Perasaan Tersembunyi Hendrico

"Kenapa kau tidak jujur saja pada anak itu?". Amelia sudah jengah melihat Hendrico seharian mengamuk di kantor. bahkan ia mengacaukan semua meeting hari itu karena moodnya yang buruk.

"Anak siapa?". Hendrico tahu yang di maksud Amelia pasti Kristal. ia selalu sensitif jika mendengar kata anak karena itu menandakan jarak usia yang jauh antara Hendrico dan Kristal.

"Hen aku juga tahu darimana asalnya luka di sudut bibir mu itu". Kata Amelia sinis. Hendrico melirik Ryan.

"Bukan Ryan yang cerita pada ku, aku ada disana ketika kau berkelahi dengan Armand".

Sial!

Hendrico menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

***

Siang itu Kristal makan bersama Kiano di caffe Nine. ia terlihat murung dan hanya memainkan makannannya. ia dapat cerita dari bi Yun soal kejadian kemarin malam antara kakaknya dengan Hendrico.

"Apa kau mau ku antar untuk menemuinya?". Tanya Kiano. ia cemas melihat Kristal yang menghabiskan waktunya melamun seharian. di kerjaan bahkan ia juga tidak fokus hingga nyonya Marcia menegurnya.

"Tidak perlu".

"Kurasa memang tidak perlu". Kiano melirik Hendrico yang baru saja muncul dan sekarang berdiri di belakang Kristal. Kristal menoleh ke belakang dan di dapatinya Hendrico menatap ke arahnya. jantungnya seakan berhenti berdetak.

Keduanya duduk di bangku taman. Kristal memegang luka di sudut bibir Hendrico. Hendrico tersenyum dan memegang tangan Kristal.

"Maaf kak Armand sudah melakukan hal itu pada mu". Kata Kristal sembari mencoba menyembunyikan tangisnya. Hendrico menatap gadis di hadapannya. ia tersenyum,

Bagaimana aku tidak jatuh hati pada mu Krist?, baiklah akan ku tahan sekuat mungkin agar perasaan ini tidak menjadi cinta untuk mu. sesuai seperti keinginan Armand kakak mu.

"Kakak aku bersedia menikah dengan mu. aku tidak peduli jarak usia kita. jika kau tua nanti aku akan merawat mu". Kata kristal tulus. Kristal mencoba mencari saputangannya tapi tidak ada ia lupa membawanya. akhirnya di raihnya dasi Hendrico untuk menghapus air matanya. Hendrico tersenyum ia membiarkan gadis itu bertingkah semaunya. di kejauham Ryan dan Amelia menahan tawa mereka melihat kejadian kekanakan itu.

"Dengarkan aku gadis bodoh, turutilah kakak mu karena ia adalah wali mu. jangan membangkang padanya, ia sungguh menyayangi mu Kristal".

"Tapi kenapa ia tak merestui kita?".

"Percayalah Armand hanya ingin yang terbaik bagi mu". Hendrico menatap iba wajah cantik Kristal yang terlihat begitu sedih. ia serasa ingin memeluknya dan menenangkan gadis itu.

"Kau tahu dari dulu segala cara ku pakai untuk memenangkan hati mu, tapi aku selalu kalah". Kata Kristal lirih. Hendrico menatap mata Kristal sedih. kali ini ia lah yang kalah dan jadi pecundang karena tidak bisa memperjuangkan cintanya pada Kristal.

"Jika kakak ku mengirim ku ke Amerika apa kau akan membiarkan ku pergi kak?". Kali ini Kristal menatap mata teduh Hendrico. ia tak menemukan jawaban apapun disana.

"Baiklah, lusa ulang tahun kak Armand akan ada pesta kecil-kecilan untuk merayakannya. aku ingin melihat sejauh mana perasaan kakak pada ku. kau akan memperjuangkan ku atau melepas ku pergi".

Kristal berjalan pergi meninggalkan Hendrico yang duduk di bangku taman. Amelia dan Ryan mendekat menghampiri Hendrico.

"Ia cantik, pintar dan kaya. usia kalian terpaut 16 tahun. ia bilang akan merawat mu jika kau tua nanti. bukan kah itu keberuntungan yang luar biasa seperti mendapat undian besar?". Tanya Amelia meyakinkan Hendrico. ia juga gemas dengan Hendrico yang jadi pengecut dalam kisah cintanya.

Karena itulah aku sadar diri dan tidak berani melangkah bersamanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!