Pingsan

Fania kesakitan ia berjalan tertatih, sepertinya luka di kakinya cukup mengkhawatirkan. besok ia berencana pergi ke rumah sakit memeriksakannya. keringat dingin menetes di dahi Fania. ia berpengangan pada dinding loby. siang cukup ramai staff berlalu lalang karena jam makan siang. Fania merasa tidak kuat lagi ia memegangi kakinya lalu semua gelap.

Brughhh!!

Kiano terkejut, gadis itu jatuh pingsan. ia segera mendekati Fania yang tergeletak di lantai loby. para staff dan pekerja kantor merubungi Fania dan Kiano. Kiano mengangkat tubuh Fania.

"Cepat siapkan mobil!". Kata Kiano pada asistennya.

"Baik tuan". Asistennya langsung siaga dengan mobilnya. Kiano menaikan tubuh Fania kedalam mobil.

"Hei..buka mata mu!, heyyyy!...". Suara Kiano terdengar cemas.

"Kenapa dia pingsan?". Tanya nya pada asistennya yang berkonsentrasi mengemudi.

"Sepertinya luka di kakinya yang jadi penyebabnya tuan".

Oh sial!, kenapa aku lupa kemarin aku menyrempet sepedanya dan ia terjatuh. apa gadis bodoh ini tidak pergi ke dokter untuk memeriksakan lukanya?!.

Kiano membuka sedikit bagian bawah celana panjang Fania. ia melihat memar yang cukup parah di pergelangan kakinya. bahkan luka itu membuat bengkak area sekitarnya.

Asisten itu membelokan mobilnya di parkiran rumah sakit terdekat. Ia membuka pintu mobil dan Kiano menggendong Fania ia bergegas membawanha ke ruang perawatan bersama dua orang perawat yang mengikuti mereka.

"Tolong ini darurat dia bisa mati". Kata Kiano cemas.

Perawat itu melihat luka di kaki Fania.

"Tenang tuan ini luka memar nona ini tidak akan sampai mati".

"Oh ...baiklah". Kiano terlihat mejauh dari Fania karena ia sedang di obati oleh dokter.

"Apa menurut mu dia tidak apa-apa?". Tanya Kiano pada asistennya.

Bukankan tadi perawat sudah mengatakan kalau nona Fania tidak akan mati tuan?. lagi pula kenapa anda secemas ini.

"Saya rasa begitu tuan, nona Fania akan baik-baik saja".

"Tapi kenapa si bodoh itu bisa pingsan".

Bertanya lagi, bukan kah tadi sudah jelas dia pingsan karena luka di kakinya terasa nyeri!.

Asistennya tidak menjawab hanya menghela nafas pelan. merasakan kebodohan tuannya.

Ia bersemangat sekali mengerjai Fania tapi begitu gadis itu pingsan ia ketakutan. apa kau tertarik dengan nona Fania tuan?.

Fania sudah sadar dari pinsannya. lukanya di perban dan di obati. dokter bilang dalam dua hari kakinya akan pulih.

Kiano merapikan jasnya, ia masuk ke ruamah rawat Fania dengan wajah cool.

"Dasar ceroboh dan merepotkan". Kata Kiano menegur Fania yang langsung duduk ketika melihat atasannya itu tiba di ruang rawatnya.

"Maafkan saya sudah merepotkan tuan". Kata Fania.

Kiano mendekat dan melihat luka di kakai Fania.

"Kau ku beri libur dua hari, setelah itu kau harus membayar nya dengan bekerja lebih baik lagi".

"Terimakasih tuan atas pengertiannya". Fania hampir tertawa mengucapkan hal menggelikan itu.

Dasar arogan ini semua karena ulah mu, kau membuat ku terluka dan kau masih menyiksaku.

Kiano membalikan badannya dan akan pergi dari ruang perawatan Fania. ia tiba-tiba menghentikan langkahnya.

"Kau harus diet tubuh mu itu berat sekali". Kata kiano sembari melangkah pergi di ikuti asistennya.

Wajah Fania memerah. ia tidak menyangka lelaki itu yang menggendongnya. Fania menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Tadi anda cemas sekali tuan, dan sekarang anda mulai lagi mengerjai dia.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!