Aku Mencintai Mu

Ana mematut dirinya di cermin, ia sudah siap dengan riasan natural dan gaun pendek selutut berwarna dusty pink. ia nampak cantik dan elegan. Ana siap pergi menuju pesta perayaan ulang tahun Armand. ia mebawa sebuah kado bola basket untuk Armand.

Armand nampak gagah dengan balutan jas mahal yang di belikan Kristal untuknya. ia terlihat duduk tenang menunggu adiknya yang masih berdandan. tidak lama Kristal keluar kamar dan keduanya menemui tamu undangan yang semua adalah teman dekat Armand.

Kristal mengedarkan pandangannya, ia mencari sosok Hendrico di antara tamu undangan kakak nya. Armand menyadari siapa yang adiknya cari . ia terlihat sedikit geram dan hampir menegur Kristal tapi Ana datang dan mendekat pada Armand. Armand terpesona dengan gadis itu dan lupa dengan adiknya. Arman terlihat mengobrol dengan Ana. tidak berapa lama Hendrico tiba di acara itu. ia terlihat tampan dengan jas yang di berikan Kristal padanya sebagai hadiah ulang tahunnya. Kristal memegangi dadanya yang berdegup kencang.

"Selamat ulang tahun Ar". Hendrico menyalami Armand. Ia melirik ke arah Ana dan tersenyum.

"Selamat juga untuk hubungan kalian". Tambah Hendrico.

"Terimakasih". Sahut Ana.

Armand tampak berbincang dengan Hendrico. mereka membahas pertandingan basket lusa yang akan mereka jalani. keduanya tampak tertawa dan akrab. saling melupakan kejadian kemarin malam di bar.

Hendrico melihat Kristal mejauh setelah Arman memotong kue ulang tahun.

"Kemana Kristal?". Tanya Ana.

"Ia pulang untuk berkemas. lusa aku akan mengirimnya ke Amerika". Armand terlihat menyesap minumannya. ia juga sedih harus mengirim adik kesayangannya jauh darinya. tapi itu demi kebaikan Kristal. ia tidak ingin adiknya salah pilih dan menyesal di kemudian hari.

"Kenapa kau melakukan itu?". Tanya Ana sedih.

"Ku rasa itu yang terbaik untuknya".

Hendrico terdiam mendengar percakapan Armand dan Ana. sejak tadi ia sengaja berdiri di belakang Armand. ia meletakan gelas minumannya dan beranjak pergi.

Hendrico menemui Kristal di rumahnya. dengan ragu ia membunyikan bel dan bibi Yun datang membukakan pintu gerbang.

"Masuklah ia ada di dalam". Kata bibi Yun.

"Terimakasih bi".

Hendrico menaiki anak tangga dan menuju kamar Kristal. ia mengetuk pintu kamar Kristal,

"Bi Yun aku sedang malas makan". Kristal mengira bi Yun yang mengetuk pintu kamarnya. Hendrico mengetuk pintu kamar Kristal lagi hingga membuat gadis itu kesal dan membukanya.

Kristal terbelalak mendapati Hendrico di depan kamarnya. ia mengerjap memastikan dirinya tidak sedang berkhayal.

"Kakak, apa kak Armand tahu kakak kemari?". Wajah Kristal nerubah menjadi cemas.

"Aku mencintai mu Kristal". Kata Hendrico sembari menatap wajah Kristal. ia menyentuh lembut wajah Kristal lalu menarik tubuh gadis itu kedalam pelukannya.

"Kakak...".

"Maaf kan aku telah membuat mu berjuang sendirian selama ini, maafkan aku membuat mu menangis terlalu lama". Ucap Hendrico lirih di dekat telinga Kristal.

"Mulai sekarang jangan cemas. aku akan selalu di samping mu. kita akan melangkah bersama". Kristal mengangguk masih dalam pelukan Hendrico. bibi Yun yang melihat ikut terharu.

"Kau!, teganya kau berhianat pada ku!". Suara Armand terdengar marah. Kristal melepaskan diri dari pelukan Hendrico. ia ketakutan pada kakaknya.

"Ar, aku tidak bisa lagi menahan semua perasaan ku pada Kristal. jika kau mau marah maka lakukan itu pada ku". Kata Hendrico mencoba menenangkan Armand. ia tidak ingin terjadi pertengkaran antara dia dengan Armand.

"Kenapa kau melakukan semua ini?, bukan kah kau sudah berjanji pada ku?!". Arman menaikan suaranya ia sangat marah.

"Aku terpaksa melanggar janji ku karena aku mencintai Kristal".

"Brengsek kau!". Armand kembali mendaratkan pukulannya di wajah Hendrico. Hendrico diam tidak membalas. ia tahu sudah bersalah pada sahabat nya itu.

"Kau kenapa tidak menuruti ku?, apa kau mau selalu menjadi pembangkang?!". Armand menarik Kristal masuk ke kamarnya dengan kasar. Hendrico menahan tangan Armand.

"Lepaskan dia". Kata Hendrico memohon. kali ini sorot mata teduh itu berubah menjadi marah. Armand terkejut melihatnya. tangan Hendrico mencengkram pergelangan tangannya yang sedang menarik lengan kecil Kristal.

"Jika kau akan marah, aku siap mendengar mu dan menggantikan Kristal. jika kau mau memukul, pukul aku!, aku tidak akan membalas mu. tapi jangan kau sakiti dia". Kristal terpaku baru kali ini ia melihat Hendrico semarah itu. Armand terdiam dan melepas tangan Kristal. perlahan Hendrico juga melepas cengkraman tangannya pada pergelangan Armand.

"Masuk lah ke kamar dan beristirahatlah". Kata Hendrico pada Kristal.

"Tunggu!, apa kau puas sekarang Kristal?, ini kah yang kau inginkan?". Armand terlihat sangat kecewa dengan adiknya. Kristal menangis sejadinya karena telah menyakiti kakaknya yang begitu sayang padanya. tapi di lain sisi ia juga tidak bisa berpisah dari Hendrico pria yang di cintainya.

"Kakak ku mohon maafkan aku". Kata Kristal lirih. ia memohon dengan tulus pada Armand agat memaaf kannya.

"Sudah berulang kali aku memaafkan mu. dan kau selalu mengulangi kesalahan mu!".

Armand menarik Kristal masuk kekamar dan menguncinya dari luar. Armand melangkah pergi sementara Kristal terdengar memohon agar kakaknya memaafkannya. Hendrico lemas melihat tindakan Armand pada Kristal. air mata nya menetes. ia tidak bisa menyelamatkan gadis yang di cintainya dari situasi sulit itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!