Armand

Armand sudah terlihat rapi ia akan bertemu dengan gadis yang di kenalkan ibunya. ia meraih kunci mobil dan bergegas pergi. Kristal langsung lapor pada ibunya jika kakaknya pergi akan menemui gadis itu.

Armand tiba di sebuah restoran ia sudah memesan bangku kosong dan duduk di sana menunggu gadis itu. di kejauhan seorang gadis nampak menuju ke arahnya. gadis itu menggerai rambutnya yang bergelombang dan ia terlihat dengan gaun pendek yang sederhana. wajahnya terlihat polos.

"Apa kau tuan Armand?". Tanya nya pada Armand yang memandanginya.

"Aku Ana, apa nyonya besar memberi tahu anda soal aku?". Tanya Ana kaku. ia begitu salah tingkah melihat Armand yang ternyata tampan. lelaki itu terlihat menjulang tinggi dan tegap. matanya tajam wajahnya sama sekali tidak ramah.

"Benar apa kau kenal ibu ku?".

"Hanya beberapa kali bertemu dan membantu nyonya untuk membuatkan kartu ucapan dan undangan ulang tahun".

Benar juga ibu sering pergi kesana mengurus undangan ulang tahun ayah dan membuat kaertu ucapan jika perayaan hari besar.

"Ana, aku tidak tahu apa maksud ibu ku tapi aku tidak ingin kau salah paham. aku belum akan menikah dan jika aku menikah itu tidak akan dengan gadis seperti mu". Armand pergi meninggalkan Ana yang memandanginya. ia merasa Armand memang tidak seharusnya bertemu dengannya. ia tidak setara dengan lelaki itu. lihat saja Armand begitu tampan dan kaya. ia sendiri tidak tahu kenapa nyonya besar itu mau mempertemukan dirinya dengan anak lelakinya yang angkuh itu.

***

Kristal datang menemui Hendrico di kantor WJ Group. ia membawakan makan siang untuk Hendrico.

"Ada apa?". Tanya Hendrico tanpa memandang Kristal. matanya sibuk dengan laptop di hadapannya.

"Kakak aku membawakan makan siang untuk mu". Kata Kristal sumringah.

"Aku memasaknya sendiri". Tambahnya lagi, Hendriko tersenyum dan meraih kotak makan siang itu. ia membukanya aroma harum makannan menyeruak membuat lapar. Kristal tersenyum menunggu Hendrico memakannya.

"Pergilah, aku sibuk. nanti akan ku makan makan siag itu". Hendrico menutup kotak makan siang itu dan kembali pada pekerjaannya. Ryan terlihat memberi tanda agar Kristal bergegas meninghalkan ruangan itu.

Dengan kecewa Kristal pergi meninggalkan ruangan itu. Hendrico terlihat menyendok makanannya dan ia tersenyum begitu mengetahui rasa makanan itu. ia jelas kenal dan hafal dengan cita rasa makanan itu. itu pasti masakan bibi Yun.

"Maaf tuan apa saya perlu menghalangi nona Kristal jika ia datang krmbali kemari?". Tanya Ryan.

"Biarkan dia". Sejujurnya Hendrico senang melihat Kristal. ia seperti memiliki hiburan yang telah lama lenyap.

Armand terlihat kesal dan masuk kekamarnya.

"Kakak kau baik-baik saja?". Tanya Kristal. ia tidak berani masuk ke kamar kakaknya yang terlihat marah.

"Apa gadis itu sangat jelek sampai kau marah begini?". Tanya Kristal lagi.

"Pergi!". Suara Armand terdengar membentak adiknya. Kristal segera menjauh dari kamar Armand. ia menelpon ibunya dan mencari tahu gadis seperti apa yang di pilih ibunya itu.

Paginya Kristal mendatangi percetakan tempat Ana bekerja.

"Aku Kristal adik kak Armand". Kristal memperkenalkan dirinya. Ana mengajaknya duduk danemberi minuman pada Kristal. Kristal memandang Ana yang memang tidak merawat penampilannya. sebenarnya wajahnya sangat cantik hanya saja ia tidak pandai untuk berdandan.

"Maukah kau berteman dengan ku". Tanya Kristal. ia mengulurkan tangannya meminta persetujuan Ana.

"Baiklah". Ana menyambut uluran tangan Kristal.

"Jadi mulai sekarang kita akan sering jalan-jalan bersama. kau tidak perlu menghiraukan kakak ku karena kau adalah teman ku dan bukan gadis yang di pilih ibu untuknya".

Ana mengangguk senang. ia terlihat antusias dengan Kristal. Kristal memang berbeda dengan Armand kakaknya. ia jauh lebih ceria dan membaur dengan siapa saja.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***