anak serentak.
Zahla pun berpamitan terlebih dahulu dengan ibu panti, dan barulah pergi menggunakan sepeda motor yang di belikan dengan keadaan bekas oleh pengurus panti untuk Zahla.
Dengan riangnya ia mengendarai motor melewati jalan yang cukup ramai, sebelum bekerja di perusahaan DGC, Zahla bekerja sebagai gadis pengantar koran, namun tidak membuat ia patah semangat, ia selalu menjalani nya dengan keikhlasan hati walaupun tidak sedikit orang ada saja yang menghinanya dengan setatus sebagai anak panti.
Sesampainya ia di parkiran khusus karyawan, Zahla segera memarkirkan nya dan berlalu masuk melewati pintu khusus pekerja rendahan seperti dirinya, ya bukan tanpa alasan pekerjaan bersih-bersih kantor itu sering di sebut perkeja rendahan karena memang itu julukan di kantor itu.
"Kapan ya aku bisa masuk lewat pintu sana," gumam Zahla yang menatap lobby kantor yang tempat lalu-lalang para pekerja masuk dan keluarnya.
"Ingat Zahla, kau ini hanyalah pekerja rendahan," lanjutnya yang menyadarkan dirinya sendiri dari khayalan-khayalan yang ia bayangkan.
Zahla menyapa teman-teman kerjanya dengan ramah, dan teman kerjanya yang satu profesi dengan nya membalas sapaan dengan baik pula, namun tiba-tiba seseorang langsung menghampiri nya dan menyampaikan pesan untuk Zahla.
" Zahla, kamu di suruh menghadap tuan Kevin," ucapnya.
"Tuan Kevin itu yang mana ka?" Tanya Zahla yang memang belum mengenal siapapun kecuali teman satu profesi nya.
"Yang kemarin minta buatkan kopi," ucap teman kerja Zahla yang segera berlalu ke toilet.
"Yang meminta di buatkan kopi? Oh si bos aneh itu," gumam Zahla, iapun segera pergi ke ruangan yang di sebut si bos aneh.
Zahla mengetuk pintunya dan masuk walaupun belum ada jawaban karena menurutnya, kalau dia di panggil berarti orang yang memanggil tau kalau dia datang kepadanya.
Namun baru saja ia masuk ke ruangan itu, ia di suguhkan sebuah bantal sofa yang mendarat langsung ke wajahnya sampai ia terjatuh karena terkejut.
"Awwww, bos!! Apa-apaan sih, kenapa saya di lempari bantal? salah saya apa?" Ucap Zahla dengan nada yang meninggi.
Pelaku pelemparan bantal itu pun tercengang mendengar nya, selama ia memimpin perusahaan belum pernah ia bertemu ataupun di bentak oleh karyawan nya sendiri, dan sekarang seorang gadis yang berpakaian serba biru itu berani membentaknya dengan lantang.
"Kau berani menaikan nada bicara mu padaku!!" Bentak balik David.
"Iya, kenapa? Walaupun kamu ini bos disini, tapi mestinya tidak perlu semena-mena begitu, saya kesini karena katanya di panggil? Tapi kenapa bos malah melempar saya bantal," protes Zahla dengan wajah merah padamnya karena marah mendapatkan perlakuan seperti itu dari David.
Karena kesal, David melangkah maju menuju Zahla yang masih berdiri di belakang pintu yang tertutup itu.
"Kau benar-benar berani ya!" David memasang wajah marahnya dengan mendekatkan wajahnya ke wajah Zahla, bertujuan agar Zahla gemetar karena merasa takut, tapi itu tidak terjadi sama sekali.
Zahla malah mempelototi balik David dengan mata bulatnya, keduanya saling terkunci dalam tatapan yang tajam, tapi entah kenapa yang di rasakan David malah debaran jantung yang begitu kuat setelah menatap lekat mata bulat milik Zahla.
David menjauhkan wajahnya dan berdehem untuk menetralkan suasana. "Keluar, buatkan saya kopi tanpa gula," ucap David sembari berlalu ke kursi kebesarannya setelah memerintah dengan tingkah yang serba salah itu.
Apa yang di rasakan David sama di rasakan juga oleh Zahla, ia berlalu pergi keluar ruangan si bos dengan tangan yang menekan dadanya karena ia merasa jantungnya terpompa dengan cepat.
"Jantung ku kenapa? Apa karena habis memarahi si bos," gumamnya.
Zahla kembali ke pantry dan membuatkan kopi sesuai yang di pesan David, setelah membuatkan nya ia kembali lagi ke ruangan David dengan debaran jantung yang masih saja berdetak dengan cepat.
Zahla menaruh kopi tanpa mengucapkan apapun, begitu juga David, ia tidak sama sekali mengatakan apapun.
Begitu Zahla keluar dari ruangan, David mengambil dan membuang nafasnya dengan cepat, belum pernah ia merasakan debaran itu tapi kenapa dengan menatap mata gadis berkulit gelap itu saja ia bisa bersikap salah tingkah begitu.
"Sepertinya aku memerlukan asupan gizi yang lebih baik lagi, jantung ku mulai tidak normal," gumamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Sutiah
nah loh...🙃 jd terpesona kan David...
biar berkulit gelap jg kalau di poles pasti bakal cantik 🤗😂
2021-06-06
1
🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩
Nah Luh..ada apa dengan David..??🤔🤔🤔
Apa Mungkin ada benih benih Cinta mulai tumbuh..??🤦♀🤦♀
Lanjut Kak May...
2021-06-02
2