Kemarahan Armand

Kristal terpaku memandang Hendrico di hadapannya. ia hampir tidak percaya lelaki itu menyusulnya ke bandara. Hendrico tidak mengucapkan sepatah kata pun. ia menggenggam tangan Kristal dan membawanya keluar bandara. Hendrico memasukan koper Kristal ke bagasi mobilnya.

"Kakak apa kak Armand tahu semua ini?". Tanya Kristal masih dengan wajah bingung, cemas dan bahagia karena akhirnya Hendrico mempertahankannya.

Hendrico menarik tubuh mungil Kristal dan memeluknya erat sampai gadis itu serasa sulit bernafas. Kristal menikmati kebahagiaannya. ia sedang tidak ingin memikirkan apapun.

"Aku mencintai mu Kristal, aku tidak membiarkan mu pergi bukan untuk menahan mu tapi aku ingin kau berada di sisi ku selamanya". Kata Hendrico.

Kristal mengangguk sembari menangis terharu.

"Mengenai Armand kau jangan cemas biar aku yang bicara padanya. aku akan menerima apapun resikonya. kau jangan takut tetaplah disisiku".

***

Armand di rumahnya dengan Ana. ia selesai mengajak gadis itu meninjau proyek barunya. Armand ingin melupakan kepergian adiknya ke Amerika. ia tidak mau terus bersedih karena Kristal. pikirannya sudah lelah beberapa hari ini. karena itu keberadaan Ana sangat menghiburnya. ia jadi ada teman bicara.

"Apa kau merindukan Kristal?". Tanya Ana.

"Aku sangat merindukan adiku, sejak kecil aku merawatnya". Kata Armand sedih.

Armand menyandarkan kepalanya di sandaran sofa yang empuk dan nyaman. sementara Ana duduk di sampingnya memandang wajah tampan Armand yang terlihat lelah.

Bel pintu berbunyi, bibi Yun membuka kan pintu itu. Bibi Yun tertegun dan diam.

"Siapa bi?". Bibi yun tidak menjawab. Armand berdiri dari duduknya dan menghampiri pintu. ia terkejut melihat siapa yang berada di hadapannya sekarang. Hendrico membawa Kristal pulang kembali. ia meletakan koper Kristal di samping pintu. Ana ikut berdiri dari duduknya wajahnya nampak terkejut tapi juga bahagia. ia merasa senang akhirnya Hendrico bertindak sebagai lelaki sejati yang mempertahankan Kristal tetap disisinya.

Hening...suasana tegang. Bibi Yun mendur ke belakang dan berdiri di samping Ana. Armand menatap Hendrico dengan sedih. jelas terlihat kekecewaan di wajahnya. ia tidak menyangka Hendrico akan berbuat sejauh ini. Armand tidak menyangka Hendrico lebih memilih cintanya pada Kristal daripada persahabatan yang sudah terjalin belasan tahun.

"Kau?!, bukan kah kau sahabat ku?, lalu kenapa kau berhianat pada ku?". Kata Armand menahan emosinya. sementara Kristal terdiam tidak berani memandang wajah kakaknya. Hendrico menggenggam erat tangannya.

"Armand aku tidak bisa membiarkannya pergi lagi, aku mencintai Kristal". Kata Hendrico. Armand memundurkan langkahnya. ia tidak habis pikir dengan pengakuan Hendrico barusan.

"Kenapa kalian tega terhadap ku?!". Armand menahan tangis nya karena kecewa.

Hendrico tidak bisa bicara lagi. ia terdiam mendengar Armand bicara sementara Kristal menangis sesenggukan.

"Kakak maafkan aku". Kata Kristal lirih.

"Pergilah aku tidak ingin melihat mu".

Kristal meledakan tangisnya, ia pun sedih karena membuat kakaknya kecewa dan marah. Kristal pun menyayangi Armand. ia takut Armand tidak akan memaafkannya.

Armand menaiki anak tangga menuju kamarnya. ia tidak peduli lagi dengan adiknya.

Ana dan bibi Yun menenangkan Kristal yang masih menangis dengan panik.

***

Hendrico menitipkan Kristal pada Ana. karena jika ia membawa Kristal ke rumahnya itu akan memperkeruh keadaan. keduanya belum menikah dan tidak mungkin tinggal bersama. Hendrico menjaga harga diri dan martabat gadis yang ia cintai.

Hendrico mengantar Kristal dan Ana pulang ke apartemen Ana. ia lalu pergi membiarkan Kristal neristirahat dulu. ia juga ingin menenangkan pikirannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!