Permintaan

Siang itu Kristal sedang pergi berbelanja di temani Kiano. keduanya mengobrol sembari makan es krim. Kristal ingat Hendrico tidak pernah mau diajak makan es krim. ia tidak menyukai makanan manis.

"Ada apa?, kenapa melamun?". Tanya Kiano.

"Ah tidak apa-apa, ayo kita ke kasir aku rasa sudah cukup".

"Sebentar aku mau melihat-lihat sepatu. kau tidak keberatan?".

"Tentu saja tidak, akan ku temani". Kata Kristal. Kiano mendorong troli belanjaan. ia mampir ke tempat sepatu bermerk.

"Apa kau tahu pusat perbelanjaan ini milik WJ Group?". Tanya Kiano.

"Benarkah?, aku tidak tahu". Kristal terdiam, ia ingin mencoba melupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan Hendrico. meski itu tampak mustahil baginya.

"Oh dia presdir WJ Group, bukan kah kalian dekat?". Kiano menunjuk Hendrico di kejauhan yang tampak berbicara dengan seseorang ditemani Amelia dan Ryan.

"Kiano ayo kita pergi sekarang, lain kali saja melihat-lihat sepatunya". Kristal menggamit lengan Kiano dan buru-buru mengajak nya pergi sebelum Hendrico melihatnya.

Tapi sialnya Hendrico sudah melihat keberadaan dua orang itu. ia menatap tangan Kristal yang terlihat menggamit lengan Kiano. wajah Hendrico berubah kesal.

"Kau mau menyapanya?". Tanya Amelia.

Hendrico hanya diam dan melengos pergi. ia kesal, ia sendiri bingung dengan perasaannya pada gadis muda itu. ia bersikeras untuk tidak menyukainya tapi ketika melihat Kristal bersama lelaki lain ia merasa marah.

Sejak melihat Kristal dan Kiano di pusat perbelanjaan tadi siang mood Hendrico jadi buruk. seharian ia marah-marah dan bersikap arogan. Ryan dan Amelia juga terkena imbasnya.

"Ryan antar aku ke rumah Armand".

"Baik tuan".

Hendrico ingin bertemu Armand. ia hanya ingin ngobrol dan minum saja. keduanya janjian di sebuah bar. Armand keberatan Hendrico datang kerumahnya pasti karena Kristal sedang di rumah. Hendrico memaklumi dan menyetujui pertemuan mereka di bar. setelah bertemu dan mengobrol banyak hal keduanya mulai minum. tidak ada pembahasan mengenai wanita semua tentang pekerjaan dan hobi mereka bermain basket. Hendrico menantang Armand bertanding basket di hari libur nanti. itung-itung pelemasan otot karena sudah lama tidak bertanding.

Hendrico cukup mabuk ia mengoceh dan tertawa. sampai ia keceplosan berkata sesuatu yang seharusnya Armand tidak mengetahuinya.

"Berikan ia pada ku". Kata Hendrico memegang kerah jas Armand dengan kedua tangannya. ia terhuyung karena mabuk.

"Siapa?". Tanya Armand. ia berharap kecurigaannya tidaklah benar.

"Siapa lagi kalau bukan gadis itu!, lepaskan dia untuk ku". Suara Hendrico lembut tapi terdengan tegas dan memohon.

"Hei bicara yang benar siapa yang kau maksud!". Armand terpancing emosi ia tahu yang di maksud Hendrico adalah adiknya Kristal.

"Dasar baji**an!, bukan kah kau berjanji pada ku kalau kau tidak akan jatuh cinta pada Kristal!". Arman memukul wajah Hendrico dan ujung bibir Hendrico berdarah. Ryan yang baru saja tiba segera mencegah Armand melakukan pukulan untuk ke dua kalinya. Armand terlihat kesal dan sedih sudah memukul sahabatanya. tapi ia juga di buat takut dan marah dengan cinta Kristal dan Hendrico.

"Ryan bawa tuan mu pulang! dan nasehati dia agar waras!". Armand pergi meninggalkan bar dengan marah. ia bergegas pulang.

Sesampainya di rumah ia membuka pintu kamar Kristal. adiknya sudah tertidur, Armand berjalan ke ruang tengah. ada bibi Yun di sana.

"Ada masalah apa?". Tanya bibi Yun. ia mengasuh Armand sedari kecil ia sudah hafal perangai Armand jika ada masalah.

"Bi aku menukulnya".

"Siapa?". Bibi Yun mengerutkan keningnya.

"Hendrico". Jawab Armand lirih. Bibi Yun menghela nafasnya. ia tahu dengan karakter Armand cepat atau lambat ia pasti melakukan itu pada Hendrico. bibi Yun sudah tahu jika Kristal menyukai Hendrico sejak dulu.

"Jelaskan pada ku kenapa tidak boleh Hendrico. ia pria baik dan penyayang serta kau mengenalnya sudah lama".

"Aku tahu bi, aku juga sedih melarang hubungan mereka dan menghalangi perasaan mereka. tapi aku berat dengan status Hendrico dan jarak usia diantara mereka".

"Tapi jika Kristal menemukan pria lain bisa jadi tidak akan sebaik Hendrico".

"Si brengsek itu pernah berjanji pada ku jika ia tidak akan jatuh cinta pada Kristal tapi dia melanggar janjinya".

"Apa maksud mu Hendrico juga .....". Bibi Yun terdiam tidak melanjutkan ucapannya. ia menepuk bahu Armand dan berjalan pergi menuju kamarnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!