Kencan Pertama

Armand pergi menemui Hendrico di salah satu retoran langganan mereka. keduanya akan makan siang bersama. sekaligus membicarakan tentang semua masalah yang terjadi.

Armand terdiam, Hendrico makan dengan tenang. sedari tadi belum ada yang bicara satu sama lain.

"Apa sekarang kalian berpacaran?". Tanya Armand kesal.

"Hmmm aku dan Kristal sudah menjadi sepasang kekasih".

Armand meletakan sendoknya. mendengar jawaban Hendrico ia jadi tidak berselera makan.

"Dia ingin menjadi desainer, bagaimana dengan impiannya itu?".

"Aku akan mendukung penuh. aku menawarinya membuka butik dan brand sendiri ".

"Aku tahu WJ Group perusahaan besar. kau bisa memberi semua untuk adik ku. tapi kau tidak bisa membeli mimpinya. Biarkan ia berusaha sendiri meraihnya".

"Aku tidak membeli mimpinya, aku hanya ingin membantunya. tapi jika ia ingin mandiri aku akan mendukungnya". Kata Hendrico. rasanya percuma saja Armand berbicara dengan Hendrico. ia sudah benar-benar tidak waras karena di mabuk cinta dengan adiknya.

Armand mendorong kursinya dan berjalan pergi. ia tidak menghabiskan makan siangnya. sementara Hendrico masih menikmati makan siangnya. ia merasa ada warna dalam hidupnya sejak memutuskan mengakui perasaannya kalau ia mencintai Kristal.

Kristal terlihat cantik dengan gaun pendek berwarna putih berenda. ia mengenakan aksesoris bando di rambutnya. Kristal berdiri di taman menunggu Hendrico. keduanya akan berkencan untuk pertama kalinya setelah jadian. Hendrico mengenakan kemeja berwarna navy dan menggulung lengannya. jam mahal menghias di pergelangan tangan kanannya. ia sengaja tidak mengajak Ryan, ia meliburkan Ryan selama dua hari.

Kristal menatap Hendrico malu-malu. wajah cantiknya sedikit memerah. ia menunduk tidak berani menatap mata Hendrico.

"Kenapa kau yang menunggu, aku sudah bilang akan mengabari mu jika aku sudah sampai di taman ini". Kata Hendrico sambil tersenyum senang.

"Tidak masalah". Kristal terlihat salah tingkah.

"Kenapa menunduk?, Lihat lah aku". Hendrico mengerlingkan sebelah matanya membuat Kristal tertawa.

"Aku malu menatap mu kak".

"Tapi aku ingin memandang wajah mu". Hendrico memegang lembut dagu Kristal dan mendongakan wajah cantik itu.

"Ayo kita makan dan jalan-jalan sepuasnya". Hendrico menggenggam tangan Kristal dan berjalan berdampingan.

Ia merasa hatinya yang kosong kini telah terisi penuh. ia merasakan kebahagiaan jatuh cinta yang aneh. ia bahkan tidak menyangka Kristal lah yang dipilih hatinya. gadis kecil gendut yang dulu sering ia cubit pipinya sekarang menjelma menjadi gadis cantik dan ia adalah kekasih Hendrico.

Armand menemui Ana. Ana sedang terlihat sibuk dengan pekerjaannya.

"Kau sibuk?". Tanya Armand sembari berdiri bersandar di mobilnya.

"Sedikit, apa kau mau menunggu sebentar?". Ana merangkul pinggang Armand. Armand tersenyum ia beruntung memiliki Ana sebagai kekasihnya. gadis itu begitu baik dan penyayang.

Armand membayangkan dulu sewaktu di bangku sekolah saat ia pertama kali bertemu Ana. gadis itu terlihat polos dan lugu. dari kejauhan Armand memandangnya. Armand sedang duduk bergerombol dengan teman-temannya termasuk Hendrico. ia mencuri pandang pada Ana yang menjajakan kue-kue di kantin sekolah. senyumnya begitu manis dan tulus ketika melayani pembeli. setiap jam makan siang Armand bergegas ke kantin ia duduk di bangku paling ujung agar bisa memandangi wajah Ana dari kejauhan.

Arman tahu Ana sering mencuri pandang padanya. saat ia di lapangan bertanding basket, dengan malu-malu Ana akan melihatnya dari kejauhan. Armand sadar Ana satu sekolah menengah dengannya ia juga selalu menjaga Ana dari ejekan siswa lain. di Universitas Armand juga sering melihat Ana yang duduk di taman kampus sembari membaca novel percintaan. dan Armand tahu semua perjuangan Ana untuk mengejarnya.

Sewaktu ibunya menjodohkannya dengan Ana, Armand merasa marah dan tersinggung. ia mengira Ana sudah di bayar oleh ibunya seperti gadis-gadis sebelumnya yang di paksa berkencan dengannya.

Ana sudah mengganti bajunya, makeup tipis menghiasi wajah manisnya. ia menghampiri Armand yang memandangnya dengan senyum menawan.

"Ayk kita pergi". Ana duduk di sampjng Armand yang akan mengemudikan mobilnya. Armand tersenyum, ia suka menghirup aroma bedak dan parfum Ana. Armand menjalankan mobilnya menuju restoran langganannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!