Pantai

Hendriko mengajak Kristal ke pantai. keduanya berjalan bergandengan tangan di pinggiran pantai. Hendrico menggulung lengan kemeja putihnya. dasi masih menggantungbrapi di lehernya. ia menggenggam tangan Kristal dan sebelah tangannya menenteng sepatu gadis itu. Hendrico dan Kristal bermain pasir mengenang masa kecil Kristal dulu yang suka bermsin pasir dengan Hendrico dan Armand. ia biasa mengubur kaki Hendrico dan Armand dengan pasir. kini giliran Hendrico yang mengubir kaki Kristal dengan pasir putih pantai yang mengkilat terkena panas. Kristal mengelap keringat di keningnya dengan dasi Hendrico itu kebiasaannya dulu sewaktu kecil ia mengelap noda di wajahnya dengan dasi sekolah Hendrico. Hendrico mengecup kening Kristal.

Keduanya bermain di pantai sampai hari hampir gelap. Kristal duduk bersandar di bahu Hendrico menyaksikan matahari terbenam yang indah.

***

Ana memasak makan malam untuk Armand yanh sedang mampir ke apartemennya. esok Arman akan mengenalkan Ana pada ayahnya. ibunya jelas setuju karena ibunya ikut andil dapam pertemuan Armand dan Ana. hanya ayahnya yang bekum mengetahui soal Ana.

Selama ini hubungan Armand dengan ayahnya kurang dekat. keduanya sering berbeda pandapat dalam benerapa hal itu menyebabkan komunikasi yang memburuk.

Armand memandangi Ana. ia merapikan rambut gadis itu dan menyelipkannya ke belakang telinga. Armand sedang berfikir apa ayahnya akan setuju dengan Ana. ibunya wanita modern yang tidak akan mempermasalahkan latar belakan seseorang. mau dia kaya atau miskin, atau apapun itu. bagi ibunya sebuah hubungan harus di landasi rasa cinta dan kejujuran tidak peduli latar belakang.

Berbeda lahi dengan Ayahnya yang menjunjung tinggi martabat keluarga. sebagai lelaki ayahnya akan selektif ketika memilih menantu. ayahnya bahkan belum memberi jawaban atas hubungan Hendrico dan Kristal.

"Ada apa?". Tanya Ana menatap wajah Armand yang terlihat sedikit cemas.

"Apa ini soal Kristal?".

"Tidak, gadis bosoh itu belum oulangnselarut ini. kalau dia oulang lebih baik kau oukul kepalanya". Kata Armand sambil tersenyum mengusap wajah Ana.

"Ia sedang pergi ke pantai bersama Hendrico, jarak kota ke pantai cukup jauh jadi wajar ia pulang malam".

"Aku pulang dulu, ada oekerjaan yangbharus aku selesaikan untuk besok pagi". Armand bangkit dari sofa dan meraih jaketnya. Ana mengantarnya ke depan ointinsembari bergelayut di lengan Armand.

"Sampai jumpa besok sayang". Arman mengecup kening Ana. ia pergi meninggalkan apartrmen Ana. di parkiran mobil ia bertemu Hendrico dan Kristal. Kristal menunduk tidak berani memandang kakaknya. sementara Hendrico terdiam menatap Armand. Armand sedang malas ia langsung masuk ke dalam mobilnya.

Hendrico mengantar Kristal ke apartemen Ana.

***

Kiano mengecup pipi ibunya yang sedang duduk santai menikmati sepiring buah segar.

"Kau terlihat senang". Kata Nyonya Marcia.

Kiano tersenyum tidak menjawab ibunya. ia terhibur dengan keberadaan sekretaris baru di kantornya.

"Apa ada berita bagus?". Tanya ibunya.

"Tidak,". Kiano tersenyum meraih potongan buah segar dari piring ibunya dan memakannya. ia berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Kiano melepas jas dan dasinya. ia tertawa mengenang Fania yang ia tinggalakan di jalan. Kiano mengeluarkan sebuah ponsel dari saku celananya. ponsel itu milik Fania yang tertinggal di mobilnya.

Dasar ceroboh bisa-bisanya ia ketinggalan benda sepenting ini di mobil orang lain.

Ponsel itu berbunyi ada pesan masuk dari ibu Fania.

Bunyi pesan ibu:

Bagaimana, apa kau sudah dapat pacar untuk kau kenalkan pada ibu dan ayah?.

-Ibu-

Kiano terbahak membaca pesan itu.

Rupanya gadis itu sedang mencari kekasih. ini sungguh menarik.

***

Paginya di kantor Fania mengetuk pintu ruang kerja presdir. asisten Kiano terlihat berdiri di belakang Kiano. ia siaga jika sewaktu-waktu tuannya membutuhkannya.

"Ada apa?". Tanya asisten itu.

"Ada perlu dengan presdir".

Asisten itu memasang tampang galaknya. Fania sedikit menciut.

"Ini masalah pribadi, ponsel ku tak sengaja tertinggal di mobil presdir".

"Baiklah".

Fania melangkah masuk ruangan kerja Kiano. ia berdiri di depan meja kerja lelaki itu. Kiano nampak sibuk dengan pekerjaannya. ia mengabaikan keberadaan Fania di hadapannya. gadis itu berdiri dengan wajah sedikit kesal. setengah jam Kiano mengabaikannya dan Fania tetap menunggu berdiri disana dengan patuh.

"Ada apa?". Tanya Kiano tanpa memandang Fania.

"Maaf tuan sepertinya saya ketinggalan barang penting di mobil anda". Kata Fania ragu. ia sebenarnya ragu ponsel itu tertinggal di mobil Kiano atau hilang karena ia lupa menyimpannya.

"Aku tidak menemukan barang apa-apa". Kata Kiano cuek. ia tetap memandangi laptopnya.

"Baik kalau begitu saya permisi". Fania memutar tubuhnya dan berjalan tertatih menuju pintu.

"Tunggu!, apa ini milik mu?". Kiano memperlihatkan ponsel milik Fania.

Apa?!, Dasar bedebah dia memang menyembunyikan ponsel ku!.

Fania tertatih berjalan mendekati Kiano ia ingin mengambil ponselnya. Kiano meletakan ponsel itu di meja dan Fania segera menyambarnya. Fania berbalik dan melangkah pergi.

"Turuti ibu mu carilah kekasih, memang sudah berapa usia mu?". Kiano tergelak melihat Fania pucat.

Sialan.....! si brengsek itu membaca pesan dari ibu.

Fania keluar ruang kerja Kiano dengan wajah memerah lalu pucat, dan kesal.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!