Kisah Cinta Di Mulai

Siang itu Hendrico dan Kristal makan siang bersama di restoran mewah milik WJ Group.

"Kakak kenapa melihat ku terus". Kata Kristal malu karena sedari tadi Hendrico memandanginya tanpa menyentuh makan siangnya.

"Aku ingin puas memandangi mu, sejak dulu aku selalu mencuri pandang pada mu. jadi sekarang aku ingin melihat mu selama mungkin".

"Apa aku cantik?".

"Tidak, kau dulu gendut sekali dan sekarang kau jelek". Hendrico tergelak mengenang masa kecil Kristal yang dulu ia gendong. gadis itu gendut dan menggemaskan. Armand sering membawanya ikut jalan-jalan ketika mereka sedang libur sekolah.

Kristal cemberut. Hendrico tersenyum memegang tangan Kristal.

"Apa aku tampan?". Tanya Hendrico menahan senyum geli dengan pertanyaan bodoh itu.

"Tampan sekali sampai aku mabuk kepayang jika melihat mu". Kata Kristal dengan wajah memerah. Hendrico tertawa.

"Jika nanti aku terlihat tua, apa kau masih mencintai ku?". Wajah Hendrico terlihat serius. selisih usia diantara mereka tidaklah main-main. jika Kristal berusia 30 tahun maka Hendrico sudah memasuki 50 tahun.

"Tentu saja. aku sudah memikirkan itu sejak awal. buktinya aku masih mengejar mu dan melawan kakak ku". Mengingat kakaknya Kristal sedikit sedih dan cemas. Armand masih marah padanya dan tidak menghubunginya. meskipun ia tahu kakaknya pasti mencari tahu keadaannya melalui Ana. karena ia sekarang tinggal dengan kekasih kakaknya itu.

"Apa kau masih suka dengan pantai". Hendrico tahu gadis itu paling menyukai pantai sejak kecil. ia hoby sekali bermain pasir.

"Tentu saja, apa kita akan ke pantai kak?".

"Besok kita ke pantai, akan ku minta Ryan mengosongkan jadwal meeting".

Kristal bangun dari duduk nya dan berjalan menghampiri Hendrico. ia mengecup pipi lelaki itu.

***

Kiano sedang terburu-buru dengan mobilnya. ia tidak sengaja menyenggol sebuah sepeda. pengendara sepeda itu terjatuh. Kiano turun dari mobilnya dan bergegas menghampiri gadis yang terjatuh itu.

"Kau tidak apa-apa?". Tanya Kiano. ia meraih dompet dari dalam saku celananya. ia meraih beberapa lembar uang dan memberikannya pada gadis itu lalu melesat pergi dengan mobilnya.

"Hei!, dasar....@#$!!!". Gadis itu mengumpat kesal. ia susah payah bangun karena kakinya tertindih sepeda. ia berdiri dan berjalan tertatih menyeret kakinya dan menuntun sepedanya. barang bawaannya berantakan.

"Awas kau kalau kita bertemu lagi akan ku habisi kau!". Fania tertatih menuju apartemennya. ia duduk di sofa dan mengurut kakinya. Fania memandang kesal lembaran uang itu. besok adalah hari pertama ia pindah ke kantor baru setelah sebelumnya mengundurkan diri dari tempat kerjanya yang lama. dan sekarang kakinya bengkak karena tertindih sepeda.

Fania mengompres kakinya yang memar dengan es batu dan ia meminum obat anti nyeri agar tidak terasa sakit dan besok bisa mulai bekerja dengan baik.

Paginya Fania sudah siap dengan stelan kerjanya. ia mengurai rambut panjang bergelombangnya. Fania berdiri di depan cermin dan menatap wajahnya. ia berharap tidak ada kerut di wajahnya. di usianya yang ke 32 tahun ia paling takut dengan kerut wajah dan keriput di bawah mata.

Fania menaiki taxi dan berangkat menuju tempat kerjanya. pagi itu ada meeting besar untuk jajaran direksi dan pemilik saham. sebagai staff baru Fania terlihat membantu menyiapkan berkas untuk meeting dan ikut mengatur ruangan agar terlihat nyaman saat meeting nanti.

Fania bekerja di perusahaan textile yang menaungi benerapa butik ternama lokal dan sisanya ekspor ke luar negeri.

Semua sudah siap duduk di kursi masing-masing. tinggal ada satu kursi kosong yang belum di tempati yaitu kursi presdir, ia belum datang.

Seorang lelaki muda memasuki ruangan diiringi asistennya. Fania terkejut memandang lelaki muda dengan stelan jas rapi itu. wajahnya sangat Fania ingat.

Dia...., sial dia yang menbrak ku kemarin dan tidak bertanggungbjawab!.

"Hei kau!!......". Semua yang berada di ruangan itu menoleh ke arah Fania termasuk lelaki itu. Fania segera menyadari dan menutup mulutnya lalu duduk dengan tenang. wajahnya memerah karena malu.

Lelaki muda itu duduk di kursi presdir dan mengenalkan dirinya sebagai Kiano Putra, anak dari pemilik perusahaan dan sekarang ia yang memimpin perusahaan itu.

Semua menyambut Kiano dengan senang. terkecuali Fania.

Jam makan siang Fania duduk di pantey menikmati makan siangnya. Kianoasuk ke pantry dan menghampiri Fania. beberapa staff yang sedang makan terlihat membubarkan diri karena segan atasan mereka datang. Kiano menghampiri Fania yang masih asyik makan.

"Kau siapa?". Tanya Kiano. ia mwrasa tidak asing dengan gadis itu. Fania menoleh dengan santai. ia kesal sekali dengan lelaki itu. ia tidak peduli di pecat karena sekarang ia akan memaki Kiano.

"Kau dasar sialan!, kkau menbrak ku dan tidak bertanggung jawab. ini aku kembalikan uang mu!". Fania melempar lembaran uang ke wajah tampan Kiano. asistennya hampir menarik Fania tapi Kiano melarangnya.

"Biarkan dia".

"Jika sekarang aku di pecat aku tidak peduli! Hahahaa!". Kata Fania ia tertawa berlebihan menandakan sebenarnya ia takut kehilangan pekerjaannya.

Fania pergi meninggalkan pantry dengan jalannya yang tertatih. Kiano tersenyum.

"Maaf tuan akan saya atasi sekretaris baru itu".

"O...jadi dia sekretaris baru?, tidak perlu biarkan dia. aku akan bermain dengannya terlebih dulu". Senyum licik muncul di wajah tampan Kiano.

Pulang kerja Fania terlihat seorang diri menunghu taxi yang ia pesan tiba. Kiano menghentikan mobilnya. dan membunyikan klakson pada Fania. Fania tidak mempedulikannya. Kiano terus membunyikan klaksonnya hingga membuat Fania Jengkel dan naik ke dalam mobil Kiano. Fania duduk diam memandang kedepan. ia malas menatap wajah tampan di sampingnya yang sedang mengemudi.

"Kenapa kita berputar-putar?". Fania menyadari mobil Kiano beberapa kali melalui jalan yang sama.

"Kenapa?, ini mobil ku aku mau berputar 100 kali juga itu urusan ku". Jawab Kiano. Fania menghela nafasnya mencoba menahan amarahnya.

"Tuan presdir, ini memang mobil anda tapi kenapa anda mengajak saya memutari jalanan seperti ini?!". Suara Fania terdengar penuh penekanan meski di buat-buat agar terdengar selembut mungkin.

"Kenapa?, kau keberatan? baiklah akan ku turunkan kau disini". Kiano mengehntikan mobilnya dan menyuruh Fania turun. ia menurunkan gadis itu dinpinggir jalan. Kiano pergi dengan mobilnya sementara Fania ia berteriak kesal dan mencari tempat untuk duduk. kakainya terasa nyeri. ia mengambil ponselnya dari dalam tas. Fania panik karena ponselnya tidak ada. pasti tertinggal di mobil Kiano. ia tidak bisa memesan taxi online dan di jalanan itu jarang di lalui kendaraan umum. Fania berjalan menyeret sebelah kakinya menuju halte terdekat. ia berjalan dua kilo meter. memar di kakinya semakin parah. akhirnya Fania bisa menaiki bus menuju jalanan depan apartemennya.

Terpopuler

Comments

Defi Danny Firmansyah

Defi Danny Firmansyah

katanya Hendrico umurnya 40 & umur Kristal 23 berarti selisih 17 thn bkn 20

2023-04-01

0

Anindya

Anindya

dasar kiano. . bucin lu ntar

2021-12-13

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!